48
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Determinasi Tanaman
Determinasi tanaman merupakan syarat pertama dan langkah awal yang harus dilakukan dalam penelitian yang menggunakan bahan alam. Determinasi
bertujuan untuk mengetahui dan memastikan kebenaran identitas tanaman yang akan digunakan dalam penelitian, serta bertujuan untuk menghindari terjadinya kesalahan
dalam pengambilan sampel untuk analisis fitokimia. Determinasi tanaman melinjo yang digunakan dalam penelitian ini dilakukan di Laboratorium Farmakognosi-
Fitokimia Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma pada tanggal 3 Juni 2013 dengan acuan Van Steenis 1981. Hasil determinasi menyatakan bahwa sampel
tanaman yang digunakan dalam penelitian ini adalah benar tanaman melinjo Gnetum gnemon L.. Pembuktian dikuatkan dengan surat determinasi tanaman lampiran 1
yang dikeluarkan oleh Laboratorium Kebun Tanaman Obat Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
B. Hasil Pengumpulan Sampel
Bunga melinjo diambil dari kebun petani melinjo di Kabupaten Ambal, Kecamatan Kebumen, Jawa Tengah. Tanaman melinjo yang digunakan merupakan
tanaman budidaya bukan tanaman liar karena penggunaan tanaman budidaya lebih baik digunakan sebagai sumber bahan penelitian dibandingkan dengan tanaman liar.
49
Tanaman liar memiliki beberapa kerugian jika digunakan sebagai sumber bahan penelitian, diantaranya yaitu:
1. Adanya ketidakpastian mengenai perlakuan dan kondisi yang diterima oleh
tanaman. Kepastian mengenai perlakuan dan kondisi yang diterima tanaman menjadi penting karena perlakuan dan kondisi lingkungan seperti pemupukan,
komposisi tanah, intensitas cahaya matahari, dan jumlah air yang diterima oleh tanaman sangat mempengaruhi jumlah kandungan metabolit sekunder yang
terdapat pada tanaman tersebut. Oleh karena itu, adanya perlakuan dan kondisi yang berbeda pada tiap tanaman akan dapat memberikan pengaruh yang berbeda
pula terhadap kandungan metabolit sekunder yang terdapat pada masing-masing tanaman.
2. Ketidakpastian umur tanaman. Umur tanaman menjadi sangat penting untuk
diperhatikan karena tanaman dengan umur yang berbeda akan memiliki kandungan metabolit sekunder yang berbeda. Pada tanaman liar, umur tanaman
tidak dapat diketahui secara pasti karena belum tentu semua tanaman yang ada pada daerah tersebut ditanam dalam waktu yang bersamaan.
3. Ketidakpastian semua tanaman memiliki jenis spesies tanaman yang sama.
Ketidakpastian tanaman memiliki jenis spesies yang sama dapat terjadi karena bibit yang digunakan untuk membudidayakan tanaman tidak diketahui secara
pasti apakah berasal dari spesies yang sama atau tidak, sehingga dapat meningkatkan resiko terjadinya kesalahan dalam pengambilan jenis tanaman.
50
Bunga melinjo yang digunakan pada penelitian ini dipanen pada saat musim penghujan di bulan Januari, saat bunga masih muda berwarna hijau, dan pada pagi
hari. Alasan bunga melinjo dipanen di musim penghujan di bulan Januari adalah karena pada bulan Januari tanaman melinjo sedang memasuki masa berbunga
sehingga bunga yang dihasilkan juga cukup banyak. Tanaman melinjo yang diambil adalah bunga yang muda dan belum terlalu tua, karena bunga melinjo bukan
merupakan bunga sejati sehingga apabila bunga melinjo yang diambil sudah tua maka akan berubah menjadi biji atau buah melinjo, sehingga ditakutkan terjadi perubahan
pada senyawa metabolit sekunder dari bunga melinjo. Umumnya, metabolit sekunder yang mempunyai aktivitas antioksidan seperti flavonoid dan senyawa fenolik lainya
belum terbentuk maksimal ketika masih muda dan akan berkurang ketika sudah tua. Bunga melinjo dipetik pada saat pagi hari dengan harapan jumlah metabolit sekunder
dari bunga melinjo masih dalam kondisi maksimal dan bunga masih dalam kondisi yang segar. Pemanenan tidak dilakukan pada siang hari saat matahari terik karena
ditakutkan dapat merusak beberapa seyawa metabolit sekunder yang terdapat pada tanaman, sehingga ditakutkan senyawa antioksidan dalam tanaman tersebut akan
berkurang. Hal ini dapat terjadi karena senyawa antioksidan akan digunakan oleh tanaman untuk melawan radiasi sinar UV di dalam tanaman Andayani, Lisawati dan
Maimunah, 2008. Bunga melinjo dipilih yang masih segar, berwarna hijau serta tidak layu.
Sebelum digunakan untuk penelitian, bunga melinjo dicuci dan dibersihkan dahulu menggunakan air mengalir untuk menghilangkan pengotor atau kontaminan berupa
51
partikel debu maupun tanah yang masih menempel pada tanaman. Bunga melinjo dikumpulkan sebanyak 3 kg basah. Selanjutnya bunga melinjo segar ini harus segera
diolah untuk menghindari terjadinya fenomena phenolic browning, yaitu terjadinya perubahan warna tanaman menjadi kecoklatan atau bahkan menghitam, hal ini terjadi
karena oksidasi senyawa fenolik yang terdapat dalam tanaman Galati, Angie, McKay, Allan, Tan, dan Soon Chye, 2005. Peristiwa browning terjadi karena adanya
respon polifenol oksidase terhadap luka pada tumbuhan. Polifenol oksidase akan mengoksidasi senyawa fenolik menjadi bentuk radikal dan kemudian menjadi bentuk
polimer yang digunakan untuk menutup luka. Dengan adanya oksidasi pada senyawa fenolik maka aktivitas antioksidan senyawa fenolik itu akan berkurang. Peristiwa
browning akan terjadi secara maksimal satu jam setelah terjadi luka. Dalam peneitian ini, preparasi sampel dilakukan kurang dari satu jam setelah tanaman dipanen,
sehingga diharapkan fenomena browning dapat dihindari Cheng, dan Crisosto, 1995.
C. Hasil Preparasi Sampel