59
a b
c
Gambar 4. Hasil uji alkaloid. a. Hasil uji alkaloid dengan pereaksi mayer, terbetuk endapan putih. b Hasil uji alkaloid dengan pereaksi bouchardat, terbentuk endapan coklat. c Hasil uji
alkaloid sebelum dan setelah penambahan pereaksi 1 as. Fosfomolibdad, 2 bouchardat, 3 hager, dan 4 mayer
2. Pengujian saponin
Pengujian saponin dilakukan dengan menambahkan serbuk simplisia dengan aquades panas kemudian dilakukan penggojogan kuat. Saponin positif ditandai
dengan terbentuknya busa. Jika dalam waktu 10 menit busa masih belum hilang, maka dapat dilakukan pengujian lanjutan dengan penambahan HCl 2N, jika setelah
penambahan HCl 2N, masih terdapat busa maka dapat dipastikan bahwa sampel positif mengandung saponin. Timbulnya busa pada uji saponin menunjukkan adanya
glikosida yang memiliki kemampuan membentuk buih dalam air yang terhidrolisis menjadi glukosa dan senyawa lainya. Selanjutnya, ditambahkan larutan HCl 2N
untuk proses hidrolisis. Hidrolisis dengan menggunakan HCl 2N ini memiliki tujuan
60
untuk memutuskan gugus glukosa pada sampel. Reaksi pembentukan busa pada uji saponin dapat ditunjukkan pada gambar berikut :
Gambar 5. Reaksi hidrolisis saponin dalam air Sunarti,2005
Dari hasil diperoleh bahwa dengan penggojogan kuat terdapat busa yang timbul, dan busa masih tetap muncul setelah penambahan HCl 2N, sehingga dapat
disimpulkan bahwa sampel ekstrak etanoik bunga melinjo positif mengandung senyawa saponin.
Gambar 6. Hasil uji saponin. Hasil positif ditunjukkan dengan adanya busa pada ketiga replikasi
61
3. Pengujian flavonoid
Uji flavonoid yang dilakukan dalam penelitian ini dilakukan dengan membuat larutan percobaan dari serbuk simplisia yang diekstraksi menggunakan
metanol kemudian direaksikan dengan beberapa pereaksi untuk menentukan kandungan flavonoid yang terdapat pada tanaman tersebut.
a. 1 mL larutan percobaan yang sudah dikeringan diatas penangas air,
kemudian dilarutkan dalam metanol 95 , direaksikan dengan logam Zn, HCl 2N, dan HCl pekat. Hasil positif yang ditunjukkan dengan adanya perubahan warna
menjadi merah intensif selama 2-5 menit menunjukkan adanya flavonoida Glikosida -3-flavonoid. Hasil percobaan menunjukkan hasil yang negatif karena sampel uji
tidak menunjukkan adanya perubahan warna menjadi merah intensif. b.
1 mL larutan percobaan yang sudah diuapkan hingga kering dan dilarutkan dalam etanol 95, direaksikan dengan serbuk magnesium dan HCl pekat.
Hasil positif yang ditandai dengan terbentuknya warna merah jingga hingga merah ungu menunjukkan adanya flavonoid positif dalam sampel tersebut. Jika yang
terbentuk berwarna kuning jingga maka menunjukkan adanya flavonoid golongan flavan, kalkon, dan auron. Hasil yang diperoleh dari percobaan dengan simplisia
bunga melinjo menunjukkan adanya perubahan warna menjadi merah jingga, sehingga dapat disimpulkan bahwa simplisia bunga melinjo memiliki kandungan
flavonoid positif. c.
1 mL larutan percobaan yang sudah diuapkan hingga kering dibasahi dengan aseton p, kemudian direaksikan dengan serbuk halus asam borat p dan asam
62
oksalat p. Kemudian campuran dipanaskan diatas penangas air dan direaksikan dengan eter p. Kemudian dideteksi dibawah sinar UV 366 nm, hasil positif yang
ditandai dengn adanya flourosensi berwarna kuning intensif menunjukkan adanya flavonoid positif. Hasil percobaan dengan simplisia bunga melinjo menunjukkan
adanya fluorosensi kuning intensif ketika dideteksi dibawah sinar UV 366 nm, sehingga dapat dikatakan bahwa simplisia bunga melinjo positif mengandung
flavonoid. Berdasarkan uji flavonoid yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa
sampel simplisia bunga melinjo positif mengandung senyawa flavonoid, tetapi senyawa flavonoid yang terdapat di dalam sampel bunga melinjo bukan termasuk
dalam flavonoid golongan glikosida-3-flavonoid, flavon, kalkon, dan auron.
a b
c
Gambar 7. Hasil uji flavonoid. a Larutaan uji bunga melinjo yang direaksikan dengan logam Zn, HCL 2N, dan HCl pekat. b Larutan uji yang direaksikan dengan serbuk
magnesium dan HCl pekat. c Larutan uji yang direaksikan dengan serbuk halus asam borat, dan asam oksalat p
63
4. Pengujian triterpenoid dan steroid