Pembahasan ANALISA DATA DAN INTERPRETASI

C. Pembahasan

1. Pembahasan Tipe Pengambilan Keputusan Membeli Pada Konsumen Perangkat Teknologi Banyaknya pilihan perangkat teknologi dengan berbagai fitur lengkap yang ditawarkan di pasaran membuat masyarakat harus memilih terlebih dahulu sebelum membeli perangkat teknologi yang diinginkan. Schiffman Kanuk 2004 menyatakan bahwa tahap- tahap yang dilalui konsumen sehingga memperoleh satu alternatif inilah yang kemudian akan membawa mereka ke dalam sebuah proses pengambilan keputusan. Hawkins, Mothersbaugh Best 2007 kemudian membagi proses pengambilan keputusan membeli ke dalam tiga tipe, yaitu pengambilan keputusan membeli diperluas, pengambilan keputusan membeli terbatas, dan pengambilan keputusan nominal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak semua subjek dapat digolongkan ke dalam tipe pengambilan keputusan membeli. Tipe Pengambilan Keputusan Membeli terbanyak yang ditemukan pada konsumen perangkat teknologi ialah Pengambilan Keputusan Membeli Diperluas yaitu sebanyak 48 orang 19,2, disusul kemudian dengan Pengambilan Keputusan Membeli Terbatas sebanyak 36 orang 14,4, dan yang terakhir Pengambilan Keputusan Membeli Nominal sebanyak 31 orang 12,4. Hasil penelitian ini mendeskripsikan bahwa konsumen perangkat teknologi paling banyak tergolong ke dalam tipe pengambilan keputusan membeli diperluas. Hal ini sejalan dengan apa yang dikatakan oleh Hawkins, Mothersbaugh dan Best 2007, dimana pembelian produk-produk seperti rumah, personal computer, dan Universitas Sumatera Utara produk hiburan seperti perangkat teknologi sering menggunakan tipe pengambilan keputusan diperluas ini. Beragamnya pilihan perangkat teknologi di pasaran menuntun konsumen harus memiliki pengetahuan atau informasi yang cukup tentang produk agar produk yang dibeli bisa benar-benar memenuhi kebutuhan konsumen. Konsumen harusnya memiliki pengetahuan tentang produk, seperti terminologi, atribut produk, kesadaran akan masalah yang dihadapi, pengevaluasian merek, serta kepercayaan tentang produk dimana semua itu demi terpenuhinya kepuasan konsumen Winarti, 2010. Hal ini merupakan ciri dari tipe pengambilan keputusan diperluas yang sesuai dengan apa yang dikatakan oleh Engel, Blackwell dan Minniard 1995 bahwa konsumen dengan tipe pengambilan keputusan membeli diperluas terbuka pada berbagai sumber informasi dan termotivasi untuk membuat pilihan yang tepat. Semua tahapan proses pengambilan keputusan membeli diikuti meskipun tidak berurutan dan banyak alternatif yang dievaluasi. Orang-orang dengan tipe pengambilan keputusan membeli diperluas akan sangat peduli dengan kualitas produk yang dibelinya Hawkins, Mothersbaugh dan Best, 2007. Berikut beberapa komunikasi personal yang dilakukan dengan konsumen yang termasuk dalam tipe pengambilan keputusan membeli diperluas : “Saya gak bisa sembarangan beli kalo barang-barang kayak gini. Soalnya kan harganya mahal, dipakai juga untuk jangka panjang jadi harus bener- bener dipikirin sebelum dibeli daripada nyesal pas udah dibeli kan?” Komunikasi Personal, 28 Januari 2013 “Sebelum beli gadget gitu biasanya saya tanya-tanya dulu ke orang yang udah pernah pakai. Harga pasaran berapa, kelemahannya apa, emang bagus atau gak. Kalau gak ada kenalan saya yang pake saya cari tau informasinya di internet juga banyak. Biar saya yakin aja dulu gitu.” Komunikasi Personal, 28 Januari 2013 Universitas Sumatera Utara Tipe pengambilan keputusan membeli diperluas mencakup pencarian informasi internal yang ekstensif beserta pencarian informasi eksternal diikuti dengan evaluasi yang kompleks dari berbagai alternatif dan evaluasi pasca pembelian yang signifikan. Sebelum pembelian, konsumen mengevaluasi banyak alternatif dan mengikuti berbagai tahap pengambilan keputusan membeli. Hal ini dilakukan sebagai upaya untuk mendapatkan perangkat teknologi yang paling sesuai dengan keinginan mereka Hawkins, Mothersbaugh dan Best, 2007. 2. Pembahasan Tipe Technographics Pada Konsumen Dari hasil penelitian diketahui bahwa tidak semua subjek dapat digolongkan ke dalam tipe Technographics. Subjek paling banyak tergolong ke dalam tipe Technographics Gadget Grabbers yaitu sebanyak 76 orang 30,4, kemudian Techno-Strivers sebanyak 59 orang 23,6, Fast Forwards sebanyak 38 orang 15,2, Mouse Potatoes sebanyak 17 orang 6,8, New Age Nurturers sebanyak 4 orang 1,6, Handshakers sebanyak 4 orang 1,6, Digital Hopefuls sebanyak 4 orang 1,6, Media Junkies sebanyak 2 orang 0,8, dan yang paling sedikit ialah tipe Traditionalists sebanyak 1 orang 0,4. Rubin Bluestein 1999 menyatakan bahwa Technographics terdiri dari tiga axis yang membedakan 10 kelompok Technographics yaitu berdasarkan sikap terhadap teknologi optimis dan pesimis, pendapatan, dan motivasi primer mereka karir, keluarga, dan hiburan. Dari penelitian ini yang paling banyak dijumpai ialah orang-orang yang optimis dalam teknologi namun memiliki pendapatan yang rendah. Tipe Technographics yang paling banyak dijumpai pada konsumen perangkat teknologi di Medan ialah tipe Gadget Grabbers. Tipe Technographics ini merupakan tipe orang-orang yang optimis terhadap teknologi, memiliki pendapatan perbulan Universitas Sumatera Utara yang rendah, dan motivasi untuk hiburan lah yang menjadi motivasi primernya Rubin Bluestein, 1999. Menurut Hawkins, Mothersbaugh Best 2007, orang- orang dengan tipe Gadget Grabbers menginginkan produk-produk berteknologi tinggi dengan harga yang terjangkau. Mereka paling mudah terpengaruh dengan apa yang sedang menjadi trend saat ini dan paling mungkin untuk menggunakan instant messaging. Menurut McQuivey dkk 2012, orang-orang dengan Technographics Gadget Grabbers ingin terstimulasi dan terhibur, namun kekurangan mereka dalam kekuatan ekonomi mengharuskan mereka untuk mengikuti jalan yang lebih murah untuk dapat memenuhi kebutuhan mereka tersebut. Dalam hal penggunaan perangkat teknologi, mereka membeli produk dengan harga terjangkau namun dapat memuaskan kebutuhan hiburan mereka. Orang-orang yang termotivasi oleh hiburan seperti Gadget Grabbers dapat menghabiskan berjam-jam waktu mereka untuk menikmati hiburan yang mereka suka. Mereka sangat terobsesi dengan keberagaman, dalam artian mereka tidak mau ketinggalan hal apapun yang menarik atau dianggap keren oleh banyak orang, begitupun dalam hal penggunaan teknologi McQuivey dkk, 2012. McQuivey dkk 2012 juga mengatakan bahwa orang-orang dengan motivasi hiburan ini cenderung memilih perangkat teknologi yang dipenuhi dengan aplikasi- aplikasi yang akan menunjang kebutuhan hiburan mereka. Lebih lanjut menurut Rubin Bluestein 1999 mengatakan bahwa konsumen dengan motivasi hiburan merupakan yang paling muda dan paling mungkin belum menikah. Sebagian besar dari mereka sudah menyelesaikan kuliah, tetapi tidak banyak yang sudah memiliki Universitas Sumatera Utara rumah. Tanggung jawab rumah tangga yang sedikit membuat mereka dapat fokus untuk bersenang-senang dan menikmati hidup. Hal ini sesuai dengan wawancara berikut yang dilakukan dengan subjek yang termasuk dalam Technographic Gadget Grabbers : “Beli perangkat teknologi ini buat aku untuk ngisi waktu luang, ngilangin suntuk. Main game, dengerin lagu, social networks juga. Untuk belinya sendiri itu juga ada kepuasan lah kalo kita bisa punya gadget bagus gitu kan. Soalnya memang puas kok pakenya. Jarang ada yang mengecewakan. Harga juga udah banyak yang murah. Android punyaku ini gak sampe 2 juta” Komunikasi Personal, 28 Januari 2013 Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa konsumen perangkat teknologi dengan Technographics Techno-Strivers juga lebih menonjol dibandingkan dengan yang lainnya. Menurut Hawkins, Mothersbaugh dan Best 2007, Technographics ini juga merupakan orang-orang yang optimistis dalam teknologi dan berpendapatan rendah, sama hal nya dengan Technographic Gadget Grabbers, mereka akan lebih mungkin untuk terpengaruh dengan apa yang menjadi trend, namun ada perbedaan dalam hal motivasi, dimana mereka termotivasi oleh karir. Mereka yakin bahwa nilai dari teknologi dapat membantu meningkatkan karir mereka. Orang-orang dengan motivasi karir cenderung sangat termotivasi untuk mengendalikan lingkungan fisik mereka untuk kepentingan mereka sendiri dimana mereka sangat memanfaatkan apapun yang ada di sekitar mereka. Selain itu mereka sangatlah fokus terhadap status yang mereka miliki yang menuntun mereka cenderung mencari cara untuk mendapatkan kekaguman dari orang lain. Hal ini tidak hanya berlaku dalam keprofesionalan mereka saja, melainkan juga dalam bidang lain dalam kehidupan mereka McQuivey dkk, 2012. Universitas Sumatera Utara Lebih lanjut menurut McQuivey dkk 2012, orang-orang dengan Technographics Techno-Strivers akan menggunakan produk-produk yang akan meningkatkan status mereka dimana mereka akan menolak produk yang akan merendahkan status mereka di mata orang lain. Rubin Bluestein 1999 menyatakan bahwa konsumen dengan motivasi karir seperti Techno-Strivers ini biasanya telah menikah, memiliki keluarga, dan bertanggung jawab dalam membesarkan anak ataupun biaya sehari-hari. Mereka ingin menampilkan gaya hidup yang ingin mereka tonjolkan untuk diri sendiri dan keluarga serta sangatlah penting bagi mereka untuk selalu maju dalam pekerjaannya. Berikut wawancara dengan subjek yang termasuk dalam Technographic Techno-Strivers : “Saya kan kerjaannya cukup sibuk. Seminggu itu cuma hari Minggu aja free nya. Sehari-hari ya pake gadget untuk kerja, jadi sudah biasa. Ada laptop, Android, Blackberry. Semua di kantor juga pake, saya gak mungkin gak pake . Untuk kerjaan semua tapi ini.” Komunikasi Personal, 13 Desember 2012 3. Pembahasan Tipe Pengambilan Keputusan Membeli Dan Tipe Technographics secara umum Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada tipe pengambilan keputusan membeli diperluas, subjek paling banyak tergolong ke dalam tipe Technographics Gadget Grabbers yaitu sebanyak 31,25, disusul kemudian dengan tipe Technographics Techno-Strivers sebanyak 27,08. Begitu juga pada tipe pengambilan keputusan membeli terbatas, dimana subjek paling banyak tergolong pada Technographics Gadget Grabbers sebanyak 52,8. Sedangkan pada tipe pengambilan keputusan membeli nominal, subjek paling banyak tergolong pada Technographics Techno- Universitas Sumatera Utara Strivers sebanyak 22,6, disusul kemudian dengan Technographics Fast-Forwards dan Gadget Grabbers sebanyak 19,35. Dapat disimpulkan bahwa pada ketiga tipe pengambilan keputusan membeli, tipe Technographics Gadget Grabbers dan Techno- Strivers paling menonjol dibandingkan dengan yang lainnya. Menurut Hawkins, Mothersbaugh dan Best 2007, orang-orang dengan Technographics Gadget Grabbers dan Techno-Strivers merupakan orang-orang teknologi optimis dengan pendapatan yang rendah. Perbedaan yang ada pada kedua Technographics tersebut ialah para Gadget Grabbers akan menggunakan teknologi dengan harga terjangkau untuk memenuhi kebutuhan mereka akan hiburan, sedangkan para Techno-Strivers akan berinvestasi pada produk yang akan meningkatkan status karir mereka McQuivey dkk, 2012. Hawkins, Mothersbaugh dan Best 2007 mengatakan bahwa orang-orang dengan tipe pengambilan keputusan diperluas akan mengikuti setiap tahap dalam proses pengambilan keputusan membeli sebelum akhirnya akan memutuskan untuk membeli produk yang paling sesuai dengan kebutuhan mereka. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada tipe ini subjek paling banyak tergolong pada Technographic Gadget Grabbers. Kekurangmampuan mereka dalam hal kekuatan ekonomi mengharuskan mereka untuk benar-benar menyeleksi perangkat teknologi dengan harga yang sesuai namun tetap dapat memenuhi kebutuhan hiburan mereka McQuivey dkk, 2012. Untuk itulah tahap-tahap pengambilan keputusan membeli akan diikuti agar konsumen merasa puas. McQuivey dkk 2012 mengatakan bahwa orang-orang dengan motivasi hiburan ini cenderung memilih perangkat teknologi yang dipenuhi dengan aplikasi-aplikasi yang akan menunjang kebutuhan hiburan mereka. Lebih lanjut menurut Rubin Universitas Sumatera Utara Bluestein 1999, konsumen dengan motivasi hiburan merupakan yang paling muda dan paling mungkin belum menikah. Sebagian besar dari mereka sudah menyelesaikan kuliah, tetapi tidak banyak yang sudah memiliki rumah. Tanggung jawab rumah tangga yang sedikit membuat mereka dapat fokus untuk bersenang- senang dan menikmati hidup. Neal Quester 2006 berpendapat bahwa usia merupakan segmen budaya yang mendefinisikan pola dari perilaku seseorang. Faktor ini memiliki pengaruh yang kuat terhadap perilaku individu konsumen, perhatian, selera, kemampuan beli serta preferensinya. Kesimpulannya perbedaan usia menyebabkan perbedaan dari perilaku seseorang, persepsi atau cara pandang, cara memperoleh atau mengambil keputusan. Usia para konsumen dengan Technographics Gadget Grabbers yang cenderung masih muda berpengaruh juga terhadap cara mereka dalam mengambil keputusan. Selanjutnya Pranaseta 2004 menyatakan bahwa terdapat empat tahapan penting yang terjadi dalam proses pengambilan keputusan membeli. Kesemua tahapan harus dilalui agar pengambilan keputusan tersebut dapat memuaskan bagi seorang konsumen. Adapun keempat tahapan tersebut juga memiliki langkah-langkah untuk setiap tahapannya : 1. Mendefinisikan tujuan; dilakukan dengan : a. Merumuskan atau menemukan kebutuhan b. Menjelaskan tujuan atau sasaran pembelian 2. Mengumpulkan informasi; dilakukan dengan : a. mengumpulkan dan mengatur data b. memerisa fakta-fakta serta pilihan-pilihan Universitas Sumatera Utara c. mengenali kemungkinan-kemungkinan tindakan d. menetapkan batasan waktu dan kriteria lainnya 3. Mengembangkan pilihan-pilihan; dilakukan dengan : a. Membuat daftar tentang tindakan yang mungkin b. Mencari ide evaluasi dan putusan c. Membuat daftar mengenai faktor positif dan negative d. Memeriksa konsekuensinya e. Menilai terhadap kriteria f. Melakukan percobaan g. Memilih yang terbaik 4. Menerapkan; dilakukan dengan : a. Bertindak untuk menerapkan keputusana b. Mengevaluasi pelaksanaan keputusan c. Evaluasi hasil secara menyeluruh Dari uraian terlihat betapa kompleksnya proses pengambilan keputusan membeli yang harus dilakukan oleh seorang konsumen untuk mendapatkan pilihan yang terbaik dan memuaskan secara personal. Hal ini bagi sebagian orang sepertinya memang dapat diterapkan, namun lebih lanjut dikatakannya bahwa terdapat satu faktor yang sangat berpengaruh terhadap pemikiran secara hati-hati dan langkah demi langkah yaitu kurangnya waktu yang tersedia Pranaseta, 2004. Hal ini terutama terjadi saat konsumen harus memiliki waktu yang cukup untuk mengumpulkan semua informasi dan bahan-bahan referensi yang penting dan relevan seperti dari iklan, dari teman kolega, dan sumber lainnya yang belum tentu dapat dilakukan setiap orang sebelum melakukan proses pembelian. Juga terdapat suatu kesulitan untuk dapat menjalankan sebuah evaluasi menyeluruh terhadap pilihan- Universitas Sumatera Utara pilihan yang terjadi. Sehingga menurutnya seringkali terjadi suatu keadaan yang disebut sebagai “waktu pikir” yang tidak mencukupi Pranaseta, 2004. Engel, Blackwell dan Miniard 1995 menyebut keadaan ini sebagai suatu proses pengambilan keputusan membeli terbatas. Tipe pengambilan keputusan terbatas mencakup pencarian internal dan eksternal, sedikit alternatif, aturan pengambilan keputusan yang simple, dan sedikit evaluasi setelah pembelian. Tipe ini berada di antara pengambilan keputusan membeli diperluas dan nominal Hawkins, Mothersbaugh dan Best, 2007. Pengambilan keputusan terbatas juga terjadi dalam kebutuhan emosional atau situasional. Sebagai contoh, kita mungkin memutuskan untuk membeli merek baru atau produk baru ketika kita bosan dengan produk yang biasa digunakan meskipun tidak ada yang salah dengan produk tersebut Hawkins, Mothersbaugh dan Best, 2007. Sejalan dengan Hawkins, Mothersbaugh dan Best, Engel, Blackwell dan Miniard 1995 juga menyatakan bahwa pada tipe pengambilan keputusan membeli terbatas konsumen menyederhanakan proses dan mengurangi jumlah dan variasi dari sumber informasi alternatif dan kriteria yang digunakan untuk evaluasi. Pembelian biasanya dibuat dengan mengikuti aturan yang sederhana seperti membeli merek yang dikenal atau membeli yang termurah atau keinginan untuk mencoba yang baru. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsumen perangkat teknologi dengan tipe pengambilan keputusan membeli terbatas juga paling banyak tergolong kepada Technographics Gadget Grabbers. Orang-orang dengan tipe ini akan lebih memilih barang-barang secondhand atau sudah pernah digunakan oleh orang lain untuk mengantisipasi rasa bosan yang mungkin akan melanda mereka di kemudian hari, Universitas Sumatera Utara sehingga produk yang mereka gunakan akan lebih mudah untuk ditukarkan dengan yang baru nantinya McQuivey dkk, 2012. Untuk itulah tipe Technographics Gadget Grabbers juga dapat digolongkan ke dalam tipe pengambilan keputusan membeli terbatas. Selanjutnya untuk tipe pengambilan keputusan nominal, tipe Technographics yang paling banyak ditemukan ialah Techno-Strivers. Dalam bentuk yang paling sederhana, tipe pengambilan keputusan membeli terbatas mirip dengan pengambilan keputusan nominal. Dalam pengambilan keputusan nominal, setelah tahap pengenalan masalah, konsumen hanya melakukan pencarian informasi secara internal yaitu berupa ingatan jangka panjang yang pada akhirnya menyediakan satu solusi saja atau satu brand saja. Brand tersebut kemudian dibeli dan hanya akan dievaluasi apabila brand tersebut dianggap gagal Hawkins, Mothersbaugh dan Best, 2007. Konsumen dengan tipe pengambilan keputusan membeli nominal ini biasanya membeli produk yang sudah biasa mereka gunakan sehingga cenderung loyal terhadap produk tersebut atau melakukan pembelian berulang. Mereka bahkan tidak menyeleksi dan mengevaluasi alternatif produk lainnya Hawkins, Mothersbaugh dan Best, 2007. Orang-orang dengan Technographic Techno-Strivers cenderung memilih produk yang dapat meningkatkan status karir mereka. Setiap produk yang ditawarkan kepada mereka dianggap sebagai alat, aset atau sumber yang pastinya akan mereka kuasai jika dianggap pantas untuk memajukan karir mereka McQuivey dkk, 2012. Untuk itu apabila mereka sudah memiliki perangkat teknologi yang dirasa sudah memenuhi kebutuhan status karir mereka tersebut, mereka pasti akan loyal dengan produk tersebut dan hanya akan menggantinya apabila produk itu gagal menjaga Universitas Sumatera Utara status mereka, sehingga dalam hal ini mereka dapat termasuk dalam tipe pengambilan keputusan nominal.

D. Kelemahan Penelitian