Pengembangan media pembelajaran konvensional pada materi pokok rangkaian listrik dalam subtema 1 hidup rukun untuk siswa kelas V sekolah dasar

(1)

i

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN KONVENSIONAL PADA MATERI POKOK RANGKAIAN LISTRIK

DALAM SUBTEMA 1 HIDUP RUKUN UNTUK SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh :

Novita Rusilia Tama NIM. 131134276

RINTISAN PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI GURU TERINTEGRASI (PPGT)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2017


(2)

(3)

(4)

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN Karya ini kupersembahkan untuk: Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria

Yang selalu memberi berkat, rahmat kesehatan, perlindungan, serta petunjuk sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini

Keluarga tercinta

Bapak Blasius, mama Maria Fatima, kakak Stevy Ekawati, adik Sindy Erika yang selalu memberikan doa, perhatian, dukungan serta kasih sayang yang tiada henti Opa Bernadus (alm), opa Yosep (alm), oma Rosalia (almh), oma Bibiana (almh), opa

pater Alosius Ombos, OFM, bapa Sebastianus dan mama Kristina yang telah memberikan dukungan berupa doa dan semangat

Sahabat terbaik

Kakak Harry Dolores, Ririn Jaru, Titin Murni, Ina Jun, Ketrin Baso, kakak Vera Nelci yang telah membantu memberikan masukan dan motivasi

Sahabat spesial Ferry Jehadut yang selalu mendukung dan membantu dalam menyelesaikan skripsi ini.

Teman-teman seperjuangan PPGT PGSD USD Angkatan 2013 yang selalu memberikan motivasi, semangat, kasih sayang, dan kebersamaan

Dosen-dosen Terbaik

Pak Puji, Pak Galih, Pak Rohandi, Pak Rusmawan, Pak Paulus Wahana, Pak Adimassana, Ibu Maslichah, Ibu Ika,

Yang selalu menasehati dan memperbaiki kesalahan selama mengikuti perkuliahan Keluarga Besar Student Residence

Pamong dan teman-teman SR

Yang selalu memberikan perlindungan, nasihat, kasih sayang, dan motivasi Kupersembahkan karya ini untuk almamaterku

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta


(5)

v MOTTO

Diberkatilah orang yang mengandalkan Tuhan, yang menaruh harapannya pada Tuhan”

(Yeremia 17:7)

“Kesuksesan hanya dapat diraih dengan segala upaya dan usaha yang disertai dengan doa”


(6)

vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebut dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.


(7)

vii

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama : Novita Rusilia Tama

Nomor Mahasiswa : 131134276

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

Pengembangan Media Pembelajaran Konvensional pada Materi Pokok Rangkaian Listrik dalam Subtema 1 Hidup Rukun untuk Siswa Kelas V Sekolah Dasar

beserta perangkat yang diperlukan. Dengan demikian saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta izin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal: 10 Februari 2017 Yang menyatakan


(8)

viii ABSTRAK

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN KONVENSIONAL PADA MATERI POKOK RANGKAIAN LISTRIK

DALAM SUBTEMA 1 HIDUP RUKUN UNTUK SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR

Novita Rusilia Tama Universitas Sanata Dharma

2017

Kebutuhan guru terhadap media pembelajaran konvensional papan rangkaian listrik untuk mengemas konsep rangkaian listrik seri dan paralel merupakan alasan dilakukannya penelitian dan pengembangan ini. Tujuan utama dilakukannya penelitian dan pengembangan ini adalah menghasilkan sebuah produk berupa media pembelajaran konvensional papan rangkaian listrik pada subtema 1 Hidup Rukun untuk siswa kelas V sekolah dasar.

Penelitian ini merupakan jenis penelitian dan pengembangan dari hasil modifikasi antara model Borg & Gall dan Sugiyono. Prosedur pengembangan yang digunakan dalam penelitian ini meliputi 5 langkah yaitu: 1) analisis masalah; 2) pengumpulan data; 3) pengembangan produk; 4) validasai produk; 5) revisi produk hasil validasi, hingga menghasilkan produk final berupa media pembelajaran konvensional papan rangkaian listrik pada subtema 1 Hidup Rukun untuk siswa kelas V sekolah dasar. Instrumen dalam penelitian ini adalah daftar pertanyaan wawancara dan kuesioner. Wawancara digunakan untuk analisis kebutuhan kepada guru SD kelas V SD Negeri Kalasan 1, sedangkan kuesioner digunakan untuk validasi kualitas media pembelajaran konvensional papan rangkaian listrik oleh dua orang pakar media pembelajaran konvensional papan rangkaian listrik, dan dua orang guru kelas V sekolah dasar. Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan skala 5 mengacu pada Sukardjo (2008:101).

Validasi media pembelajaran konvensional papan rangkaian listrik berpedoman pada 14 aspek penilaian. Validasi dari dua pakar media pembelajaran konvensional papan rangkaian listrik menghasilkan skor 4,42 (Sangat Baik) dan 4,35 (Sangat Baik). Validasi dari dua guru kelas V sekolah dasar menghasilkan skor 4,28 (Sangat Baik) dan 4,71 (Sangat Baik). Media pembelajaran konvensional papan rangkaian listrik memperoleh rerata skor 4,44 dengan kategori “Sangat Baik”. Dengan demikian, media pembelajaran konvensional papan rangkaian listrik yang dikembangkan berkualitas sangat baik serta layak diujicobakan dalam pembelajaran. Kata kunci: Media pembelajaran konvensional, papan rangkaian listrik


(9)

ix

ABSTRACT

DEVELOPING OF THE ELECTRICITY CONNECTING STRUCTURE BOARD AS A CONVENTIONAL LEARNING MEDIA IN HIDUP RUKUN SUB THEME

OF (RANGKAIAN LISTRIK) ELECTRICITY CONNECTING STRUCTURE MATERIAL FOR GRADE V ELEMENTARY STUDENTS.

Novita Rusilia Tama Universitas Sanata Dharma

2017

The needs of the electricity connecting structure board to set the seri and parallel of the electricity connecting structure concept as the conventional learning media became the main reason of this research. The principal aim of this research is to produce a product as like as the electricity connecting structure board media in “hidup rukun” subtheme for grade v elementary students.

This research is the kinds of research and development from modification result by Borg and Gall and Sugiyono. The elaboration procedure that is used in this research include five steps they are (1) the problem analysis, (2) the data collection (3) the development of product (4) the validation of product and (5) the revision of product validation result, until produce the final product design in the form of the electricity connecting structure boars media in “Hidup Rukun” subtheme for grade v elementary students.

The instruments that used in this research are: list of interview questions of the needed analysis and questionnaire. Interview is used to analyze the needed of grade V teachers at SDN Kalasan 1, however the questionnaire is used to validate the quality of the electricity connecting structure board as the conventional media by two experts of conventional learning media and two teachers of grade V elementary school. The analysis techniques in this research is using 5 scale related to Sukardjo (2008: 101)

The validation of the electricity connecting structure board media is orientated to 14 aspect of assessment. The validation from two experts in conventional learning media of the electricity connecting structure boars produce the score 4,42 (very good) and 4,35 (very good). The validation from two teachers of grade V elementary school produce the score 4,28 (very good) and 4,71 (very good). It can be conclude that the conventional learning media of the electricity connecting structure boars acquire the average score 4,44 with the category “very good”. So, the conventional learning media of the electricity connecting structure board that has developed with the very good quality and suitable to be used in the process of learning .


(10)

x

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur peneliti haturkan kepada Tuhan yang Maha Esa karena atas berkat, rahmat dan tuntunan-Nya, peneliti dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengembangan Media Pembelajaran Konvensional pada Materi Pokok Rangkaian Listrik dalam Subtema 1 Hidup Rukun untuk Siswa Kelas V Sekolah Dasar” dengan baik. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

Peneliti menyadari bahwa dalam menyelesaikan skripsi ini, peneliti banyak mendapat bantuan, bimbingan, serta motivasi dari berbagai pihak baik secara langsung maupun tidak langsung sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. Maka pada kesempatan ini, peneliti ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Rohandi, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma.

2. Christiyanti Aprinastuti, S.Si., M.Pd. selaku Ketua Program Studi PGSD.

3. Galih Kusumo, S.Pd., M.Pd. selaku Dosen Pembimbing yang telah membimbing, memberi motivasi serta masukan yang positif sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini.

4. Drs. Puji Purnomo, M.Si. selaku Validator Pakar Media Pembelajaran Konvensional Papan Rangkaian Listrik yang telah memberikan bantuan dalam penelitian ini dengan melakukan validasi produk penelitian.

5. Maria Melani Ika Susanti, S.Pd., M.Pd. selaku Validator Pakar Media Pembelajaran Konvensional Papan Rangkaian Listrik yang telah memberikan bantuan dalam penelitian ini dengan melakukan validasi produk penelitian. 6. Para dosen dan Staf PGSD yang telah melayani peneliti dengan baik.


(11)

xi

7. Sarjono, S.Pd.,SD. selaku Kepala SD Negeri Kalasan 1 yang telah memberikan bantuan selama peneliti melakukan penelitian di sekolah.

8. Khatarina Supatminingsih, S.Pd. selaku Kepala SD Kanisius Eksperimental Mangunan yang telah membantu peneliti dalam melakukan validasi produk penelitian.

9. Paula Novi Chandra, S.Pd. selaku guru kelas V SD Kanisius Eksperimental Mangunan yang telah membantu peneliti dalam melakukan validasi produk penelitian.

10.Ayah dan Ibunda tercinta, Bapak Blasius dan Mama Maria Fatima yang setia memberikan doa serta motivasi dalam menyelesaikan skripsi ini.

11.Kakak Stevy Ekawati dan adik Sindy Erika yang selalu memberi semangat serta doa kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini.

12.Keluarga besarku, opa Bernadus, opa Yosep, oma Rosalia, oma Bibiana, opa Pater Aloysius Ombos, OFM, bapa Sebastianus, mama Kristina, kakak Stevy Ekawati, kakak Ardi Noven dan adik Sindy yang selalu memberi dukungan serta nasihat dalam menyelesaikan skripsi ini.

13.Sahabat spesial Ferry Jehadut yang selalu mendukung dan membantu dalam menyelesaikan skripsi ini.

14.Sahabat terbaik, kakak Harry Dolores, Ririn Jaru, Titin Murni, Ina Jun, dan Ketrin Baso, Ririn Andung, Nita, Ocik, Dini, Lili, Onik, Obet, Andi, Olla, Riko yang selalu memberikan doa dan semangat.

15.Teman-teman seperjuangan mahasiswa PPGT Angkatan 2013 yang selama ini selalu mendukung, memberikan semangat, berbagi kebahagiaan, dan berjuang bersama-sama.


(12)

xii

16.Para pamong asrama dan segenap keluarga besar Student Residence Sanata Dharma yang memberi ketenangan, dukungan, serta rasa nyaman sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini.

17.Segenap pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu yang turut berperan besar dalam menyusun skripsi ini, peneliti ucapkan terima kasih.

Peneliti menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari sempurna, maka peneliti sangat membutuhkan kritik dan saran dari berbagai pihak. Akhir kata, peneliti mengucapkan selamat membaca dan semoga bermanfaat bagi kita semua.

Yogyakarta, 10 Februari 2017 Peneliti


(13)

xiii DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN MOTTO ...v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vii

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT ... ix

KATA PENGANTAR ...x

DAFTAR ISI ... xiii

DAFTAR TABEL ...xv

DAFTAR BAGAN ... xvi

DAFTAR GAMBAR ... xvii

DAFTAR LAMPIRAN ... xviii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ...1

B. Rumusan Masalah ...7

C. Tujuan Penelitian ...7

D. Manfaat Penelitian...8

E. Batasan Istilah ...10

F. Spesifikasi Produk ...11

BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Pustaka ...14

1. Media Pembelajaran ...14


(14)

xiv

3. Materi Rangkaian Listrik ...35

B. Penelitian Relevan ...37

C. Kerangka Berpikir ...44

D. Daftar Pertanyaan ...46

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ...47

B. Setting Penelitian ...47

C. Prosedur Pengembangan ...49

D. Teknik Pengumpulan Data ...55

E. Instrumen Penelitian ...56

F. Teknik Amalisis Data ...59

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Analisis Kebutuhan ...63

B. Deskripsi Produk Awal...67

C. Data Hasil Validasi Pakar Media Pembelajaran Konvensional ...72

D. Revisi Produk ...73

E. Data Hasil Validasi Guru SD Kelas V ...75

F. Revisi Produk ...76

G. Kajian Produk Akhir dan Pembahasan...78

1. Kajian Produk Akhir ...78

2. Pembahasan ...81

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ...87

B. Keterbatasan Pengembangan ...88

C. Saran ...89

DAFTAR PUSTAKA ...90

LAMPIRAN ...92


(15)

xv DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Jadwal Penelitian...48

Tabel 3.2 Pedoman Wawancara ...58

Tabel 3.3 Pedoman Kuesioner (angket) ...59

Tabel 3.4 Konversi Nilai Skala lima ...60

Tabel 3.5 Kriteria Skor Skala Lima ...62

Tabel 4.1 Komentar & saran Perbaikan Validator P dan Revisi ...74

Tabel 4.2 Komentar & saran Perbaikan Validator M dan Revisi ...74

Tabel 4.3 Komentar & saran Perbaikan Validator P dan Revisi ...76


(16)

xvi DAFTAR BAGAN

Bagan 2.1 Literature Map Hasil Penelitian yang Relevan ...43 Bagan 2.2 Kerangka Berpikir ...46 Bagan 3.1 Langkah-langkah Penggunaan Metode Research and

Development (R&D) ...52 Bagan 3.2 Desain Penelitian Pengembangan ...53


(17)

xvii DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1. Media pembelajaran konvensional papan rangkaian

listrik ...70 Gambar 4.2. Buku petunjuk penggunaan media ...71


(18)

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Surat Izin Penelitian...93

Lampiran 2. Surat Keterangan Penelitian ...96

Lampiran 3. Surat Izin Validasi ...98

Lampiran 4. Surat Keterangan Validasi ...100

Lampiran 5. Rangkuman Wawancara ...102

Lampiran 6. Data Mentah Skor Validasi Pakar Media Pembelajaran Konvensional ...106

Lampiran 7. Data Mentah Skor Validasi Guru SD Kelas V ...114

Lampiran 8. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Tematik Harian ...123


(19)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan fondasi utama dalam membangun suatu bangsa. Dengan adanya pendidikan diharapkan mampu meningkatkan kemampuan di berbagai bidang pengetahuan. Pendidikan saat ini berorientasi pada nilai-nilai budaya sehingga mampu memberdayakan semua peserta didik sesuai dengan kemampuan, bakat, minat, serta kondisi fisik yang dimilikinya. Pidarta (2013:30-31) mengatakan bahwa pendidikan merupakan sistem terbuka, sebab tidak mungkin pendidikan dapat melaksanakan fungsinya dengan baik bila mengisolasi diri dengan lingkungan. Pendidikan adalah tanggung jawab bersama, baik pemerintah/sekolah, orang tua dan masyarakat. Dewasa ini pendidikan di Indonesia masih sangat memprihatinkan. Pendidikan masih belum dijangkau oleh seluruh masyarakat Indonesia. Banyak hal yang menjadi faktor utamanya, bukan hanya dari pemerintah yang tidak menyediakan fasilitas atau tenaga guru yang berkurang namun karena masyarakat itu sendiri yang belum memahami bagaimana pentingnya pendidikan untuk kehidupannya. Persoalan mendasar tentang pendidikan kurang diminati karena dianggap tidak menyumbangkan pemikiran yang bisa dipakai untuk pemecahan langsung terhadap persoalan-persoalan yang dihadapi masyarakat menyangkut praktik pendidikan.


(20)

2

Dalam pendidikan Indonesia begitu banyak disiplin ilmu di sekolah dasar yang harus dikuasai, salah satunya adalah IPA. Samatowa (2011:5-9) mengatakan, IPA sebagai disiplin ilmu dan penerapannya dalam masyarakat membuat pendidikan IPA menjadi penting serta perlu diberikan kesempatan untuk berlatih keterampilan-ketserampilan proses IPA dan perlu dimodifikasikan sesuai dengan tahap perkembangan kognitifnya. Persepsi awal orang-orang tentang IPA pasti kurang baik, apalagi untuk siswa SD. Persepsi siswa yang seperti itu bisa kita ubah jika siswa diajarkan dengan baik dan dalam suasana yang menyenangkan, IPA akan diterima sebagai mata pelajaran yang membangkitkan minat peserta didik. Ada beberapa alasan yang menyebabkan mata pelajaran IPA harus dipelajari oleh peserta didik yakni; a) bila IPA diajarkan dengan cara yang tepat, maka IPA merupakan mata pelajaran yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk berpikir kritis, b) bila IPA diajarkan dengan percobaan-percobaan yang dilakukan sendiri oleh anak, maka IPA tidaklah merupakan mata pelajaran yang bersifat hafalan belaka. IPA sebagai disiplin ilmu dan penerapannya dalam masyarakat membuat pendidikan IPA menjadi penting. Dengan upaya yang lebih menekankan bagaimana anak belajar, kita dapat melihat bahwa pembelajaran IPA di kelas dipandang sebagai suatu proses aktif, dan sangat dipengaruhi apa yang sebenarnya ingin dipelajari anak.

Namun, pada zaman sekarang jika melihat bagaimana penerapan konsep IPA di sekolah-sekolah, peserta didik tidak mengalami secara langsung proses belajar. Guru lebih dominan menggunakan metode ceramah sehingga


(21)

3

menyebabkan peserta didik hanya sebatas mengetahui tetapi tidak memahami terkait apa yang dipelajarinya. Oleh karena itu, dalam hal ini seorang guru harus memperhatikan dengan baik apa yang dibutuhkan peserta didik. Guru harus bisa menghasilkan sesuatu yang dapat menunjang proses pembelajaran, salah satunya berupa media pembelajaran atau alat peraga yang dapat menarik minat siswa serta membantu guru dalam menyampaikan materi sehingga tujuan pembelajaran tercapai secara efisien.

Dalam suatu proses belajar mengajar, salah satu yang sangat penting adalah tersedianya media pembelajaran. Media pembelajaran menjadi salah satu komponen penting dalam mendukung setiap proses pembelajaran. Arsyad (2007:3) menyebutkan bahwa “kata media berasal dari bahasa Latin medius yang secara harfiah berarti tengah, perantara, atau pengantar. Dalam bahasa Arab, media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima

pesan”. Secara garis besar, guru, buku teks, atau lingkungan sekolah merupakan media. Sedangkan secara khususnya, pengertian media belajar adalah alat-lat grafis, photografis, atau elektronis untuk menangkap, memproses dan menyusun kembali informasi visual atau verbal. Jadi dapat disimpulkan media belajar adalah sarana yang digunakan pendidik dalam membantu memudahkan proses pembelajaran dalam menyampaikan materi pembelajaran, sehingga peserta didik dapat dengan mudah memahami dan menangkap materi yang dipelajari.

Guru harus bisa melihat dan memperhatikan apa yang dibutuhkan peserta didik terutama dalam proses pembelajaran di kelas. Dalam persiapan


(22)

4

pembuatan media pembelajaran, guru harus mengetahui tujuan pembelajaran yang akan dicapai siswa. Sehingga pada saat proses pembelajaran berlangsung guru menggunakan media serta siswa dapat termotivasi untuk aktif belajar. Selain itu juga, dalam pembuatan media guru harus mengetahui karakteristik dari masing-masing peserta didik. Media pembelajaran merupakan segala alat fisik yang digunakan pengajar untuk menyampaikan pesan berupa pengetahuan kepada peserta didik, sehingga dapat merangsang serta membangkitkan motivasi siswa untuk belajar sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai. Anitah (2010:7-8) mengatakan, media pembelajaran dapat berbentuk visual berupa gambar, bentuk, dan sebagainya yang memanfaatkan penglihatan. Ada pula yang berbentuk audio berupa film suara, radio, dan sebagainya yang memanfaatkan pendengaran, ataupun yang memanfaatkan keduanya yakni berbentuk audio visual. Salah satu jenis media pembelajaran yang dapat digunakan adalah media konvensional. Media ini sangat sederhana dan mudah dirancang oleh guru serta mudah digunakan oleh peserta didik. Pemakaian media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat peserta didik, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap peserta didik. Hamalik (2010:15-16) mengatakan bahwa penggunaan media pembelajaran pada tahap orientasi pembelajaran akan sangat membantu keefektifan proses pembelajaran dan penyampaian pesan dan isi pelajaran pada saat itu. Selain membangkitkan motivasi dan minat


(23)

5

peserta didik, media pembelajaran juga dapat membantu peserta didik meningkatkan pemahaman, menyajikan data dengan menarik dan terpercaya, memudahkan penafsiran data, dan mendapatkan informasi.

Dari hasil wawancara peneliti dengan guru kelas V SDN Kalasan 1 pada hari Rabu, 14 September 2016, diperoleh beberapa informasi terkait dengan intensitas penggunaan media dalam proses pembelajaran. Guru mengetahui fungsi dan tujuan media pembelajaran, namun penggunaan media masih terbilang sangat minim. Salah satu kurangnya penggunaan media terdapat pada pembelajaran IPA materi rangkaian listrik. Ini dipengaruhi persediaan media pembelajaran di sekolah yang tidak ada dan kurang kreatifnya guru dalam merancang maupun menyusun media pembelajaran. Selain itu juga, guru kadang hanya menjelaskan teori kepada siswa tanpa mempraktikkan serta meminta peserta didik untuk menghafal. Hal ini sering membuat siswa kurang memahami terkait materi yang diajarkan. Guru berusaha menggunakan media pembelajaran sederhana ketika proses pembelajaran berlangsung, namun, karena minimnya persediaan media pembelajaran tersebut membuat peserta didik harus secara bergantian menggunakan media itu sehingga menyebabkan proses pembelajaran kurang berjalan secara efektif. Sejauh ini, sudah ada upaya yang dilakukan pihak sekolah atau pun guru tersebut untuk mengatasi permasalahan yang dialami oleh siswanya. Guru pernah membuat media pembelajaran yang sangat sederhana terkait dengan materi rangkaian listrik, akan tetapi medianya tidak


(24)

6

bertahan lama karena tidak kuat. Perhatian siswa terhadap proses pembelajaran diakui kurang terarah juga, salah satunya diakibatkan karena media pembelajaran yang digunakan guru juga tidak menarik perhatian siswa. Walaupun demikian, guru tetap menggunakan media pembelajaran yang ada dan berusaha untuk memaksimalkan proses pembelajaran. Oleh karena itu, dalam hal ini guru harus mempertimbangkan media pembelajaran tersebut apakah kuat dan dapat menarik perhatian siswa atau tidak. Dalam pembuatan media pembelajaran, guru sering membuat media pembelajaran konvensional dan juga kadang hanya menggunakan media berupa gambar-gambar yang sudah tersedia di dalam buku. Guru mengakui bahwa tidak semua materi yang ada dalam buku dapat dibuatkan media pembelajarannya.

Berdasarkan permasalahan tersebut, guru membutuhkan media pembelajaran konvensional yang dapat mengemas konsep dan materi tentang rangkaian listrik. Oleh karena itu, peneliti mencoba mengembangkan media pembelajaran konvensional berupa papan rangkaian listrik yang dibutuhkan oleh guru dan peserta didik. Media pembelajaran konvensional papan rangkaian listrik diharapkan dibuat secara sederhana, namun dapat bertahan lama. Pembuatan media ini bertujuan untuk menunjang aktivitas belajar guru dan peserta didik selama proses pembelajaran serta dapat menambah pengetahuan siswa tentang konsep rangkaian listrik seri dan paralel. Judul


(25)

7

Materi Pokok Rangkaian Listrik dalam Subtema 1 Hidup Rukun untuk Siswa Kelas V Sekolah Dasar.”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, peneliti merumuskan beberapa masalah yang terjadi antara lain:

1. Bagaimanakah langkah pengembangan media pembelajaran

konvensional pada materi pokok rangkaian listrik untuk siswa kelas V di SDN Kalasan 1?

2. Bagaimanakah kualitas produk dari media pembelajaran konvensional pada materi pokok rangkaian listrik untuk siswa kelas V di SDN Kalasan 1?

C. Tujuan Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti mencoba mencari jalan keluarnya. Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan penelitian ini antara lain:

1. Untuk mengetahui langkah pengembangan media pembelajaran konvensional pada materi pokok rangkaian listrik untuk siswa kelas V di SDN Kalasan 1.

2. Untuk mengetahui kualitas produk dari media pembelajaran konvensional pada materi pokok rangkaian listrik untuk siswa kelas V di SDN Kalasan 1.


(26)

8 D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian dan pengembangan ini, antara lain sebagai berikut:

1. Secara teoritis

Penelitian ini sangat bermanfaat bagi peserta didik untuk menambah pengetahuan tentang suatu media pembelajaran yang digunakan guru dalam meningkatkan motivasi dan minat terhadap proses pembelajaran. Suatu proses pembelajaran dapat lebih interaktif karena peserta didik lebih berpartisipasi aktif karena penggunaan media itu sendiri.

2. Secara praktis a. Bagi mahasiswa

Penelitian dan pengembangan ini memberikan pengalaman serta pengetahuan baru dalam membuat dan mengembangkan media pembelajaran konvensional papan rangkaian listrik subtema 1 Hidup Rukun pada materi pokok rangkaian listrik untuk siswa kelas V sekolah dasar.

b. Bagi guru

Adanya media dalam proses pembelajaran mengakibatkan penyampaian materi menjadi lebih baik, artinya informasi yang disampaikan guru kepada peserta didik dapat diterima. Selain itu juga, lama waktu pembelajaran yang diperlukan dapat dipersingkat karena kebanyakan media hanya memerlukan waktu singkat untuk


(27)

9

menyampaikan isi materi dalam jumlah yang cukup banyak dan kemungkinan dapat diserap oleh peserta didik. Pembelajaran dapat diberikan kapan dan di mana diperlukan terutama jika media pembelajaran dirancang untuk penggunaan secara individu.

c. Bagi peserta didik

Dengan adanya media pembelajaran yang digunakan oleh guru, maka peserta didik akan tertarik mengikuti pembelajaran. Hal ini dapat mempengaruhi kualitas hasil belajar peserta didik, dalam hal ini media pembelajaran tersebut dapat mengkomunikasikan elemen-elemen pengetahuan sehingga terorganisasi dengan jelas.

d. Bagi sekolah

Penelitian dan pengembangan ini dapat menambah referensi bagi sekolah dalam mengembangkan media pembelajaran konvensional khususnya pada materi rangkaian listrik subtema 1 Hidup Rukun untuk kelas V sekolah dasar.

e. Bagi prodi PGSD

Penelitian dan pengembangan ini dapat menambah pustaka prodi PGSD Universitas Sanata Dharma terkait pengembangan media pembelajaran konvensional pada materi pokok rangkaian listrik dalam subtema 1 Hidup Rukun untuk siswa kelas V sekolah dasar.


(28)

10 E. Batasan Istilah

1. Media pembelajaran merupakan perantara yang mengantar informasi antar sumber dan penerima. Apabila media itu membawa pesan-pesan atau informasi yang mengandung maksud-maksud pembelajaran, maka media tersebut di sebut sebagai media pembelajaran.

2. Media pembelajaran konvensional merupakan alat pembelajaran sederhana yang dibuat menggunakan tangan manusia tanpa bantuan mesin dan digunakan untuk mempermudah serta memperjelas penyampaian materi pembelajaran dari guru kepada peserta didik.

3. Media papan rangkaian listrik merupakan suatu alat pembelajaran konvensional yang dibuat khusus untuk mengemas konsep dan materi tentang rangkaian listrik sehingga penyampaian materi terkait dapat diterima oleh peserta didik sehingga proses pembelajaran dapat berjalan dengan efektif. 4. Materi pokok rangkaian listrik merupakan salah satu materi pembelajaran di

SD yang membahas rangkaian elektronika yang tersusun dari berbagai komponen-komponen elektronika yang kemudian dirangkai dengan sumber tegangan sehingga menjadi satu kesatuan yang memiliki fungsi dan kegunaan masing-masing (Yousnelly, 2010:147).


(29)

11 F. Spesifikasi Produk

Produk yang dikembangkan memiliki spesifikasi sebagai berikut:

1. Media pembelajaran konvensional papan rangkaian listrik merupakan media yang akan digunakan dalam materi rangkaian listrik dalam kurikulum 2013 yang diajarkan pada tema 3 Kerukunan dalam Bermasyarakat, subtema 1 Hidup Rukun, pembelajaran 2 dan 5 untuk siswa kelas V sekolah dasar. 2. Alat dan bahan yang digunakan dalam pembuatan media pembelajaran

konvensional papan rangkaian listrik terdiri atas : a. Media papan rangkaian listrik seri, meliputi:

Alat:

1) Papan kayu berukuran 30 x 20 cm 2) 2 buah baterai

3) 2 buah lampu kecil 4) 2 buah fiting lampu 5) 1 buah saklar

6) Kabel berukuran 20 cm Bahan:

1) Kain flanel 2) Lem 3) Mistar 4) Gunting


(30)

12 5) Cat minyak

6) Kuas

b. Media papan rangkaian listrik paralel, meliputi: Alat:

1) Papan kayu berkuran 30 x 20 cm 2) 2 buah baterai

3) 3 buah lampu kecil 4) 3 buah fiting lampu 5) 2 buah saklar

6) Kabel berukuran 30 cm Bahan:

1) Kain flanel 2) Lem 3) Mistar 4) Gunting 5) Cat minyak 6) Kuas

3. Alat dan bahan yang digunakan mudah diperoleh guru dan peserta didik. 4. Media pembelajaran papan rangkaian listrik mudah dibuat oleh guru dan

dapat digunakan oleh peserta didik secara individu maupun kelompok.

5. Media pembelajaran papan rangkaian listrik dibuat untuk mengembangkan aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik dari peserta didik.


(31)

13

6. Media pembelajaran papan rangkaian listrik dapat menarik minat peserta didik untuk terlibat aktif dalam proses pembelajaran.


(32)

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Kajian Pustaka

1. Media Pembelajaran a. Pengertian Media

Secara harafiah, media berarti perantara atau pengantar. Sadiman (2014:6) mengemukakan, bahwa media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan. Sanjaya (2012:105) menyatakan bahwa media adalah berbagai jenis komponen dan lingkungannya. Dijelaskan pula oleh Sanaky (2013:3) bahwa media adalah sebuah alat yang berfungsi dan dapat digunakan untuk menyampaikan materi pembelajaran. Materi yang diterima adalah pesan instruksional, sedangkan tujuan yang dicapai adalah tercapainya proses belajar. Secara lebih khusus, pengertian media dalam proses belajar mengajar cenderung diartikan sebagai alat-alat grafis, fotografis, atau elektronis untuk menangkap, memproses, dan menyusun kembali informasi visual atau verbal. Dari pendapat para ahli tersebut, peneliti menyimpulkan bahwa media pembelajaran merupakan alat atau perantara yang berfungsi menyampaikan materi pembelajaran berupa pesan kepada penerima pesan Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin mendorong upaya-upaya pembaharuan dalam pemanfaatan hasil-hasil


(33)

15

teknologi dalam proses belajar. Para guru dituntut agar mampu menggunakan alat-alat yang dapat disediakan oleh sekolah, dan tidak menutup kemungkinan bahwa alat-alat tersebut sesuai dengan perkembangan dan tuntutan zaman. Guru sekurang-kurangnya dapat menggunakan alat yang murah dan efisien yang meskipun sederhana tetapi merupakan keharusan dalam upaya mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan. Di samping mampu menggunakan alat yang tersedia, guru harus dituntut untuk dapat mengembangkan keterampilan membuat media pembelajaran yang akan digunakannya apabila media tersebut belum tersedia. Hamalik (dalam Arsyad, 2010:1-3) mengemukakan bahwa, guru harus memiliki pengetahuan dan pemahaman yang cukup tentang media pembelajaran, yang meliputi:

a. Media sebagai alat komunikasi, guna lebih mengefektifkan proses belajar mengajar.

b. Fungsi media dalam rangka mencapai tujuan pendidikan. c. Seluk beluk proses belajar.

d. Hubungan antara metode mengajar dan media pembelajaran. e. Nilai atau manfaat media pembelajaran dalam pengajaran. f. Pemilihan dan penggunaan media pembelajaran.

g. Berbagai jenis alat dan teknik media pembelajaran. h. Media pembelajaran dalam setiap mata pelajaran. i. Usaha inovasi dalam media pembelajaran.


(34)

16

Penggunaan media tidak dilihat atau dinilai dari segi kecanggihan medianya, tetapi yang lebih penting adalah fungsi dan peranannya dalam membantu mempertinggi proses pembelajaran peserta didik. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan guru dalam menggunakan media pembelajaran untuk mempertinggi kualitas pembelajaran. Pertama, guru perlu memiliki pemahaman media pembelajaran antara lain jenis dan manfaat media pembelajaran, kriteria memilih dan menggunakan media pembelajaran, menggunakan media sebagai alat bantu mengajar dan tindak lanjut penggunaan media dalam proses belajar peserta didik. Kedua, guru terampil membuat media pembelajaran sederhana untuk keperluan pembelajaran. Ketiga, pengetahuan dan keterampilan dalam menilai keefektifan penggunaan media dalam proses pembelajaran. Menilai keefektifan media pembelajaran sangat penting bagi guru agar ia bisa menentukan apakah penggunaan media mutlak diperlukan atau tidak selalu diperlukan dalam pembelajaran sehubungan dengan prestasi belajar yang dicapai peserta didik.

Media sebagai alat bantu mengajar, berkembang sedemikian pesatnya sesuai dengan kemajuan teknologi. Ragam dan jenis media pun cukup banyak sehinga dapat dimanfaatkan sesuai dengan kondisi, waktu maupun materi yang akan disampaikan. Apabila dikaitkan dengan pembelajaran, maka media dapat diartikan sebagai alat komunikasi yang digunakan dalam proses pembelajaran untuk membawa informasi dari


(35)

17

pengajar ke peserta didik. Dengan demikian, media pembelajaran merupakan segala bentuk alat komunikasi yang dapat digunakan untuk menyampaikan informasi dari sumber/ pengajar ke peserta didik yang bertujuan merangsang mereka untuk mengikuti kegiatan pembelajaran secara utuh, dapat juga dimanfaatkan untuk menyampaikan bagian tertentu dari kegiatan pembelajaran. Selain itu, berfungsi pula memberikan penguatan dan motivasi. Kedudukan media pembelajaran ada dalam komponen metode mengajar sebagai salah satu upaya untuk mempertinggi proses interaksi guru dan peserta didik serta interaksi peserta didk dengan lingkungan belajarnya. Oleh karena itu, dalam hal ini media pembelajaran sebagai alat bantu mengajar, yakni menunjang penggunaan metode mengajar yang digunakan guru. Melalui penggunaan media pembelajaran diharapkan dapat mempertinggi kualitas proses belajar mengajar yang pada akhirnya dapat mempengaruhi kualitas hasil belajar peserta didik.

Berdasarkan uraian tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa media adalah alat yang dapat membantu proses belajar mengajar dan berfungsi untuk memperjelas makna pesan yang disampaikan, sehingga dapat mencapai tujuan pembelajaran dengan baik dan sempurna.


(36)

18 b. Manfaat Media

Sudjana dan Rivai (dalam Arsyad, 2010: 24-25) mengemukakan manfaat media pembelajaran dalam proses belajar peserta didik, yaitu sebagai berikut:

a. Pembelajaran akan lebih menarik perhatian peserta didik sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar.

b. Bahan pembelajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih jelas dipahami oleh peserta didik, dan memungkinkan peserta didik menguasai tujuan pembelajaran lebih baik.

c. Metode pembelajaran akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata oleh guru, sehingga peserta didik tidak bosan dan guru tidak kehabisan tenaga.

d. Peserta didik lebih banyak melakukan kegiatan belajar, sebab tidak hanya mendengar uraian guru tetapi aktivitas lain seperti mengamati, melakukan dan mendemonstrasikan.

Encyclopedia of Educational Research (dalam Hamalik, 1994:15), mengemukakan manfaat media pembelajaran sebagai berikut:

a. Meletakkan dasar-dasar yang konkret untuk berpikir sehingga mengurangi verbalisme.


(37)

19

c. Meletakkan dasar-dasar yang penting untuk perkembangan belajar sehingga membuat pelajaran lebih mantap.

d. Memberikan pengalaman nyata yang dapat menumbuhkan kegiatan berusaha sendiri di kalangan peserta didik.

e. Menumbuhkan pemikiran yang teratur, terutama melalui gambar hidup.

f. Membantu tumbuhnya pengertian yang tidak mudah diperoleh dengan cara lain dan membantu efisien serta keragaman yang lebih banyak dalam belajar.

Dari uraian dan pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan beberapa manfaat dari penggunaan media pembelajaran di dalam proses belajar mengajar, yaitu:

a. Media pembalajaran dapat memperjelas penyajian pesan dan informasi sehingga dapat memperlancar serta meningkatkan proses dan hasil belajar.

b. Media pembelajaran dapat meningkatkan dan mengarahkan perhatian anak sehingga dapat menimbulkan motivasi belajar, interaksi yang lebih langsung antara peserta didik dan lingkungannya, dan kemungkinan peserta didik untuk belajar sendiri-sendiri sesuai dengan kemampuan dan minatnya.

c. Media pembelajaran dapat mengatasi keterbatasan indera, ruang, dan waktu.


(38)

20

d. Media pembelajaran dapat memberikan kesamaan pengalaman kepada peserta didik tentang peristiwa-peristiwa di lingkungan mereka serta memungkinkan terjadinya interaksi langsung dengan guru, masyarakat dan lingkunganya.

c. Ciri-ciri Media

Gerlach dan Ely, (dalam Kustandi & Sutjipto, 2011:13-15) mengungkapkan, media memiliki tiga ciri antara lain sebagai berikut:

a. Ciri Fiksatif (fixative property)

Ciri ini menggambarkan kemampuan media untuk merekam, menyimpan, melestarikan, dan merekonstruksi suatu peristiwa atau objek. Suatu objek yang telah diambil gambarnya (direkam) dengan video atau video kamera dapat dengan mudah direproduksi kapan saja diperlukan. Dengan ciri fiksatif ini, media memungkinkan suatu rekaman kejadian atau objek yang terjadi pada satu waktu tertentu ditransportasikan tanpa mengenal waktu.

b. Ciri Manipulatif (manipulative property)

Ciri ini menggambarkan kemampuan media dapat melakukan transformasi suatu kejadian. Kejadian atau peristiwa yang memakan waktu lama, dapat disajikan/ditampilkan dalam waktu yang singkat. Contohnya adalah metamorfosis kupu-kupu, dapat disajikan dalam waktu yang lebih singkat menggunakan gambar atau rekaman video. Di samping dapat dipercepat, suatu kejadian dapat pula diperlambat


(39)

21

pada saat menayangkan kembali hasil suatu rekaman video. Misalnya, proses tsunami dapat diamati melalui kemampuan manipulatif dari media.

c. Ciri Distributif (distributive property)

Ciri ini dari Media memungkinkan sebuah kejadian atau objek dapat dipindah tanpa terbatas ruang dan waktu. Distribusi media tidak hanya terbatas pada satu kelas atau beberapa kelas pada sekolah-sekolah pada suatu wilayah tertentu, tetapi media itu juga misalnya rekaman video dapat disebar ke seluruh penjuru tempat yang diinginkan kapan saja. Selain itu juga, dapat digunakan secara berulang-ulang.

d. Jenis-jenis Media

Ada banyak media pembelajaran yang dapat digunakan untuk suatu proses pembelajaran. Mulai dari yang sederhana, konvensional, hingga media yang kompleks, rumit, dan modern. Dari yang hanya secara manual dan konvensional dalam pengoperasiannya, hingga yang sangat tergantung pada perangkat keras dan kemahiran sumber daya manusia tertentu dalam pengoperasiannya. Russel (dalam Kosasih, 2007:12-14) mengemukakan bahwa jenis media yang lazim digunakan dalam pembelajaran antara lain: media grafis, media audio, dan media proyeksi diam.


(40)

22 a. Media Grafis

Termasuk di dalamnya media visual, yakni pesan yang akan disampaikan dituangkan dalam simbol-simbol komunikasi visual (menyangkut indera penglihatan). Media grafis ini meliputi: gambar/ foto, sketsa, diagram, bagan, grafik, kartun, poster, peta/ globe, papan panel, dan papan buletin.

b. Media Audio

Media jenis ini berkaitan dengan indera pendengaran. Pesan yang akan disampaikan dituangkan ke dalam lambang-lambang auditif, baik verbal (kata-kata atau bahasa lisan) maupun nonverbal. Media audio meliputi radio, alat perekam (tape recorder), piringan hitam, dan laboratorium bahasa. Karakteristik media audio umumnya berhubungan dengan segala kegiatan melatih keterampilan yang berhubungan dengan aspek-aspek keterampilan mendengarkan. Jika diklasifikasikan kecakapan-kecakapan yang bisa dicapai meliputi hal-hal berikut:

1) Pemusatan perhatian dan mempertahankan pemusatan perhatian. 2) Mengikuti pengarahan.

3) Digunakan untuk melatih daya analisis peserta didik dari apa yang mereka dengar.


(41)

23

5) Memisahkan kata atau informasi yang relevan dan yang tidak relevan.

6) Mengingat dan mengemukakan ide atau bagian-bagian dari cerita yang mereka dengar.

c. Media Proyeksi

Media jenis ini mempunyai persamaan dengan media grafis dalam arti menyajikan rangsangan-rangsangan visual. Perbedaannya, media grafis dapat secara langsung berinteraksi dengan pesan media yang bersangkutan. Sedangkan media proyeksi, pesan tersebut harus diproyeksikan dengan proyektor agar dapat dilihat oleh sasaran. Yang termasuk dengan media proyeksi seperti slide, filmstrip, film, penggunaan OHP dan lain-lan.

d. Media informasi adalah alat untuk menyampaikan suatu informasi. Contoh, komputer, internet.

e. Lingkungan sebagai media pendidikan, yakni memanfaatkan segala aspek yang ada di lingkungan sebagai alat dalam belajar.

Media yang dikembangkan peneliti dalam penelitian ini yakni media grafis. Jenis media yang dikembangkan adalah papan rangkaian listrik. Media ini berbentuk papan rangkaian seri dan paralel yang digunakan dalam pembelajaran untuk membantu peserta didik dalam memahami konsep tentang rangkaian listrik seri dan paralel.


(42)

24 e. Kriteria Pemilihan Media

Wilkinson (dalam Kosasih, 2007: 14-15) mengungkapkan, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam memilih media pembelajaran, yakni:

a. Tujuan

Media yang dipilih hendaknya menunjang tujuan pembelajaran yang dirumuskan. Tujuan yang dirumuskan ini adalah kriteria yang paling pokok, sedangkan tujuan pembelajaran yang lain merupakan kelengkapan dari kriteria yang utama ini.

b. Ketepatgunaan

Jika materi yang akan dipelajari adalah bagian-bagian yang penting dari benda, maka gambar seperti bagan dan slide dapat digunakan. Apabila yang dipelajari adalah aspek-aspek yang menyangkut gerak, maka media film atau video akan lebih tepat. Penggunaan bahan-bahan yang bervariasi menghasilkan dan meningkatkan pencapaian akademik.

c. Keadaan siswa

Media akan efektif digunakan apabila tidak tergantung dari benda interindividual antara siswa. Misalnya jika siswa tergolong tipe auditif/ visual makan siswa yang tergolong auditif dapat belajar dengan media visual dan siswa yang tergolong visual dapat juga belajar dengan menggunakan media auditif.


(43)

25 d. Ketersediaan

Walaupun suatu media dinilai sangat tepat untuk mencapai tujuan pembelajaran, media tersebut tidak dapat digunakan jika tidak tersedia. Media merupakan alat mengajar dan belajar, peralatan tersebut harus tersedia ketika dibutuhkan untuk memnuhi keperluan siswa dan guru.

e. Biaya

Biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh dan menggunakan media, hendaknya benar-benar seimbang dengan hasil-hasil yang akan dicapai.

Kriteria pemilihan media bersumber dari konsep bahwa media merupakan bagian dari sistem instruksional secara keseluruhan. Untuk itu ada beberapa media yang perlu diperhatikan dalam memilih media, Arsyad (2010:75-76) antara lain:

a. Sesuai dengan tujuan yang dicapai

Media dipilih berdasarkan tujuan instruksional yang telah ditetapkan yang secara umum mengacu kepada salah satu atau gabungan dari dua atau tiga ranah kognitif, afektif dan psikomotorik. Tujuan ini dapat digambarkan dalam bentuk tugas yang harus dikerjakan oleh siswa, seperti menghafal, melakukan kegiatan yang melibatkan kegiatan fisik atau pemakaian prinsip-prinsip seperti sebab


(44)

26

dan akibat, melakukan tugas yang melibatkan pemahaman konsep-konsep atau hubungan-hubungan perubahan, dan mengerjakan tugas-tugas yang melibatkan pemikiran pada tingkat yang lebih tinggi. b. Tepat untuk mendukung isi pelajaran yang sifatnya fakta, konsep,

prinsip dan generalisasi

Media yang berbeda, misalnya film dan grafik memerlukan simbol dan kode yang berbeda, dan oleh karena itu memerlukan proses dan keterampilan mental yang berbeda untuk memahaminya. Agar dapat membantu proses pembelajaran secara efektif, media harus selaras dan sesuai dengan kebutuhan tugas dan pembelajaran dan kemampuan mental siswa.

c. Praktis, luwes, dan bertahan

Jika tidak tersedia waktu, dana dan sumber daya lainnya untuk memproduksi, tidak perlu dipaksakan. Media yang mahal dan memakan waktu lama untuk memproduksinya bukanlah jaminan sebagai media pembelajaran yang baik. Kriteria ini menuntun para guru/ instruktur untuk memilih media yang ada, mudah diperoleh, atau mudah dibuat sendiri oleh guru. Media yang dipilih sebaiknya dapat digunakan di mana pun dan kapan pun dengan peralatan uang tersedia disekitrnya, serta mudah dipindahkan dan dibawa kemana-mana.


(45)

27 d. Guru terampil menggunakannya

Ini merupakan salah satu kriteria utama. Apa pun media itu, guru harus mampu menggunakannya dalam proses pembelajaran. Nilai dan manfaat media amat ditentukan oleh guru yang menggunakannya. e. Pengelompokkan sasaran

Media yang efektif untuk kelompok besar belum tentu sama efektifnya jika digunakan pada kelompok kecil atau perorangan. Ada media yang tepat untuk jenis kelompok besar, kelompok sedang, kelompok kecil dan perorangan.

f. Mutu teknis

Pengembangan visual baik gambar maupun fotograf harus memenuhi persyaratan teknis tertentu. Misalnya, visual pada slide harus jelas dan informasi atau pesan yang ditonjolkan dan ingin disampaikan tidak boleh terganggu oleh elemen lain yang berupa latar belakang.

Kustandi & Sutjipto (2011:81-83) mengemukakan beberapa kriteria yang perlu diperhatikan dalam pemilihan media sebagai berikut:

a. Sesuaikan jenis media dengan materi kurikulum

Saat memilih jenis media yang akan dikembangkan atau diadakan, yang perlu diperhatikan adalah jenis materi pelajaran yang mana


(46)

28

yang terdapat di dalam kurikulum yang dinilai perlu ditunjang oleh media pembelajaran. Selanjutnya dilakukan penelaahan terkait jenis media apa yang dinilai tepat untuk menyajikan materi pelajaran yang dikehendaki tersebut.

b. Keterjangkauan dalam pembiayaan

Dalam pengembangan atau pengadaan media pembelajaran hendaknya juga mempertimbangkan ketersediaan anggaran yang ada.

c. Ketersediaan perangkat keras untuk pemanfaatan media pembelajaran

Merancang dan mengembangkan media pembelajaran perlu memperhatikan dukungan ketersediaan peralatan pemanfaatannya di kelas.

d. Ketersediaan media pembelajaran di pasaran

Hal ini berkaitan dengan media yang dibeli dalam bentuk jadi atau yang telah diproduksi. Dalam mengadakan media pembelajaran, perlu diperhatikan ketersediaan media tersebut di pasaran.

e. Kemudahan memanfaatkan media pembelajaran

Media pembelajaran yang diadakan atau dikembangkan hendaknya mudah digunakan oleh guru maupun murid.


(47)

29 f. Pengembangan Media

Penggunaan media dalam suatu proses pembelajaran sangat membantu guru untuk menyampaikan materi atau informasi dengan baik. Dengan menggunakan media, diharapkan terjadi interaksi antara guru dan peserta didik secara maksimal sehingga dapat mencapai hasil belajar yang sesuai dengan tujuan. Secara umum tujuan penggunaan media pembelajaran adalah membantu guru dalam menyampaikan pesan-pesan atau materi pelajarannya kepada peserta didik, agar pesan lebih mudah dimengerti, lebih menarik, dan lebih menyenangkan peserta didik. Dalam hal ini, pengembangan media yang dirancang adalah media konvensional papan rangkaian listrik. Pembuatan media tersebut untuk siswa kelas V SD dengan tujuan agar peserta didik dapat memahami konsep tentang rangkaian listrik seri dan paralel.

Pengembangan suatu media pembelajaran oleh guru harus memperhatikan kebutuhan dan karakteristik peserta didik itu sendiri. Jika kita ingin membuat suatu media pembelajaran, tentu saja kita berharap bahwa media yang akan dibuat dapat digunakan atau dimanfaatkan oleh peserta didik. Media pembelajaran tersebut hanya akan digunakan jika memang media itu mereka perlukan. Mengacu Lickona (dalam Suryana, 2013:115) terkait dengan pengembangan media tersebut, guru juga harus mengetahui bagaimana karakteristik peserta didik kelas V, seperti:


(48)

30

b. Memiliki rasa ingin tahu yang tinggi dan ingin belajar.

c. Memiliki minat terhadap hal-hal atau mata pelajaran khusus untuk menonjolkan bakat-bakatnya.

d. Gemar membentuk kelompok sebaya untuk bermain bersama. e. Membenci kegagalan atau kesalahan.

Sadiman (2014:17-18) menyatakan, setelah mengetahui kebutuhan dan karakteristik peserta didik, sebagai guru yang merancang media pembelajaran tersebut, kita harus mengetahui pengetahuan atau keterampilan awal peserta didik. Dalam hal ini, pengembangan media konvensional yang dimaksud memiliki kegunaan yang sama dengan media pembelajaran lainnya yaitu:

a. Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalistis (dalam bentuk kata-kata tertulis atau lisan belaka).

b. Penggunaan media pembelajaran secara tepat dan bervariasi dapat mengatasi sikap pasif peserta didik. Hal ini dapat menimbulkan kegairahan belajar, memungkinkan interaksi yang lebih langsung antara peserta didik dengan lingkungan dan kenyataan serta memungkinkan peserta didik belajar sendiri menurut kemampuan dan minatnya.


(49)

31 2. Media Pembelajaran Konvensional

Media pembelajaran konvensional merupakan media pembelajaran yang dibuat oleh tangan manusia sendiri, pengoperasiannya tidak menggunakan program/aplikasi tertentu, dan berfungsi sebagai sarana perantara untuk menyampaikan materi agar lebih mudah dipahami oleh siswa. Media grafis merupakan media pembelajaran konvensional. Sanaky (2013:81) mengemukakan media grafis termasuk media visual yang berfungsi menyalurkan pesan dari sumber ke penerima pesan. Saluran yang digunakan mengutamakan indera penglihatan. Sadiman (2009:29) menyebutkan ada beberapa jenis media grafis antara lain:

a. Gambar/ foto

Gambar/ foto adalah media yang paling umum dipakai karena dapat dimengerti dan dinikmati di mana-mana. Beberapa kelebihan media ini yaitu:

1) Sifatnya konkret; gambar/ foto lebih realistis menunjukan pokok masalah dibandingkan dengan media verbal semata.

2) Gambar/ foto dapat mengatasi batasan ruang dan waktu. Tidak semua benda, obyek atau peristiwa dapat dibawa ke kelas, dan tidak semua anak-anak dibawa ke obyek/ peristiwa terebut.


(50)

32

3) Gambar/ foto dapat mengatasi keterbatasan pengamatan. Sel atau penampang daun yang tak mungkin dilihat dengan mata telanjang dapat disajikan dengan jelas dalam bentuk gambar/ foto.

4) Foto dapat memperjelas suatu masalah dalam bidang apa saja dan untuk usia tingkat berapa saja, sehingga dapat mencegah atau membetulkan kesalahpahaman.

5) Foto harganya lebih murah dan gampang didapat serta digunakan, tanpa memerlukan peralatan khusus.

Selain beberapa kelebihan di atas, media gambar/ foto juga memiliki kelemahan yaitu:

a) Gambar/ foto hanya menekankan persepsi indera mata.

b) Gambar/ foto benda yang terlalu kompleks kurang efektif untuk kegiatan pembelajaran.

c) Ukurannya sangat terbatas utuk kelompok besar. b. Sketsa

Sketsa adalah gambar sederhana atau draft kasar yang melukiskan bagian-bagian pokoknya tanpa detail. Seorang guru dalam pembelajaran dapat menuangkan ide-ide ke dalam sketsa. Penggunaan sketsa dalam pembelajaran ini dapat menarik perhatian siswa, menghindari verbalisme, dan memperjalas penyampaian pesan. Media ini dapat dibuat langsung oleh guru sehingga harganya cukup murah.


(51)

33 c. Diagram

Diagram adalah suatu gambar sederhana yang menggunakan garis-garis dan simbol-simbol untuk menggambarkan struktur dari objek secara garis besar serta menunjukan hubungan yang antara komponennya atau sifat-sifat proses yang ada di situ. Diagram berfungsi untuk menederhanakan hal yang kompleks sehingga dapat memperjelas penyajian pesan.

d. Bagan/ chart

Bagan/ chart adalah media yang berfungsi menyajikan ide-ide atau konsep-konsep yang sulit bila hanya disampaikan secara tertulis atau lisan secara visual. Bagan juga mampu memberikan ringkasan butir-butir penting dari suatu presentasi.

e. Grafik

Grafik adalah gambar sederhana yang menggunakan titik-tikit, garis atau gambar. Untuk melengkapi grafik terkadang digunakan simbol-simbol verbal. Fungsi grafik adalah untuk mengambarkan data kuantitatif secara teliti, menerangkan perkembangan atau perbandingan sesuatu obek atau peristiwa yang saling berhubungan secara singkat dan jelas.

f. Kartun

Kartun adalah suatu gambar interpretatif yang menggunakan simbol-simbol untuk menampaikan sesuatu pesan secara cepat dan


(52)

34

ringkas atau sesuatu sikap terhadap orang, situasi, atau kejadian-kejadian tertentu. Kartun sangat berkemungkinan besar untuk menarik perhatian dan mempengaruhi sikap maupun tingkah laku.

g. Poster

Poster adalah media yang tidak saja penting untuk menyampaikan kesan-kesan tertentu tetapi mampu mempengaruhi dan memotivasi tingkah laku orang yang melihatnya.

h. Peta/ globe

Media ini berfungsi untuk menyajikan data-data lokasi. Beberapa kelebihan dari peta/ globe bila dipakai sebagai media pembelajaran yaitu:

a) Memungkinkan siswa mengerti posisi dari kesatuan politik, daerah kepulauan, dan lain-lain.

b) Merangsang minat siswa terhadap penduduk dan pengaruh-pengaruh geografis.

c) Memungkinkan siswa memperoleh gambaran tentang imigrasi dan distribusi penduduk, tumbuh-tumbuhan dan kelebihan hewan, serta bentuk bumi yang sebenarnya.

i. Papan flanel/ flannel board

Papan flanel adalah media grafis yang efektif untuk menyajikan pesan-pesan tertentu kepada sasaran tertentu pula. Papan berlapis kain flanel ini dapat dilipat sehingga praktis. Gambar-gambar yang disajikan


(53)

35

dapat dipasang dan dicopot dengan mudah sehingga dapat digunakan berkali-kali.

j. Papan buletin/ bulletin board

Papan buletin adalah papan yang digunakan untuk menempel gambar-gambar atau tulisan-tulisan dan berfungsi untuk menerangkan sesuatu berupa kejadian dalam waktu tertentu.

3. Materi Rangkaian Listrik

Rangkaian listrik merupakan tatanan sejumlah komponen elektronika yang dirangkai dengan sumber tegangan sehingga terbentuklah suatu kesatuan yang mempunyai manfaat dan fungsi tertentu. Kondisi yang membuat suatu arus listrik di dalam rangkaian biasa mengalir ialah bila rangkaian di posisi tertutup. Yousnelly (2010: 147-150) mengatakan bahwa lampu hanya dapat hidup bila rangkaian ada di posisi tertutup yaitu disambungkan dengan saklar. Bila didasarkan dengan tatanan sejunlah komponennya di dalam suatu rangkaian listrik, ada beberapa jenis rangkaian listrik antara lain rangkaian listrik seri dan rangkaian listrik paralel.

Rangkaian listrik seri merupakan suatu rangkaian dengan beban listrik dua atau lebih yang terhubung dengan satu daya melalui satu rangkaian. Rangkaian seri ini bisa diisi dengan banyak beban listrik yang ada dalam suatu rangkaian. Rangkaian paralel merupakan suatu rangkaian listrik yang mempunyai lebih dari satu garis edar untuk dilewati aliran arus. Dalam rangkaian tersebut bebn listrik terhubung secara paralel dan masing-masing


(54)

36

rangkaian itu bisa disambung dan diputuskan tanpa harus mempengaruhi terhadap rangkaian lainnya. Memahami rangkaian lsitrik seri dan paralel uini juga perlu mengetahui sifat dari masing-masing rangkaian. Misalnya saja sifat yang dimiliki rangkaian listrik seri adalah pada tiap beban dalam rangkaian listrik mengalir arus yang sama. Selain itu, rangkaian seri ini juga memiliki sifat di mana jika besar tegangan sama maka, tegangan dari sumber akan dibagi. Rangkaian seri juga akan dijumpai arus yang mengalir sangat tergantung dengan jumlah besar tahanan dari beban dalam rangkaian tersebut. Sifat khas rangkaian seri adalah jika beban dalam rangkaian putus maka aliran arus akan terhenti.

Rangkaian listrik paralel juga memiliki beberapa ciri, misalnya tegangan di tipa-tiap beban listrik memiliki tegangan yang sama sengan tegangan dari sumber. Selain itu, di tiap-tiap cabang pada rangkaian paralel merupakan rangkaian individu, artinya arus pada masing-masing cabang sangat tergantung akan besar tahanan cabang. Pada rangkaian paralel, sebagian besar tahanan yang dirangkai dalam rangkaian paralel ini tahanan total dari rangkaian tersebut mengecil, maka dari itu arus total dari rangkaian tersebut akan lebih besar.


(55)

37 B. Penelitian yang Relevan

Dalam mengembangkan penelitian ini, memerlukan penelitian yang relevan dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti. Penelitian yang dilakukan peneliti yaitu pengembangan media pembelajaran konvensional pada materi pokok rangkaian listrik dalam subtema Hidup Rukun untuk siswa kelas V sekolah dasar. Berikut ini adalah penelitian yang relevan dengan penelitian yang dilakukan peneliti:

Penelitian yang pertama adalah penelitian yang dilakukan oleh Rendra Ari Prabowo (2012) dengan judul Penggunaan Media Puzzle Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SDN 1 Jatipurwo. Jenis penelitian ini adalah penelitian dan pengembangan (Research and Development) dari Borg and Gall. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar pada mata pelajaran IPA dengan menggunakan media Puzzle pada siswa kelas V SDN 1 Jatipurwo. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, tes, dan dokumentasi. Teknik analisis data dilakukan melalui model alur dengan urutan: reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan media puzzle dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran IPA kelas V SDN Jatipurwo. Hal ini dapat dilihat dari peningkatan presentase hasil belajar siswa dari prasiklus, siklus 1 sampai siklus II. Pada prasiklus jumlah siswa yang mencapai KKM adalah sebanyak 43,75% dari jumlah siswa kelas V atau 14 siswa. Pada siklus 1 meningkat 15,62%


(56)

38

menjadi 59,37% atau 19 siswa. Pada siklus II jumlah siswa yang mencapai KKM meningkat sebanyak 81,25% atau 26 siswa. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penggunaan media puzzle dapat meningkatkan hasil belajar pada mata pelajaran IPA di kelas V SDN 1 Jatipurwo.

Penelitian ini memiliki kesamaan dengan penelitian yang dilakukan peneliti. Kesamaan tersebut antara lain sebagai berikut:

1. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (Research and Development) sama seperti penelitian yang dilakukan peneliti.

2. Media dalam penelitian ini sama dengan media yang dikembangkan peneliti berupa media pembelajaran konvensional.

3. Subjek dalam penelitian ini dan yang dilakukan oleh peneliti adalah siswa kelas V SD.

4. Bidang studi dalam penelitian ini dan penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah bidang studi IPA.

Selain memiliki kesamaan, penelitian ini juga memiliki perbedaan dengan penelitian yang dilakukan peneliti, antara lain:

1. Media dalam penelitian ini adalah media Puzzle, sedangkan media yang dikembangkan oleh peneliti adalah media papan rangkaian listrik.

2. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan observasi, tes, dan dokumentasi, sedangkan dalam penelitian yang dilakukan oleh peneliti menggunakan wawancara.


(57)

39

Penelitian kedua adalah penelitian yang dilakukan Kabut Amaria Nurhayati dan Sony Irianto (2015) dengan judul Pengembangan Media Permainan Congklak untuk Mengefektifkan Penyampaian Materi KPK dan FPB Kelas IV di Sekolah Dasar. Jenis penelitian ini adalah penelitian dan pengembangan (Research and Development) dari Borg and Gall. Penelitian ini bertujuan untuk: (1) mengembangkan media permainan congklak matematika pada siswa kelas IV di Sekolah Dasar, (2) mengetahui pengaruh media permainan congklak matematika terhadap keefektifan siswa ketika proses belajar berlangsung, (3) mengetahui respon guru terhadap permainan congklak matematika. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan observasi, tes, dan angket. Hasil penelitian menunjukkan bahwa media permainan congklak matematika layak digunakan untuk pembelajaran. Hal ini terlihat dari penggunaan media congklak matematika dapat mengefektifkan penyampaian materi KPK dan FPB di kelas IV. Respon guru menunjukkan sangat setuju dengan penggunaan media congklak matematika dibuktikan dengan skor rata-rata respon guru 4,7. Hasil lainnya yaitu respon siswa dengan skor rata-rata 3,8 menunjukkan siswa senang dengan pembelajaran menggunakan media congklak matematika.

Penelitian ini memiliki kesamaan dengan penelitian yang dilakukan peneliti. Kesamaan tersebut antara lain sebagai berikut:


(58)

40

1. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (Research and Development) sama seperti penelitian yang dilakukan peneliti.

2. Media dalam penelitian ini sama dengan media yang dikembangkan peneliti berupa media pembelajaran konvensional.

Selain memiliki kesamaan, penelitian ini juga memiliki perbedaan dengan penelitian yang dilakukan peneliti, antara lain:

1. Media dalam penelitian ini adalah media permainan congklak, sedangkan media yang dikembangkan oleh peneliti adalah media papan rangkaian listrik.

2. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan observasi, tes, dan angket, sedangkan dalam penelitian yang dilakukan oleh peneliti menggunakan wawancara.

3. Subjek dalam penelitian ini adalah kelas IV SD, sedangkan dalam penelitian yang dilakukan peneliti adalah siswa kelas V SD.

4. Bidang studi yang dipilih dalam penelitian ini Matematika, sedangkan dalam penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah bidang studi IPA. Penelitian ketiga merupakan penelitian yang dilakukan oleh Anafi (2012) dengan judul Peningkatan Keterampilan Bercerita dengan Menggunakan Media Wayang Boneka Pada Siswa Kelas V B SD Seyegan Sleman. Jenis penelitian ini adalah penelitian dan pengembangan (Research and Development) dari Borg and Gall. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan siswa kelas V B SD Seyegan Sleman dalam


(59)

41

bercerita. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini berupa angket, pengamatan, wawancara, catatan lapangan, dokumentasi foto, dan penilaian keterampilan bercerita. Instrumen penelitian berupa catatan lapangan, lembar pengamatan, angket, lembar penilaian bercerita. Data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif kualitatif yang didukung oleh data kuantitatif.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan media wayang boneka dapat meningkatkan keterampilan bercerita siswa kelas V B SD Seyegan Sleman. Peningkatan keterampilan bercerita siswa tampak pada kualitas proses pembelajaran yang ditunjukkan oleh keaktifan, perhatian pada pelajaran, antusiasme selama pembelajaran, keberanian bercerita di depan kelas, keterampilan siswa dalam menggunakan alat peraga sehingga dapat menciptakan pembelajaran yang menyenangkan, aktif dan kreatif. Peningkatan secara produk dapat dilihat dari peningkatan skor hasil bercerita siswa pada setiap siklus. Kemampuan rata-rata siswa dalam bercerita sebelum adanya tindakan berkategori kurang. Namun, setelah implementasi tindakan selama dua siklus, kemampuan rata-rata siswa dalam bercerita menjadi kategori baik. Peningkatan kualitas produk/ hasil dapat dilihat dari perbandingan skor rata-rata bercerita siswa pada tahap pratindakan sampai pasca tindakan siklus II. Skor rata-rata siswa pada tahap pratindakan sebesar 20,31, pada siklus satu meningkat menjadi 23,36, dan pada siklus II meningkat lagi menjadi 26,73. Skor rata-rata keterampilan siswa mengalami


(60)

42

peningkatan sebesar 6,42. Dengan demikian, keterampilan bercerita siswa kelas V B SD Seyegan Sleman telah mengalami peningkatan baik secara proses maupun produk setelah diberi tindakan dengan menggunakan media wayang boneka.

Penelitian ini memiliki kesamaan dengan penelitian yang dilakukan peneliti. Kesamaan tersebut antara lain sebagai berikut:

1. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (Research and Development) sama seperti penelitian yang dilakukan peneliti. 2. Media dalam penelitian ini sama dengan media yang

dikembangkan peneliti berupa media pembelajaran konvensional. 3. Subjek dalam penelitian ini dan yang dilakukan oleh peneliti

adalah siswa kelas V SD.

Selain memiliki kesamaan, penelitian ini juga memiliki perbedaan dengan penelitian yang dilakukan peneliti, antara lain:

1. Media dalam penelitian ini adalah media wayang boneka, sedangkan media yang dikembangkan oleh peneliti adalah media papa n rangkaian listrik.

2. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan angket, pengamatan, wawancara, catatan lapangan, dokumentasi foto, dan penilaian keterampilan bercerita, sedangkan dalam penelitian yang dilakukan oleh peneliti menggunakan wawancara.


(61)

43

3. Bidang studi yang dipilih dalam penelitian ini Matematika, sedangkan dalam penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah bidang studi IPA.

Mengacu pada ketiga penelitian di atas, peneliti belum menemukan adanya penelitian yang memfokuskan pada Pengembangan Media Pembelajaran Konvensional Papan Rangkaian Listrik pada Materi Pokok Rangkaian Listrik subtema 1 Hidup Rukun untuk Siswa Kelas V SD. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa penelitian ini merupakan sumbangan yang baru bagi dunia pendidikan. Berikut akan dipaparkan bagan literature map dalam penelitian ini.

Bagan 2.1 Literature Map Hasil Penelitian yang Relevan

Peningkatan Keterampilan Bercerita dengan Menggunakan Media Wayang Boneka pada Siswa Kelas V Seyegen Sleman

Anafi (2012) Penggunaan Media Puzzle untuk

Meningkatkan Hasil Belajar pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V

SDN 1 Jatipurwo Prabowo (2012)

Pengembangan Media Permainan Congklak untuk Mengefektifkan Penyampaian Materi KPK dan FPB

Kelas IV di SD Kabut Nurhayati & Irianto (2015)

Pengembangan Media Pembelajaran Konvensional

Pada Materi Pokok Rangkaian Listrik dalam Subtema 1 Hidup Rukun untuk Siswa SD Kelas V


(62)

44 C. Kerangka Berpikir

Kurikulum 2013 menekankan pada pembelajaran secara kontekstual dan lebih kompleks dengan kehidupan peserta didik. Hal ini mendorong guru untuk lebih kreatif dalam menyusun perangkat pembelajaran. Mulai dari silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Lembar Kerja Siswa (LKS), dan yang terpenting adalah media yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran. Media pembelajaran memiliki kontribusi dalam meningkatkan mutu dan kualitas pembelajaran. Kehadiran media tidak saja membantu pengajar dalam menyampaikan materi ajarnya, tetapi memberikan nilai tambah pada kegiatan pembelajaran. Media difungsikan sebagai sarana untuk mencapai tujuan pembelajaran. Karenanya, informasi yang terdapat dalam media harus dapat melibatkan siswa dalam bentuk aktivitas yang nyata, sehingga pembelajaran dapat terjadi. Hadirnya media pembelajaran harus dapat memberikan pengalaman yang menyenangkan dan memenuhi kebutuhan peserta didik, karena setiap peserta didik memiliki kemampuan yang berbeda.

Media pembelajaran dapat diasosiasikan sebagai penarik perhatian dan membuat peserta didik tetap terjaga dan memperhatikan. Kejelasan dan keruntutan pesan serta daya tarik media yang dapat menimbulkan keingintahuan, menyebabkan peserta didik berpikir bahwa media pembelajaran memiliki aspek motivasi dan meningkatkan minat. Media pembelajaran merupakan suatu sarana yang berfungsi sebagai perantara pesan atau informasi berupa materi dalam


(63)

45

proses pembelajaran. Tentunya setiap materi memiliki tingkat kesulitan yang bervariasi. Salah satu materi yang dianggap sulit oleh peserta didik yaitu materi rangkaian listrik pada mata pelajaran IPA untuk siswa kelas V. Siswa kelas V memang dikategorikan kelas atas, namun guru tetap mmebutuhkan media pembelajaran untuk mengatasi kesulitan yang dihadapi siswa. Tanpa adanya media pembelajaran, materi yang disampaikan oleh guru akan tetap dirasa sulit sehingga pemahaman siswa terkait materi tersebut akan rendah. Dengan adanya media pembelajaran, dapat memudahkan guru untuk menjelaskan materi pelajaran kepada siswa dan tentunya dapat memudahkan siswa memahami apa yang diajarkan guru. Meskipun guru menafsirkan isi pelajaran dengan cara yang berbeda-beda, dengan penggunaan media pembelajaran, ragam hasil tafsiran itu dapat dikurangi sehingga informasi yang sama dapat disampaikan kepada peserta didik sebagai landasan untuk pengkajian, latihan dan aplikasi lebih lanjut.

Didasari dari permasalahan-permasalahan tersebut, peneliti memberikan jalan keluar dengan mengembangkan media pembelajaran konvensional papan rangkaian listrik pada materi pokok rangkaian listrik subtema 1 Hidup Rukun untuk siswa kelas V SD. Pengembangan media konvensional ini, tentunya untuk meningkatkan pemahaman siswa terkait konsep tentang rangkaian listrik. Media pembelajaran ini juga harus menarik, harus bisa membawa kesegaran dan variasi bagi pengalaman belajar siswa, di mana siswa dapat lebih banyak melakukan kegiatan belajar sebab tidak hanya mendengarkan uraian guru, tetapi juga melakukan aktivitas lain seperti mengamati, mencoba, serta mendemonstrasikan.


(64)

46

Bagan 2.2 Kerangka Berpikir

D. Daftar Pertanyaan

Berdasarkan uraian di atas maka dapat dirumuskan beberapa pertanyaan penelitian sebagai berikut:

1. Bagaimana langkah pengembangan media pembelajaran konvensional pada materi pokok rangkaian listrik dalam subtema 1 Hidup Rukun untuk siswa kelas V sekolah dasar?

2. Bagaimana kualitas produk media pembelajaran konvensional pada materi pokok rangkaian listrik dalam subtema 1 Hidup Rukun untuk siswa kelas V sekolah dasar menurut pakar media pembelajaran konvensional?

3. Bagaimana kualitas produk media pembelajaran konvensional pada materi pokok rangkaian listrik dalam subtema 1 Hidup Rukun untuk siswa kelas V sekolah dasar menurut guru SD kelas V?

Media

pembelajaran Kurikulum

2013

Media Konvensional

Media Papan Rangkaian Listrik


(65)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian dan pengembangan, yang biasanya lebih dikenal sebagai penelitian R & D (Research and Development). Penelitian dan pengembangan (Research and Development) adalah metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu dan menguji keefektifan produk tersebut (Sugiyono, 2015:407). Penelitian ini merupakan penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu yang dapat bermanfaat bagi masyarakat, maka digunakan penelitian yang bersifat analisis kebutuhan dan untuk menguji keefektifan produk tersebut. Produk yang akan dikembangkan dalam penelitian ini berupa media papan rangkaian listrik pada subtema 1 Hidup Rukun untuk siswa kelas V sekolah dasar.

B. Setting Penelitian 1. Lokasi Penelitian

Peneliti melaksanakan penelitian pada salah satu Sekolah Dasar yakni SD Negeri Kalasan 1. Alasan pemilihan SD tersebut sebagai tempat penelitian yakni karena sekolah tersebut sudah melaksanakan Kurikulum 2013.


(66)

48 2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan selama lima bulan terhitung dari bulan September 2016 sampai Januari 2017. Penelitian akan dimulai dengan analisis kebutuhan dan diakhiri dengan revisi produk. Berikut akan dipaparkan jadwal kegiatan penelitian:

Tabel 3.1 Jadwal Kegiatan Penelitian

Berdasarkan tabel tersebut, diketahui bahwa peneliti memulai penelitian pada bulan September 2016. Penelitian diawali dengan melakukan analisis kebutuhan terhadap guru kelas V SD Negeri Kalasan 1. Selanjutnya pada bulan yang sama yaitu September, peneliti mengumpulkan data. Setelah mengumpulkan data, peneliti mulai No Kegiatan

Bulan September

2016

Oktober 2016

November 2016

Desember 2016

Januari 2017 1 Potensi dan

masalah 2 Pengumpulan

data

3 Desain produk 4 Validasi produk 5 Revisi produk


(67)

49

mendesain produk pada bulan Oktober. Kemudian pada bulan November-Desember, peneliti melakukan validasi produk. Setelah memperoleh hasil validasi, pada bulan Januari peneliti melakukan revisi produk.

C. Prosedur Pengembangan

Suatu masalah atau gejala yang dipandang menarik dan berharga untuk diteliti akan dicari solusinya melalui riset. Dengan demikian dengan menggunakan metode atau lebih tepatnya pendekatan dipilih karena dianggap oleh peneliti akan dapat digunakan untuk memecahkan masalah yang sedang dikajinya. Penelitian dan pengembangan (Research and Development) yang menghasilkan produk tertentu untuk bidang administasi, pendidikan dan sosial lainnya masih rendah. Padahal banyak produk tertentu dalam bidang pendidikan dan sosial yang perlu dihasilkan melalui Research dan Development.

Prosedur pengembangan yang digunakan pada Penelitian ini menggunakan pengembangan oleh Borg and Gall yakni metode Research and Development (R&D) yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu dan menguji keefektifan produk tersebut. Mengacu pada Sugiyono (2015:408) mengemukakan ada beberapa langkah-langkah penelitian dan pengembangan antara lain:

1. Potensi dan Masalah

Penelitian dapat berangkat dari adanya potensi dan masalah. Potensi adalah segala sesuatu yang bila didayagunakan akan memiliki nilai tambah. Sedangkan masalah merupakan penyimpangan antara yang diharapkan dengan


(68)

50

yang terjadi. Masalah ini dapat diatasi melalui Research and Development (R&D) dengan cara meneliti sehingga dapat ditemukan suatu model, pola atau sistem penanganan terpadu yang efektif yang dapat digunakan untuk mengatasi masalah tersebut. Model, pola, dan sistem ini akan ditemukan dan dapat diaplikasikan secara efektif jika dilakukan melalui penelitian dan pengembangan.

2. Pengumpulan Data

Setelah potensi dan masalah dapat ditunjukan secara faktual, maka selanjutnya perlu dikumpulkan berbagai informasi atau data yang dapat digunakan sebagai bahan untuk perencanaan produk tertentu yang diharapkan dapat mengatasi masalah tersebut. Di sini diperlukan metode penelitian tersendiri. Metode apa yang akan digunakan untuk penelitian tergantung permasalahan dan ketelitian tujuan yang ingin dicapai.

3. Desain Produk

Produk yang dihasilkan dalam penelitian Research and Development (R&D) bermacam-macam. Dalam bidang pendidikan, produk-produk yang dihasilkan melalui penelitian Research and Development (R&D) diharapkan dapat meningkatkan produktivitas pendidikan. Pada langkah ini desain produk yang dihasilkan harus lengkap dan spesifikasinya. Desain produk harus diwujudkan dalam gambar atau bagan, sehingga dapat digunakan sebagai pegangan untuk menilai dan membuatnya.


(69)

51 4. Validasi Desain

Validasis desain merupakan proses kegiatan untuk menilai apakah rancangan produk secara rasional akan lebih efektif atau tidak. Dikatakan secara rasional, karena validasi di sini masih bersifat penilaian berdasarkan pemikiran rasional, belum fakta lapangan. Validasi produk dapat dilakukan dengan cara menghadirkan beberapa pakar atau tenaga ahli yang sudah berpengalaman untuk menilai produk baru yang dirancang tersebut. Setiap pakar diminta untuk menilai desain tersebut, sehingga selanjutnya dapat diketahui kelemahan dan kekuatanya.

5. Revisi Desain

Setelah desain produk, divalidasi oleh pakar dan para ahli lainnya, maka dapat diketahui kelemahannya. Kelemahan tersebut selanjutnya dicoba untuk dikurangi dengan cara memperbaiki desain. Yang bertugas memperbaiki desain adalah peneliti yang mau menghasilkan produk tersebut. 6. Uji coba Produk

Uji coba produk bertujuan untuk mengetahui keefektifan dan keefisienan produk dalam mengatasi masalah. Pada langkah ini, uji coba dilakukan secara terbatas.

7. Revisi Produk

Setelah melakukan ujicoba produk secara terbatas maka dapat diketahui kinerja produk yang dibuat. Langkah selanjutnya yaitu merevisi


(70)

52

desain produk mengenai kelemahan yang didapatkan. Setelah desain produk direvisi maka perlu dilakukannya uji coba produk sesungguhnya.

8. Uji coba Pemakaian

Pada langkah ini dilakukan uji coba produk secara nyata dalam pemakaian produk yang dibuat.

9. Revisi Produk

Revisi produk ini dilakukan, apabila masih terdapat kelemahan pada pemakaian kondisi nyata. Dalam uji coba pemakaian, sebaiknya pembuatan produk selalu mengevaluasi bagaimana kinerja produk tersebut. Dalam hal ini adalah media pembelajaran yang dikembangkan peneliti.

10. Produksi Masal

Pembuatan produk masal ini dilakukan apabila produk yang dihasilkan sudah dapat dinyatakan efektif dan layak untuk diproduksi secara masal. Berikut adalah langkah-langkah pengembangan menurut Sugiyono tersebut dapat dipaparkan dalam bagan sebagai berikut:

Bagan 3.1 Langkah-langkah Metode Research and Development (R&D) Potensi dan

Masalah

Validasi Desain

Revisi Produk

Revisi Desain Desain produk

Pengumpulan Data

Uji Coba Pemakaian Revisi Produk Uji Coba Produk


(71)

53

Prosedur pengembangan penelitian ini akan menghasilkan desain produk final berupa pengembangan media papan rangkaian listrik. Pengembangan produk ini akan mengikuti prosedur yang dikemukakan oleh Sugiyono. Peneliti membatasi pengembangan media papan rangkaian listrik hanya sampai pada tahap ke 5 yaitu (1) Potensi dan masalah, (2) Pengumpulan data, (3) Desain produk, (4) Validasi desain, dan (5) Revisi produk. Langkah-langkah pengembangan tersebut dapat dipaparkan dalam bagan sebagai berikut:

Bagan 3.2 Desain Penelitian Pengembangan Tahap Keempat

Validasi Media Pembelajaran Tahap Kedua Pengumpulan Data Hasil wawancara Pengumpulan data Penentuan masalah Konsultasi dosen Tahap Ketiga

Desain Media Pembelajaran Papan Rangkaian Listrik Konsep

media

Desain media

Pengumpulan

bahan Pembuatan media pembelajaran

Tahap Pertama Analisis Kebutuhan

Potensi dan Masalah Analisis Kebutuhan Wawancara

Pembuatan instrumen validasi

Konsultasi

dosen Revisi

Instrumen siap digunakan

Analisis Guru dan kepala sekolah

Pakar media Pembelajaran Validasi media

Tahap Kelima Revisi Produk


(1)

216

Lakukan gerakan melambungkan dan menangkap bola kasti dengan baik!

Ceritakan pengalaman kalian ketika melakukan gerakan melambungkan dan menangkap bola kasti.

Penggalan 2

Amatilah media pembelajaran rangkaian listrik yang dibagikan guru!

Sampaikan pertanyaanmu kepada guru tentang langkah-langkah kegiatan pembelajaran untuk penggunaan media yang belum dipahami!

Diskusikan kegiatan yang akan dilakukan!

Praktikkan langkah-langkah kegiatan pembelajaran untuk penggunaan media pembelajaran tersebut!


(2)

217

Presentasikan hasil diskusi/ praktikkan yang telah dilakukan! Penggalan 3

Amatilah video yang ditayangkan!

Sampaikan pertanyaanmu kepada guru secara lisan terkait video yang ditayangkan!

Tulislah hal-hal penting yang diperoleh dari tayangan video tersebut!


(3)

218


(4)

219 LAMPIRAN 5 SOAL POST TEST

Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan jawaban yang tepat!

1. Ceritakan secara singkat menggunakan bahasa kalian sendiri, apa yang kalian pahami tentang sumber listrik!

2. Jelaskan secara singkat perbedaan rangkaian listrik seri dan paralel!

3. Ceritakan pengalaman kalian ketika mencoba menggunakan media pembelajaran papan rangkaian listrik seri dan paralel!


(5)

220 LAMPIRAN 6

REFLEKSI

1. Bagaimana perasaanmu setelah mengikuti proses pembelajaran ini? Mengapa?

2. Hal-hal apa yang kamu anggap berharga (bernilai) bagimu setelah mengikuti pembelajaran ini?

3. Kesulitan-kesulitan apa saja yang masih kamu alami selama mempelajari materi pada hari ini?

4. Jika kamu menemukan kesulitan selama mengikuti proses pembelajaran ini, rencana apa yang akan kamu lakukan untuk mengatasinya?


(6)

221

BIODATA PENULIS

NOVITA RUSILIA TAMA lahir di Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB), 14 April 1995. Sekolah Dasar diperoleh di SDI Karot, Manggarai, NTT, Sekolah Menengah Pertama diperoleh di SMP Negeri 1 Langke Rembong, Sekolah Menengah Atas diperoleh di SMA Negeri 1 Langke Rembong. Pada tahun 2013, memperoleh beasiswa dari Rintisan Program Pendidikan Profesi Guru Terintegrasi (PPGT) untuk melanjutkan studi di perguruan tinggi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Pendidikan di perguruan tinggi diakhiri dengan menulis skripsi berjudul “Pengembangan Media Pembelajaran Konvensional Pada Materi Pokok Rangkaian Listrik Dalam Subtema 1 Hidup Rukun untuk Siswa Kelas V Sekolah Dasar”


Dokumen yang terkait

Pengembangan media konvensional kotak bintang pada materi mengurutkan angka dalam subtema aku merawat tubuhku untuk siswa kelas 1 sekolah dasar.

0 1 212

Pengembangan media pembelajaran konvensional berbasis kecerdasan ganda pada subtema aku istimewa untuk siswa kelas satu (I) Sekolah Dasar.

0 2 322

Pengembangan LKS berbasis kecerdasan ganda pada subtema hidup rukun di sekolah untuk siswa kelas 2 Sekolah Dasar.

14 128 291

Pengembangan media pembelajaran konvensional album Pop Up Two par pada materi pokok perkembangbiakan hewan dalam subtema perkembangbiakan hewan dan daur hidup hewan untuk siswa kelas III sekolah d

0 0 196

Pengembangan media pembelajaran konvensional pop up book pada materi pokok jenis jenis pekerjaan berdasarkan kondisi geografis subtema 1 untuk siswa kelas empat (IV) sekolah dasar

0 8 198

Pengembangan media pembelajaran konvensional papan siklus air subtema 2 macam macam peristiwa dalam kehidupan pada materi pokok siklus air untuk siswa kelas V sekolah dasar

0 1 225

Pengembangan media konvensional kotak bintang pada materi mengurutkan angka dalam subtema aku merawat tubuhku untuk siswa kelas 1 sekolah dasar

0 0 210

Pengembangan media papan penjumlahan pada materi pokok penjumlahan dalam subtema gemar berolahraga untuk siswa kelas I sekolah dasar

0 4 215

Pengembangan media pembelajaran konvensional timeline timbul pada materi pokok teknologi komunikasi untuk siswa kelas III Sekolah Dasar

0 5 246

Pengembangan media pembelajaran papan rantai makanan subtema 3 memelihara ekosistem pada materi pokok rantai makanan pada suatu ekosistem untuk siswa kelas V sekolah dasar

7 17 227