47
Tabel 4.1. Karakteristik Biskuit Modifikasi Tepung Terigu dengan Tepung Pisang Awak dan Ikan Lele Dumdo
Karakteristik Biskuit
A
1
A
2
A
3
Warna Coklat
Coklat Coklat
Aroma Aroma pisang
Aroma pisang Aroma pisang
Rasa Khas pisang dan
ikan lele dumbo Khas pisang
Khas pisang Tekstur
Renyah Sedikit Keras
Renyah
Keterangan: A1 : Penambahan tepung terigu 40, tepung pisang awak 25, dan ikan lele dumbo 35
A2 : Penambahan tepung terigu 40, tepung pisang awak 35, dan ikan lele dumno 25 A3 : Penambahan tepung terigu 40, tepung pisang awak 30, dan ikan lele dumbo 30
4.2. Deskripsi Panelis
Jenis panelis yang digunakan dalam penelitian ini adalah panelis tidak terlatih dan panelis anak-anak berumur 3-5 tahun sebanyak 30 orang. Ibu balita
yang menjadi panelis dalam penelitian ini berumur 20 sampai dengan 35 tahun. Pada balita penilaian uji daya terima dilihat dari seberapa banyak biskuit yang
dihabiskan diukur dari berapa gram sisa biskuit.
4.3. Hasil Uji Daya Terima Biskuit Substitusi Tepung Pisang Awak dan Ikan Lele Dumbo Terhadap Ibu Balita
Hasil uji daya terima biskuit subtitusi tepung pisang awak dan ikan lele dumbo yang dilakukan kepada ibu balita yang meliputi uji organleptik terhadap
warna, aroma, rasa dan tektur. Sedangkan penilaian uji daya terima biskuit yang dilakukan terhadap balita dilihat dari seberapa banyak biskuit yang dihabiskan
diukur dari berapa gram sisa biskuit. Hasil analisis uji organoleptik yang dilakukan terhadap ibu balita sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
48
4.3.1. Hasil Analisis Uji Organoleptik Terhadap Warna Biskuit Substitusi Tepung Pisang Awak dan Ikan Lele Dumbo
Hasil analisis uji organoleptik terhadap warna biskuit dapat dilihat pada Tabel 4.2 berikut ini:
Tabel 4.2. Hasil Analisis Uji Organoleptik Terhadap Warna Biskuit Substitusi Tepung Pisang Awak dan Ikan Lele Dumbo
Berdasarkan tabel 4.2 dapat dilihat total skor biskuit pada perlakuan A
2
dan A
3
memiliki skor tertinggi 76 84,5. Berdasarkan uji Barlett maka dapat diketahui bahwa varians data populasi dimana sampel ditarik adalah seragam
homogen yaitu b
h
0,999 b
c
0,93 sehingga dapat dilanjutkan ke Analisis
Sidik Ragam Hasil analisis uji sidik ragam terhadap warna biskuit pada perlakuan A
1
, A
2
dan A
3
dapat dilihat pada tabel 4.6 berikut ini:
Tabel 4.3. Hasil Analisis Uji Sidik Ragam Terhadap Warna Substitusi Tepung Pisang Awak Masak dan Ikan Lele Dumbo
Sumber Keragaman
Db JK
KT F
hitung
F
tabel
Keterangan α = 0,05
Perlakuan 2
0,2 0,1
0,33 3,15
Tidak ada Perbedaan
Galat 87
26,3 0,30
Total 89
26,5
Berdasarkan hasil analisis uji sidik ragam pada Tabel 4.3 di atas dapat dilihat bahwa nilai F
hitung
0,33 F
tabel
3,15. Hal ini berarti bahwa tidak ada
Kriteria Warna
A
1
A
2
A
3
Panelis Skor Panelis Skor Panelis Skor Suka
14 42
46,7 17
51 56,7
17 51
56,7
Kurang Suka
15 30
33,3 12
24 26,7
12 24
26,7
Tidak Suka
1 1
1,1 1
1 1,1
1 1
1,1
Total 30
73 81,1
30 76
84,5 30
76 84,5
Universitas Sumatera Utara
49
perbedaan terhadap rasa pada setiap biskuit yang dihasilkan pada perlakuan A
1
, A
2
dan A
3
.
4.3.2. Hasil Analisis Uji Organoleptik Terhadap Aroma Biskuit Substitusi Tepung Pisang Awak dan Ikan Lele Dumbo
Hasil analisis uji organoleptik terhadap aroma biskuit dapat dilihat pada Tabel 4.4 berikut ini:
Tabel 4.4. Hasil Analisis Uji Organoleptik Terhadap Aroma Biskuit Substitusi Tepung Pisang Awak dan Ikan Lele Dumbo
Berdasarkan tabel 4.4 dapat dilihat total skor biskuit pada perlakuan A
2
memiliki skor tertinggi yaitu 82 91,1. Dari uji Barlett maka dapat diketahui bahwa varians data populasi dimana sampel ditarik adalah seragam homogen
yaitu b
h
0,994 b
c
0,93 sehingga dapat dilanjutkan ke Analisis Sidik Ragam.
Hasil analisis uji sidik ragam terhadap aroma biskuit pada perlakuan A
1
, A
2
dan A
3
dapat dilihat pada tabel 4.5 berikut ini
Tabel 4.5. Hasil Analisis Uji Sidik Ragam Terhadap Aroma Biskuit Substitusi Tepung Pisang Awak dan Ikan Lele Dumbo
Sumber Keragaman
Db JK
KT F
hitung
F
tabel
Keterangan α = 0,05
Perlakuan 2
0,26 0,13
0,56 3,15
Tidak Ada Perbedaan
Galat 87
19,74 0,23
Total 89
20 Kriteria
Aroma A
1
A
2
A
3
Panelis Skor Panelis Skor Panelis Skor Suka
18 54
60 22
66 73,3
20 60
66,7
Kurang Suka
12 24
26,7 8
16 17,8
10 20
22,2
Tidak Suka
Total 30
78 86,7
30 82
91,1 30
80 88,9
Universitas Sumatera Utara
50
Berdasarkan hasil analisis uji sidik ragam pada Tabel 4.5 di atas dapat dilihat bahwa nilai F
hitung
0,56 F
tabel
3,15. Hal ini berarti bahwa tidak ada perbedaan rasa pada setiap biskuit yang dihasilkan pada perlakuan A
1
, A
2
dan A
3
.
4.3.3. Hasil Analisis Uji Organoleptik Terhadap Rasa Biskuit Substitusi Tepung Pisang Awak dan Ikan Lele Dumbo
Hasil analisis uji organoleptik terhadap rasa biskuit dapat dilihat pada Tabel 4.6 berikut ini:
Tabel 4.6. Hasil Analisis Uji Organoleptik Terhadap Rasa Biskuit Substitusi Tepung Pisang Awak dan Ikan Lele Dumbo
Kriteria Rasa
A
1
A
2
A
3
Panelis Skor Panelis Skor Panelis Skor Suka
10 30
33,3 23
69 76,7
22 66
73,3
Kurang Suka
18 36
40 7
14 15,6
8 16
17,8
Tidak Suka
2 2
2,22
Total 30
68 75,5
30 83
92,3 30
82 91,1
Berdasarkan tabel 4.6 dapat dilihat total skor biskuit pada perlakuan A
2
memiliki skor tertinggi 8392,3. Dari uji Barlett maka dapat diketahui bahwa varians data populasi dimana sampel ditarik adalah seragam homogen yaitu
b
h
0,966 b
c
0,93 sehingga dapat dilanjutkan ke Analisis Sidik Ragam.
Hasil analisis uji sidik ragam terhadap rasa biskuit pada perlakuan A
1
, A
2
dan A
3
dapat dilihat pada tabel 4.7 berikut ini :
Tabel 4.7. Hasil Analisis Uji Sidik Ragam Terhadap Rasa Substitusi Tepung Pisang Awak dan Ikan Lele Dumbo
Sumber Keragaman
Db JK
KT F
hitung
F
tabel
Keterangan α = 0,05
Perlakuan 2
4,69 2,345
9,77 3,15
Ada Perbedaan
Galat 87
21,1 0,24
Total 89
25,79
Universitas Sumatera Utara
51
Berdasarkan hasil analisis uji sidik ragam pada tabel 4.7 di atas dapat dilihat bahwa nilai F
hitung
9,77 F
tabel
3,15. Hal ini berarti bahwa ada perbedaan rasa pada setiap biskuit yang dihasilkan pada perlakuan A
1
, A
2
dan A
3
. Maka dapat dilanjutkan uji Ganda Duncan. Uji Ganda Duncan dilakukan untuk mengetahui
perbedaan tiap perlakuan dan didapatkan hasilnya seperti tabel 4.8 dibawah ini:
Tabel 4.8. Hasil Uji Ganda Duncan Terhadap Rasa Perlakuan
A1 A3
A2
Rata-rata 2,3
2,7 2,8
A2 – A3= 2,8 – 2,7 = 0,1 0,25
Jadi A2 = A3 A2
– A1 = 2,8 – 2,3 = 0,5 0,27 Jadi A2 ≠ A1
A3 – A1 = 2,7 – 2,3 = 0,4 0,25
Jadi A3 ≠ A1
Berdasarkan Uji Duncan seperti pada tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa tingkat kesukaan panelis terhadap rasa biskuit A2 sama dengan A3, namun biskuit
A1 berbeda dengan kedua biskuit lainnya. Hal ini berarti bahwa rasa biskuit A2 dan A3 lebih disukai daripada rasa biskuit A1 karena biskuit A1 mempunyai
penilaian yang paling rendah 2,3 dimana semakin rendah tingkat penilaian maka biskuit akan kurang disukai.
4.3.4. Hasil Analisis Uji Organoleptik Terhadap Tekstur Biskuit Substitusi Tepung Pisang Awak dan Ikan Lele Dumbo
Hasil analisis uji organoleptik terhadap tekstur biskuit dapat dilihat pada Tabel 4.9 berikut ini :
Tabel 4.9. Hasil Analisis Organoleptik Terhadap Tekstur Biskuit Substitusi Tepung Pisang Awak dan Ikan Lele Dumbo
Kriteria Tekstur
A
1
A
2
A
3
Panelis Skor Panelis Skor Panelis Skor Suka
13 39
43,3 14
42 46,7
19 57
63,3
Kurang Suka
17 34
37,8 15
30 33,3
11 22
24,4
Tidak Suka
1 1
1,1
Total 30
73 81,1
30 73
81,1 30
79 87,7
Universitas Sumatera Utara
52
Berdasarkan Tabel 4.9 dapat dilihat total skor biskuit pada perlakuan A
3
memiliki skor tertinggi 79 87,7. Dari uji Barlett maka dapat diketahui bahwa varians data populasi dimana sampel ditarik adalah seragam homogen yaitu
b
h
0,99 b
c
0,93 sehingga dapat dilanjutkan ke Analisis Sidik Ragam.
Hasil analisis uji sidik ragam terhadap tekstur biskuit pada perlakuan A
1
, A
2
dan A
3
dapat dilihat pada tabel 4.10 berikut ini:
Tabel 4.10. Hasil Analisis Uji Sidik Ragam Terhadap Tekstur Biskuit Substitusi Tepung Pisang Awak dan Ikan Lele Dumbo
Sumber Keragaman
Db JK
KT F
hitung
F
tabel
Keterangan α = 0,05
Perlakuan 2
0,8 0,4
1,48 3,15
Tidak ada Perbedaan
Galat 87
23,7 0,27
Total 89
24,5
Berdasarkan hasil analisis uji sidik ragam pada tabel 4.10 di atas dapat dilihat bahwa nilai F
hitung
1,48 F
tabel
3,15. Hal ini berarti bahwa tidak ada perbedaan tekstur pada setiap biskuit yang dihasilkan pada perlakuan A
1
, A
2
dan A
3
.
4.4. Hasil Analisis Uji Kandungan Karbohidrat, Protein, Lemak, Abu dan Air pada Biskuit Substitusi Tepung Pisang Awak dan Ikan Lele Dumbo
Hasil analisis uji kandungan karbohidrat, protein, lemak, abu dan air yang telah dilakukan di lab Balai Riset dan Standardisasi Industri Medan pada biskuit
dengan tiga perlakuan dapat dilihat pada gambar dibawah ini. Hasil analisis uji kandungan karbohidrat, protein, lemak, abu dan air pada
biskuit dengan tiga perlakuan yaitu dengan substitusi tepung pisang dan ikan lele dumbo dapat ditampilkan dalam tabel sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
53
Tabel 4.11. Kandungan Zat Gizi dalam 100 gram Biskuit Substitusi Tepung Pisang Awak dan Ikan Lele Dumbo
Zat Gizi A1
A2 A3
Karbohidrat gr 67,74
71,77 69,69
Protein gr 12,00
9,01 10,25
Lemak gr 14,15
13,00 13,70
Kadar Air gr 4,51
4,44 4,52
Kadar Abu gr 1,96
1,78 1,84
Berdasarkan tabel 4.11 dapat dilihat hasil dari kandungan gizi biskuit menunjukkan kandungan karbohidrat paling tinggi terdapat pada A
2
yaitu biskuit dengan substitusi tepung pisang awak dan ikan lele dumbo 35;25 sebesar
71,77. Kandungan protein paling tinggi terdapat pada A
1
yaitu biskuit dengan substitusi tepung pisang awak dan ikan lele dumbo 25 :35 yaitu sebesar
12,00. Kandungan lemak paling tinggi terdapat pada A
1
yaitu sebesar 14,15.
4.5. Kandungan Giz Pada Biskutat Susu