65
memiliki ion Fe
3+
sebagai atom pusat, dan tanin memiliki atom O yang mempunyai pasangan elektron bebas yang bisa mengkoordinasikan ke atom pusat sebagai
ligannya. Tanin positif di tandai dengan terbentuknya warna hijau kehitaman atau biru
tua. Pada penelitian ini didapatkan hasil yang positif karena hasil pengujian menunjukkan perubahan warna menjadi kehitaman.
Gambar 10. Hasil uji tanin dengan menggunakan FeCl
3
1. Menunjukkan hasil positif yang ditandai dengan perubahan warna menjadi kehitaman.
c. Pengujian dengan menggunakan larutan gelatin. Uji fitokimia dengan
menggunakan larutan gelatin merupakan langkah pengujian awal untuk memperkuat adanya senyawa tanin dalam ekstrak etanolik bunga melinjo. Menurut Harbone, 1987,
semua senyawa tanin akan menimbulkan endapan sedikit atau banyak jika ditambahkan dengan larutan gelatin. Reaksi antara tanin dengan gelatin akan
melibatkan terjadinya reaksi ikatan hidrogen. Reaksi hidrogen terjadi apabila atom hidrogen terikat oleh dua atau lebih atom lain yang memiliki keelektronegatifan
tinggi seperti atom N,O, dan F.
66
Gelatin merupakan suatu protein, apabila suatu protein bereaksi dengan suatu senyawa kimia lain, maka akan terjadi perubahan konformasi protein. Perubahan
konformasi struktur yang menjadi tidak menentu ini merupakan suatu proses alami yang bersifat reversibel yang biasa dikatakan denaturasi protein Poedjiadi, 1994.
Proses penggumpalan protein ini biasanaya didahului dengan proses denaturasi protein Poedjiadi, 1994. Pengujian tanin dengan larutan gelatin pada penelitian ini
menunjukkan hasil yang positif yang ditandai dengan terbentuknya endapan dibawah cairan.
Gambar 11. Hasil uji tanin dengan menggunakan larutan gelatin 1, hasil positif yang ditunjukkan dengan adanya endapan
d. Pengujian dengan menggunakan formaldehid : asam klorida dan Na
asetat ditambah dengan Besi III Klorida 1 merupakan uji awal yang digunakan untuk menentukan golongan senyawa tanin apakah merupakan tanin galat atau tanin
katekol. Tanin katekol ditunjukkan dengan adanya endapan merah muda jika ekstrak ditambah dengan larutan formalin 1 dan HCl 1N, sedangkan tanin galat ditunjukkan
dengan warna biru tinta atau hitam jika filtrat hasil uji tanin katekol direaksikan dengan Besi III Klorida 1.
67
Tanin merupakan senyawa fenol sehingga dapat berkondensasi dengan formaldehid. Hasil kondensasi tanin dengan formaldehid jika ditambahkan dengan
HCl panas maka akan terdapat beberapa ikatan karbon penghubung satuan yang terputus dan akan dibebaskan suatu monomer antosianidin. Jika dalam suatu sampel
terdapat senyawa protoantosidanidin atau tanin katekol, maka akan terbentuk warna merah jika direaksikan dengan HCl, sehingga apabila ekstrak etanolik bunga melinjo
mengandung senyawa tanin katekol maka akan terbentuk endapan merah apabila direaksikan dengan formalin : HCl dengan perbandingan 2:1 Harbone, 1987. Pada
penelitian ini, sampel tidak mengandung tanin katekol karena pengujian dengan menggunakan formaldhid : HCl menunjukkan adanya endapan berwarna coklat
kehitaman bukan merah. Filtrrat hasil uji dengan formalin : HCl dipisahkan dengan cara disaring,
kemudian ditambahkan Besi III Klorida 1 untuk menentukan adanya tanin galat. Adanya tanin galat ditunjukkan dengan terbentuknya warna biru tinta atau hitam
setelah penambahan Besi III Klorida. Hasil pengujian dengan Besi III Klorida menujukkan hasil yang positif yang ditandai dengan terbentuknya warna biru tinta
atau hitam, maka dapat disimpulkan bahwa senyawa yang terdapat dalam sampel bunga melinjo merupakan senyawa tanin galat atau tanin terhidrolisis.
68
` a
b
Gambar 12. Hasil uji penggolongan senyawa tanin. a pengujian tanin katekol, tidak terbentuk endapan merah menunjukkan hasil negatif. b Hasil pengujian tanin galat, terjadi perubahan
warna menjadi hitam menunjukkan hasil yang positif
E. Hasil Uji Kualitatif Aktivitas Antioksidan Ekstrak Etanolik Bunga