Penelitian Terdahulu STUDI KEPUSTAKAAN

1999: 16 Paragraf adalah kalimat yang berkaitan erat antara satu dengan yang lainnya. Kalimat-kalimat itu disusun menurut aturan tertentu dengan makna yang diidukungnya, dapat dibatasi, dikembangkan, dan diperjelas Nuristo, 1999: 16. Menurut Wiyanto 2004: 15 paragraf adalah sekelompok kalimat yang saling berhubungan dan bersama-sama menjelaskan satu unit buah pikiran untuk mendukung buah pikiran yang diungkapkan dalam seluruh tulisan. Menurut Ramlan 1993: 1 paragraf adalah bagian dari suatu karangan atau tuturan yang terdiri dari sejumlah kalimat yang mengungkapkan satuan informasi dengan ide pokok sebagai pengendalinya. Widyamartaya 1993: 31 mendefinisikan paragraf adalah sekelompok kalimat utuh, lengkap yang memerlukan tambahan kalimat-kalimat lain yang meluaskan, menguraikan, dan menjelaskan gagasan tersebut. Berdasarkan definisi-definisi di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa paragraf adalah seperangkat kalimat mengandung gagasan atau ide, yang berkaitan erat antara satu dengan lain. Dapat dikatakan bahwa kualitas paragraf yang berkaitan erat bergantung pada gagasan atau ide. Dengan kata lain, paragraf yang baik mencerminkan pola pikir dari penulisnya sendiri.

2.2.1.1 Ciri-ciri Paragraf

Ada ciri-ciri paragraf yang dikemukakan dalam penelitian ini. Menurut Soewandi 2000: 52-53 paragraf yang baik memiliki enam ciri, yaitu: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 1 penulisan awal paragraf dilakukan dengan penulisan masuk beberapa ketukan. 2 satu paragraf, lebih-lebih paragraf karangan ilmiah wacana teknis, terdiri atas beberapa kalimat. Jumlah kalimat dalam paragraf harus memadai. 3 salah satu kalimat merupakan kalimat topiknya, yaitu kalimat yang berisi gagasan pokok, sedangkan kalimat-kalimat yang lain merupakan penjelasannya atau merupakan pengantar jika kalimat topik berada pada akhir paragraf. 4 pada paragraf dalam karangan teknis atau karangan ilmiah, isi pernyataan yang terungkap dalam kalimat-kalimat sesuai kenyataan, bahkan harus sesuai pula dengan pernyataan atau teori yang digunakan. 5 memiliki hubungan kebahasaan kohesi dan hubungan makna koherensi yang baik antara kalimat yang satu dengan yang lainnya. 6 bahasa yang digunakan adalah bahasa ragam baku. Ciri-cirinya adalah pemakaian kata tidak menimbulkan salah tafsir, urutan katanya sesuai dengan kaidah yang berlaku, kecukupan fungsi kalimat terpenuhi, dan penulisan karangan serta kalimatnya baik penggunaan huruf maupun tanda baca sesuai dengan ejaan yang berlaku.

2.2.1.2 Syarat-syarat Pembentukan Paragraf

Pola pengembangan paragraf, harus menyajikan atau mengorganisasikan gagasan menjadi suatu paragraf yang memenuhi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI persyaratan. Menurut Akhadiah dkk 1991: 148 ada beberapa persyaratan yang harus ada. Syarat-syarat pembetukan paragraf sebagai berikut. A. Kesatuan Dalam setiap paragraf hanya mengandung satu gagasan utama. Paragraf berfungsi mengembangkan topik tersebut. Oleh sebab itu, dalam pengembangannya tidak boleh terdapat unsur-unsur yang sama sekali tidak berhubungan dengan gagasan pokok tersebut. Paragraf dianggap mempunyai kesatuan, apabila kalimat dalam paragraf tidak terlepas dari topiknya. Setiap kalimat terfokus pada topik, sehingga dapat relevan dengan topik. B. Kepaduan Syarat kedua yang harus dipenuhi oleh sebuah paragraf adalah koherensi atau kepaduan. Satu paragraf bukanlah merupakan kumpulan kalimat yang masing-masing berdiri sendiri, tetapi harus dibangun oleh kalimat-kalimat yang mempunyai hubungan timbal balik. Urutan pikiran yang teratur, akan memperlihatkan adanya kepaduan. Jadi, kepaduan atau koherensi dititikberatkan pada hubungan antara kalimat dengan kalimat. C. Kelengkapan Paragraf dikatakan lengkap, jika berisi kalimat-kalimat penjelas yang cukup untuk menunjang kejelasan kalimat topik atau kalimat utama. Sebaliknya suatu paragraf dikatakan tidak lengkap, jika tidak dikembangkan atau hanya diperluas dengan pengulangan-pengulangan. Perhatikanlah contoh berikut. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 1 Suku Dayak tidak termasuk suku yang suka bertengkar. Mereka tidak suka berselisih atau bersengketa. Paragraf diatas merupakan paragraf yang hanya diperluas dengan pengulangan. Paragraf diatas sinonimnya yaitu kata berselisih dan bersengketa. Pendapat Akhadiah dkk 1991: 148 selaras dengan teori yang dikemukakan oleh Gorys Keraf 1980 bahwa paragraf yang efektif harus memenuhi tiga syarat yaitu 1 kesatuan yang merupakan semua kalimat membina paragraf untuk membentuk tema, 2 koherensi yang merupakan kekompakan kalimat yang satu dengan yang lain, dan 3 perkembangan alinea yang merupakan penyusunan gagasan yang membina paragraf.

2.2.1.3 Unsur-unsur Paragraf

Menurut Tarigan 1981: 13 bahwa unsur-unsur paragraf ialah beberapa unsur pembangun sebuah paragraf, hal tersebut meliputi seperangkat kalimat yang dipergunakan oleh penulis sebagai alat untuk menyatakan dan menyampaikan jalan pikirannya kepada pembaca. Paragraf merupakan wadah bagi penulis untuk menuangkan atau menjelaskan satu unit pokok pikirannya. Untuk merangkai suatu paragraf yang sistematis dan logis, didalamnya harus ada unsur-unsur. Menurut Wiyanto 2011, paragraf terdiri atas empat unsur, yaitu transisi, kalimat topik atau kalimat utama, kalimat pengembang atau kalimat penjelas, dan kalimat penegas. Namun, keempat PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI unsur tersebut tidak harus hadir bersama-sama dalam satu paragraf. Berikut ini uraian keempat unsur paragraf. A. Transisi Transisi adalah ‘’perekat’’ atau penghubung antarparagraf. Transisi menunjang kepaduan dan kekohesian antarparagraf, sehingga setiap muncul ide baru tetap bergerak pada topik yang sama. Terdapat dua cara memunculkan transisi. Cara pertama yaitu implisit yang tidak dinyatakan dengan penanda transisi tertentu. Cara kedua yaitu eksplisit yang dinyatakan melalui penanda dalam bentuk kata, kalimat, dan paragraf. a. Transisi berupa kata atau kelompok kata sebagai berikut. Terdapat sepuluh transisi berupa kata yaitu penanda hubungan kelanjutan, penanda waktu, penanda klimaks, penanda perbandingan, penanda kontras, penanda hubungan jarak, penanda ilustrasi, penanda sebab-akibat, penanda syaratpengandaian, dan penanda simpulan. 1 penanda hubungan kelanjutan: dan, serta, lagi, lagi pula, tambahan lagi, bahkan, kedua, ketiga, selanjutnya, akhirnya , dan terakhir. 2 penanda waktu: dahulu, sekarang, kini, kelak, sebelum, setelah, sesudah, sementara itu, sehari kemudian , dan tahun depan. 3 penanda klimaks: paling..., se...nya, dan ter-. 4 penanda perbandingan: seperti, ibarat, sama , dan bak. 5 penanda kontras: tetapi, biarpun, walaupun , dan sebaliknya. 6 penanda urutan jarak: di sana, di sini, di situ, sebelah, dekat, dan jauh. 7 penanda ilustrasi: umpama, contoh , dan misalnya.