PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

111

B. PEMBAHASAN

Pembahasan ini akan membahas secara rinci mengenai implementasi pembelajaran tematik berbasis karakter religius dan peduli sosial yang terdiri dari perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, penilaianevaluasi pembelajaran. 1. Implementasi Pembelajaran Tematik Berbasis Karakter Religius dan Peduli Sosial di Kelas IV Dalam implementasi pendidikan tematik berbasis karakter religius dan peduli sosial di kelas IV SD N Pusmalang membahas lebih rinci mengenai pelaksanaan, perencanaan, dan penilaian pembelajaran yang diintegrasikan dalam nilai karakter religius dan peduli sosial. a. Perencanaan Pembelajaran Tematik Perencanaan pembelajaran dibuat sebelum pelaksanaan pembelajaran dimulai. Perencanaan pembelajaran yang harus dibuat terdiri dari silabus dan RPP. Dua komponen ini merupakan pedoman yang wajib ada untuk melaksanakan pembelajaran. Bersadarkan hasil analisis dokumen silabus dan RPP yang digunakan oleh guru telah menunjukkan pengintegrasian dengan nilai-nilai karakter yang dikembangkan. Menurut Wibowo 2012: 84 nilai-nilai karakter di cantumkan dalam silabus dan RPP. Pengembangan nilai-nilai itu dalam silabus ditempuh melalui cara berikut ini: 1 mengkaji Standar Kompetensi SK dan Kompetensi Dasar KD pada Standar Isi SI untuk menentukan apakah nilai-nilai karakter bangsa yang tercantum itu sudah tercakup di dalamnya, 112 2 menggunakan tabel yang memperlihatkan keterkaitan antara SK dan KD dengan nilai dan indikator untuk menentukan nilai yang akan dikembangkan, 3 mencantumkan nilai-nilai karakter dalam tabel ke dalam silabus, 4 mencantumkan nilai-nilai yang sudah tertera dalam silabus ke RPP, 5 mengembangkan proses pembelajaran peserta didik secara aktif yang memungkinkan peserta didik memiliki kesempatan melakukan internalisasi nilai dan menunjukkan dalam perilaku yang sesuai, dan 6 memberikan bantuan kepada peserta didik, baik yang mengalami kesulitan untuk menginternalisasi nilai maupun untuk menunjukkan dalam perilaku Hal tersebut dapat dilihat Kompetensi Inti, Kompetensi Dasar, metode pendekatan, kegiatan pembelajaran, dan penilaianevaluasi. Menurut Kemendikbud 2010: 11 pengintegrasian nilai-nilai yang dikembangkan dalam pendidikan ke dalam silabus dan RPP yang sudah ada. Dalam silabus yang digunakan oleh guru kelas IV juga sudah menunjukkan adanya pengintegrasian pembelajaran tematik berbasis karakter religius dan peduli sosial dapat terlihat pada kegiatan pembelajaran yang terintegrasi dengan nilai-nilai karakter yang diharapkan walaupun tidak tercantum dalam silabus. Kompetensi Dasar yang dicantumkan tidak terintegrasi dengan nilai karakter sikap begitu juga dengan indikator. Nilai-nilai karakter yang diharapkan belum tercantum dalam silabus. Sedangkan dalam RPP unsur yang terlihat dalam pengintegrasian nilai karakter yaitu KI, KD, metode dan pendekatan, kegiataan pembelajaran, dan penilaian. 113 Jadi hasil temuan yang diperoleh bahwa pencantuman nilai-nilai karakter muncul dalam RPP yang mana disebut RPP berkarakter yang di dalamnya muncul nilai-nilai karakter yang diharapkan. Karakter yang diharapkan muncul tidak hanya satu karakter namun beberapa nilai karakter diharapkan dapat muncul dalam pembelajaran. b. Pelaksanaan Pembelajaran Tematik Menurut Anik Ghufron Zubaedi, 2011: 263-264 berpendapat bahwa pengintegrasian nilai-nilai karakter ke dalam kegiatan pembelajaran berarti memadukan, memasukkan, dan menerapkan nilai-nilai yang diyakini baik dan benar dalam rangka membentuk, mengembangkan, dan membina tabiat atau kepribadian peserta didik sesuai jati diri bangsa tatkala kegiatan pembelajaran berlangsung. Berdasasarkan hasil penelitian yang dilakukan peneliti, guru telah mengintegrasikan nilai-nilai karakter religius dan peduli sosial dalam setiap pembelajaran tematik, dari awal hingga akhir pembelajaran. Hal ini sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh Marzuki 2013: 13 mengungkapkan bahwa pengintegrasian nilai pendidikan ke dalam kegiatan pembelajaran dapat dilakukan dari tahapan kegiatan pendahuluan, inti, dan penutup. Guru membuat kegiatan pembelajaran dengan menyenangkan menjadikan peserta didik tidak jenuh dalam menerima materi pembelajaran. Pembelajaran dapat dilakukan dengan pengenalan nilai dan penginternalisasikan nilai-nilai baik ke dalam tingkah laku peserta didik dalam kehidupan sehari-hari melalui proses pembelajaran tematik. Pengintegrasian dalam pembelajaran bertujuan untuk memperkenalkan nilai-nilai 114 karakter pada peserta didik sehingga peserta didik menyadari akan pentingnya nilai-nilai. Dalam kegiatan pembukaawal guru mengimplementasikan kegiatan dengan nilai-nilai kerakter. Guru selalu mengucapkan salam dan mengajak peserta didik berdoa bersama-sama. Guru selalu mendampingi kegiatan berdoa peserta didik. Guru selalu mempresensi kehadiran peserta didik dan menyanyakan alasan ketidak hadiran peserta didik. Guru juga selalu memberikan motivasi pada peserta didik agar bersemangat belajar untuk meraih cita-cita. Proses pengintegrasian nilai karakter religius dalam kegiatan pembelajaran yaitu senang mengikuti aturan kelas, senang bergaul dengan berbagai perbedaan yang telah diciptakanNya, bersyukur dengan kekuasaan Tuhan yang telah diciptakan. Sedangkan dalam proses pengintegrasian nilai karakter peduli sosial dalam kegiatan pembelajaran yaitu memperlakukan orang lain dengan sopan, bertindak santun, toleran terhadap perbedaan, tidak mengambil keuntungan dari orang lain, mampu bekerja sama, membangun kerukunan warga kelas, membantu teman yang kesusahan. Kegiatan inti guru menggunakan berbagai metode dalam mengintegrasikan nilai-nilai karakter di materi pembelajaran. Guru menggunakan berbagai metode bervariatif agar peserta didik dapat menerima dengan baik materi yang disampaikan oleh guru. Menggunakan metode dalam pembelajaran diharapkan peserta didik tidak merasa jenuh saat belajar. Metode yang digunakan guru saat pembelajaran yaitu metode ceramah, pembiasaan, keteladanan, bermain peran , dan diskusi kelompok. Hal ini senada dengan pendapat Fadlillah dan 115 Khoirida 2013: 166-188 untuk memperkenalkan pendidikan karakter kepada anak sejak usia dini dapat dilakukan melalui metode pembelajaran sebagai berikut: 5 Metode Keteladanan Pendidikan adalah contoh terbaik dalam pandangan anak yang akan ditiru dalam tindak tanduk dan sopan santunnya terpatri dalam jiwa. Metode keteladanan merupakan suatu cara mengajarkan ilmu dengan mencontohkan secara langsung kepada anak. Apa yang anak lihat, dengar, dan rasakan, akan masuk dalam memori anak kemudian akan dilaksanakan dan dikembangkan kembali oleh anak. 6 Metode Pembiasaan Dalam pembinaan sikap, metode pembiasaan sangat efektif digunakan karena akan melatih kebiasaan-kebiasaan yang baik kepada anak sejak dini. Dengan melakukan kebiasaan-kebiasaan secara rutin, anak dapat melakukan kebiasaan-kebiasaan tersebut dengan sendiri tanpa diperintah. 7 Metode Bercerita Cerita sangat menarik dan disukai oleh anak-anak. Cerita dapat dijadiin metode pembelajaran maupun materi ajar. 8 Metode Karyawisata Karya wisata dapat menumbuhkan minat dan rasa ingin tahu anak terhadap sesuatu. Metode ini akan mengembangkan aspek sosial-emosional dan pembentukkan serta penanaman moral dan nilai-nilai agama. 116 Metode yang selalu digunakan oleh guru dan efektif dalam mengintegrasikan nilai-nilai karakter yaitu diskusi dan bermain peran. Senada dengan pendapat Lickona menyarankan agar pendidikan karakter, berlangsung efektif maka guru dapat mengusahakan implementasi berbagai metode sebagai berikut Muchlas Samani, 2013:147 5 Metode Bercerita atau Mendongeng Telling Story Metode ini pada hakikatnya sama dengan metode ceramah tetapi guru lebih leluasa berimprovisasi. Misalnya melalui perubahan mimik, gerak tubuh, mengubah intonasi suara seperti keadaan yang hendak dilukiskan dan sebagainya. Hal yang paling penting adalah guru harus membuat simpulan bersama peserta didik karakter apa saja yang diperankan tokoh yang dapat ditiru oleh peserta didik. 6 Metode diskusi Dalam pembelajaran umumnya diskusi terdiri dari dua macam, diskusi kelas dan diskusi kelompok. Diskusi kelas dipimpin oleh guru dan bentuk diskusi ini cocok untuk peserta didik sekolah dasar kelas tinggi. Sementara itu diskusi kelompok dapat berupa kelompok kecil yang beranggotakan 2-6 orang atau kelompok yang lebih besar anggotanya dapat mencapai 20 orang. Selama kegiatan diskusi berlangsung guru berkeliling dari kelompok yang satu ke kelompok yang lain, mengamati jalannya diskusi, keaktifan peserta didik, arah diskusi, menjaga ketertiban agar tidak terlalu gaduh karena akan mengganggu kelas lain. Jika perlu guru memberikan dorongan dan sedikit bantuan agar setiap anggota kelompok berpartisipasi aktif sehingga diskusi lancar dan melakukan penilaian terhadap 117 proses diskusi. Pada akhir diskusi guru mempersilakan setiap kelompok untuk memaparkan hasil diskusinya, memberi kesempatan tanya-jawab dengan kelompok lain, dan membuat simpulan akhir bersama peserta didik. 7 Metode Simulasi Dalam pembelajaran suatu simulasi dilakukan dengan tujuan agar peserta didik memperoleh keterampilan tertentu baik yang bersifat profesional maupun yang berguna bagi kehidupan sehari-hari. Dapat pula simulasi ditujukan untuk memperoleh pemahaman tentang suatu konsep atau prinsip, serta bertujuan untuk memecahkan masalah yang relevan dengan pendidikan karakter. 8 Metode Pembelajar Kooperatif Metode pembelajaran kooperatif dianggap paling umum dan paling efektif bagi implementasi pendidikan karakter, karena sejumlah nilai karakter dapat dikembangkan melalui metode pembelajaran ini. Pada umumnya dalam implementasi pembelajaran kooperatif para peserta didik saling berbagi mengenai tugas, diskusi, dan sebagainya. Guru juga menggunakan metode pembiasaan kepada peserta didik. Kegiatan pembeiasaan yang dilakukan guru yaitu melaksanakan sholat dhuha dan sholat dhuhur berjamaah, mengadakan amal. Hal tersebut terlihat saat bel istirahat pertama dan ke dua guru mengajak peserta didik untuk melakukan ibadah. Sedangangkan kegiatan amal yang dilakukan rutin dilakukan setiap hari Senin dan Jum’at. Jika amal sudah terkumpul dapt digunakan untuk membantu warga sekolah yang sedang terkena musibah. Kebiasaan-kebiasaan yang diterapkan pada 118 peserta didik dapat menumbuhkan kebiasaan baik yang tidak hany dilakukan di sekolah namun juga di rumah. Sumber belajar yang digunakan guru cukup bervariatif. Guru tidak hanya menggunakan buku guru maupun buku siswa namun guru menggunakan aplikasi mengenai peta di Indonesia. tidak hanya terdapat peta namun di dalamnya terdapat pilihan daerah, adat istiadat, makanan khas, tarian khas, pakaian khas, dan rumah khas daerah-daerah yang ada di Indonesia. Dengan menggunakan media yang menarik diharapkan peserta didik mendapatkan pengalaman belajar yang bermankna dan dapat bertahan lama dalam ingatannya. c. PenilaianEvaluasi Pembelajaran Pembelajaran di kelas diawali dengan merancang kegiatan pembelajaran. Salah satu aspek yang harus ada dalam perencanaan adalah tujuan pembelajaran serta cara mencapai tujuan. Untuk mengetahui ketercapaian tujuan pembelajaran perlu dilakukan penilaian. Dalam penilaianevaluasi pembelajaran tematik yang dilakukan guru tidak hanya dinilai dalam hasil belajar saja namun dalam proses pembelajaran guru harus menilai kegiatan peserta didik. Senada dengan Permendikbud no. 67 tahun 2013 yaitu tentang penilaian proses pembelajaran menggunakan pendekatan penilaian autentik authentic asessment yang menilai kesiapan peserta didik, proses pembelajaran, dan hasil belajar secara utuh. Sedangkan menurut tentang pencapaian suatu indikator atau bahkan suatu nilai. Sedangkan menurut Zuchdi 2012: 15 menyatakan bahwa penilaian pendidikan 119 karakter juga harus dilakukan secara komprehensif, ranah yang dinilai meliputi pemikiran, perasaan, dan perilaku sehari-hari habit atau kebiasaan. Kelas IV SD N Pusmalang memfokuskan untk mengembangkan nilai karakter religius dan peduli sosial yang mana sesuai dengan Kemendikbud 2015: 9 yang menyatakan bahwa penilaian terhadap perilaku peserta didik dalam proses pembelajaran meliputi sikap spiritual dab sosial. Penilaian sikap spiritual KI-1 yaitu ketaatan ibadah, berperilaku syukur, berdoa sebelum dan sesudah melakukan kegiatan, dan toleransi dalam beribadah. Sedangkan penilaian sikap sosial KI-2 meliputi jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri. Dalam RPP telah dicantumkan penilaian sikap yang diharapkan, namun penilaian tersebut tidak terdapat pada silabus. Penilaian sikap dilakukan setiap pembelajaran berlangsung. Dalam penilaian yang guru lakukan menyatakan bahwa guru telah menggunakan penilaian sikap sesuai dengan ketentuan dalam kurikulum 2013. Ketentuan nilai sikap dalam kurikulum 2013 yaitu dengan menyajikan nilai sikap dengan bentuk kata-kata atau deskriptif. Senada dengan Kemendikbud 2015: 10 berpendapat bahwa hasil penilaian sikap berupa deskripsi yang menggambarkan perilaku peserta didik. Dengan ini guru menggunakan model pengamatan, catatan anekdot, dan tugas untuk membantu menilai sikap peserta didik. Catatan anekdot dibuat oleh guru untuk mengingat kembali hasil nilai sikap yang dilihat dari hasil pengamatan sebelumnya. Penilaian sikap dibuat setelah akhir semester. Dapat diketahui bahwa guru dalam menilai sikap peserta didik setiap pertemuan, guru mengamati sikap yang baik sampai 120 kurang baik. Sesuai dengan Kemendibud 2015:10 menyatakan bahwa penilaian sikap diasumsikan setiap peserta didik memiliki karakter dan perilaku yang baik, sehingga jika tidak dijumpai perilaku yang menonjol maka nilai sikap peserta didik tersebut baik dan sesuai dengan indikator yang diharapkan. Perilaku menonjol sangat baikkurang baik yang dijumpai selama proses pembelajaran dimasukkan ke dalam catatan guru. Namun pada kenyataannya paa penilaian di akhir semester guru menggunakan penskoran untuk menilai perilaku peserta didik. Maka dari itu guru belum menerapkan penilaian sesuai dengan ketentuan.

C. Keterbatasan Penelitian

Dokumen yang terkait

MANAJEMEN PEMBELAJARAN TEMATIK BERBASIS KARAKTER DI SD NEGERI 2 TANJUNGHARJO KECAMATAN NGARINGAN Manajemen Pembelajaran Tematik Berbasis Karakter Di SD Negeri 2 Tanjungharjo Kecamatan Ngaringan.

0 1 19

MANAJEMEN PEMBELAJARAN TEMATIK BERBASIS KARAKTER DI SD NEGERI 2 TANJUNGHARJO Manajemen Pembelajaran Tematik Berbasis Karakter Di SD Negeri 2 Tanjungharjo Kecamatan Ngaringan.

0 4 14

PENDAHULUAN Manajemen Pembelajaran Tematik Berbasis Karakter Di SD Negeri 2 Tanjungharjo Kecamatan Ngaringan.

0 4 9

IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER RELIGIUS DAN DISIPLIN DI SD NEGERI SRIMULYO 2 SRAGEN Implementasi Pendidikan Karakter Religius Dan Disiplin Di SD Negeri Srimulyo 2 Sragen.

0 4 16

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS IV A Implementasi Pembelajaran Tematik Kelas IV A SD Negeri 1 Peleman Sragen.

0 2 13

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN TEMATIK PADA KELAS IV A Implementasi Pembelajaran Tematik Kelas IV A SD Negeri 1 Peleman Sragen.

0 2 16

IMPLEMENTASI KARAKTER RELIGIUS DAN PEDULI SOSIAL PADA PETUGAS PEMADAM KEBAKARAN Implementasi Karakter Religius Dan Peduli Sosial Pada Petugas Pemadam Kebakaran(Studi Kasus Pada Anggota Petugas Pemadam Kebakaran Bpbd Kota Surakarta).

0 2 13

PENERAPAN PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS 2 DI SD NEGERI WATUADEG KECAMATAN CANGKRINGAN.

0 1 153

IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER PADA PEMBELAJARAN TEMATIK DI KELAS IV SD NEGERI PREMBULAN GALUR KULON PROGO.

0 12 342

Pengembangan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) Tematik-Integratif Berbasis Karakter Jujur dan Peduli di Kelas IV SD N 2 Tinggarjaya, Kecamatan Jatilawang, Kabupaten Banyumas.

0 1 2