Akurasi Presisi Linearitas Spesifisitas

32 membuktikan bahwa parameter tersebut memenuhi persyaratan dalam penggunaannya Harmita, 2004. Parameter-parameter yang digunakan dalam validasi metode analisis antara lain :

1. Akurasi

Akurasi merupakan ukuran yang digunakan untuk menunjukkan adanya derajat kedekatan antara hasil analisis dengan kadar analit yang sebenarnya. Akurasi dinyatakan sebagai persen perolehan kembali recovery analit yang ditambahkan Harmita, 2004. Untuk sampel dengan kadar yang kecil, persen perolehan kembali yang disepakati berkisar antara 90-110, sementara untuk sampel dengan kadar yang lebih besar persen perolehan kembali yang disepakati berkisar antara 95-105 , persen perolehan kembali yang maih bisa diterima berkisar diantara 80-120 Mulja dan Hanwar, 2003. Tabel IV. Kriteria Nilai Akurasi yang Masih dapat Diterima Menurut APVMA 2004 Kadar zat aktif Nilai Recovery yang masih dapat diterima ≥ 10 98-102 1-10 90-110 0,1-1 80-120 ≤ 0,1 75-125

2. Presisi

Presisi atau keseksamaan merupakan ukuran yang digunakan untuk menyatakan derajat kesesuaian antara hasil uji individual, diukur melalui penyebaran hasil individual dari rata-rata jika prosedur diterapkan secara berulang pada sampel - sampel yang diambil dari campuran yang homogen. Presisi dinyatakan dalam koefisien variansi KV Harmita, 2004 . 33 Tabel V. Kriteria Nilai Presisi yang Masih dapat Diterima Menurut APVMA 2004 Kadar Zat Aktif Nilai KV yang masih dapat diterima 10 2 1-10 5 0,1-1 10 0,1 20

3. Linearitas

Linearitas dari suatu prosedur analisis merupakan kemampuan dari suatu prosedur analisis pada rentang tertentu untuk mendapatkan hasil uji yang secara langsung proporsional dengan konsentrasi jumlah analit di dalam sampel Mulja dan Hanwar, 2003. Persyaratan data linearitas yang dapat diterima jika memenuhi nilai koefisien relasi r dari hasil analisis sebesar 0,999 Mulja dan Suharman, 1995.

4. Spesifisitas

Spesifisitas dalam suatu metode adalah kemampuan metode tersebut yang hanya mengukur zat tertentu saja secara cermat dan seksama dengan adanya komponen lain yang mungkin terdapat dalam matriks sampel. Selektivitas metode ditentukan dengan membandingkan hasil analisis sampel yang mengandung cemaran, hasil urai, senyawa sejenis, senyawa asing lainnya atau pembawa plasebo dengan hasil analisis sampel tanpa penambahan bahan-bahan tadi. Penyimpangan hasil merupakan selisih dari hasil uji keduanya Harmita, 2004. 34

H. Landasan Teori