19
Melalui pengalaman langsung peserta didik akan memahami konsep-konsep yang mereka pelajari dan menghubungkan dengan konsep lain yang telah dipahami.
Menurut Rusman 2011: 256 menyatakan bahwa pengalaman belajar yang menunjukkan kaitan unsur-unsur konseptual menjadikan proses pembelajaran
lebih efektif. Oleh karena itu, guru diharapkan mampu merancang pembelajarn dengan tepat bagi peserta didik.
Menurut Rusman 2011: 256 pembelajaran tematik penting diterapkan di Sekolah Dasar karena pada umumnya siswa pada tahap ini masih melihat
segala sesuatu sebagai satu keutuhan holistik, perkembangan fisiknya tidak pernah bisa dipisahkan dengan perkembangan mental, sosial, dan emosional.
Pembelajaran tematik memungkinkan peserta didik untuk memahami suatu fenomena dari segala segi sehingga membuat peserta didik menjadi lebih arif dan
bijak dalam menyikapi atau menghadapi kejadian yang ada di depan mereka. Peneliti dapat menyimpulkan bahwa pembelajaran tematik layak untuk
diterapkan untuk peserta didik di Sekolah Dasar. Pembelajarn tematik tersebut memberikan pengalaman belajar yang bermakna, dan aktif sesuai dengan tingkat
pekembangan peserta didik karena dalam pembelajarn tematik memungkinkan untuk memahami sesuatu dari segala sisi.
2. Pendidikan Karakter
a. Pengertian Pendidikan Karakter
Gunawan 2014: 28 berpendapat bahwa pendidikan karakter merupakan upaya-upaya yang dirancang dan dilaksanakan secara sistematika untuk
20
menananm nilai-nilai perilaku peserta didik yang berhubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama manusia, lingkungan, dan kebangsaan yang
terwujud dalam pikiran, sikap, perasaan, perkataan dan perbuatan berdasarkan norma-norma agama, hukum, tata krama, budaya dan adat istiadat. Sementara itu,
Noor 2012: 35 menyatakan bahwa pendidikan karakter merupakan proses pemberian tuntunan pesertaanak didik agar menjadi manusia seutuhnya yang
berkarakter dalam dimensi hati, pikir, raga, serta rasa dan karsa. Selanjutnya Narwanti 2011: 16 menyatakan bahwa hakikat pendidikan
karakter dalam konteks pendidikan di Indonesia adalah pendidikan nilai, yakni pendidikan nilai luhur yang bersumber dari budaya bangsa Indonesia sendiri,
dalam rangka membina kepribadian generasi muda. Menurut Samani dan Hariyanto 2016: 45 menyatakan bahwa pendidikan karakter adalah pendidikan
yang mengembangkan karakter mulia good character dari peserta didik dengan mempraktikkan dan mengajarkan nilai-nilai moral dan pengambilan keputusan
yang beradab dalam hubungannya dengan sesama manusia maupun dalam hubungannya dengan Tuhan.
Menurut Fadlillah dan Khoirida 2013: 23 berpendapat bahwa pendidikan karakter adalah suatu bentuk pengarahan dan bimbingan supaya
seseorang mempunyai tingkah laku yang baik sesuai dengan nilai-nilai moralitas dan keberagaman. Sedangkan menurut Muslich 2011: 84 pendidikan karakter
adalah suatu sistem penanaman nilai-nilai karakter kepada warga sekolah yang meliputi komponen pengetahuan, kesadaran atau kemauan, dan tindakan untuk
melaksanakan nilai-nilai tersebut, baik terhadap Tuhan Yang Maha Esa, diri
21
sendiri, sesama, lingkungan, maupun kebangsaan sehingga menjadi manusia insan kamil.
Dari pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa pendidikan karakter adalah upaya penanaman nilai-nilai karakter pada anak agar menjadi
manusia seutuhnya dan diharapkan memiliki budi pekerti yang baik di lingkup keluarga maupun masyarakat.
b. Tujuan Pendidikan Karakter
Menurut Kesuma Fadlillah dan Khoirida , 2013: 24-25, tujuan pendidikan karakter dalam setting sekolah, diantaranya sebagai berikut:
1 Menguatkan dan mengembangkan nilai-nilai kehidupan yang dianggap
penting dan perlu sehinga menjadi kepribadian atau kepemilikan peserta didik yang khas sebagaimana nilai-nilai yang dikembangkan.
2 Mengoreksi perilaku peserta didik yang tidak bersesuaian dengan nilai-nilai
yang dikembangkan oleh sekolah. 3
Membangun koneksi yang harmonis dengan keluarga dan masyarakat dalam memerankan tanggung jawab pendidikan karakter secara bersama.
Menurut Noor
2012: 40 menyatakan bahwa pendidikan karakter memiliki tujuan untuk meningkatkan anak-anak menjadi pribadi yang disiplin,
memiliki inisiatif, bertanggung jawab, suka menolong dan tumbuh kasih sayang, menghormati sesama dan orang yang lebih dewasa, dan pandai berterimakasih.
Selain itu menurut Narwanti 2011: 16 pendidikan karakter pada intinya bertujuan membentuk bangsa yang tangguh, kompetitif, berakhlak mulia,
22
bermoral, bertoleran, bergotong royong, berjiwa patriotik, berkembang dinamis, berorientasi ilmu pengetahuan dan teknologi yang semuanya dijiwai oleh iman
dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan Pancasila.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa tujuan pendidikan karakter adala untuk membentuk karakter anak yang berakhlak mulia sehingga nilai-nilai karakter
tersebut diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari. Dengan mengimplementasikan pendidikan karakter ke dalam pembelajaran, anak tidak hanya ceras dalam
intelektual tetapi cerdas secara emosional dan spiritual.
c. Nilai-nilai Karakter yang Harus Ditanamkan
Menurut Suyanto Zuchdi, 2011:29 terdapat sembilan pilar karakter yang berasal dari nilai-nilai luhur universal, yaitu: 1 karakter cinta Tuhan dan
segenap ciptaan-Nya, 2 kemandirian dan tanggung jawab, 3 kejujuran amanah, diplomatis, 4 hormat dan santun, 5 dermawan, suka tolong-menolong dan
gotong royong kerjasama, 6 percaya diri dan pekerja keras, 7 kepemimpinan dan keadilan, 8 baik dan rendah hati, dan 9 karakter toleransi, kedamaian, dan
kesatuan. Sedangkan menurut Character Counts di Amerika Rohinah M.Noor, 2012: 44 mengidentifikasikan bahwa karakter-karakter yang menjadi pilar
adalah; dapat dipercaya truswortiness, rasa hormat dan perhatian respect, tanggung
jawab responsibilitty,
jujur fairness,
peduli caring,
kewarganegaraan citizenship, ketulusan honesty, berani courage, tekun diligence dan integritas.
23
Selanjutnya, Soekamto Muslich, 2011:79, mengungkapkan bahwa nilai- nilai karakter yang perlu diajarkan pada anak, meliputi kejujuran, loyalitas dan
dapat diandalkan, hormat, cinta, ketidak egoisan dan sensitifitas, baik hati dan pertemanan, keberanian, kedamaian, mandiri dan potensial, disiplin diri, kesetiaan
dan kemurnian, keadilan dan kasih sayang. Menurut Kemdiknas 2010, nilai-nilai luhur yang terdapat di dalam adat dan budaya suku bangsa kita, telah dikaji dan di
rangkum menjadi satu. Berdasarkan kajian tersebut telah teridentifikasi butir-butir luhur yang diinternalisasikan terhadapgenerasi bangsa melalui pendidikan
karakter. Berikut adalah nilai-nilai utama, yakni: 1 religius, 2 jujur, 3 toleransi, 4 disiplin, 5 kerja keras, 6 kreatif, 7 mandiri, 8 demokratis, 9 rasa ingin tahu,
10 semangat kebangsaan, 11 cinta tanah air, 12 menghargai prestasi, 13 bersahabat komunikatif, 14 cinta damai, 15 gemar membaca, 16 peduli
lingkungan, 17 peduli sosial, 18 tanggung jawab.
d. Indikator Keberhasilan Pendidikan Karakter di Kelas
Keberhasilan pendidikan karakter di sekolah dapat dilihat dalam berbagai indikator. Kemendiknas menetapkan indikator untuk mengukur keberhasilan
pendidikan karakter di sekolah sebagai berikut. Ada dua jenis indikator yang dikembangkan dalam pendidikan karakter di sekolah:
1 Indikator untuk sekolah dan kelas.
Indikator sekolah dan kelas adalah penanda yang digunakan oleh kepala sekolah, guru, dan personalia sekolah dalam merencanakan, melaksanakan, dan
mengevaluasi sekolah sebagai lembaga pelaksana pendidikan karakter. Indikator
24
ini juga berkenaan dengan kegiatan sekolah yang diprogramkan, maupun kegiatan sehari-hariatau rutinitas sekolah.
2 Indikator mata pelajaran
Indikator ini menggambarkan perilaku efektif seorang peserta didik berkenaan dengan mata pelajaran tertentu. Indikator ini dirumuskan dalam bentuk
perilaku peserta didik di kelas dan sekolah, yang dapat diamati melalui pengamatan guru ketikan seorang peserta didik melakukan sesuatu tindakan di
sekolah, tanya jawab dengan peserta didik, jawaban yang diberikan peserta didik dalam laporan atau pekerjaan rumah.
Untuk mengetahui bahwa suatu sekolah itu telah melaksanakan pembelajaran yang mengembangkan budaya dan karakter bangsa, maka
ditetapkan indikator kelas sebagai berikut.
Tabel 1. Indikator Keberhasilan Pendidikan Karakter di Kelas.
Nilai Deskripsi
Indikator Kelas
1. Religius
Sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan
ajaran yang
dianutnya, toleran
terhadap pelaksanaan ibadah agama
lain, serta hidup rukun dengan pemeluk agam lain
a. Berdoa
sebelum dan
sesudah pelajaran b.
Memberikan kesempatan pada semua peserta didik
untuk melaksanakan ibadah
2. Jujur
Perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan
dirinya sebagai orang yang selalu
dapat dipercaya
dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan.
a. Menyediakan
fasilitas tempat
temuan barang
hilang b.
Tempat pengumuman
barang temuan hilang c.
Tranparansi keuangan dan penilaian
kelas secara
berkala d.
Larangan mencontek
25
3. Toleransi
Sikap dan tindakan yang menghargai
perbedaan agama,
suku, etnis,
pendapat, sikap
dan tindakan orang lain yang
berbeda dari dirinya a.
Memberikan pelayanan
yang sama terhadap seluruh warga
kelas tanpa
membedakan suku, agama, ras, golongan, status sosial,
status ekonomi
b. Memberikan
pelayanan terhadapa
anak berkebutuhan khusus
c. Bekerja dalam kelompok
yang berbeda 4.
Disiplin Tindakan
yang menunjukkan
perilaku tertib dan patuh pada
berbagai ketentuan dan peraturan
a. Membiasakan hadir tepat
waktu b.
Membiasakan mematuhi
peraturan
5. Kerja Keras
Perilaku yang
menunjukkkan upaya
sungguh-sungguh dalam
mengatasi berbagai
hambatan belajar dan tugas serta menyelesaikan tugas
dengan sebaik-baiknya a.
Menciptakan suasana
kompetisi yang sehat b.
Menciptakan kondisi etos kerja, pantang menyerah
dan daya tahan belajar c.
Menciptakan suasana
belajar yang mengacu daya tahan kerja
d. Memiliki pajangan tentang
slogan atau motto tentang giat bekerja belajar
6. Kreatif
Berfikir dan melakukan sesuatu
untuk menghasilkan cara atau
hasil baru dari apa yang telah dimiliki
a. Menciptakan situasi belajar
yang bisa menumbuhkan daya pikir dan bertindak
kreatif
b. Pemberian tugas yang
menantang munculnya
karya-karya baru baik yang autentik maupun modifikasi
7. Mandiri
Sikap dan perilaku yang tidak mudah tergantung
pada orang lain dalam menyelesaikan tugas
a. Menciptakan suasana kelas
yang memberikan
kesempatan kepada peserta didik untuk belajar mandiri
8. Demokratis
Cara berfikir, bersikap, dan
bertindak yang
a. Mengambil keputusan kelas
secar bersama
melalui
26
menilai sama hak dan kewajiban
dirinya dan
orang lain musyawarah dan mufakat
b. Pemilihan
kepengurusan kelas secara terbuka
c. Seluruh produk kebijakan
melalui musyawarah dan mufakat
d. Mengimplementasikan
model-model pembelajaran yang dialogis dan interaktif
9. Rasa Ingin
Tahu Sikap dan tindakan yang
selalu berupaya
untuk mengetehui
lebih mendalam dan meluas dari
apa yang
dipelajari, dilihat, dan didengar
a. Mencipakan suasana kelas
yang mengundang
rasa ingin tahu
b. Eksplorasi
lingkungan secara terprogram
c. Tersedia
media komunikasi
informasi media
cetak media
elektronik 10.
Semangat Kebangsaan
Cara berfikir, bertindak, dan
wawasan yang
menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas
kepentingan diri
dan kelompoknya
a. Bekerja sama dengan
teman sekelas
yang berbeda suku, etnis, status
ekonomi b.
Mendiskusikan hari-hari
besar nasional 11.
Cinta Tanah Air
Cara berfikir, bersikap, dan
berbuat yang
menunjukkan kesetiaan,
kepedulian, dan
penghargaan yang tinggi terhadap
bahasa, lingkungan fisik, sosial,
karakter, ekonomi, dan politik bangsanya
a. Memajang: Foto Presiden
dan Wakil
Presiden, Benera Negara, Lambang
Negara, Peta Indonesia, gambar
kehidupan masyarakat Indonesia
b. Menggunakan
produk buatan dalam negeri
12. Menghargai
prestasi Sikap dan tindakan yang
mendorong dirinya untuk menghasilkan
sesuatu yang
berguna bagi
masyarakat, dan mengakui dan
menghormati keberhasilan orang lain
a. Memberikan penghargaan
atas hasil karya peserta didik
b. Memajang
tanda-tana penghargaan prestasi
c. Menciptakan
suasana pembelajaran
untuk memotivasi pesera didik
27
berprestasi 13.
Bersahabat Komunikatif
Tindakan yang
memperlihatkan rasa
senang berbicara, bergaul, dan bekerjasama dengan
orang lain a.
Seting kelas
yang memudahkan
terjadinya interaksi peserta didik
b. Pembelajaran yang dialogis
c. Uru
mendengarkan keluhan-keluhan
peserta didik
d. Dalam berkomunikasi guru
tidak menjaga jarak dengan peserta didik
14. Cinta Damai Sikap, perkataan dan
tindakan yang
menyebabkan orang lain merasa senang dan aman
atas kehadirannya a.
Menciptakan suasana kelas yang damai
b. Membiasakan
perilaku warga sekolah yang anti
kekerasan c.
Pembelajaran yang tidak bias gender
d. Kekerabatan di kelas yang
penuh kasih sayang 15.
Gemar Membaca
Kebiasaan menyediakan
waktu untuk
membaca berbagai
bacaan yang
memberikan kebajikan
bagi dirinya a.
Daftar buku tulisan yang dibaca peserta didik
b. Frekuensi
kunjungan perpustakaan
c. Saling tukar bacaan
d. Pembelajaran
yang memotivasi
anak menggunakan referensi
16. Peduli
Lingkungan Sikap dan tindakan yang
selalu berupaya mencegah kerusakan
pada lingkungan
alam di
sekitarnya, dan
mengembangkan upaya-
upaya untuk memperbaiki kerusakan
alam yang
sudah terjadi a.
Memelihara lingkungan
kelas b.
Tersedia tempat
pembuangan sampah di dalam kelas
c. Pembiasaan hemat energi
d. Memasang stiker perintah
mematikan lampu
dan menutup kran air pada
setiap ruangan
apabila selesai digunakan
17. Peduli Sosial Sikap dan tindakan yang
selalu ingin
memberi a.
Berempati kepada teman sekelas
28
bantuan bagi orang lain dan
masyarakat yang
membutuhkan b.
Melakukan aksi sosial c.
Membangun kerukunan
warga kelas 18.
Tanggung Jawab
Sikap dan
perilaku seseorang
untuk melaksanakan tugas dan
kewajibannya, yang
seharusnya dia lakukan, terhadap
diri sendiri,
masyarakat, lingkungan
alam, sosial,
dan karakter,
negara dan
Tuhan Yang Maha Esa a.
Pelaksanaan tugas piket secara teratur
b. Peran serta aktif dalam
kegiatan sekolah c.
Mengajukan usul
pemecahan masalah
Sumber: Wibowo 2012: 98-104 Indikator di atas akan digunakan oleh peneliti sebagai bahan acuan untuk
membuat instrumen observasi,wawancara, dan dokumentasi implementasi pembelajaran tematik berbasis karakter di kelas IV SDN Pusmalang Kecamatan
Cangkringan Kabupaten Sleman.
e. Nilai Karakter Religius
Menurut Kemendikbud 2010: 9 menyatakan bahwa karakter religius merupakan sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran agama yang
dianutnya, toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama lain, dan hidup rukun dengan pemeluk agama lain. Sedangkan menurut Naim 2012: 124 menjelaskan
bahwa religius adalah penghayatan dan implementasi ajaran agama dalam kehidupan sehari-hari. Nilai religius merupakan nilai pembentuk karakter yang
sangat penting dan perlu ditanankan secara maksimal. Nilai religius harus ditanamkan sejak anak belum lahir, karena agama merupakan pedoman hidup
29
yang harus diyakini dan dijalankan sesuai syariat untuk menjalankan kehidupan di dunia dan di akhirat.
Fitri 2012: 41 menyatakan beberapa indikator keberhasilan karakter religius sebagai berikut:
1 Mengucapkan salam.
2 Berdoa sebelum dan sesudah belajar.
3 Melaksanakan ibadah keagamaan.
4 Merayakan hari besar keagamaan.
Sedangkan menurut Kemendikbud 2010: 32 berpendapat bahwa indikator nilai karakter religius adalah sebagai berikut:
1 Senang mengikuti aturan kelas dan sekolah untuk kepentingan hidup
bersama 2
Senang bergaul dengan teman sekelas dan satu sekolah dengan berbagai perbedaan yang telah diciptakan-Nya.
3 Merasakan kekuasaan Tuhan yang telah menciptakan berbagai keteraturan
dalam berbahasa. 4
Merasakan manfaat aturan kelas dan sekolah sebagai keperluan untuk hidup bersama.
5 Membantu teman yang memerlukan bantuan sebagai suatu ibadah atau
kebajikan.
Dari beberapa pendapat para ahli dapat disimpulkan bahwa indikator nilai religius dapat terintegrasikan dalam pembelajaran tematik. Diharapkan dari
30
indikator nilai religius di atas dapat muncul perilaku yang menunjukkan nilai religius.
f. Nilai Karakter Peduli Sosial
Kehidupan di masyarakat sekarang ini bergeser menjadi lebih individualis. Kepedulian terhadap sesama yang menjadi ciri khas masyarakat
mulai menitip. Sebagai manusia kita tidak bisa hidup tanpa orang lain, maka dari itu sangat di perlukan sesama manusia saling berinteraksi dan peduli sosial.
Menurut Kemendikbud 2010: 10 menyatakan bahwa peduli sosial adalah sikap dan tindakan yang selalu ingin memberikan bantuan pada orang lain dan
masyarakat yang membutuhkan. Peduli dengan sesama dilakukan tanpa pamrih dan tidak mengharapkan balasan atas pemberian atau bentuk apapun. Nilai peduli
sosial tidak kalah penting di tanamkan pada anak tidak hanya di rumah dan masyarakat namun di sekolah. Dengan ditanamkan nilai peduli sosial pada anak
dapat mempengaruhi sikapnya untuk selalu membantu teman yang kesusahan, menyayangi teman, dan tidak membedakan satu sama lain.
Menurut Samani dan Hariyanto 2014: 51 dapat diuraikan indikator yang bisa digunakan untuk mendiskripsikan karakter peduli sosial adalah sebagai
berikut: 1
Memperlakukan orang lain dengan sopan 2
Bertindak santun. 3
Toleran terhadap perbedaan. 4
Tidak mengambil keuntungan dari orang lain. 5
Mampu bekerja sama.
31
6 Menyayangi manusia dan makhluk lain.
Diharapkan dari indikator yang di kemukakan oleh para ahli dapat terintegrasi ke dalam proses pembelajaran tematik. Dalam proses pembelajaran
tematik dapat terintegrasi dengan nilai karakter peduli sosial dan dapat memnuculkan sesuai dengan indikator yang diharapkan.
3. Integrasi Karakter Religius dan Peduli Sosial melalui Pembelajaran