Kajian Pustaka LANDASAN TEORI

16

BAB II LANDASAN TEORI

A. Kajian Pustaka

1. Media Pembelajaran a. Pengertian Media Pembelajaran Gagne dan Briggs dalam Arsyad, 2010: 4-5 mengatakan bahwa media pembelajaran meliputi alat yang secara fisik digunakan untuk menyampaikan isi materi pengajaran, yang terdiri antara lain, buku, tape recorder, kaset, video camera, video recorder, film, slide gambar bingkai, foto, gambar, grafik, televisi, dan komputer. Dengan kata lain, media adalah komponen sumber belajar atau wahana fisik yang mengandung materi instruksional, di lingkungan siswa yang dapat merangsang siswa untuk belajar. Selain itu, Hamidjojo dalam Arsyad, 2010: 4 menjelaskan bahwa media adalah bentuk perantara yang digunakan oleh manusia untuk menyampaikan atau menyebar ide, gagasan atau pendapat, sehingga ide, gagasan atau pendapat yang dikemukakan tersebut sampai kepada penerima yang dituju. Sementara itu, Raharjo dalam Kustandi dan Sutjipto, 2011: 7 menegaskan bahwa media adalah wadah dari pesan yang oleh sumbernya ingin diteruskan kepada sasaran atau penerima pesan tersebut. Materi yang diterima adalah pesan instruksional, sedangkan tujuan yang dicapai adalah tercapainya proses belajar. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Dari beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah komponen sumber belajar atau wahana fisik yang mengandung materi instruksional di lingkungan siswa untuk merangsang siswa dalam belajar sehingga tercapainya proses belajar yang efektif. Media pembelajaran digunakan sebagai perantara dalam menyampaikan ide atau gagasan dari sumbernya yang akan diteruskan kepada penerima atau sasaran. Jika dilihat dari paparan di atas, jelaslah bahwa kehadiran media pembelajaran sangat membantu peserta didik terkait dengan pemahamannya sehingga berdampak pula pada peningkatan hasil belajarnya. b. Manfaat Media Pembelajaran Kemp dan Dayton dalam Arsyad, 2010: 21-23 memaparkan beberapa manfaat media pembelajaran, sebagai berikut: 1 Penyampaian pembelajaran lebih baku. Setiap pelajar yang melihat atau mendengar penyajian melalui media menerima pesan yang sama. Meskipun para guru menafsirkan isi pelajaran dengan cara yang berbeda-beda. Melalui penggunaan media ragam hasil tafsiran itu dapat dikurangi sehingga informasi yang sama dapat disampaikan kepada siswa sebagai landasan untuk pengkajian, latihan, dan aplikasi lebih lanjut. 2 Pembelajaran bisa lebih menarik. Media dapat diasosiasikan sebagai penarik perhatian dan membuat siswa tetap terjaga dan memperhatikan. Kejelasan dan keruntutan pesan, daya tarik image yang berubah-ubah, penggunaan efek khusus yang dapat menimbulkan keingintahuan menyebabkan siswa tertawa dan berpikir dari semua media tersebut menunjukkan bahwa media memiliki aspek motivasi dan meningkatkan minat. 3 Pembelajaran menjadi lebih interaktif dengan diterapkannya teori belajar dan prinsip-prinsip psikologis yang diterima dalam hal partisipasi siswa, umpan balik dan penguatan. 4 Lama waktu pembelajaran yang diperlukan dapat dipersingkat karena kebanyakan media hanya memerlukan waktu singkat untuk mengantarkan pesan-pesan dan isi pelajaran dalam jumlah yang cukup banyak dan kemungkinannya dapat diserap oleh siswa. 5 Kualitas hasil belajar dapat ditingkatkan bilamana integrasi kata dan gambar sebagai media pembelajaran dapat mengkomunikasikan elemen-elemen pengetahuan dengan cara yang terorganisasikan dengan baik, spesifik, dan jelas. 6 Pembelajaran dapat diberikan kapan dan di mana diinginkan atau diperlukan terutama jika media pembelajaran dirancang untuk penggunaan secara individu. 7 Sikap positif siswa terhadap apa yang mereka pelajari dan terhadap proses belajar dapat ditingkatkan. 8 Peran guru dapar berubah ke arah yang lebih positif, dalam hal ini beban guru untuk penjelasan yang berulang-ulang mengenai isi pelajaran dapat dikurangi atau bahkan dihilangkan sehingga ia dapat PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI memusatkan perhatian kepada aspek penting lain dalam proses belajar mengajar, misalnya sebagai konsultan atau penasihat siswa. c. Fungsi Media Pembelajaran Levie dan Lentz dalam Arsyad, 2010: 16-17 menjelaskan empat fungsi media pembelajaran khususnya media visual, diantaranya: 1 Fungsi atensi Berdasarkan fungsi ini, media visual merupakan inti yaitu menarik dan mengarahkan perhatian siswa untuk berkonsentrasi kepada isi pelajaran yang berkaitan dengan makna visual yang ditampilkan atau menyertai teks materi pelajaran. 2 Fungsi afektif Jika dilihat dari fungsi afektif, media visual dapat terlihat dari tingkat kenikmatan siswa ketika belajar membaca teks yang bergambar. Gambar atau lambang visual dapat menggugah emosi dan sikap siswa, misalnya informasi yang menyangkut masalah sosial atau ras. 3 Fungsi kognitif Mengacu pada fungsi ini, media visual terlihat dari temuan-temuan penelitian yang mengungkapkan bahwa lambang visual atau gambar memperlancar pencapaian tujuan untuk memahami dan mengingat informasi atau pesan yang terkandung dalam gambar. 4 Fungsi kompensatoris Fungsi kompensatoris melihat media pembelajaran dari hasil penelitian yang menyatakan bahwa media visual yang memberikan konteks untuk memahami teks dapat membantu siswa yang lemah dalam membaca untuk mengorganisasikan informasi dalam teks yang mengingatnya kembali. Dengan kata lain, media pembelajaran berfungsi untuk mengakomodasikan siswa yang lemah dan lambat menerima dan memahami isi pelajaran yang disajikan dengan teks atau disajikan secara verbal. d. Ciri-ciri Media Pembelajaran Ciri-ciri media pembelajaran, menurut Gerlach dan Ely dalam Sukiman, 2011: 35 adalah sebagai berikut : 1 Ciri fiksatif Ciri ini berkaitan dengan kemampuan media merekam, menyiman, melestarikan, dan merekonstruksi suatu peristiwa atau objek. Contohnya fotografi, video, tape, audio tape, disket komputer, dan film. Dengan ciri fiksatif ini, media memungkinkan suatu rekaman kejadian atau objek yang terjadi pada suatu waktu tertentu ditransportasikan tanpa mengenal waktu. 2 Ciri Manipulatif Ciri manipulatif ini berkaitan dengan waktu, maksudnya di sini adalah kejadian yang memakan waktu berhari-hari atau bahkan berbulan-bulan dapat disajikan kepada peserta didik dalam waktu yang lebih singkat lima sampai sepuluh menit atau pun sebaliknya. 3 Ciri Distributif Ciri distributif dari media berkaitan dengan kemungkinan suatu objek atau kejadian ditransportasikan melalui ruang, dan secara bersamaan kejadian tersebut disajikan kepada sejumlah besar peserta didik dengan stimulus pengalaman yang relatif sama mengenai kejadian itu. e. Jenis-jenis Media Pembelajaran Kustandi dan Sutjipto 2011: 45-52 mengklasifikasi media berdasarkan tujuan dan maksud pengelompokkannya. Oleh karena itu, jenis-jenis media pembelajaran akan dijelaskana sebagai berikut: 1 Gambar atau foto Gaambar atau foto berfungsi untuk menyampaikan pesan melalui gambar yang menyangkut indera penglihatan. Pesan yang disampaiakan dituangkan ke dalam simbol-simbol komunikasi verbal. Simbol-simbol tersebut perlu dipahami dengan benar agar proses penyampaian pesan dapat berhasil dan efisien. Selain itu, memdia gambar dan foto bertujuan untuk menarik perhatian, memperjelas materi, mengilustrasikan fakta atau informasi yang mungkin akan cepat jika diilustrasikan dengan gambar. 2 Diagram Diagram merupakan gambar sederhana yang menggunakan garis-garis dan simbol. Diagram menggambarkan struktur dari objeknya secara garis besar, menunjukkan hubungan yang ada antar komponen. Diagram juga diartikan sebagai lambang-lambang tertentu yang dapat digunakan untuk menjelaskan sarana, prosedur serta kegiatan yang biasa dilaksanakan dalam suatu sistem. 3 Bagan Chart Media bagan berfungsi untuk menyajikan ide-ide atau konsep-konsep yang sulit bila hanya disampaikan secara tertulis atau lisan. Media bagan berupa ringkasan butir-butir penting dari suatu presentasi. Bagan berisi tentang gambar-gambar, keterangan-keterangan, daftar-daftar dan sebagainya dan digunakan untuk memperagakan pokok-pokok isi bagian secara jelas dan sederhana. 4 Grafik Grafik merupakan gambar sederhana yang menggunakan titik-titik, garis atau gambar, seringkali digunakan simbol-simbol verbal untuk melengkapinya. Grafik berupa suatu bentuk penyajian visual yang dipakai untuk membandingkan perbedaan jumlah dari data pada saat- saat yang berbeda-beda. 5 Papan Tulis Papan tulis dan whiteboard dipakai untuk penyajian tulisan-tulisan atau sket-sket gambar dengan menggunakan kapur atau spidol untuk whiteboard baik yang berwarna maupun tidak berwarna. Maksud dari warna tersebut adalah agar tulisan lebih jelas, menarik, dan dapat berkesan bagi siswa. 6 Bangun Ruang Bangun ruang sering diidentik dengan matematika yang mempunyai isi atau pun volume. Bangun ruang terdiri dari sisi, rusuk, titik sudut. Berdasarkan pemaparan mengenai jenis-jenis media pembelajaran di atas, dalam penelitian ini peneliti akan mengembangkan media bagan chart yaitu media pembelajaran papan rantai makanan. Papan rantai makanan terdiri dari kartu berisi gambar dan kata yang berkaitan dengan rantai makanan pada suatu ekosistem. f. Kriteria Pemilihan Media Arsyad 2010: 72-76 mengemukakan bahwa dari segi teori belajar, pemilihan dan penggunaan media perlu mempertimbangkan dari berbagai kondisi dan prinsip-prinsip psikologis. Oleh karena itu, perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut: 1 Motivasi Dalam hal ini, pemilihan media pembelajaran harus ada kebutuhan, minat, atau keinginan untuk belajar dari pihak siswa sebelum meminta perhatiannya untuk mengerjakan tugas dan latihan. Pengalaman yang akan dialami siswa harus relevan dan bermakna bagi dirinya. Oleh karena itu, perlu untuk melahirkan minat itu dengan perlakuan yang memotivasi dari informasi yang terkandung dalam media pembelajaran itu. 2 Perbedaan individual Siswa belajar dengan cara dan tingkat kecepatan yang berbeda-beda. Faktor-faktor seperti kemampuan intelegensia, tingkat pendidikan, kepribadian, dan gaya belajar mempengaruhi kemampuan dan kesiapan siswa untuk belajar. Tingkat kecepatan penyajian informasi melalui media harus berdasarkan kepada tingkat pemahaman. 3 Tujuan pembelajaran Penyampaian tujuan penggunaan media pembelajaran dapat membantu siswa berhasil dalam pembelajaran. Selain itu, perumusan tujuan pembelajaran yang akan dicapai juga dapat membantu perancang dan penulis materi pelajaran. Tujuan ini akan menentukan bagian isi yang mana yang harus mendapatkan perhatian pokok dalam media pembelajaran. 4 Organisasi isi. Pembelajaran akan lebih mudah jika isi dan prosedur atau keterampilan fisik yang akan dipelajari diatur dan diorganisasikan ke dalam urut- urutan yang bermakna. Siswa akan memahami dan mengingat lebih lama materi pelajaran yang secara logis disusun dan diurut-urutkan secara teratur. Selain itu, tingkatan materi yang akan disajikan ditetapkan berdasarkan kompleksitas dan tingkat kesulitan isi materi. Melalui cara ini, siswa dapat dibantu untuk secara lebih baik mensintesis dan memadukan pengetahuan yang akan dipelajari. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 5 Persiapan sebelum belajar Dalam hal ini, berkaitan dengan penguasaan siswa terkait dengan materi-materi dasar. Dengan kata lain, ketika merancang materi pelajaran perhatian harus ditujukan kepada sifat dan tingkat persiapan siswa. 6 Emosi Media pembelajaran adalah cara yang sangat baik untuk menghasilkan respon emosional, seperti takut, cemas, empati, cinta kasih, dnan kesenangan. 7 Partisipasi Berkaitan dengan partisipasi, siswa harus menginternalisasi informasi dan tidak hanya mendengarkan informasi yang diberikannya. Partisipasi berkaitan dengan kegiatan fisik atau mental dalam penyajian materi pelajaran dengan tujuan agar siswa lebih memahami dan mengingat materi pelajaran tersebut. 8 Umpan balik Umpan balik berkaitan dengan informasi kemajuan belajar siswa baik hasil belajar, pekerjaan yang baik atau kebutuhan untuk perbaikan pada sisi tertentu dengan tujuan untuk memberikan sumbangan terhadap motivasi belajar yang berkelanjutan. 9 Penguatan reinforcement Penguatan bersifat dorongan belajar agar siswa terus belajar. Pembelajaran yang didorong oleh keberhasilan sangat bermanfaat agar siswa dapat membangun kepercayaan dirinya dan secara positif mempengaruhi perilaku di masa yang akan datang. 10 Latihan dan pengulangan Latihan dan pengulangan sangat diperlukan dengan tujuan agar pengetahuan atau keterampilan dapat menjadi bagian kompetensi atau kecakapan intelektual seseorang dan dapat tinggal dalam ingatan jangka panjang. 11 Penerapan Tujuan dari proses belajar adalah meningkatkan kemampuan seseorang untuk menerapkan atau mentransfer hasil belajar pada masalah atau situasi baru. Tanpa adanya penerapan terhadap hasil belajar, pemahaman belum dikatakan dikuasai meskipun pernah dibantu untuk mengenali atau menemukan generalisasi konsep, prinsip, kaidah. Berdasarkan penjelasan berkaitan dengan pertimbangan mengenai pemilihan dan penggunaan media pembelajaran tersebut di atas, maka kriteria media yang dipakai adalah sebagai berikut: 1 Sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Media dipilih berdasarkan tujuan instruksional yang telah ditetapkan secara umum mengacu kepada salah satu atau gabungan dari dua atau tiga ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik. Tujuan ini dapat digambarkan dalam bentuk tugas yang harus dikerjakandipertunjukkan oleh siswa, seperti menghafal, melakukan kegiatan yang melibatkan kegiatan fisik atau pemakaian prinsip-prinsip seperti sebab dan akibat, melakukan tugas yang melibatkan pemahaman konsep-konsep atau hubungan-hubungan perubahan, dan mengerjakan tugas-tugas yang melibatkan pemikiran pada tingkatan lebih tinggi. 2 Tepat untuk mendukung isi pelajaran yang sifatnya fakta, konsep, prinsip, atau generalisasi. Media yang berbeda, misalnya film dan grafik memerlukan simbol dan kode yang berbeda, dan oleh karena itu memerlukan proses dan keterampilan mental yang berbeda untuk memahaminya. Agar dapat membantu proses pembelajaran secara efektif, media harus selaras dan sesuai dengan kebutuhan tugas pembelajaran dan kemampuan mental siswa. Televisi, misalnya tepat untuk mempertunjukkan proses dan transformasi yang memerlukan manipulasi ruang dan waktu. 3 Praktis, luwes, dan bertahan. Jika tidak tersedia waktu, dana, atau sumber daya lainnya untuk memproduksi, tidak perluh dipaksakan. Media media yang mahal dan memakan waktu yang lama untuk memproduksinya bukanlah jaminan sebagai media yang terbaik. Kriteria ini menuntun para guruinstruktur untuk memilih media yang ada, mudah diperoleh, atau mudah dibuat sendiri oleh guru. Media yang dipilih sebaiknya dapat digunakan di mana pun dan kapan pun dengan peralatan yang tersedia di sekitarnya, serta mudah dipindahkn dan dibawa kemana-mana. 4 Guru terampil menggunakannya. Ini merupakan salah satu kriteria utama. Apa pun media itu, guru harus mampu menggunakannya dalam proses pembelajaran. Nilai dan manfaat media amat ditemukan oleh guru yang menggunakannya. Proyektor transparansi OHP, proyektor slide dan film, komputer, dan peralatan canggih yang lainnya tidak akan mempunyai arti apa-apa jika guru belum dapat menggunakannya dalam proses pembelajaran sebagai upaya mempertinggi mutu dan hasil belajar. 5 Pengelompokan sasaran. Media yang efektif untuk kelompok besar belum tentu sama efektifnya jika digunakan pada kelompok kecil atau perorangan. Ada media yang tepat untuk jenis kelompok besar, kelompok sedang, kelompok kecil, dan perorangan. 6 Mutu teknis. Pengembangan visual baik gambar maupun fotograf harus memenuhi persyaratan teknis tertentu. Misalnya, visual pada slide harus jelas dan informasi atau pesan yang ditonjolkan dan ingin disampaikan tidak boleh terganggu oleh elemen lain yang berupa latar belakang. 7 Meningkatkan kesenangan dan keefektivannya kustandi Sutjipto, 2011: 85. g. Pengembangan Media Pembelajaran Berkaitan dengan pengembangan media dalam proses pembelajaran, seorang guru harus terampil dan memilki kreativitas dalam membuat media dan harus mempertimbangkan karakteristik peserta didik, karena perkembangan anak berbeda di setiap tingkatan umurnya. Misalnya, jika media diperuntukkan untuk kelas V SD, maka harus mempertimbangkan juga karakteristik peserta didik kelas V SD. Pada umumnya, umur peserta didik kelas V SD berkisar antara 10-11 tahun. Tahap perkembangan peserta didik jika dilihat dari segi perkembangan kognitif dan perkembangan moral serta spiritualnya, menurut Meggitt 2013 : 164- 167 dapat paparkan sebagai berikut: Pertama, jika dilihat dari perkembangan kognitif peserta didik dari kisaran umur 10-11 tahun tersebut bahwa : 1 Mengembangkan nalar spasial, yaitu kemampuan memahami serta menarik kesimpulan dengan menggunakan tanda-tanda yang menyampaikan informasi jarak atau arah. 2 Mulai memahami motif di balik tindakan seseorang. 3 Dapat berkonsentrasi lebih lama dalam mengerjakan sesuatu. 4 Mulai merancang strategi memori. 5 Kemungkinan akan timbul rasa penasaran terhadap obat-obatan, alkohol, dan rokok. 6 Akan mengembangkan bakat-bakat tertentu. Menunjukkan keterampilan tertentu dalam menulis, matematika, musik, atau seni. Kedua, jika dilihat dari perkembangan moral dan spiritualnya, anak usia 10-11 tahun memiliki kemampuan sebagai berikut : 1 Banyak bertanya dan mulai mempelajari bahwa mereka bertanggung jawab terhadap tindakan, keputusan, dan konsekuensi mereka sendiri. 2 Mengerti bahwa beberapa peraturan sebenarnya dapat diubah melalui negosiasi dan bahwa peraturan tidak selalu diberlakukan oleh otoritas eksternal. 3 Mulai mengalami konflik antara nilai-nilai yang diajarkan orang tua, serta nilai yang dipegang teman-teman sebayanya. Jika dilihat dari perkembangan yang terjadi baik kognitif maupun moral dan spiritualnya, pada intinya bahwa masa SD merupakan periode yang penuh dengan kejutan. Setiap peserta didik mengalami perubahan baik fisik, keterampilan, kondisi emosional, sikap dan perilaku moral, intelektual, kemampuan berbahasa maupun keagamaan. 2. Media Pembelajaran Konvensional Jika dilihat dari arti katanya, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi 14 2008: 730, kata konvensional memiliki arti yaitu berdasarkan kesepakatan umum. Sementara, Anitah 2010:5 menjelaskan bahwa media adalah setiap orang, badan, alat atau peristiwa yang dapat menciptakan kondisi yang memungkinkan siswa untuk menerima pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Berdasarkan pengertian dari kedua kata tersebut, dapat diartikan bahwa media konvensional merupakan suatu bentuk alat maupun peristiwa yang dapat menciptakan kondisi yang memungkinkan siswa untuk menerima pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang didasarkan pada hasil kesepakatan umum atau kesepakatan bersama. 3. Media Pembelajaran Papan Rantai Makanan a. Pengertian Media Papan Rantai Makanan Papan rantai makanan merupakan salah satu jenis media konvensional berupa papan berbentuk lingkaran yang dapat memfasilitasi siswa dalam memahami materi tentang rantai makanan pada suatu ekosistem tertentu. Media ini berupaya untuk menguraikan tentang tahapan rantai makanan pada suatu ekosistem tertentu secara runtut dan sistematis. Keruntutan rantai makanan yang terdapat pada media tersebut ditunjukkan melalui anak panah pada papan tersebut yang digambar dengan mengikuti arah jarum jam. Komponen yang terdapat pada media papan rantai makanan berupa papan piramida makanan yang berbentuk segitiga samakaki, papan berbentuk lingkaran, buku petunjuk penggunaan media papan rantai makanan, kotak berisi kartu kata dan gambar, dan kartu kata dan gambar. Komponen-komponen media papan rantai makanan telah diuraikan secara lebih spesifik pada bab 1. b. Rantai Makanan pada suatu Ekosistem Sumantoro dan Hermana 2009: 90 menjelaskan bahwa rantai makanan merupakan perjalanan makan memakan seolah-olah membentuk suatu rantai makanan. Rantai makanan tersusun dari produsen penghasil, konsumen pemakai, dan pengurai. Dengan kata lain, rantai makanan merupakan ketergantungan makhluk hidup satu dengan makhluk hidup yang lain umumnya dalam hal makan-memakan. Rantai makanan terjadi di semua ekosistem. Haryanto 2007: 86 menjelaskan bahwa ekosistem merupakan tempat berlangsungnya hubungan saling ketergantungan antara makhluk hidup dan lingkungannya. Makna pendapat dari kedua ahli di atas jika digabungkan bahwa rantai makanan pada suatu ekosistem adalah hubungan saling ketergantungan dari makhluk hidup yang satu dengan makhluk hidup lainnya pada suatu tempat tertentu. Dalam hal ini, peristiwa makan- memakan yang terjadi melibatkan semua makhluk hidup yang tinggal di tempat tertentu berdasarkan ekosistemnya masing-masing. c. Bahan-bahan untuk Membuat Media Papan Rantai Makanan Media yang dikembangkan berupa media papan rantai makanan menggunakan bahan-bahan yang relatif kuat, tahan lama sehingga bisa digunakan secara berulang-ulang. Adapun bahan-bahan yang digunakan dalam menghasilkan produk ini adalah papan berbentuk lingkaran dengan diameter 60 cm, kertas karton dengan dengan ketebalan 4 mm, mistar, plastik sampul 3 m, kayu dengan panjang 40 cm, papan tripleks dengan panjang 48 cm, kuas, cat disesuaikan dengan pilihan warna yang disukai oleh siswa SD, perekat 1 m, dan gambar dengan ukuran panjang 18 cm dan lebar 11 cm. Sedangkan, alat yang digunakan dalam membuat media papan rantai makanan adalah gunting, cutter, paku, dan engsel. d. Cara Menggunakan Media Papan Rantai Makanan Prosedur dalam mengaplikasikan media papan rantai makanan dalam proses pembelajaran dapat dilakukan melalui tahap-tahap sebagai berikut: 1 Menyiapkan kartu berisi gambar dan kata serta papan rantai makanan; PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 2 Siswa dibagi dalam 4 kelompok yang terdiri dari 4-5 orang; 3 Guru memberikan petunjuk kegiatan kelompok. Kemudian, membagikan kartu berisi gambar kepada kelompok 1 dan 3; 4 Kelompok 1 diminta untuk mendemonstrasikan kartu yang berisi gambar dan kata yang dibagikan guru. Kemudian, ditempelkan pada papan rantai makanan; 5 Kelompok lain diminta untuk menyimak penjelasan dari kelompok 1 dan memperbaiki kesalahan dari letak kartu yang ditempel; 6 Kelompok 2 diminta untuk mendemontrasikan dengan cara memindahkan kartu yang telah ditempelkan pada papan rantai makanan oleh kelompok 1 pada papan piramida makanan; 7 Cara yang sama pula dilakukan oleh kelompok 2 dan 4. e. Kelebihan Media Papan Rantai Makanan Media papan rantai makanan yang dikembangkan memiliki kelebihan sebagai berikut: 1 Media papan rantai makanan dapat digunakan secara berulang-ulang karena menggunakan bahan-bahan yang bisa bertahan lama yaitu menggunakan bahan dasar dari kayu; 2 Media papan rantai makanan dapat melatih siswa untuk berpikir runtut, dan kritis dalam mengurutkan rantai makanan suatu makhluk hidup dalam ekosistem tertentu; 3 Media papan rantai makanan tidak hanya mengembangkan aspek kognitif saja. Tetapi, media ini juga dapat mengembangkan aspek afektif. Dalam hal ini, siswa dituntut untuk bekerja sama, menghargai pendapat teman serta harus teliti dan juga percaya diri. Sementara, berkaitan dengan aspek psikomotorik, siswa dilatih untuk mengembangkan kemampuan berbahasanya melalui kegiatan demontrasi; 4 Penggunaan media papan rantai makanan dalam proses pembelajaran dapat menciptakan pembelajaran lebih bermakna karena siswa dapat belajar dengan menggunakan benda konkrit atau nyata; 5 Pengaplikasian media papan rantai makanan dapat menciptakan pembelajaran lebih aktif karena semua siswa ikut terlibat dalam menggunakan media tersebut; 6 Media papan rantai makanan sangat menarik karena menggunakan warna-warna cerah yang tentunya sangat identik dengan siswa SD; 7 Kartu kata dan gambar yang akan ditempelkan pada papan rantai makanan bisa dibongkar pasang sehingga mempermudah siswa dan guru untuk memperbaiki kesalahan, 8 Ukuran media papan rantai makanan proposional sehingga bisa digunakan untuk kelompok kecil, sedang, dan besar.

B. Penelitian yang Relevan