Karakteristik Anak Sekolah Dasar

40 pengamatan tentang perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi nilai religius dan peduli sosial dalam pendidikan karakter yang dilaksanakan melalui pengintegrasian dalam pembelajaran. Peneliti ingin mengetahui rencana, pelaksanaan, dan evaluasi nilai religius dan peduli sosial dalam kegiatan belajar mengajar di kelas dan cara guru dalam mengintegrasikan nilai religius dan peduli sosial dalam pembelajaran yang sedang diajarkan kepada peserta didik.

4. Karakteristik Anak Sekolah Dasar

Pembelajaran di kelas akan lebih bermakna apabila di sesuaikan dengan perkembangan anak. Oleh karena itu, guru perlu memahami perkembangan anak Sekolah Dasar sehingg pembelajaran dapat berjalan dengan baik. Menurut Asy’ari 2006: 42 pada tahap usia anak 9-12 tahun memiliki kekhasan antara lain: 1 Dapat berfikir reversible atau bolak-balik. 2 Dapat melakukan pengelompokkan dan menentukan urutan. 3 Telah mampu melakukan operasi logis. Sementara itu, Piaget Sugiharsono, 2013: 109 berpendapat bahwa fase anak kelas IV memiliki karakteristik tersendiri, yaitu anak kelas IV termasuk dalam fase operasional konkret yang berkisar pada usia 7-11 tahun anak mengendalikan benda asli, benda konkret untuk memecahkan masalah dan berpikir egosentrisnya mulai berkurang. Selain itu, proses berpikirnya dapat di balikkan, tugas menkonversikan dan mengelompokkan dapat di kerjakan. Izzaty 2013: 108 berpendapat bahwa ciri-ciri khas anak masa kelas tinggi kelas 4, 5, dan 6 Sekolah Dasar adalah: 41 1 Perhatiannya tertuju kepada kehidupan praktis sehari-hari. 2 Ingin tahu, ingin belajar, dan realitas. 3 Timbul minat kepada pelajaran-pelajaran khusus. 4 Anak memandang nilai sebagai ukuran yang tepat mengenai prestasi belajarnya di sekolah. 5 Anak-anak suka membentuk kelompok sebaya atau peergroup untuk bermain bersama, mereka membuat peraturan sendiri dalam kelompoknya. Karakteristik siswa usia Sekolah Dasar masa kelas tinggi atau rentang usia 9 hingga 12 tahun menurut Ahmadi Sholeh 2005: 39, yaitu: 1 Anak berminat terhadap kehidupan praktis sehari-hari yang konkret sehingga cenderung membandingkan pekerjaan-pekerjaan yang praktis. 2 Anak amat realistis, ingin tahu, dan ingin belajar. 3 Anak berminat terhadap bidang atau mata pelajaran khusus. 4 Anak membutuhkan bimbinan orang dewasa dalam menyelesaikan masalah. Anak mulai mandiri dalam menyelesaikan masalahnya setelah memasuki usia 11 tahun. 5 Anak memandang nillai rapor sebagai prestasi di sekolah. 6 Anak gemar membentuk kelompok teman sebaya. Sedangkan perkembangan personal-sosial anak pada usia 9-10 tahun dijelaskan oleh Allen Marotz 2010: 199-200 sebagai berikut: 1 Anak senang menghabiskan waktu bersama teman-temannya, mencari persahabatan berdasarkan minat yang sama dan kedekatan. 42 2 Anak mempunyai beberapa teman baik dan beberapa “musuh” yang bisa berubah dalam waktu singkat. 3 Anak mulai menunjukkan ketertarikan dalam peraturan dan aturan permainan yang sederhana. 4 Anak saling menanggapi godaan teman bila diprovokasi, lebih jarang menggunakan kekerasan fisik daripada tahun sebelumnya dan mengerti bahwa perilaku tersebut dapat menyakiti perasaan temannya. 5 Anak-anak membentuk penalaran moral, mengikuti adat istiadat dan nilai moral yang dianut masyarakat. 6 Anak membangun kedekatan dengan guru dan memandang mereka sebagai “pahlawan” sering melakukan hal yang tidak lazim untuk mendapatkan perhatian. 7 Anak bersikap percaya diri. 8 Anak menganggap kritik sebagai serangan pribadi, perasaannya mudah terluka, dan frustasi menghadapi kegagalan. Peserta didik kelas IV Sekolah Dasar termasuk dalam stadium operasional konkret. Cara berfikir anak yang operasional konkret kurang egosentris, ditandai oleh disentrasi yang besar, artinya anak sudah mampu memperhatikan lebih dari satu dimensi sekaligus dan juga menghubungkan dimensi-dimensi satu sama lain. Selain itu anak mampu untuk melakukan aktifitas logis tertentu tetapi hanya dalam situasi yang konkret. Bila peserta dihadapkan pada masalah secara verbal, tanpa ada bahan konkret, maka peserta didik belum mampu menyelesaikan maslah dengan baik. 43

B. Penelitian yang Relevan

Dokumen yang terkait

MANAJEMEN PEMBELAJARAN TEMATIK BERBASIS KARAKTER DI SD NEGERI 2 TANJUNGHARJO KECAMATAN NGARINGAN Manajemen Pembelajaran Tematik Berbasis Karakter Di SD Negeri 2 Tanjungharjo Kecamatan Ngaringan.

0 1 19

MANAJEMEN PEMBELAJARAN TEMATIK BERBASIS KARAKTER DI SD NEGERI 2 TANJUNGHARJO Manajemen Pembelajaran Tematik Berbasis Karakter Di SD Negeri 2 Tanjungharjo Kecamatan Ngaringan.

0 4 14

PENDAHULUAN Manajemen Pembelajaran Tematik Berbasis Karakter Di SD Negeri 2 Tanjungharjo Kecamatan Ngaringan.

0 4 9

IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER RELIGIUS DAN DISIPLIN DI SD NEGERI SRIMULYO 2 SRAGEN Implementasi Pendidikan Karakter Religius Dan Disiplin Di SD Negeri Srimulyo 2 Sragen.

0 4 16

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS IV A Implementasi Pembelajaran Tematik Kelas IV A SD Negeri 1 Peleman Sragen.

0 2 13

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN TEMATIK PADA KELAS IV A Implementasi Pembelajaran Tematik Kelas IV A SD Negeri 1 Peleman Sragen.

0 2 16

IMPLEMENTASI KARAKTER RELIGIUS DAN PEDULI SOSIAL PADA PETUGAS PEMADAM KEBAKARAN Implementasi Karakter Religius Dan Peduli Sosial Pada Petugas Pemadam Kebakaran(Studi Kasus Pada Anggota Petugas Pemadam Kebakaran Bpbd Kota Surakarta).

0 2 13

PENERAPAN PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS 2 DI SD NEGERI WATUADEG KECAMATAN CANGKRINGAN.

0 1 153

IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER PADA PEMBELAJARAN TEMATIK DI KELAS IV SD NEGERI PREMBULAN GALUR KULON PROGO.

0 12 342

Pengembangan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) Tematik-Integratif Berbasis Karakter Jujur dan Peduli di Kelas IV SD N 2 Tinggarjaya, Kecamatan Jatilawang, Kabupaten Banyumas.

0 1 2