43
2 Sebanyak  1  mL  larutan  percobaan  diuapkan  diatas  waterbath  hingga  kering,
residunya  dilarutkan  dalam  1  mL  etanol  95,  kemudian  ditambahkan  0,1  g  serbuk magnesium  dan  10  tetes  HCl  pekat.  Jika  terjadi  warna  merah  jingga  sampai  merah
ungu menunjukkan  flavonoid positif. Jika terjadi  warna kuning  jingga,  menunjukkan adanya flavon, kalkon, dan auron.
3 Sebanyak  1  mL  larutan  percobaan  diuapkan  hingga  kering,  residu  hasil
penguapan  kemudian  dibasahi  dengan  aseton  P,  kemudian  ditambahkan  sedikit serbuk  halus  asam  borat  P,  dan  serbuk  halus  asam  oksalat  P,  campuran  kemudian
dipanaskan  dengan  hati-hati  diatas  waterbath  dan  hindari  pemanasan  yang berlebihan.  Campurkan  sisa  yang  diperoleh  dengan  10  mL  eter  P.  Amati  dibawah
sinar  UV  366  nm,  Jika  larutan  berfluorosensi  kuning  intensif,  maka  menunjukkan adanya flavonoid.
7. Uji kualitatif DPPH dengan kromatografi lapis tipis
a.  Pembuatan  lempeng  KLT.  Ditimbang  sebanyak  1,5  g  serbuk selulosaplate.  Dilarutkan  dalam  3,5  mL  aquades1  g  bahan.  Dilakukan  pengadukan
dengan  bantuan  sttirer  hingga  serbuk  selulosa  larut  sepenuhnya  dalam  pelarut. Larutan selulosa yang telah siap dimasukkan ke dalam penggeser plate, dan kemudian
dilakukan  penggeseran  plate  pada  lempeng  kaca. Lempeng  kaca  yang  sudah dilapisi selulosa dimasukkan ke dalam oven hingga kering dan siap digunakan.
b. Pengujian aktivitas  antioksidan ekstrak etanolik bunga melinjo. Sejumlah ekstrak etanolik  bunga  melinjo 1  dalam etanol, ditotolkan pada pelat KLT dengan
fase  diam  selulosa  menggunakan  pipa  kapiler.  Sebagai  pembanding,  dilakukan  pula
44
penotolan  sejumlah  larutan  rutin  pada  pelat  KLT  menggunakan  pipa  kapiler. Kemudian, zat yang telah ditotolkan dielusi dalam chamber  KLT  menggunakan  fase
gerak n-butanol:asam asetat glasial:aquades 5:1:4 vv setinggi 10 cm. Setelah elusi selesai, pelat diangkat dan dibiarkan mengering.
Pelat  KLT  diperiksa dengan  lampu UV  254 nm dan  365 nm untuk  ditandai bercaknya dan dicatat warnanya. Pelat disemprot dengan larutan DPPH 0,4 mM pada
almari asam. Latar belakang pelat akan berwarna ungu dan warna kuning pada bercak mencerminkan adanya aktivitas antioksidan. Lama tinggal warna kuning menandakan
besarnya aktivitas antioksidan. c. Identifikasi  senyawa  flavonoid.  Sejumlah ekstrak  etanolik  bunga  melinjo
1 dalam etanol, ditotolkan pada pelat KLT dengan fase diam selulosa menggunakan pipa  kapiler.  Sebagai  pembanding,  dilakukan  pula  penotolan  sejumlah  larutan  rutin
pada  pelat  KLT  menggunakan  pipa  kapiler.  Kemudian,  zat  yang  telah  ditotolkan dielusi  dalam  chamber  KLT  menggunakan  fase  gerak  n-butanol:asam  asetat
glasial:akuades  4:1:5  vv  setinggi  10  cm.  Setelah  elusi  selesai,  bercak  dideteksi dengan pereaksi  Alumunium  Klorida  1, hasil positif  ditandai  dengan  terbentuknya
warna kuning pada lempeng KLT. d. Identifikasi senyawa tanin. Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan
ekstrak etanolik bunga melinjo 1 dalam etanol, dan larutan pembanding asam tanat 0,5  dalam  etanol.  Larutan  ekstrak  etanolik  dan  larutan  pembanding  asam  tanat
ditotolkan  pada  jarak  2  cm  dari  tepi  bawah  plat  KLT  dengan  menggunakan  pipa kapiler kemudian dikeringkan dan dielusi dengan beberapa sistim pelarut beritkut :
45
a. n-butanol  : asam  asetat glasial  :  air  4:1:5  dengan pereaksi  besi  III klorida
1. b.
Metanol : etil asetat 4:1 dengan pereaksi alumunium III klorida 1.
c. Etil  asetat  :  metanol  :  asam  asetat  6  :  14  :1  dengan  pereaksi  alumunium
klorida 5. Pelat KLT kemudian dielusi dalam chamber kromatografi hingga batas yang
telah ditentukan. Kemudian noda dideteksi dengan sinar UV pada panjang gelombang 254 nm dan 365 nm, serta dideteksi dengan pereaksi semprot yang telah ditentukan.
Noda  yang  telah  terbentuk  masing-masing  diukur  harga  Rf  nya.  Selanjutnya dilakukan  penentuan  perbandingan  larutan  pengembang  yang  paling  baik  untuk
identifikasi senyawa tanin.
8. Uji kuantitatif DPPH dengan spektrofotometri visibel a.  Uji  Pendahuluan.  Sebanyak  1  mL  larutan  DPPH  dimasukkan  ke  dalam
masing-masing  tiga  tabung  reaksi.  Ditambahkan  masing-masing  dengan  1  mL metanol  p.a,  larutan  pe
mbanding  rutin  37,5  μgmL,  dan  larutan  uji  1200,0  μgmL. Selanjutnya, larutan tersebut ditambahkan dengan 3 mL metanol p.a. Larutan tersebut
kemudian  divortex  selamam  30  detik.  Setelah  30  menit,  amati  warna  pada  larutan tersebut.
b.  Penentuan  operating  time  OT.  Sebanyak  1  mL  larutan  DPPH dimasukkan  kedalam  masing-masing  tiga  labu  ukur  5  mL,  ditambahkan  masing-
masing  dengan  1  mL  larutan  pembanding rutin  12,5;  37,5  dan  62,5  μgmL.
Selanjutnya  larutan  tersebut  ditambahkan  dengan  metanol  p.a  hingga  tanda  batas.
46
Larutan tersebut kemudian divortex selama 30 detik. Setelah itu dibaca absorbansinya dengan  spektrofotometer  visibel  pada  panjang  gelombang  517  nm  selama  1  jam  5;
10; 15; 20; 25; 30; 35; 40; 45; 60  menit. Dilakukan demikian juga untuk larutan uji 400; 1200; 20
00 μgmL. c. Penentuan panjang  gelombang serapan  maksimum
λ
maks
. Pada tiga  labu ukur  5  mL,  dimasukkan  masing-masing  0,2;  0,6;  dan  1,0  mL  larutan  DPPH.
Ditambahkan  larutan  tersebut  dengan  metanol  p.a  hingga  tanda  batas  sehingga konsentrasi DPPH menjadi 0,016; 0,048; dan 0,080  mM. Larutan tersebut kemudian
divortex  selama  30  detik.  Diamkan  selama  OT.  Lalu  dilakukan  scanning λ  serapan
maksimum dengan spektrofotometer visibel pada panjang gelombang 400-600 nm. d.  Pengukuran  absorbansi  kontrol.  Sebanyak  1  mL  larutan  DPPH
dimasukkan  dalam  labu  ukur  5  mL  dan  ditambah  metanol  p.a  hingga  batas  tanda. Kemudian  larutan  tersebut
dibaca  absorbansinya  pada  OT  dan  λ
maks
.  Dilakukan replikasi  sebanyak  3  kali.  Pengukuran  ini  digunakan  sebagai  kontrol  terhadap
pengukuran absorbansi larutan pembanding rutin dan larutan uji.
e.  Pengukuran  larutan  pembanding  rutin  dan  larutan  uji.  Sebanyak  1  mL larutan  DPPH  dimasukkan  ke  dalam  masing-masing  lima  labu  ukur  5  mL.
Ditambahkan masing-masing dengan 1 mL larutan pembanding dan uji pada berbagai seri  konsentrasi  larutan  pembanding  dan  uji  yang  telah  dibuat.  Selanjutnya  larutan
tersebut  ditambahkan  dengan  metanol  p.a  hingga  tanda  batas.  Larutan  tersebut kemudian  divortek  selama  30  detik  dan  diamkan  selama  OT.  Larutan  dibaca
47
absorbansinya dengan  spektrofotometer  visibel  pada  λ  maksimum.  Pengerjaan
dilakukan sebanyak 3 kali.
9. Validasi metode DPPH