53
menyebabkan proses penyarian lebih efektif. Hal ini disebabkan adanya kemudahan cairan penyari menembus sampel dan menyari senyawa kimia yang terdapat di dalam
bunga melinjo.
2. Pembuatan ekstrak etanolik bunga melinjo
Langkah yang selanjutnya dilakukan adalah melakukan proses penyarian atau ekstraksi. Tujuan dari proses ekstraksi adalah untuk menarik zat pokok atau
komponen kimia yang diinginkan dari bahan mentah obat dan menggunakan pelarut yang dipilih dimana zat yang diinginkan dapat larut. Dasar dari metode ekstraksi
adalah perpindahan massa aktif yang semula berada dalam sel, ditarik oleh cairan penyari sehingga terjadi larutan zat aktif dalam cairan penyari tersebut Trevor,
1995. Semakin banyak permukaan simplisia yang bersentuhan dengan cairan penyari maka proses ekstraksi yang terjadi akan semakin baik Harborne, 1987 sehingga
senyawa fenolik yang terdapat pada bunga melinjo dapat diambil. Cairan penyari yang digunakan dalam penelitian ini adalah etanol 70 .
Etanol dipilih sebagai penyari karena etanol bersifat universal, aman, dan ekonomis. Bersifat universal karena dapat melarutkan sebagian besar kandungan kimia senyawa
organik dalam sampel. Aman karena dibanding pelarut organik lain seperti metanol, etanol lebih aman bagi kesehatan dan lingkungan. Bersifat ekonomis karena etanol
lebih murah harganya jika dibandingkan dengan pelarut organik lain seperti metanol. Penggunaan etanol juga dapat mencegah terjadinya browning karena etanol dapat
mendenaturasi enzim polifenol oksidase. Etanol dapat dengan efisien berpenetrasi ke
54
dalam membran sehingga mendorong terekstraksinya sejumlah besar komponen endoselular
Silva, Lee, Kinghorn, 1998
.
Metode penyarian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode maserasi. Metode maserasi dipilih karena dalam pengerjaannya metode ini tidak
memerlukan panas untuk menarik kandungan zat aktif dari tanaman. Dalam penelitian ini, metode ekstraksi dengan pemanasan tidak dipilih karena kandungan zat
aktif di dalam sampel bunga melinjo belum diketahui secara pasti sehingga ditakutkan terdapat beberapa senyawa kimia yang tidak tahan panas akan mengalami
kerusakan jika dilakukan proses ekstraksi dengan pemanasan. Temperatur selama proses ekstraksi akan mempengaruhi stabilitas senyawa fenolik karena dapat
menyebabkan degradasi yang mengurangi kandungan fenolik total dan aktivitas antioksidan. Oleh karena itu metode ini sangat cocok digunakan. Selain itu, metode
maserasi juga dipilih karena proses pengerjaannya yang mudah dan peralatannya yang sederhana.
Ketika proses maserasi berlangsung akan terjadi pemecahan dinding dan membran sel akibat perbedaaan tekanan antara di dalam dan di luar sel, sehingga
metabolit sekunder yang berada di sitoplasma akan terlarut di dalam pelarut organik Fouad, 2005. Cairan penyari yaitu etanol akan menembus dinding sel dan masuk
kedalam rongga sel yang mengandung senyawa kimia, senyawa kimia itu akan larut dalam cairan penyari dan cairan penyari yang sudah pekat dengan senyawa kimia
akan berdifusi keluar sel dan proses ini akan berulang terus sampai terjadi keseimbangan antara konsentrasi cairan di dalam dan di luar sel. Selama proses
55
maserasi, perlu dilakukan pengadukan dengan batuan shaker. Pengadukan ini berfungsi untuk meningkatkan kontak antara cairan penyari dengan sampel, sehigga
penyarian lebih efektif. Selain itu pengadukan dengan shaker juga berfungsi untuk meratakan cairan penyari yang sudah jenuh oleh komponen terlarut, sehingga akan
terjadi gradien konsentrasi. Gradien konsentrasi ini perlu dijaga agar difusi cairan penyari dapat berlangsung hingga cairan penyari jenuh. Proses maserasi dilakukan
selama 2 hari pada suhu ruangan yang kemudian dilanjutkan dengan proses remaserasi.
Remaserasi dilakukan untuk memaksimalkan proses penyarian senyawa- senyawa yang mungkin belum tersari akibat sudah jenuhnya cairan penyari. Selama
proses maserasi dan remaserasi bejana maserasi ditutup dengan aluminium foil untuk mengurangi intensitas cahaya matahari dan mencegah terjadinya kerusakan senyawa-
senyawa akibat terpapar sinar UV. Hasil maserasi dan remaserasi disaring dengan kertas saring yang diletakan
di dalam corong Buchner dengan bantuan pompa vacuum untuk mempercepat proses penyaringan. Kemudian, cairan penyari diuapkan dengan vaccum rotary evaporator
pada suhu 50 C dan tekanan rendah hingga diperoleh ekstrak etanolik bunga melinjo.
Ekstrak etanolik bunga melinjo selanjutnya diuapkan lagi hingga diperoleh ekstrak kental etanol. Penguapan dengan tekanan rendah akan mempercepat proses
penguapan karena pelarut akan menguap pada suhu di bawah titik didihnya dan rusaknya zat aktif akibat kontak dengan panas berlebihan dapat dihindari. Bobot
56
ekstrak etanolik bunga melinjo yang diperoleh adalah 44,798 g dan rendemen yang didapat dari ekstrak etanolik bunga melinjo adalah sebesar 1,493 .
D. Hasil Skrining Fitokimia