27
3.5 Alat dan Bahan
Adapun alat yang digunakan dalam penelitian ini antara lain oven, timbangan, pisau, baskom atau wadah, loyang, blender, mixer, sendok, ayakan
tepung, talam, cetakan biskuit. Sedangkan alat yang digunakan dilaboratorium untuk menganalisis komposisi energi, protein, lemak, kadar abu dan kadar air
digunakan erlenmeyer 500 ml, pipet volume 50 ml, pendingin tegak, hot place, corong Buchner, tabung reaksi kertas saring, pompa, beaker glass, batang
pengaduk, oven desikator, cawan petri. Bahan yang digunakan untuk melakukan penelitian kadar protein, lemak,
kadar air, kadar abu, dan karbohidrat terdiri dari: aquadest, campuran selenium, HBO3, NaOH 30 , H2SO4, H2BO3 2, NaOH 30, HBO3 2, H2BO4 0,2 N,
HCl, Kloroform, pelarut lemak, larutan indicator. Pada pembuatan biskuit penggunaan bahan dipilih yang berkualitas baik, tidak rusak, tidak berubah warna
dan tidak kadaluarsa. Jenis dan ukuran bahan yang digunakan dapat dilihat pada tabel 3.2
Tabel 3.2. Jenis dan Ukuran Bahan Pembuatan Biskuit Dengan Tepung Pisang Awak dan Ikan Lele Dumbo
Jenis Bahan Kelompok Eksperimen
A1 A2
A3
Tepung Terigu 100 gram
100 gram 100 gram
Tepung Pisang Awak 62,5 gram
87,5gram 75gram
Tepung Ikan Lele Dumbo 87,5gram
62,5 gram 75gram
Mentega 80 gram
80 gram 80 gram
Tepung Maizena 20 gram
20 gram 20 gram
Kuning telur 1 butir
1 butir 1 butir
Gula halus 50 gram
50 gram 50 gram
Susu bubuk 20 gram
20 gram 20 gram
Backing powder 12sdt
12sdt 12 sdt
Keterangan : Berat total dari bahan utama = 250 gram
A1 : tepung terigu 40 tepung pisang awak 25 dan tepung ikan lele dumbo 35 A2 : tepung terigu 40 tepung pisang awak 35 dan tepung ikan lele dumbo 25
A3 : tepung terigu 40 tepung pisang Awak 30 dan tepung ikan lele dumbo 30
Universitas Sumatera Utara
28
Pada pembuatan biskuit penulis telah melakukan beberapa percobaan dimana hasil yang didapat menunjukkan perbedaan dari tektur. Percobaan
pembuatan biskuit yang telah dilakukan sebelumnya adalah dengan pengukusan ikan lele dumbo. Pada tektur yang dihasilkan tidak baik karena tektur biskuit
sangat keras, sehingga dilakukan percobaan dengan menggoreng ikan lele dumbo. Dengan menggoreng ikan lele dumbo menghasilkan tektur biskuit yang renyah.
Perlakuan dalam pembuatan biskuit tepung pisang awak dan ikan lele dumbo dengan perbanding 40 : 25 : 35, 40 : 35 : 25 dan 40 : 30 : 30
merupakan perbandingan yang tepat menurut penulis pada pembuatan biskuit dengan substitusi tepung pisang awak masak dan ikan lele dumbo. Jika
perbandingan komposisi dari tepung pisang awak dan ikan lele dumbo ditambah atau lebih banyak dari tepung terigu maka tektur dari biskuit akan menjadi tidak
renyah atau keras.
Universitas Sumatera Utara
29
3.6 Tahapan Penelitian 3.6.1 Prosedur Pembuatan Tepung Pisang Awak