Prosedur Pengembangan METODE PENELITIAN

Tujuan pelaksanaan wawancara yaitu peneliti dapat mengetahui potensi dan masalah di lapangan. Wawancara dilakukan sebagai upaya untuk mengumpulkan data yang dilakukan pada bulan Juli 2016. Peneliti melakukan tahap desain produk pada bulan Agustus 2016 sampai bulan September 2016 dengan merujuk pada hasil pengumpulan data yang diperoleh melalui proses wawancara. Setelah peneliti mendesain produk, tahap selanjutnya adalah tahap validasi media yang dilakukan pada bulan Oktober 2016 sampai bulan November 2016. Tahap validasi media dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui kelayakan dan kualitas media yang dikembangkan. Tahap selanjutnya dilakukan pada bulan Desember 2016 sampai Januari 2017 yaitu tahap revisi produk.

C. Prosedur Pengembangan

Sugiyono 2015 : 407 menjelaskan bahwa metode penelitian dan pengembangan adalah metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu dan menguji keefektifan produk tersebut. Menguji keefektifan produk bertujuan agar produk yang dihasilkan dapat berfungsi dengan baik dan sesuai dengan kebutuhan. Adapun langkah-langkah dari metode penelitian dan pengembangan yang dikembangkan oleh Sugiyono 2015 : 408-427 adalah sebagai berikut : 1. Potensi dan Masalah Suatu penelitian dilakukan berdasarkan adanya potensi atau masalah. Potensi dalam hal ini adalah segala sesuatu yang memiliki nilai tambah PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI apabila dikembangkan. Sedangkan, masalah muncul karena adanya kesenjangan antara harapan dan kenyataan. Oleh karena itu, suatu penelitian dilakukan dengan tujuan untuk mengatasi masalah tersebut. 2. Mengumpulkan Informasi Pengumpulan informasi dilakukan jika potensi dan masalah ditunjukkan secara faktual. Informasi yang dikumpulkan digunakan sebagai bahan untuk perencanaan produk yang diharapkan sebagai upaya untuk mengatasi masalah tersebut. Sedangkan, metode yang digunakan tergantung dari permasalahan dan ketelitian tujuan yang ingin dicapai. 3. Desain Produk Hasil akhir dari kegiatan penelitian dan pengembangan adalah berupa desain produk baru yang diharapkan dapat meningkatkan produktivitas pendidikan, misalnya media pendidikan, metode mengajar, buku ajar dan sebagainya. 4. Validasi Desain Validasi desain merupakan proses kegiatan untuk menilai apakah rancangan produk secara rasional secara efektif dari yang lama atau tidak. Dikatakan secara rasional karena validasi yang dilakukan masih bersifat penilaian berdasarkan pemikiran rasional, belum fakta lapangan. Validasi produk dilakukan dengan cara menghadirkan pakar yang berpengalaman untuk menilai produk tersebut dengan tujuan untuk mengetahui kekuatan dan kelemahannya. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 5. Perbaikan Desain Produk yang telah didesain, divalidasi melalui diskusi dengan para pakar yang bersangkutan untuk mengetahui kelemahannya yang kemudian dicari solusinya untuk mengurangi kelemahannya dengan cara memperbaiki desainnya. 6. Uji Coba Produk Ujicoba produk yang dimaksudkan adalah desain produk yang dibuat menjadi barang dan barang sebagai hasil tersebut yang diujicobakan. 7. Revisi Produk Berkaitan dengan revisi produk, dilakukan dengan cara menguji produk yang telah dihasilkan dengan tujuan untuk mengetahui apakah produk yang dihasilkan dapat digunakan secara efektif dan sesuai dengan kebutuhan sehingga dapat mencapai tujuan yang diharapkan. Jika hasilnya belum maksimal, maka akan dilakukan revisi untuk melihat kekurangannya. 8. Uji coba Pemakaian Produk yang sudah berhasil dan jika ada revisi yang tidak terlalu penting, maka produk tersebut dapat digunakan dalam cakupan yang lebih besar atau lebih luas. Akan tetapi, dalan penerapannya tetap harus dinilai kekurangannya atau hambatan yang muncul sehingga dapat diperbaiki lebih lanjut. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 9. Revisi Produk Dalam hal ini, berkaitan dengan pemakaian produk dalam cakupan yang luas atau besar mengalami kekurangan dan kelemahan. Dalam uji pemakaian juga sebaiknya pembuat produk selalu mengevaluasi kinerja produk dengan tujuan untuk penyempurnaan produk yang dihasilkan. 10. Pembuatan Produk Masal Pembuatan produk masal dilakukan apabila produk yang telah dihasilkan dapat digunakan secara efektif dalam beberapa kali pengujian. Bagan prosedur pengembangan metode Research and Development R D, akan dipaparkan sebagai berikut: Bagan 3.1. Prosedur pengembangan metode R D Selain itu Borg and Gall dalam Sukmadinata 2010: 169 menjelaskan sepuluh langkah pelaksanaan strategi penelitian dan pengembangan sebagai berikut: Potensi dan Masalah Pengumpulan Data Desai Produk Validasi Desain Revisi Desain Revisi Produk Ujicoba Produk Ujicoba Pemakaian Revisi Produk Produksi Masal 1. Penelitian dan pengumpulan data research and information collecting. Langkah pertama ini terdiri dari: pengukuran kebutuhan, studi literatur, penelitian dalam skala kecil, dan pertimbangan-pertimbangan dari segi nilai. 2. Perencanaan planning. Perencanaan ini meliputi rancangan produk yang akan dikembangkan tujuan penggunaan produk, pengguna produk, dan deskripsi komponen produk serta proses pengembangannya. 3. Pengembangan draf produk develop preliminary form of product Pada langkah ini, peneliti mengembangkan bahan pembelajaran, proses pembelajaran, dan instrumen evaluasi. 4. Uji coba lapangan awal preliminary field testing Kegiatan uji coba lapangan awal ini dilakukan pada 1 sampai 3 sekolah dengan subjek uji coba antara 6 sampai 12 orang. 5. Merevisi hasil uji coba main product revision Pada tahap tahap ini, peneliti memperbaiki dan menyempurnakan hasil uji coba sebelumnya yang dilakukan. 6. Uji coba lapangan main field testing Kegiatan uji coba lapangan mencakup lebih banyak sekolah dan subjek uji coba yakni 5 sampai 15 sekolah dan 30 sampai 100 subjek uji coba. 7. Penyempurnaan produk hasil uji coba lapangan operasional product revision PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Karena sudah melakukan uji coba, maka peneliti perlu menyempurnakan kembali produk yang telah diujicobakan. 8. Uji pelaksanaan lapangan operasional field testing Kegiatan uji coba yang ketiga ini sangat luas karena mencakup 10 sampai 30 sekolah dengan melibatkan 40 sampai 200 subjek uji coba. 9. Penyempurnaan produk akhir final product revision Produk yang telah diuji cobakan pada kegiatan uji pelaksanaan lapangan, pada tahap ini akan disempurnakan berdasarkan saran dan komentar yang diberikan oleh subjek uji coba. 10. Diseminasi dan implementasi dissemination and implementation Pada tahap terakhir ini, peneliti melaporkan produk yang telah diujicobakan selama beberapa kali kemudian diterbitkan dan disebarkan secara luas untuk mengontrol kualitas. Berdasarkan prosedur pengembangan tersebut di atas akan dijadikan sebagai acuan dalam penelitian ini sesuai dengan kebutuhan peneliti. Namun karena keterbatasan waktu maka penelitian ini hanya dibatasi pada 5 langkah prosedur pengembangan, yaitu 1 Potensi dan masalah, 2 Pengumpulan data, 3 Desain produk, 4 Validasi ahli, dan 5 Revisi produk. Dari kelima langkah tersebut akan dilakukan secara bertahap hingga menghasilkan salah satu produk berupa media papan rantai makanan. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Untuk lebih jelasnya akan dipaparkan melalui bagan berikut Langkah 1 Bagan 3.2 Desain Penelitian Pengembangan Potensi dan Masalah Analisis Kebutuhan Wawancara Langkah 2 Pengumpulan data Konsultasi dosen Langkah 3 Desain Produk RPP Desain media papan rantai makanan Pengumpulan bahan Pembuatan media papan rantai makanan LANGKAH 4 Validasi media pembelajaran Instrumen siap digunakan Guru kelas V SD Konsultasi dosen Pembuatan kuisioner validasi Kisi-kisi Validasi media Pakar media Revisi Analisis LANGKAH 5 Revisi produk Hasil validasi oleh pakar Revisi produk Prototipe media papan rantai makanan Penentuan masalah Hasil wawancara Pengumpulan data Tahap pertama yang dilakukan pada penenelitian dan pengembangan ini adalah tahap penelitian dan pengumpulan data. Pada tahap ini, peneliti melakukan wawancara terhadap wali kelas V SDN Kalasan 1 dengan tujuan untuk menganalisis kebutuhan berkaitan potensi dan masalah yang terjadi di lapangan. Informasi yang diperoleh terkait dengan wawancara yang dilakukan mengacu pada penggunaan media dalam proses pembelajaran, di mana guru lebih cenderung untuk menggunakan media pembelajaran konvensional. Peneliti menggunakan data hasil wawancara sebagai acuan dalam pengembangan media pembelajaran konvensional yang terdapat pada tema ekosistem subtema memelihara ekosistem. Tahap kedua, berdasarkan hasil wawancara tersebut, peneliti dapat mengetahui dan menentukan masalah yang terjadi di lapangan yaitu siswa masih bingung dalam mengurutkan rantai makanan makhluk hidup pada suatu ekosistem tertentu. Mengacu pada permasalahan tersebut, peneliti dapat menentukan pemecahan yang efektif dan tepat melalui konsultasi dosen yaitu dengan menggunakan media pembelajaran papan rantai makanan. Media pembelajaran papan rantai makanan yang dikembangkan diperhatikan kesesuaianya dengan karakteristik siswa kelas V serta pemilihan warna dan gambar yang menarik. Tahap ketiga, peneliti merancang RPPTH yang berkaitan dengan media yang akan dikembangkan. Dalam hal ini, penyusunan RPPTH digunakan sebagai acuan dalam mengembangkan media pembelajaran papan rantai makanan. Mengacu pada perumusan RPPTH tersebut, peneliti selanjutnya PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI mendesain media pembelajaran papan rantai makanan serta memilah bahan- bahan yang dibutuhkan dalam membuat media tersebut. Setelah mempersiapkan semua bahan-bahan, peneliti membuat media pembelajaran papan rantai makanan yang tentunya tidak terlepas dari kriteria-kriteria pemilihan media yang baik dalam proses pembelajaran yang merujuk pada pendapat Arsyad 2010: 74-76 yang telah diuraikan pada bab II. Tahap empat, produk yang dikembangkan berupa media pembelajaran papan rantai makanan dilakukan validasi oleh pakar media dan guru SD. Validasi dilakukan dengan berpedoman pada instrumen validasi yang telah direvisi oleh dosen. Perumusan kuisioner validasi tidak terlepas dari kisi-kisi yang kemudian dikembangkan oleh peneliti sehingga berjumlah 20 butir pernyataan. Tahap lima, peneliti melakukan revisi terhadap media papan rantai makanan yang telah dilakukan validasi. Tahap revisi produk dilakukan dengan acuan komentar dan saran perbaikan dari validator, yaitu pakar media pembelajaran dan juga guru SD. Tahap revisi ini bertujuan untuk menyempurnakan media pembelajaran papan rantai makanan yang dikembangkan sehingga dapat meminimalisir kesalahan-kesalahan.

D. Teknik Pengumpulan Data