70
BAB IV Penerapan Electronic Voting di Indonesia
4.1 Penerapan E-voting di Indonesia Studi Kasus Dalam Pilkades di
Lingkungan Kabupaten Jembrana
Penggunaan e-voting di Indonesia telah dilakukan dalam skala besar seperti dalam lingkup organisasi, universitas sampai di skala paling kecil yaitu
dusun atau desa.Pilkades di Desa Mendoyo Dangin Tukad merupakan salah satu desa percontohan yang telah berhasil melaksanakan e-voting sejak tahun 2009
hinga sekarang. Pilkades merupakan kewajiban bagi pemerintah Kabupaten Jembrana yang
sudah diamanatkan dalam Peraturan Daerah Kabupaten Jembrana Nomor27 Tahun 2006 yang diselenggarakan tiap 6 tahun sekali. Metode pilkades pada
prosesnya sangat mirip dengan pilkada pada umunya namun ada perbedaan dari sisi penyelenggaraan dimana pilkades diselenggarakan oleh panitia yang dibentuk
oleh Badan Permusyawaratan Desa BPD dari masing-masing desa yang merupakan turunan dari surat keputusan penetapan panitia pilkades oleh Bupati
Jembrana.
137
Penggunaan metode e-voting dalam pilkades dalam lingkungan kabupaten Jembrana telah menghemat anggaran lebih dari 60 . Hal ini terjadi karena
dengan adanya e-voting akan meminimalkan pengadaan kertas, selain itu e-voting
137
Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi, Alih Teknologi Metode Pemilihan Kepala Desa Menggunakan E-voting dan E-KTP di Kabupaten Jembrana, hal.2
71
mampu mengurangi penggunaan kotak suara dan tidak perlu lagi menggunakan tinta sebagai bukti bahwa pemilih telah memilih dalam suatu pemilihan.
138
Pelaksanaan e-voting dalam pilkades di Kabupaten Jembrana diawali dengan KTP Kartu Tanda Penduduk berbasis chip atau kemudian biasa disebut
dengan KTP elektronik e-KTP.
139
Proses awal pelaksanaan e-voting dalam pilkades yang dilaksanakan di kabupaten Jembrana ialah sosialisasi kepada penduduk Desa Mendoyo Dangin
Tukad yang telah memiliki hak pilih. Sosialisasi awal dilakukan bertempat di kantor Kepala Desa yang dihadiri oleh para tokoh masyarakat serta pengurus
Lembaga Swadaya Masyarakat LSM desa untuk memberi penjelasan tentang mekanisme e-voting serta uji coba penggunaan e-KTP untuk validasi pemilih
sebelum melakukan pemilihan. Penggunaan e-KTP tersebut membuat pemilih
tidak mungkin melakukan pemilihan lebih dari sekali.Hal ini juga membuat validasi pemilih lebih cepat.Dengan demikian tiap TPS juga bisa menampung
hingga 1000 pemilih, sementara dengan sistem manual sekitar 500-700 pemilih saja per TPS.
140
Sosialisasi sebagaimana dijelaskan di atas dilakukan oleh Panitia pilkades dengan menggunakan bahasa Bali sebagai bentuk kearifan lokal masyarakat
setempat. Masyarakat yang hadir dalam sosialisasi diberikan brosur tentang cara melakukan pemilihan dengan metode e-voting. Tiap-tiap orang yang hadir
diberikan kesempatan untuk melakukan uji coba pemilihan dengan perangkat e-
138
http: yohaneswidodo.blogspot.comopini-electronic-voting, diakses pada 12 Februari 2015
139
Dalam wawancara dengan Bagus Putra Riyadi selaku Kadishubkominfo Kabupaten Jembrana pada tanggal 27 Agustus 2014
140
Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi BPPT, Hasil Alih Teknologi Pemilihan Kepala Desa Mendoyo Dangin Tukad Menggunakan E-voting di Kabupaten Jembrana,
Jakarta: BPPT, 2013. Hal.9
72
voting .Saat pelaksanaan sosialiasi juga dilakukan simulasi apabila terjadi
pemadaman listrik.
141
141
Ibid
Setelah sosialisasi selesai berdasarkan waktu yang telah disepakati maka proses selanjutnya ialah melaksanakan e-voting dalam pilkades. Proses ini diawali
dengan penyiapan perangkat yang dilakukan oleh tim pendukung dari Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informasi Kabupaten Jembrana. Dalam persiapan
ini beberapa hal penting yang dilakukan antara lain, memastikan bahwa perangkat dapat berfungsi dengan baik, aplikasi telah terinstall dengan benar, dan data
kandidat calon kepala desa telah tercantum dengan benar, baik nama dan foto calon tersebut. Tiap-tiap perangkat akan dikirim kepada masing-masing TPS.
Langkah berikutnya ialah proses pemilihan calon kepala desa. Proses pemilihan ini diawali dengan pembukaan kotak audit oleh Ketua Panitia Pilkades
dengan disaksikan oleh para saksi bahwa kotak audit tersebut kosong dan masih tersegel. Dalam proses ini, panitia didampingi oleh para saksi juga akan
melakukan prosedur pembukaan kotak suara elektronik di aplikasi e-voting untuk memastikan bahwa kotak suara elektronik dalam kondisi kosong. Kotak suara
elektronik yang telah dicek dalam kondisi kosong akan dicetak dan selanjutnya ditandatangani oleh para saksi dan panitia dalam berita acara pengosongan kotak
suara elektronik. Proses pemilihan dengan e-voting secara umum dapat dibagi menjadi dua
proses, yakni proses verifikasi dan proses pemungutan suara. Berikut ini dijelaskan proses tersebut.
1. Proses verifikasi
73
Dalam proses ini pemilih membawa surat undangan menuju ke meja verifikasi pemilih. Panitia melakukan verifikasi pemilih dengan mencatat kehadiran pemilih
melalui aplikasi sistem absensi pemilih DPT Online untuk mengetahui apakah pemilih telah terdaftar dalam DPT atau tidak.Jika telah sesuai maka petugas
menjalankan aplikasi V-token generator dan menyerahkan smartcard yang telah digenerate
142
Setelah menerima smartcard v-token, pemilih menuju ke bilik suara dan melakukan pemilihan dengan e-voting. Setelah proses pemilihan selesai maka
pemilih akan mengambil struk dan meletaknnya dalam kotak audit. Di setiap bilik dijaga oleh satu petugas yang bertugas untuk memastikan bahwa pemilih telah
memasukkan struk ke dalam kotak audit. Bagi pemilih disabilitas yang membutuhkan pendampingan dalam melakukan pemilihan maka panitia akan
meminta tim pendukung teknis untuk melakukan pendampingan. Tim teknis dalam hal ini akan memandu pemilih dari luar bilik sehingga pemilih dapat
melakukan proses pemilihan dengan baik. Setelah pemilih selesai memasukkan struk ke kotak audit maka pemilih wajib menyerahkan kembali smartcard v-token
kepada pemilih.Untuk pemilih yang menggunakan e-KTP, proses verifikasi dilakukan melalui perangkat e-KTP reader dengan mencocokkan sidik
jari pemilih dengan data sidok jari yang telah ada dalam chip e-KTP.Jika telah sesuai maka pemilih diverifikasi kembali untuk mengetahui apakah pemilih
pernah tercatat dalam DPT melalui aplikasi sistem absensi pemilih DPT Online. Jika telah sesuai maka petugas akan menjalankan aplikasi V-token yang telah
digenerate kepada pemilih. 2. Proses Pemungutan Suara
142
Dalam proses ini, panitia pemilihan akan memberikan smartcard yang hanya bisa digunakan dalam satu kali pemilihan agar tidak terjadi pemilihan ganda yang dilakukan oleh pemilih.
74
kepada panitia pemilihan. Kemudian petugas mengumpulkan smartcard v-token yang telah terkumpul ke meja verifikasi untuk digenerate ulang. Hal ini dilakukan
karena jumlah total smartcard lebih kecil dari jumlah total pemilih dalam pilkades. Setelah pemungutan suara selesai sesuai waktu yang telah ditetapkan maka panitia
akan memberikan hasil tentang jumlah pemilih dalam TPS dan melakukan penghitungan suara kepada calon pilkades melalui layar yang telah disiapkan oleh
panitia.
Berikut skema pelaksanaan e-voting dalam pilkades
sumber Kab. Jembrana
75
Penerapan e-voting dalam pilkades di Kabupaten Jembrana yang secara geografis terletak di ujung Provinsi Bali dapat dikatakan berhasil terlaksana
dengan baik demi mewujudkan pemilihan yang demokratis.Hal ini dibuktikan dengan tidak adanya konflik ataupun sengketa dalam pelaksanaannya karena hasil
akhir pemilihan dengan menngunakan metode e-voting dapat diuji secara manual.
4.2 Implementasi Asas Luber dan Jurdil dalam Electronic Voting