55
Biskuit yang diberikan sebanyak 3 keping untuk setiap balita dengan berat masing- masing biskuit sebesar 4 gram. Penilaian yang diberikan oleh balita
dilihat dari berapa gram biskuit yang dihabiskan oleh balita.
5.3. Daya Terima Panelis Terhadap Warna Biskuit
Pengujian organoleptik terhadap warna biskuit yang memiliki skor tertinggi adalah A
2
dan A
3
dengan campuran tepung pisang awak dan ikan lele dumbo 35:25 dan 50:50 yaitu sebesar 76 84,5 termasuk kategori
suka. Sedangkan biskuit A
1
dengan campuran tepung pisang dan kecambah ikan lele dumbo 25:35 memiliki skor 73 81,1 termasuk dalam kategori
kurang suka. Berdasarkan hasil analisis sidik ragam menunjukkan bahwa nilai F
hitung
0,33 F
tabel
3,15. Hal ini berarti bahwa tidak ada perbedaan warna pada setiap biskuit yang dihasilkan pada biskuit dengan tepung pisang awak dan ikan lele
dumbo. Warna dapat menandakan rasa suatu makanan. Bila suatu makanan
menyimpang dari warna yang umumnya berlaku, makanan tersebut pastinya tidak akan dipilih oleh konsumen. Meskipun sesungguhnya makanan tersebut masih
baik kondisinya. Meskipun demikian warna juga tidak selalu identik dengan suatu rasa tertentu Astawan, 2008.
Fungsi dari warna pada suatu makanan sangatlah penting, karena dapat membangkitkan selera makan. Warna dalam suatu makanan yang dijual di pasaran
belum tentu aman, yang tidak baik untuk dikonsumsi terlalu sering karena adanya
Universitas Sumatera Utara
56
residu logam berat pada zat pewarna tersebut sehingga berbahaya bagi kesehatan Winarno, 2004.
5.4. Daya Terima Panelis Terhadap Aroma Biskuit
Pengujian organoleptik terhadap aroma biskuit yang memiliki skor tertinggi adalah A
2
dengan campuran tepung pisang awak dan ikan lele dumbo 35:25 yaitu sebesar 82 91,1 yang termasuk dalam kategori suka.
Sedangkan biskuit A
3
dengan campuran tepung pisang dan kecambah ikan lele dumbo 50:50 memiliki skor 80 88,9 termasuk dalam kategori suka.
Sedangkan biskuit A
1
dengan campuran tepung pisang dan kecambah ikan lele dumbo 25:35 memiliki skor 78 86,7 termasuk dalam kategori suka
Namun secara keseluruhan baik A
1
, A
2
maupun A
3
tergolong kategori biskuit yang disukai panelis.
Berdasarkan hasil analisis sidik ragam menunjukkan bahwa nilai F
hitung
0,56 F
tabel
3,15. Hal ini berarti bahwa tidak ada perbedaan warna pada setiap biskuit yang dihasilkan pada biskuit dengan tepung pisang awak dan ikan lele
dumbo. Bau atau aroma merupakan sifat sensori yang paling sulit untuk
diklasifikasikan dan dijelaskan karena ragamnya yang begitu besar. Aroma dihasilkan dari interaksi zat-zat dengan jutaan rambut getar pada sel epitelium
olfaktori yang terletak di langit-langit rongga hidung Setyaningsih, 2010.
5.5. Daya Terima Panelis Terhadap Rasa Biskuit