Integrasi Karakter Religius dan Peduli Sosial melalui Pembelajaran

31 6 Menyayangi manusia dan makhluk lain. Diharapkan dari indikator yang di kemukakan oleh para ahli dapat terintegrasi ke dalam proses pembelajaran tematik. Dalam proses pembelajaran tematik dapat terintegrasi dengan nilai karakter peduli sosial dan dapat memnuculkan sesuai dengan indikator yang diharapkan.

3. Integrasi Karakter Religius dan Peduli Sosial melalui Pembelajaran

Tematik Penanaman nilai karakter secara terintegrasi di dalam proses pembelajaran mengacu pada pendapat Wiyani 2013: 90 yaitu pengenalan nilai- nilai fasilitasi diperolehnya dari kesadaran akan pentingnya nilai-nilai, dan penginternalisasian nilai-nilai ke dalam tingkah laku siswa sehari-hari melalui proses pembelajaran baik yang berlangsung di dalam maupun di luar kelas. Anik Ghufron Zubaedi, 2011: 263-264 berpendapat bahwa pengintegrasian nilai-nilai karakter ke dalam kegiatan pembelajaran berarti memadukan, memasukkan, dan menerapkan nilai-nilai yang diyakini baik dan benar dalam rangka membentuk, mengembangkan, dan membina tabiat atau kepribadian peserta didik sesuai jati diri bangsa tatkala kegiatan pembelajaran berlangsung. Dalam proses pengintegrasi nilai-nilai karakter pada pembelajaran tematik langkah-langkah guru yaitu perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi. Hal ini di jelaskan oleh Wibowo 2016: 17 pendidikan karakter yang terintegrasikan dengan proses pembelajaran dalam skema sebagai berikut: 32 Gambar 1. Skema Pendidikan Karakter Terintegrasi dalam Proses Pembelajaran Menurut Wibowo 2016 a. Perencanaan Pembelajaran Untuk mencapai dan menciptakan peserta didik yang berkarakter maka kegiatan pembelajaran di sekolah mengacu pada standar proses yang telah di rancang oleh pemerintah dalam peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Undang-undang No 65 Tahun 2013 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah mulai perencanaan pembelajaran dirancang dalam bentuk silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP yang mengacu pada Standar Isi. Menurut Wibowo 2012: 84 nilai-nilai karakter di cantumkan dalam silabus dan RPP. Pengembangan nilai-nilai itu dalam silabus ditempuh melalui cara berikut ini: 1 mengkaji Standar Kompetensi SK dan Kompetensi Dasar KD pada Standar Isi SI untuk menentukan apakah nilai-nilai karakter bangsa yang tercantum itu sudah tercakup di dalamnya, Nilai- nilai Karakter Perencanaan -Penyusunan sillabus, Rpp, dan Bahan Ajar Pelaksanaan -Kegiatan pembelajaran dan pembelajaran aktif Evaluasi Peserta didik SD berkarakter 33 2 menggunakan tabel yang memperlihatkan keterkaitan antara SK dan KD dengan nilai dan indikator untuk menentukan nilai yang akan dikembangkan, 3 mencantumkan nilai-nilai karakter dalam tabel ke dalam silabus, 4 mencantumkan nilai-nilai yang sudah tertera dalam silabus ke RPP, 5 mengembangkan proses pembelajaran peserta didik secara aktif yang memungkinkan peserta didik memiliki kesempatan melakukan internalisasi nilai dan menunjukkan dalam perilaku yang sesuai, dan 6 memberikan bantuan kepada peserta didik, baik yang mengalami kesulitan untuk menginternalisasi nilai maupun untuk menunjukkan dalam perilaku. b. Pelaksanaan Pembelajaran Menurut pendapat dari Marzuki 2013: 13 mengungkapkan bahwa pengintegrasian nilai pendidikan ke dalam kegiatan pembelajaran dapat dilakukan dari tahapan kegiatan pendahuluan, inti, dan penutup. Guru memerlukan upaya pengkondisian sehingga siswa memiliki kesempatan untuk memunculkan perilaku yang menunjukkan nilai-nilai karakter. Berbagai metode pembelajaran yang dapat diterapkan guru dalam memunculkan nilai-nilai karakter peserta didik. Menurut Fadlillah dan Khoirida 2013: 166-188 untuk memperkenalkan pendidikan karakter kepada anak sejak usia dini dapat dilakukan melalui metode pembelajaran sebagai berikut: 1 Metode Keteladanan Pendidikan adalah contoh terbaik dalam pandangan anak yang akan ditiru dalam tindak tanduk dan sopan santunnya terpatri dalam jiwa. Metode 34 keteladanan merupakan suatu cara mengajarkan ilmu dengan mencontohkan secara langsung kepada anak. Apa yang anak lihat, dengar, dan rasakan, akan masuk dalam memori anak kemudian akan dilaksanakan dan dikembangkan kembali oleh anak. 2 Metode Pembiasaan Dalam pembinaan sikap, metode pembiasaan sangat efektif digunakan karena akan melatih kebiasaan-kebiasaan yang baik kepada anak sejak dini. Dengan melakukan kebiasaan-kebiasaan secara rutin, anak dapat melakukan kebiasaan-kebiasaan tersebut dengan sendiri tanpa diperintah. 3 Metode Bercerita Cerita sangat menarik dan disukai oleh anak-anak. Cerita dapat dijadiin metode pembelajaran maupun materi ajar. 4 Metode Karyawisata Karya wisata dapat menumbuhkan minat dan rasa ingin tahu anak terhadap sesuatu. Metode ini akan mengembangkan aspek sosial-emosional dan pembentukkan serta penanaman moral dan nilai-nilai agama. Sedangkan menurut Kirschenbaum dalam Zuchdi, 2012: 22 dalam memunculkan nilai karakter dengan menggunakan pendekatan komprehensif. Dari segi metode pendekatan komprehensif meliputi inkulkasi nilai, keteladanan, fasilitasi, dan pengembangan keterampilan. 1 Inkulkasi Nilai 35 Inkulkasi penanaman nilai memiliki ciri yaitu memperlakukan orang secara adil, menghargai pandangan orang lain, mengemukakan keraguan disertai dengan alasan dan dengan rasa hormat, menjaga komunikasi dengan pihak yang tidak setuju, dan memberikan kebebasan bagi adanya perilaku yang berbeda-beda, apabila sampai pada tingkat yang tidak dapat diterima, diarahkan untuk memberikan kemungkinan berubah. 2 Keteladanan Dalam pendidikan nilai dan spiritualitas, pemberian teladan merupakan strategi yang biasa digunakan. Sebagai guru dengan bertutur kata dan bertindak secara santun dan baik akan menjadi contoh dan panutan pada peserta didik. 3 Fasilitasi Fasilitasi melatih peserta didik untuk mengatasi masalah-masalah. Misalnya, menolong peserta didik untuk memahami, mengamalkan nilai karakter yang baik, memberikan motivasi pada peserta didik dalam mengatasi permasalahan. 4 Pengembangan Keterampilan Ada berbagai keterampilan yang diperlukan agar seseorang dapat mengamalkan nilai-nilai yang dianut, sehingga berperilaku konstruktif dan bermoral dalam masyarakat. Keterampilan tersebut antara lain: berfikir kritis, berfikir kreatif, berkomunikasi secara jelas, menyimak, bertindak asertif, dan menemukan solusi. 36 Sementara itu, Lickona menyarankan agar pendidikan karakter, berlangsung efektif maka guru dapat mengusahakan implementasi berbagai metode sebagai berikut Samani, 2013:147 1 Metode Bercerita atau Mendongeng Telling Story Metode ini pada hakikatnya sama dengan metode ceramah tetapi guru lebih leluasa berimprovisasi. Misalnya melalui perubahan mimik, gerak tubuh, mengubah intonasi suara seperti keadaan yang hendak dilukiskan dan sebagainya. Hal yang paling penting adalah guru harus membuat simpulan bersama peserta didik karakter apa saja yang diperankan tokoh yang dapat ditiru oleh peserta didik. 2 Metode diskusi Dalam pembelajaran umumnya diskusi terdiri dari dua macam, diskusi kelas dan diskusi kelompok. Diskusi kelas dipimpin oleh guru dan bentuk diskusi ini cocok untuk peserta didik sekolah dasar kelas tinggi. Sementara itu diskusi kelompok dapat berupa kelompok kecil yang beranggotakan 2-6 orang atau kelompok yang lebih besar anggotanya dapat mencapai 20 orang. Selama kegiatan diskusi berlangsung guru berkeliling dari kelompok yang satu ke kelompok yang lain, mengamati jalannya diskusi, keaktifan peserta didik, arah diskusi, menjaga ketertiban agar tidak terlalu gaduh karena akan mengganggu kelas lain. Jika perlu guru memberikan dorongan dan sedikit bantuan agar setiap anggota kelompok berpartisipasi aktif sehingga diskusi lancar dan melakukan penilaian terhadap proses diskusi. Pada akhir diskusi guru mempersilakan setiap kelompok untuk 37 memaparkan hasil diskusinya, memberi kesempatan tanya-jawab dengan kelompok lain, dan membuat simpulan akhir bersama peserta didik. 38 3 Metode Simulasi Dalam pembelajaran suatu simulasi dilakukan dengan tujuan agar peserta didik memperoleh keterampilan tertentu baik yang bersifat profesional maupun yang berguna bagi kehidupan sehari-hari. Dapat pula simulasi ditujukan untuk memperoleh pemahaman tentang suatu konsep atau prinsip, serta bertujuan untuk memecahkan masalah yang relevan dengan pendidikan karakter. 4 Metode Pembelajar Kooperatif Metode pembelajaran kooperatif dianggap paling umum dan paling efektif bagi implementasi pendidikan karakter, karena sejumlah nilai karakter dapat dikembangkan melalui metode pembelajaran ini. Pada umumnya dalam implementasi pembelajaran kooperatif para peserta didik saling berbagi mengenai tugas, diskusi, dan sebagainya. Dalam pelaksanaan pembelajaran tematik yang terintegrasi pendidikan karakter sesuai pendapat para ahli menggunakan metode untuk mendukung proses pembelajaran yang bermakna yang dapat disimpulkan yaitu metode keteladanan, metode pembiasaan, metode bercerita, metode diskusi, dan metode simulasibermain peran. c. Evaluasi Pembelajaran Pelaksanaan pembelajaran yang telah dilaksanakan selanjutnya evaluasi pembelajaran. Evaluasi pembelajaran mencakup penilaian hasil belajar. Berdasarkan Permendikbud Nomor 104 Tahun 2014 tentang Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah pasal 5 39 menyebutkan bahwa penilaian hasil belajar dilakukan terhadap kompetensi sikap spiritual, sikap sosial, pengetahuan dan keterampilan. Penilaian dilakukan secara terus menerus. Model yang digunakan untuk menilai nilai-nilai karakter dengan pengamatan, cacatan anekdotal, tugas, laporan, dan sebagainya guru dapat memberikan kesimpulan atau pertimbangan tentang pencapaian suatu indikator atau bahkan suatu nilai. Laporan penilaian sikap dalam bentuk deskriptif dari sikap peserta didik untuk mata pelajaran yang bersangkutan. Hal ini memuat uraian secara naratif pencapaian kompetensi sikap sesuai dengan kompetensi inti dan kompetensi dasar setiap mata pelajaran. Deskripsi sikap pada setiap mata pelajaran menguraikan kelebihan sikap peserta didik dan sikap yang masih perlu ditingkatkan. Sedangkan menurut Zuchdi 2012: 15 menyatakan bahwa penilaian pendidikan karakter juga harus dilakukan secara komprehensif, ranah yang dinilai meliputi pemikiran, perasaan, dan perilaku sehari-hari habit atau kebiasaan. Cara menilai perkembangan pemikiran yang terkait dengan nilai-nilai target yang ditanamkan dapat menggunakan dilema moral. Perkembangan perasaan internalisasi nilai-nilai target atau dorongankomitmen untuk bertindak sesuai dengan nilai-nilai target dapat dinilai dengan berbagai bentuk skala sikap dan atau dengan wawancara. Aktualisasi nilai-nilai target dalam perilaku sehari-hari yang sudah menjadi kebiasaan atau habit perlu di nilai lewat pengamatan proses pendidikan. Setelah itu guru dapat menginternalisasikan nilai-nilai karakter yang yang ditargetkan dalam proses pembelajaran. Penelitian ini, peneliti melakukan 40 pengamatan tentang perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi nilai religius dan peduli sosial dalam pendidikan karakter yang dilaksanakan melalui pengintegrasian dalam pembelajaran. Peneliti ingin mengetahui rencana, pelaksanaan, dan evaluasi nilai religius dan peduli sosial dalam kegiatan belajar mengajar di kelas dan cara guru dalam mengintegrasikan nilai religius dan peduli sosial dalam pembelajaran yang sedang diajarkan kepada peserta didik.

4. Karakteristik Anak Sekolah Dasar

Dokumen yang terkait

MANAJEMEN PEMBELAJARAN TEMATIK BERBASIS KARAKTER DI SD NEGERI 2 TANJUNGHARJO KECAMATAN NGARINGAN Manajemen Pembelajaran Tematik Berbasis Karakter Di SD Negeri 2 Tanjungharjo Kecamatan Ngaringan.

0 1 19

MANAJEMEN PEMBELAJARAN TEMATIK BERBASIS KARAKTER DI SD NEGERI 2 TANJUNGHARJO Manajemen Pembelajaran Tematik Berbasis Karakter Di SD Negeri 2 Tanjungharjo Kecamatan Ngaringan.

0 4 14

PENDAHULUAN Manajemen Pembelajaran Tematik Berbasis Karakter Di SD Negeri 2 Tanjungharjo Kecamatan Ngaringan.

0 4 9

IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER RELIGIUS DAN DISIPLIN DI SD NEGERI SRIMULYO 2 SRAGEN Implementasi Pendidikan Karakter Religius Dan Disiplin Di SD Negeri Srimulyo 2 Sragen.

0 4 16

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS IV A Implementasi Pembelajaran Tematik Kelas IV A SD Negeri 1 Peleman Sragen.

0 2 13

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN TEMATIK PADA KELAS IV A Implementasi Pembelajaran Tematik Kelas IV A SD Negeri 1 Peleman Sragen.

0 2 16

IMPLEMENTASI KARAKTER RELIGIUS DAN PEDULI SOSIAL PADA PETUGAS PEMADAM KEBAKARAN Implementasi Karakter Religius Dan Peduli Sosial Pada Petugas Pemadam Kebakaran(Studi Kasus Pada Anggota Petugas Pemadam Kebakaran Bpbd Kota Surakarta).

0 2 13

PENERAPAN PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS 2 DI SD NEGERI WATUADEG KECAMATAN CANGKRINGAN.

0 1 153

IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER PADA PEMBELAJARAN TEMATIK DI KELAS IV SD NEGERI PREMBULAN GALUR KULON PROGO.

0 12 342

Pengembangan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) Tematik-Integratif Berbasis Karakter Jujur dan Peduli di Kelas IV SD N 2 Tinggarjaya, Kecamatan Jatilawang, Kabupaten Banyumas.

0 1 2