Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik

53

3.1.2 Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik

Pada awalnya landasan hukum yang secara tegas mengatur tentang penggunaan metode e-voting ialah putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 147PUU-VII2009.Ternyata pada kenyataannya, DPR sejak tahun 2008 telah mengesahkan undang-undang yang mengatur tentang informasi dan transaksi elektronik yakni Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008. 118 Undang-undang tersebut memiliki keterkaitan dengan metode e-voting yang berorientasi pada instrumen elektronik dalam pelaksanaan suatu pemilihan.Di awal telah dijelaskan bahwa electronic voting adalah sistem elektronik yang dipergunakan untuk melakukan penghitungan suara.Sistem elektronik itu sendiri perpaduan dunia telekomunikasi, media dan informatika. 119 Dalam pasal 5 ayat 1 Undang-Undang Nomor11 Tahun 2008 telah dinyatakan bahwa “Informasi Elektronik danatau dokumen elektronik danatau Dengan adanya Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008, informasi dan komunikasi elektronik sebenarnya sudah dapat untuk dimintakan pertanggungjawaban hukumnya. Bahwa informasi elektronik danatau dokumen elektronik danatau hasil cetaknya yang dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 merupakan perluasan dari alat bukti yang sah sesuai dengan hukum acara yang berlaku di Indonesia. Bahwa harapan dari pembuat Undang-Undang nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik adalah perluasan alat bukti dan alat bukti lain yang dapat dibuktikan secara hukum. 118 Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 2008 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4843 119 Terpetik dari Keterangan Saksi Ahli Pemohon dalam Putusan MK Nomor 147PUU-VII2009 Hal.17 54 hasil cetaknya merupakan alat bukti hukum yang sah”. 120 Penjelasan ini menjadi salah satu landasan bagi berlakunya metode e-voting dalam suatu pemilihan di Indonesia.Dapat dinyatakan bahwa informasi elektronik danatau print out-nya memiliki keabsahan secara hukum.Namun hal tersebut harus diakui nilai hukumnya sejak dalam bentuk original elektroniknya.Bahwa pada saat informasi elektronik dianggap memenuhi unsur tertulis yaitu manakala informasi dituliskan dan ditemukan kembali, dituliskan dan dapat diakses kembali sudah memenuhi unsur tertulis.Dan dikatakan asli, manakala dapat dijamin keutuhannya karena sesuatu dokumen yang asli adalah pada saat disimpan, ditemukan dan ditampilkan kembali dan tidak ada perubahan, jadi itu merupakan syarat original. 121 Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 telah memberikan tempat agar suatu informasi elektronik dapat diterima dan memberikan prosedur tertentu untuk pedoman bagi hakim dalam pemeriksaan pembuktiannya.Undnag-undang tersebut Sebagaimana telah dijelaskan diatas maka dapat dinyatakan bahwa Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 memiliki keterkaitan dengan pemilukada yang menggunakan e-voting memegang peranan penting karena ada beberapa pasal terkait sistem elektronik. Dalam pasal 1 ayat 1 undang-undang tersebut dikatakan bahwa informasi elektronik adalah satu atau sekumpulan data elektronik, termasuk tetapi tidak terbatas pada tulisan, suara, gambar, peta, rancangan, foto, electronic data interchange EDI, surat elektronik, telegram, teleks, telecopy atau sejenisnya, huruf, tanda, angka, kode akses, simbol atau perforasi yang telah diolah yang memiliki aarti atau dapat dipahami oleh orang yang mampu memahaminya. 120 Pasal 5 Undang-Undang Nomor 11 tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik 121 Terpetik dari Keterangan Saksi Ahli Pemohon dalam Putusan MK Nomor 147PUU-VII2009 Hal.18 55 telah memberikan amanat untuk melakukan tata kelola yang baik dalam sistem elektronik karena suatu sistem elektronik yang diberikan kepada publik dengan kecerobohan akan menimbulkan kerugian. Jika ada undang-undang yang menerima keberadaan secure system secara baik, maka sepanjang tidak dapat dibuktikan lain, subjek hukum yang tercatat oleh sistem, tidak dapat menampiknya karena telah dianggap sebagai pihak yang bertanggungjawab atas informasi tersebut. Dengan sendirinya sistem akan memberikan audit secara riil. Jadi, menyentuh layar monitor untuk memberikan suara dipersamakan dengan tujuan mencoblos karena dalam fungsional equivalent approach tindakan tersebut dipersamakan sepanjang sistem handal, aman, dan bertanggungjawab. 122 Pelaksanaan metode e-voting dalam suatu pemilihan telah didukung secara yuridis oleh Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik yang dapat menjadi payung hukum untuk segala aktifitas dan proses yang menggunakan teknologi informasi dan komunikasi dengan latar belakang bahwa pemanfaatan teknologi dan transaksi elektronik dilaksanakan dengan tujuan untuk memberikan rasa aman, keadilan, dan kepastian hukum bagi pengguna dan penyelenggara teknologi. 123 Bahkan untuk proses sengketa hukum pada pemilukada dengan e-voting, sesuai pasal 5 Undang-Undang Nomor 11 tahun 2008 bahwa informasi elektronik dan atau dokumen elektronik dan atau hasil cetaknya merupakan alat bukti hukum yang sah dan merupakan perluasan dari alat bukti sah sesuai dengan hukum acara yang berlaku di Indonesia. Dengan diaturnya tentang alat bukti elektronik dalam Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 maka hukum positif di Indonesia telah 122 Ibid 123 http: analisasaily.comnewsreade-voting-Pilkada-untuk-proses-demokrasi-yang-akuntabel diakses pada tanggal 1 Februari 2015 56 mengenal bukti hukum yang modern yang pengaturannya sangat beda dengan aturan yang pernah ada selama ini. 3.2 Sistem Electronic Voting 3.2.1 Mekanisme Electronic Voting E-Voting merupakanmetode pemungutan suara menggunakan perangkat elektronik yang sudah mulai digunakan sejak tahun 1960 di Amerika dan kemudian diikuti oleh banyak negara lain.Ada beberapa jenis sistem e-votingyang dipergunakan pada saat ini, yaitu antara lain : 1. E-Voting menggunakan kertas Dalam sistem ini pemilih masih menggunakan cara manual dalam melakukan pemilihan. Perangkat elektronik dipergunakan setelah seluruh pemilih telah menggunakan hak pilihnya keseluruhan hasil tersebut dicatat dengan pernagkat elektronik yang telah disediakan. 2. E-Voting menggunakan mesin voting. Sistem ini disebut Direct Recording Electronic DRE, di mana si pemilih melakukan pemilihan langsung menggunakan terminal elektronik. 124 124 Direct Recording Electronic adalah jenis perangkat e-voting yang memiliki kemampuan untuk menyimpan secara elektronik pilihan suara yang dilakukan langsung oleh pemilih.Perangkat ini tersedia dalam bentuk layar sentuh atau dalam bentuk http:tonyseno.blogspot.com201407e-voting-untuk-pemilu-dan.html, diakses pada 13 Januari 2015 57 pemungutan suara secara online dengan menggunakan internet internet voting. Oleh karena itu seluruh proses pemilihan dan penghitungan suara dilakukan menggunakan perangkat elektronik yang telah tersedia. Dalam bab ini penulis akan menjelaskan tentang konsep e-voting dengan menggunakan sistem DRE sesuai dengan anjuran dari Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi BPPT. Aplikasi pemungutan suara merupakan jantung dari sistem pemilu secara elektronik atau biasa yang disebut sebagai e-voting.Aplikasi ini mengubah hampir semua barang-barang dan perangkat yang diperlukan dalam suatu pemilihan secara konvensional ke dalam bentuk elektronik, mengubah cara penampilan kandidat, pemilihan kandidat, penyimpanan hasil dan penghitungan serta hasil rekapitulasi suara. Sebagai contoh, kertas suara digantikan dengan basis data suara dan kandidat ditampilkan di layar sehingga pemilih dapat menentukan pilihan dengan menyentuh layar untuk menghasilkan surat suara elektronik sesuai dengan pilihannya tersebut. 125 Pada proses pengaplikasiannya, pemilihan dengan metode e-voting haruslah memiliki aplikasi yang sesuai dengan prosedur. Aplikasi pemungutan suara dalam pemilihan di Indonesia haruslah memiliki kesamaan dengan pemilihan umum secara konvensional, yakni harus memenuhi berbagai aspek dan asas-asas dalam pemilu.Sehubungan dengan hal tersebut, kegiatan rekomendasi 125 Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi BPPT, Petunjuk Teknis Pemungutan Suara Elektronik Berbasis DRE Layar Sentuh, Jakarta, 2009, Hal. 1 58 sistem pemilu secara elektronik mengembangkan aplikasi pemilu elektronik yang meliputi : 126 126 Ibid 1. Modul pemungutan suara dan penghitungan suara 2. Modul pengiriman perolehan suara dan penayangan hasil Aplikasi memiliki peran penting dalam melaksanakan pemilihan dengan metode e-voting.Secara umum aplikasi e-voting terdiri atas beberapa aplikasi terpisah. Berdasarkan cara kerjanya, penggunaan aplikasi tersebut dilakukan secara berurutan. Keluaran aplikasi pertama menjadi masukan dari aplikasi yang berikutnya.Aplikasi sebagaimana yang telah dijelaskan diatas diberikan pengamanan kriptografi kunci publik yang dibangkitkan oleh masing-masing aplikasi.Kunci dari mesin pertama digunakan oleh mesin kedua untuk memverifikasi bahwa keluaran dari mesin pertama adalah benar dari mesin tersebut. Deskripsi lebih rinci dari setiap aplikasi itu sendiri akan dijelaskan lebih lanjut sebagai berikut : 59 Konfirmasi Gambar Alir Aplikasi Pemilu dengan E-voting Sumber BPPT

3.2.2 Aplikasi Pemungutan Suara dan penghitungan Hasil

Dokumen yang terkait

Kinerja Komisi Pemilihan Umum (KPU) Dalam Proses Verifikasi Calon Anggota DPRD Provinsi Sumatera Utara Pada Pemilu Legislatif Tahun 2014(Studi Kasus : KPU Sumatera Utara)

2 84 93

Pemetaan Daerah Pemilihan

0 52 7

Kebijakan Partai Politik Pada Pemilihan Kepala Daerah Langsung (Studi Kasus: Kebijakan Partai Demokrat Dalam Penetapan Pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Sumut Periode 2013-2018)

0 51 95

Peranan Komisi Independen Pemilihan (KIP) Dalam Penyelenggaraan Pemilihan Kepala Daerah Dalam Lingkungan Wilayah Propinsi Aceh (Studi Kasus Pemilihan Kepala Daerah Kabupaten Aceh Tenggara Periode 2007-2012)

2 58 135

Etnisitas Dan Pilihan Kepala Daerah (Suatu Studi Penelitian Kemenangan Pasangan Kasmin Simanjuntak dan Liberty Pasaribu di Kecamatan Balige, Kabupaten Toba Samosir)

3 45 67

Perilaku Memilih Birokrat Dalam Pemilihan Umum Kepala Daerah Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2010

1 48 200

Pertanggungjawaban Kepala Daerah Sebagai Pelaksana Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah (APBD) Dalam Rangka Penyelenggaraan Pemerintah Daerah Menurut Undang-Undang No 32 Tahun 2004

2 56 119

Peranan Komisi Pemilihan Umum dalam Penyelenggaraan Pemilihan Kepala Daerah Untuk Meningkatkan artisipasi Politik Masyarakat (Studi pada Kantor Komisi Pemilihan umum Tapanuli Utara)

16 168 113

BAB II POLA PEMILIHANKEPALA DAERAH DI INDONESIA 2.1 Sejarah Pilkada di Indonesia - PenerapanElectronic Voting Sebagai Perwujudan Asas Langsung, Umum, Bebas, Rahasia, Jujur, dan Adil Dalam Pemilihan Umum Kepala Daerah di Indonesia

0 1 26

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - PenerapanElectronic Voting Sebagai Perwujudan Asas Langsung, Umum, Bebas, Rahasia, Jujur, dan Adil Dalam Pemilihan Umum Kepala Daerah di Indonesia

0 0 22