4.4.6 Wrinkle’s Depth Kedalaman kerutan
Hasil pengukuran kedalaman kerutan dari semua kelompok marmut dapat dilihat pada Tabel 4.12 dan Gambar 4.6 di bawah ini.
Tabel 4.12 Kedalaman kerutan pada kulit marmut kelompok blanko, ekstrak
propolis 1, 1,5, 2 dan vitamin C 2 sebelum penyinaran, setelah penyinaran, dan pemulihan minggu ke-1, ke-2, ke-3 dan ke-
4.
F O
R M
U L
A M
A R
M U
T Kedalaman kerutan mm
Sebelum Penyinaran
Setelah Penyinaran
Pemulihan Minggu I
Pemulihan Minggu II
Pemulihan Minggu III
Pemulihan Minggu IV
A 1
0,632 0,489
0,326 0,314
0,288 2
0,319 0,314
0,314 0,313
0,296 3
0,663 0,542
0,488 0,398
0,265 0,538 ± 0,190 0,442 ± 0,112
0,376 ± 0,097 0,341 ± 0,048 0,283 ± 0,016 B
1 0,534
0,445 0,387
0,344 0,300
2 0,518
0,445 0,398
0,300 0,267
3 0,322
0,319 0,313
0,281 0,252
0,458 ± 0,118 0,403 ± 0,072 0,366 ± 0,046 0,308 ± 0,032 0,273 ± 0,024 C
1 0,380
0,349 0,258
0,238 2
0,395 0,313
0,283 0,258
3 0,314
0,283 0,283
0,238 0,363 ± 0,043 0,315 ± 0,030 0,274 ± 0,014 0,273 ± 0,011
D 1
0313 0,295
0,219 0,190
2 0,387
0,356 0,314
0,221 3
0,356 0,314
0,269 0,219
0,352 ± 0,037 0,321 ± 0,031 0,267 ± 0,047 0,210 ± 0,017 E
1 0,332
0,314 0,288
0,283 2
0,337 0,313
0,283 0,281
3 0,319
0,308 0,273
0,239 0,329 ± 0,009 0,311 ± 0,003 0,281 ± 0,007 0,267 ± 0,024
Keterangan: Formula A : Gel blanko
Formula B : Gel ekstrak propolis 1
Formula C : Gel ekstrak propolis 1,5
Formula D : Gel ekstrak propolis 2
Formula E : Gel vitamin C 2
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.6
Grafik rata-rata kedalaman kerutan pada kulit marmut kelompok blanko, ekstrak propolis 1, 1,5, 2 dan vitamin C 2
sebelum penyinaran, setelah penyinaran, pemulihan pada minggu ke-1, ke-2, ke-3 dan ke-4.
Pengukuran kedalaman keriput sebelum dilakukan penyinaran tidak dilakukan, karena kulit berada dalam kondisi tidak berkeriput. Setelah
dilakukan penyinaran, didapatkan kedalaman keriput seperti pada Tabel 4.12 dan Gambar 4.6. dalam masa pemulihannya semua kelompok menunjukkan
penurunan kedalaman keriput, termasuk kelompok gel blanko. Hal ini mungkin disebabkan oleh nutrisi yang dikonsumsi oleh marmut itu sendiri. Dengan
menggunakan gel ekstrak propolis 1,5, 2 dan vitamin C 2 menunjukkan angka penurunan kedalaman keriput yang lebih baik dibandingkan dengan
kelompok gel blanko dan gel ekstrak propolis 1. Pada pengukuran jumlah keriput wrinkle gel ekstrak propolis 1,5, 2 dan vitamin C 2 menjadi
kondisi kulit tidak berkeriput lagi, sehingga tidak dilakukan pengukuran kedalaman kerutan. Uji statistik dengan menggunakan Anova menunjukkan
0.1 0.2
0.3 0.4
0.5 0.6
Sebelum Setelah
Minggu I Minggu II
Minggu III Minggu IV
Gel Blanko Gel Ekstrak Propolis 1
Gel Ekstrak Propolis 1,5 Gel ekstrak Propolis 2
Gel Vitamin C 2 K
ed al
am an
K er
u tan
m m
Universitas Sumatera Utara
tidak adanya perbedaan yang signifikan P 0,05 antara kelompok sebelum penyinaran dengan sesudah penyinaran hingga pemulihan minggu kedua,
sedangkan pemulihan minggu ketiga sampai minggu keempat didapatkan perbedaan yang signifikan P 0,05. Analisa Tukey didapatkan perbedaan
yang signifikan P 0,05 pada minggu ketiga antara kelompok gel blanko dengan kelompok gel ekstrak propolis 1,5 dan 2, demikian juga antara gel
ekstrak propolis 1 dengan gel ekstrak propolis 2. Pemulihan minggu keempat perbedaan yang signifikan dapat dilihat antara kelompok gel blanko
dengan gel ekstrak propolis 1,5, 2 dan gel vitamin C 2, demikian juga antara gel ekstrak propolis 1 dengan gel ekstrak propolis 1,5, 2 dan gel
vitamin C 2. Hal ini dikarenakan oleh gel blanko dan gel ekstrak propolis 1 belum mampu menurunkan jumlah keriput pada kulit yang telah tua menjadi
tidak berkeriput lagi. Menurut PG researchers yang dikatakan garis halus fine lines
apabila kedalaman keriput lebih kecil dari 0,1 mm, sedangkan yang dikatakan wrinkle kerutan apabila kedalaman keriput berada antara 0,1-0,4 mm.
Semakin bertambah usia, regenerasi kulit semakin melambat. Akibatnya, kulit menjadi keriput Noormindhawati, 2013. Dengan makin
bertambahnya umur setelah usia 30 tahun, proses menua menjadi semakin cepat dan kerutan-kerutan diwajah akan semakin tampak jelas. Kerutan terjadi
karena kontraksi otot wajah walaupun sebagian kerutan mungkin merupakan bagian permanen wajah. Faktor-faktor penyebab kerutan pada wajah antara
lain, sinar matahari, ekspresi wajah, posisi tidur, gaya berat, merokok, faktor
Universitas Sumatera Utara
biologis penuaan menyebabkan berkurangnya kelembaban kulit yang diikuti dengan berkurangnya kolagen dan jaringan elastin Sulistyowati, 2009.
Jumlah kolagen dalam dermis secara perlahan berkurang seiring umur lalu sisi-sisinya membesar. Serat elastin menebal, berkurang serta hilang
kelenturannya. Bintik-bintik serta lobang-lobang mulai muncul didalam serat elastin pada umur antara 30-50 tahun. Garis-garis mendatar pada dahi
diperkirakan muncul pertama kali pada umur 20 tahun, pada sekitar mata selanjutnya daerah sekitar mulut dan bibir Haynes, 1994. Contoh pengukuran
dapat dilihat pada gambar di bawah ini. Sebelum penyinaran
Setelah penyinaran dengan lampu uv 366 nm selama ± 5 jam
Universitas Sumatera Utara
Pemulihan minggu I
Pemulihan minggu II
Pemulihan minggu III
Pemulihan minggu IV
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Universitas Sumatera Utara
5.1 Kesimpulan