2. Mengeluarkan zat-zat tidak berguna sisa metabolisme dari dalam tubuh. 3. Mengatur suhu tubuh.
4. Menyimpan kelebihan lemak. 5. Sebagai indra peraba yang memungkinkan otak merasakan sejumlah
rasa, seperti panas, dingin, sakit dan beragam tekstur. 6. Tempat pembuatan vitamin D dengan bantuan sinar matahari.
7. Mencegah terjadinya kehilangan cairan tubuh yang esensial Achroni, 2012.
2.6 Sinar Ultraviolet
Sinar ultraviolet UV adalah sinar tidak tampak yang merupakan bagian energi yang berasal dari matahari. Ultraviolet merupakan salah satu
jenis radiasi sinar matahari. Sedangkan jenis radiasi lainnya adalah inframerah yang memberikan panas dan cahaya yang terlihat. Panjang gelombang yang
dimiliki sinar ultraviolet akan mempengaruhi terhadap kerusakan kulit. Semakin panjang gelombang sinar UV, semakin besar dampak kerusakan yang
ditimbulkannya pada kulit. Berdasarkan panjang gelombang, ada tiga jenis radiasi ultraviolet, yaitu:
1. Sinar UV-A Sinar UV-A dengan panjang gelombang 320 - 400 nm, adalah sinar
yang paling banyak mencapai bumi dengan perbandingan 100 kali UV- B. segmen sinar ini akan masuk kedalam dermis sehingga
menyebabkan kerusakan jaringan dermis dan terjadinya reaksi fotosensitivitas. Sinar ini meliputi 95 radiasi mencapai permukaan
Universitas Sumatera Utara
bumi. UV-A merupakan penyumbang utama kerusakan kulit dan kerutan. UV-A menembus kulit lebih dalam dari UV-B dan bekerja
lebih efisien. Radiasi UV-A menembus sampai dermis dan merusak serat-serat yang berada didalamnya. Kulit menjadi kehilangan
elastisitas dan berkerut. Sinar ini juga dapat menembus kaca Darmawan, 2013.
2. Sinar UV-B Sinar UV-B dengan panjang gelombang 290 - 320 nm, merupakan sinar
matahari yang terkuat mencapai bumi. Kerusakan kulit yang ditimbulkan berada dibawah epidermis berupa luka bakar, kelainan
prakanker dan keganasan lainnya. Jadi baik sinar UV-A maupun UV-B sama-sama memiliki dampak negatif bagi kulit manusia jika terpapar
dalam waktu relatif lama Bogadenta, 2012. Sinar UV-B tidak dapat menembus kaca Darmawan, 2013.
3. Sinar UV-C Memiliki panjang gelombang paling panjang, yaitu sekitar 200 - 290
nm. Menurut Darmawan 2013, radiasi sinar ini menimbulkan bahaya terbesar dan menyebabkan kerusakan terbanyak. Namun, mayoritas
sinar ini diserap dilapisan ozon diatmosfer.
2.7 Skin Analyzer
Pada analisis konvensional, diagnosis dilakukan dengan mengandalkan kemampuan pengamatan semata. Hal ini dapat dijadikan diagnosis yang
bersifat subjektif dan bergantung pada persepsi para dokter. Pemeriksaan
Universitas Sumatera Utara
seperti ini memiliki kekurangan pada sisi analisis secara klinis-instrumental dan tidak adanya rekaman hasil pemeriksaan yang mudah dipahami pasien
Aramo, 2012. Skin analyzer merupakan sebuah perangkat yang dirancang untuk
mendiagnosis keadaan pada kulit. Skin analyzer mempunyai system terintegrasi untuk mendukung diagnosis dokter yang tidak hanya meliputi
lapisan kulit teratas, melainkan juga mampu memperlihatkan sisi lebih dalam dari lapisan kulit. Tambahan rangkaian sensor kamera yang terpasang pada
Skin analyzer menampilkan hasil dengan cepat dan akurat Aramo, 2012.
2.7.1 Pengukuran kondisi kulit dengan skin analyzer
Menurut Aramo 2012, beberapa pengukuran yang dapat dilakukan denangan menggunakan Skin analyzer, yaitu:
1. Moisture Kadar air Pengukuran kadar air dilakukan dengan menggunakan alat moisture
checker yang terdapat dalam Skin analyzer Aramo. Caranya dengan menekan tombol power dan diletakkan pada permukaan kulit. Angka yang ditampilkan
pada alat merupakan persentase kadar air dalam kulit yang diukur. 2. Sebum Kadar minyak
Pengukuran kadar minyak dilakukan dengan menggunakan alat oil checker yang terdapat dalam perangkat Skin analyzer Aramo. Caranya dengan
menempelkan bagian sensor yang telah terpasang spons pada permukaan kulit. Angka yang ditampilkan pada alat merupakan persentase kadar minyak dalam
kulit yang diukur.
Universitas Sumatera Utara
3. Evenness Kehalusan Pengukuran kehalusan kulit dilakukan dengan perangkat Skin analyzer
pada lensa perbesaran 60x dan menggunakan lampu sensor biru normal. Kamera diletakkan pada permukaan kulit yang akan diukur kemudian tekan
tombol capture untuk memfoto dan secara otomatis hasil berupa angka dan kondisi kulit yang didapatkan akan tampil pada layar komputer.
4. Pore Pori Pengukuran besarnya pori pada kulit secara otomatis akan keluar pada
saat melakukan pengukuran pada kehalusan kulit. Gambar yang telah terfoto pada pengukuran kehalusan kulit juga akan keluar pada kotak bagian pori-pori
kulit. Hasil berupa angka dan penentuan ukuran pori secara otomatis akan keluar pada layar komputer.
5. Spot Noda Pengukuran banyaknya noda yang dilakukan dengan perangkat Skin
analyzer pada lensa perbesaran 60x dan menggunakan lampu sensor jingga Terpolarisasi. Kamera diletakkan pada permukaan kulit yang akan diukur
kemudian tekan tombol capture untuk memfoto dan secara otomatis hasil berupa angka dan penentu banyaknya noda yang didapatkan akan tampil pada
layar komputer. 6. Wrinkle Keriput
Pengukuran keriput dilakukan dengan perangkat Skin analyzer pada lensa perbesaran 10x dan menggunakan lampu sensor biru Normal. Kamera
diletakkan pada permukaan kulit yang akan diukur kemudian tekan tombol
Universitas Sumatera Utara
capture untuk memfoto dan secara otomatis hasil berupa angka dan kondisi kulit yang didapatkan akan tampil pada layar komputer. Pada pengukuran ini,
tidak hanya jumlah keriput yang dapat diukur, akan tetapi kedalaman keriput juga dapat terdeteksi dengan alat Skin analyzer.
2.7.2 Parameter pengukuran
Hasil pengukuran kulit dengan menggunakan skin analyzer dapat dilihat kriterianya pada Tabel 2.4.
Tabel 2.4 Parameter hasil pengukuran dengan skin analyzer
Pengukuran Parameter
Moisture Kelembaban Dehidrasi
Normal Hidrasi
0-29 30-45
46-100 Evenness Kehalusan
Halus Normal
Kasar 0-31
32-51 52-100
Pore Pori Kecil
Sedang Besar
0-19 20-29
40-100 Spot Noda
Sedikit Sedang
Banyak 0-19
20-39 40-100
Wrinkle Keriput Tidak berkeriput
Berkeriput Berkeriput parah
0-19 20-52
53-100 Wrinkle’s depth
Kedalaman keriput Garis halus
Kerutan 0,1 mm
01-0,4 mm
Universitas Sumatera Utara
BAB III METODE PENELITIAN
Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimental. Penelitian meliputi penyiapan sampel, pembuatan ekstrak, formulasi sediaan,
pemeriksaan mutu fisik sediaan, penyiapan hewan uji, dan uji efek anti-aging pada kulit punggung marmut yang telah diberi pajanan sinar UV.
Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kosmetologi, Laboratorium Farmasi Fisik dan Laboratorium Penelitian Fakultas Farmasi Universitas
Sumatera Utara, Medan.
3.1 Alat-alat
Alat-alat yang digunakan adalah neraca analitik, neraca kasar, lemari es, alat maserasi, kertas saring, rotary evaporator, freezedryer, pH meter,
viscometer, lumpang, stamfer, spatula, pot plastik dan peralatan gelas di laboratorium, kandang pemasung marmut, gunting dan alat cukur bulu marmut,
lampu UV dengan panjang gelombang 366 nm dan seperangkat alat Skin Analyzer Aramo SG.
3.2 Bahan-bahan