Pola Pengembangan Paragraf Pertentangan dan Perbandingan

4.3 Pembahasan Hasil 4.3.1 Unsur-unsur Paragraf pada Karangan Guru-guru SD Kabupaten Mahakam Ulu, Kalimantan Timur Penelitian yang berjudul Unsur-Unsur Paragraf dan Pola Pengembangan Paragraf pada Karangan Guru-Guru SD Kabupaten Mahakam Ulu, Kalimantan Timur bertujuan mendeskripsikan pola pengembangan paragraf yang digunakan dan mendeskripsikan kelengkapan unsur-unsur paragraf. Data penelitian berupa paragraf yang di dalamnya terdapat 59 paragraf dari 20 karangan para guru SD Kabupaten Mahakam Ulu, Kalimantan Timur. Terdapat empat unsur paragraf yang ada dalam karangan guru-guru SD Kabupaten Mahakam Ulu, Kalimantan Timur, yaitu 1 kalimat utama, 2 kalimat penjelas, 3 kalimat penegas, dan 4 transisi. Berdasarkan hasil temuan, paragraf dalam karangan guru-guru SD Kabupaten Mahakam Ulu Kalimantan Timur dapat dilklasifikasikan menjadi tiga kelompok, yaitu 1 paragraf dengan tiga unsur, 2 paragraf dengan dua unsur, dan 3 paragraf dengan satu unsur. Paragraf dengan tiga unsur meliputi kalimat utama, kalimat penjelas, kalimat penegas dan transisi. Polanya dapat berupa KU-KPJ-T dan KU-KPJ-KPG. Paragraf dengan dua unsur meliputi kalimat utama, kalimat penjelas dan transisi. Polanya dapat berupa KU-KPJ, KU-T, dan KPJ-T. Paragraf dengan satu unsur meliputi kalimat penjelas. Polanya dapat berupa KPJ. Setelah peneliti melakukan analisis, peneliti menemukan nsur-unsur paragraf yang relevan dengan teori Wiyanto 2011. Peneliti menemukann tiga tipe unsur- unsur paragraf, yaitu paragraf dengan tiga unsur, paragraf dengan dua unsur, dan paragraf dengan satu unsur. Hal ini dipertegas dengan teori Tarigan 2008 bahwa kelengkapan unsur paragraf menyangkut unsur apa saja yang terdapat dalam suatu paragraf. Kemungkinan pertama, semua unsur seperti transisi, kalimat topik, kalimat pengembang, kalimat penegas. Adapun kemungkinan kedua, yakni hanya tiga unsur yang terdapat dalam paragraf seperti 1 transisi, kalimat topik, kalimat penegas dan 2 kalimat topik, kalimat pengembang, kalimat penegas. Kemungkinan ketiga, yakni hanya dua unsur dalam paragraf yakni kalimat topik dan kalimat pengembang. Namun, beberapa hasil penelitian menunjukkan tidak semua karangan guru- guru SD Kabupaten Mahakam Ulu, Kalimantan Timur menggunakan unsur paragraf secara lengkap. Terdapat 14 paragraf yang lengkap menggunakan ketiga unsur paragraf kalimat utama, kalimat penjelas, dan transisi. Terdapat pula paragraf yang menggunakan dua dan satu kelengkapan unsur paragraf. Karangan yang menggunakan dua unsur paragraf berjumlah 35 paragraf, sedangkan paragraf yang menggunakan satu unsur paragraf berjumlah 7 paragraf. Jadi, dapat diklasifikasikan ada tiga tipe pengelompokan unsur, yaitu 1 paragraf dengan tiga unsur, 2 paragraf dengan dua unsur, dan 3 paragraf dengan satu unsur. Dengan demikian, para guru- guru SD Kabupaten Mahakam Ulu, Kalimantan Timur ini menggunakan paragraf dengan tiga unsur, paragraf dengan dua unsur, dan paragraf dengan satu unsur seperti yang disampaikan oleh Wiyanto 2011. Sementara itu, berdasarkan hasil penelitian terdahulu mengenai unsur-unsur paragraf, hasil temuan peneliti berbeda dengan penelitian terdahulu. Peneliti menemukan tiga kelompok unsur paragraf, yaitu paragraf dengan tiga unsur, paragraf dengan dua unsur, dan paragraf dengan satu unsur. Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan peneliti mengenai unsur-unsur paragraf, hasil temuan penelitian ini berbeda dengan penelitian yang terdahulu. Hasil penelitian Caecilia Nurista Syahdu Hening 2014 mengenai Paragraf dalam Karangan Narasi menunjukkan bahwa unsur-unsur paragraf terdiri dari paragraf dengan dua unsur dan paragraf dengan satu unsur. Oleh sebab itu, dalam hasil analisis ini ditemukan beberapa unsur-unsur paragraf yang berbeda dengan penelitian terdahulu.

4.3.2 Pola Pengembangan Paragraf pada Karangan Guru-guru SD Kabupaten Mahakam Ulu, Kalimantan Timur

Ada sembilan pola pengembangan paragraf yang terdapat dalam karangan guru-guru SD Kabupaten Mahakam Ulu Kalimantan Timur, yaitu 1 pola Umum Khusus, 2 pola Khusus Umum, 3 pola Sebab Akibat, 4 pola Akibat Sebab, 5 pola Kronologi, 6 pola Contoh, 7 pola Definisi Luas, 8 Pertentangan, dan 9 Perbandingan. Peneliti menemukan hampir semua paragraf menggunakan pola pengembangan paragraf. Paragraf yang menggunakan pola umum-khusus sebanyak 17 paragraf, pola khusus-umum sebanyak 3 paragraf, pola sebab-akibat sebanyak 23 paragraf, pola akibat-sebab sebanyak 1 paragraf, pola definisi luas sebanyak 1 paragraf, pola kronologi sebanyak 10 paragraf, pola contoh sebanyak 7 paragraf, pola pertentangan sebanyak 3 paragraf, dan pola perbandingan sebanyak 1 paragraf. Peneliti juga menemukan paragraf yang tidak berpola pada karangan guru- guru SD Kabupaten Mahakam Ulu Kalimantan Timur. Hal ini disebabkan tidak adanya kalimat utama dalam paragraf dan hanya terdapat satu kalimat dalam paragraf. Jumlah paragraf yang tidak berpola yakni sebanyak 4 paragraf. Peneliti juga menemukan hal lain, beberapa paragraf ditemukan beberapa pola didalamnya seperti pola Umum Khusus dan pola Sebab Akibat, pola Umum Khusus dan pola Contoh, pola Umum Khusus dan pola Definisi Luas, pola Sebab Akibat dan pola Contoh, pola Sebab Akibat dan pola Kronologi, serta pola Kronologi dan Pertentangan. Kecenderungan pola pengembangan yang digunakan oleh guru-guru SD Kabupaten Mahakam Ulu, Kalimantan Timur adalah pola pengembangan sebab- akibat. Namun, pemakaian pola pengembangan sebab-akibat kebanyakan terdapat pada karangan narasi. Pola pengembangan sebab-akibat dapat menjadi karangan narasi kronologi kalau menggunakan konjungsi misalnya kemudian, lalu, setelah itu dan lain-lain. Hal ini ada hubungannya antara pola pengembangan dengan jenis karangan karena pola pengembangan mempengaruhi jenis karangan. Selain itu, masing-masing pola pengembangan salah satu yang membedakan yaitu konten dan konjungsi. Sementara itu, berdasarkan hasil penelitian terdahulu mengenai pola pengembangan paragraf, hasil temuan peneliti berbeda dengan penelitian terdahulu. Hasil penelitian Anggun Gitasari 2009 menunjukkan bahwa pola pengembangan rincian, sebab akibat, dan contoh merupakan pola pengembangan yang digunakan peserta didik kelas XII SMA Institut Indonesia 1, Yogyakarta, dalam membuat paragraf deduktif. Adapun hasil penelitian Hedwigis Risa Verawati 2011 menunjukkan bahwa pola pengembangan deduktif, pola pengembangan induktif, pola pengembangan campuran, pola pengembangan perulangan, pola pengembangan menerangkan, pola pengembangan pertanyaan, pola pengembangan sebab-akibat, pola pengembangan contoh, dan pola pengembangan merinci pada karangan narasi siswa kelas V SD Negeri Kalibening. Terakhir, hasil penelitian Caecilia Nurista Syahdu Hening 2014 menunjukkan bahwa pola kronologi pada karangan narasi karya guru-guru SD di Lingkungan YPPK Maybrat, Keuskupan Manokwari, Papua Barat. Perbedaan penelitian ini dengan ketiga penelitian terdahulu adalah hasil penelitian. Hasil penelitian ini adalah pola pengembangan paragraf yang terdapat pada karangan guru- guru SD Kabupaten Mahakam Ulu, Kalimantan Timur adalah pola pengembangan paragraf umum khusus, khusus umum, sebab-akibat, akibat-sebab, kronologi, contoh, definisi luas, pertentangan, perbandingan, dan ada paragraf yang tidak berpola.