mendesain media pembelajaran papan rantai makanan serta memilah bahan- bahan yang dibutuhkan dalam membuat media tersebut. Setelah
mempersiapkan semua bahan-bahan, peneliti membuat media pembelajaran papan rantai makanan yang tentunya tidak terlepas dari kriteria-kriteria
pemilihan media yang baik dalam proses pembelajaran yang merujuk pada pendapat Arsyad 2010: 74-76 yang telah diuraikan pada bab II.
Tahap empat, produk yang dikembangkan berupa media pembelajaran papan rantai makanan dilakukan validasi oleh pakar media dan guru SD.
Validasi dilakukan dengan berpedoman pada instrumen validasi yang telah direvisi oleh dosen. Perumusan kuisioner validasi tidak terlepas dari kisi-kisi
yang kemudian dikembangkan oleh peneliti sehingga berjumlah 20 butir pernyataan.
Tahap lima, peneliti melakukan revisi terhadap media papan rantai makanan yang telah dilakukan validasi. Tahap revisi produk dilakukan
dengan acuan komentar dan saran perbaikan dari validator, yaitu pakar media pembelajaran dan juga guru SD. Tahap revisi ini bertujuan untuk
menyempurnakan media pembelajaran papan rantai makanan yang dikembangkan sehingga dapat meminimalisir kesalahan-kesalahan.
D. Teknik Pengumpulan Data
Berkaitan dengan penelitian yang dilakukan, peneliti menggunakan teknik wawancara dan kuesioner angket dalam mengumpulkan data.
Wawancara dilakukan pada guru kelas V SDN Kalasan 1 yaitu Ibu U.K. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tujuan dilaksanakannya teknik wawancara yaitu berkaitan dengan analisis kebutuhan guru yang berhubungan dengan penggunaan media pembelajaran
yang menunjang materi tentang rantai makanan dalam suatu ekosistem. Penggunaan teknik pengumpulan data berupa kuesioner dilakukan dengan
tujuan untuk mengetahui kelayakan dan kualitas dari media yang dikembangkan. Kuesioner atau angket digunakan sebagai panduan dalam
melakukan validasi produk oleh pakar media yaitu Ibu A.A dan Bapak U.U, serta guru kelas V SD yaitu Ibu U.K dan Ibu P.N.
E. Instrumen Penelitian
1. Pedoman Wawancara
Moleong dalam Herdiansyah, 2013: 29 menjelaskan bahwa wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu yang dilakukan
oleh dua pihak yaitu pewawancara interviewer yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara interviewee yang memberikan jawaban
atas pertanyaan itu. Sedangkan, Arifin 2011: 233 menyatakan bahwa wawancara adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui
percakapan dan tanya jawab, baik langsung maupun tidak langsung dengan responden untuk mencapai tujuan tertentu.
Dari kedua pengertian yang telah dijelaskan, wawancara adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui percakapan dan tanya
jawab antara dua pihak yaitu pewawancara yaitu pihak yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara yaitu pihak yang memberikan jawaban atas
pertanyaan yang dilakukan secara langsung maupun tidak langsung untuk mencapai tujuan tertentu.
Pada penelitian ini, peneliti melakukan wawancara dengan tujuan untuk mengetahui penggunaan media dalam proses pembelajaran.
Wawancara dilakukan dengan berpedoman pada instrumen wawancara berupa daftar pertanyaan untuk menganalisis kebutuhan. Berdasarkan data
hasil wawancara tersebut, peneliti dapat mengembangkan media pembelajaran konvensional berupa papan rantai makanan yang mengacu
pada subtema memelihara ekosistem. Adapun pedoman wawancara tersebut akan dilampirkan sebagai berikut.
Tabel 3.2 Pedoman Wawancara No
Indikator Butir-butir
Pertanyaan
1. Materi pembelajaran
3,4,5,6,7 2. Penggunaan media dalam proses pembelajaran
1,2
3. Saran dalam pengembangan media pembelajaran
8
Berdasarkan pada tabel tersebut di atas, perumusan indikator pedoman wawancara disusun sendiri oleh peneliti.
2. Pedoman Kuesioner Angket
Narbuko dan Achmadi 2007: 76 menjelaskan bahwa kuesioner merupakan suatu daftar yang berisikan rangkaian pertanyaan mengenai
sesuatu masalah atau bidang yang akan diteliti. Penggunaan teknik kuesioner bertujuan untuk mengetahui jawaban dari responden terkait
dengan produk yang dihasilkan yaitu berupa media pembelajaran papan rantai makanan. Kuesioner yang digunakan dalam penelitian bertujuan
untuk mengetahui kualitas dari media yang dikembangkan melalui tahap validasi produk. Tahap validasi terebut dilakukan oleh pakar media dan
guru kelas V SD. Pedoman kuesioner tersebut dapat dilihat pada tabel di bawah ini
Tabel 3.3 Pedoman Kuesioner Angket No
Indikator Butir-butir
Pernyataan
1. Sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai
1
2. Tepat untuk mendukung isi pelajaran yang
sifatnya fakta, konsep, prinsip atau generalisasi 2, 3, 4
3. Praktis, luwes, dan bertahan
5, 6, 7, 8, 9
4. Guru terampil menggunakannya
10
5. Pengelompokkan sasaran
11, 12, 13, 14
6. Mutu teknis
15, 16, 17, 18
7. Tingkat kesenangan dan keefektifannya
19, 20
Mengacu pada tabel di atas, pedoman kuesioner yang digunakan merujuk pada pendapat Arsyad 2010: 74-76 dan Kustandi Sutjipto
2011: 85.
F. Teknik Analisis Data
Data yang diperoleh dalam penelitian ini akan dianalisis secara kualitatif dan kuantitatif yang akan dijabarkan sebagai berikut:
1. Data Kualitatif
Sugiyono 2015: 15 mengemukakan bahwa teknik analisis data terkait dengan data kualitatif bersifat induktifkualitatif dan lebih
menekankan makna dari pada generalisasi. Dalam penelitian ini data kualitatif berupa kualitas dari media yang dikembangkan baik dari pakar
media pembelajaran dan guru SD. Data dianalisis sebagai dasar untuk memperbaiki dan mengetahui kelayakan produk yang dihasilkan.
2. Data Kuantitatif
Sugiyono 2012: 6 menjelaskan bahwa data kuantitatif adalah data yang berbentuk angka atau data kualitatif yang diangkakan scoring. Data
kuantitatif dibedakan menjadi dua, yaitu data diskrit dan data kontinum. Data diskrit sering juga disebut data nominal, adalah data kuantitatif yang
satu sama lain terpisah, tidak dalam satu garis kontinum. Sedangkan data kontinum adalah data kuantitatif yang satu sama lain berkesinambungan
dalam satu garis. Data dari hasil validasi oleh para validator dikelompokkan menurut interval tertentu. Langkah pertama yang ditempuh
adalah menghitung rata-rata hasil validasi oleh para validator dengan rumus di bawah ini.
Penilaian dalam data kuantitatif harus memperhatikan skala pada setiap interval. Skala yang digunakan oleh peneliti adalah: sangat baik 5, baik 4,
cukup baik 3, kurang baik 2, dan sangat kurang baik 1. Skor yang diperoleh dikonversikan menjadi data kualitatif skala lima yang dikutip dari
Sukardjo 2008: 101. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 3.4 Konversi Nilai Skala Lima Interval Skor
Kategori
X
i
+ 1,80 Sbi Sangat Baik
i
+ 0,60 Sbi X ≤
i
+ 1,80Sbi Baik
i
– 0,60 Sbi X ≤
i
+ 0,60Sbi Cukup Baik
i
– 1,80 Sbi X ≤
i
– 0,60Sbi Kurang Baik
X ≤
i
– 1,80Sbi Sangat Kurang Baik
Keterangan: Rerata ideal
i
: skor maksimal ideal + skor minimal ideal Simpangan baku ideal Sb
i
: skor maksimal ideal - skor minimal ideal X
: Skor aktual Berdasarkan rumus konversi tersebut, dapat dilakukan perhitungan
data-data kuantitatif untuk memeroleh data kualitatif dengan menerapkan rumus konversi di bawah ini.
Diketahui: Skor maksimal ideal
: 5 Skor minimal ideal
: 1 Rerata ideal
i
: 5+1 = 3 Simpangan baku ideal Sb
i
: 5-1 = 0,67 Ditanya:
Interval skor kategori sangat baik, baik, cukup baik, kurang baik, dan sangat kurang baik.
Jawaban: Kategori sangat baik
= X
i
+ 1,80 SB
i
= X 3 + 1,80 . 0,67 = X 3 + 1,21
= X 4,21 Kategori baik
=
i
+ 0,60SB
i
X ≤
i
+ 1,80SB
i
= 3 + 0,60 . 0, 67 X ≤ 3 + 1,80 . 0,67 = 3 + 0,40 X ≤ 3 + 1,21
= 3,40 X ≤ 4,21 Kategori cukup baik
=
i
- 0,60SB
i
X≤
i
+ 0,60SB
i
= 3 - 0,60 . 0,67 X ≤ 3 + 0,60 . 0,67
= 3 – 0,40 X≤ 3 + 0,40
= 2,60 X≤ 3,40 Kategori kurang baik
=
i
- 1,80SB
i
X≤
i
- 0,60SB
i
= 3 - 1,80 . 0,67 X ≤ 3 - 0,60 . 0,67
= 3 - 1,21 X ≤ 3 - 0,40
= 1,79 X ≤ 2,60 Kategori sangat kurang baik =
≤
i
– 1,80SB
i
= X ≤ 3 - 1,80 . 0,67 = X ≤ 3 - 1,21
= X ≤ 1,79 Perhitungan di atas menghasilkan kriteria skor skala lima yang dikonversikan
dari data kuantitatif menjadi data kualitatif sebagai berikut. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 3.5 Kriteria Skor Skala Lima Interval Skor
Kriteria
4,22 – 5
Sangat Baik 3,41 - 4,21
Baik 2,61 - 3,40
Cukup 1,80 - 2,60
Kurang 1 - 1,79
Sangat Kurang Perhitungan skor pada hasil validasi akan dihitung skor rata-ratanya.
Kemudian, rata-rata skor hasil validasi tersebut dikonversikan dari data kuantitatif ke data kualitatif sesuai dengan kategori-kategori seperti pada tabel
di atas. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Analisis Kebutuhan
Mengacu pada pengembangan produk berupa media pembelajaran berbasis konvensional yaitu media papan rantai makanan, peneliti terlebih
dahulu melakukan tahap analisis kebutuhan pada salah satu sekolah yang akan dijadikan sebagai lokasi penelitian. Tujuan dengan diadakannya analisis
kebutuhan adalah untuk mengidentifikasi potensi dan masalah yang ada di lapangan. Pelaksanaan tahap analisis kebutuhan ini didasarkan pada langkah-
langkah penelitian dan pengembangan yang telah dipaparkan pada bab III. Pada tahap analisis kebutuhan, peneliti melakukan wawancara dengan guru
wali kelas V SDN Kalasan I yang bernama Ibu U.K. Wawancara dilakukan pada tanggal 14 September 2016 yang berlokasi di SDN Kalasan I pada pukul
11.30 WIB di ruangan kelas V. Berdasarkan wawancara yang telah dilakukan pada guru wali kelas V
tersebut, peneliti memperoleh banyak informasi berkaitan dengan potensi dan masalah di sekolah. Dari hasil wawancara tersebut, peneliti dapat mengetahui
kecenderungan guru dalam menggunakan media pembelajaran pada proses belajar mengajar khususnya media pembelajaran berbasis konvensional.
Peneliti menggunakan informasi yang telah diperoleh dari hasil wawancara dengan guru wali kelas V sebagai acuan dalam mengembangkan produk
berupa media berbasis konvensional tersebut. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI