58
inovatif, 7 disiplin jam belajar masyarakat, 8 membuat siswa mengenal potensi dirinya sehingga dapat dikembangkan secara optimal.
SD N Pusmalang berdiri sejak tahun 1956 dan masih berkembang hingga saat ini. Jumlah peserta didik di SD N Pusmalang tahun ajaran tahun 20162017
adalah 151 peserta didik. Kondisi fisik bangunan dan ruang kelas SD N Pusmalang masih baik, misalnya ruang kelas, ruang guru, perpustakaan, KMWC,
ruang ibadah, ruang UKS, ruang ibadah, ruang ibadah, ruang alat peraga, laboratorium komputer, kantin, halaman, taman, dan tempat parkir. Sekolah ini
memiliki ekstrakulikuler unggulan yaitu menari dan karawitan.
2. Deskripsi Penelitian
Pendidikan karakter merupakan salah satu amanat Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada pasal 3 yang menyebutkan
bahwa “Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa pada Tuhan Yang
Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”.
Implementasi pembelajaran tematik dapat terintegrasi dengan pendidikan karakter. Berdasarkan hasil wawancara guru kelas IV, guru semaksimal mungkin
menerapkan pendidikan karakter dalam proses pembelajaran tematik. Oleh karena itu, peneliti melakukan penggalian data untuk membuktikan pernyataan tersebut
baik melalui observasi pembelajaran tematik, wawancara, serta analisis
59
perancanaanpembelajaran berupa silabus, RPP, dan analisis dokumen lain yang mendukung pelaksanaan pendidikan karakter di kelas IV. Hal-hal yang diteliti
implementasi pembelajaran tematik berbasis nilaik karakter religius dan peduli sosial meliputi perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian di kelas IV.
a. Implementasi Pembelajaran Tematik Berbasis Karakter Religius dan Peduli
Sosial di Kelas IV Dalam implementasi pembelajaran tematik berbasis karakter religius dan
peduli sosial, hal-hal yang diteliti meliputi perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi atau penilaian pada proses pembelajaran tematik di kelas IV. Berikut penjelasan
lebih lanjut tentang hal tersebut. 1
Perencanaan Pembelajaran Tematik Pembelajaran tematik yang terintegrasi dengan pendidikan karakter dapat
dimulai dari membuat perencanaan oleh guru. Sebelum melaksanakan pembelajaran, guru membuat perencanaan pembelajaran seperti silabus dan RPP.
Hal ini diperkuat dengan hasil wawancara guru tentang perangkat pembelajaran yang harus dipersiapkan sebelum terlaksana proses pembelajaran.
Peneliti : “Apa yang direncanakan sebelum pembelajaran?”
Guru : “Jelas kita mempersiapkan pada silabus, rpp, dan yang jelas pada
kurikulum 2013 dalam buku guru kita berpedoman sebagai penyampaian pembelajaran sampai penilaian kita semaksimal
mungkin untuk menggunakan pedoman tersebut. ” Catatan Wawancara Guru S 16 .
Guru mengungkapkan bahwa dalam proses pembelajaran yang dilakukan tidak
terlaksana sesuai perencanaan yang ada di sibus dan RPP karena banyak faktor yang terjadi seperti mengejar materi agar tidak tertinggal dan media yang tersedia
60
di sekolah. Hal ini mengunjukkan bahwa perencanaan tidak berjalan sesui dengan rencana yang telah dibuat.
Perencanaan pembelajaran tematik meliputi silabus dan RPP. Dibawah ini merupakan penjelasan lebih tentang perencanaan pembelajaran dalam
implementasi pembelajaran tematik berbasis karakter religius dan peduli sosial dapat dijelaskan sebagai berikut:
a Silabus
Berdasarkan analisis dokumen silabus yang di gunakan oleh guru telah terintegrasi dengan pendidikan karakter terutama pada nilai religius dan peduli
sosial. Namun tidak dapat dipungkiri pengintegrasian pembelajaran tematik terkadang belum. Hal ini dikarenakan materi yang diajarkan harus terkait dengan
pendidikan karakter yang akan dimunculkan. Berikut merupakan hasil wawancara guru dengan peneliti.
Guru : Bagaimana Bapak menyisipkan nilai-nilai karakter?
Peneliti : Menyisipkannya sesuai dengan materi yang sedang diajarkan mbak, jika materi berhubungan ya materi dan nilai karakter
dikaitkan. Catatan Wawancara Guru S 24.
Dalam pembelajaran tematik guru telah mengintegrasikan pendidikan karakter dalam proses pembelajaran tematik sesuai materi yang sedang diajarkan.
Namun didalam silabus kurikulum 2013 revisi 2016 yang guru gunakan belum tercantum tematik berbasis nilai karakter tematik berbasis nilai karakter
kompetensi dasar, indikator, penilaian, dan nilai-nilai karakter yang akan guru capai. Guru mengungkapkan dalam wawancara dengan peneliti.
Peneliti : Bagaimana Bapak menyusun silabus dan RPP?
61
Guru :Pertama kami dalam menyusun berpatokan pada kalender
akademik, kalau untuk silabusnya kita berpatokan pada buku guru terutama untuk kelas IV yang sudah menggunakan Kurikulum 2013
yang terdapat beberapa perubahan kami tinggal ambil, untuk RPP kami tinggal ambil dari KD dan Indikator. Catatan Wawancara
Guru S 18.
Dalam penelitian ini tema yang diteliti dalam silabus adalah “Daerah Tempat Tinggalku” dan “Kayanya Negeriku”. Tema tersebut dapat disisipkan
nilai-nilai karakter yang dapat diteladani oleh peserta didik misalnya mensyukuri nikmat Tuhan dan saling membantu.
Kegiatan pembelajaran tematik yang terdapat dalam silabus telah mengintegrasikan dengan nilai-nilai karakter yang ada. Hal tersebut terdapat pada
kegiatan pembelajaran yang dapat mengembangkan nilai karakter tertentu seperti membaca wacana dan menyimak penjelasan tentang keberagaman umat beragama
di masyarakat dengan rasa peduli dan toleransi, mengidentifikasi jenis-jenis kegiatan keagamaan yang dilakukan oleh masyarakat sekitar tempat tinggal dan
contoh perilaku toleransi terhadap pemeluk agama lain, dan mencari informasi mengenai keunikan penduduk dan karakteritik alam yang ada di daerah tempat
tinggal peserta didik. Sumber yang digunakan oleh guru merupakan sumber belajar yang
bervariatif. Hal tersebut digunakan agar peserta didik tidak jenuh jika guru hanya menyampaikannya saja. Sumber belajar yang digunakan dalam pembelajaran
tematik yaitu buku tematik, gambar, video, kolase, aplikasi Peta Indonesia, dan lingkungan sekitar.
62
b Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP
RPP yang digunakan guru dalam penelitian ini terdiri dari tiga subtema, yaitu Keunikan daerah Tempat Tinggalku, Bangga Terhadap Daerah Tempat
Tinggalku, dan Kekayaan Sumber Energi di Indonesia. secara umum berdasarkan hasil analisis dokumen rencana pelaksanaan pembelajaran yang dibuat oleh guru
memuat aspek sebagai berikut: 1
identitas Identitas teriri dari satuan pendidikan, kelassemester, tema, subtema,
muatan terpadu, pembelajaran, dan alokasi waktu. Identitas sangat penting karena sebagai penanda dalam rencana pelaksanaan pembelajaran di sekolah. satuan
pendidikan berisikan nama sekolah. muatan terpadu adalah mata pelajaran yang terintegasi dalam pembelajaran. Alokasi waktu diperhitungkan untuk mencapai
satu kompetensi dasar, dinyatakan dalam jam pelajaran dan banyaknyapertemuan. Waktu mencapai suatu kompetensi dasar dapat diperhitungkan dalam satu atau
beberapa kali pertemuan bergantung pada karakteristik kompetensi dasarnya. 2
Kompetensi Inti Dalam RPP yang guru buat sudah tercantum KI-1 dan KI-2 yaitu KI-1
tentang sikap religius dan KI-2 tentang nilai sikap sosial. Rumusan KI-1 dan KI-2 sebagai berikut KI-
1 yaitu “Menerima dan menjalankan ajaran agama yang di
anutnya” dan KI-2 yaitu “Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru
dan tetangga”. Kompetensi yang dikembangkan dari KI-1 dan KI-2 juga sudah menunjukkan adanya pengintegrasian nilai karakter yang dikembangkan.
63
3 Kompetendi Dasar.
Kompetensi dasar adalah sejumlah kompetensi yang memberikan gambaran bahwa peserta didik telah mencapai standar kompetensi. Dalam RPP
harus memuat KI-1, KI-2, KI-3 dan KI-4 selanjutnya di rumuskan Kompetensi Dasar yaitu KD-1, KD-2,KD-3, dan KD-4 KD yang akan terlihat kesesuaian
antara KI dan KD. Dibawah ini merupakan contoh KD sikap, yaitu KD-1 dan KD- 2:
1.1 Menerima, menjalankan, dan menghargai ajaran agama yang dianutnya. 2.2 Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli,
dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru dan tetangganya.
4 tujuan
Penetapan tujuan pembelajaran dapat mengacu pada pengalaman belajar peserta didik. Tujuan belajar memuat capaian yang akan dipelajari oleh siswa
kelas IV. Capaian dapat diartikan sebagai garis besar materi yang akan di pelajari peserta didik.
5 materi pembelajaran
Materi pembelajaranberisikan capaian yang akan dilakukan peserta didik. Materi pembelajaran adalah materi yang digunakan untuk mencapa tujuan
pembelajaran dan indikator. Materi dikutip dari materi pokok yang ada pada silabus. Materi pokok tersebut kemuadian dikembangkan menjadi beberapa uraian
materi. Untuk memudahkan penetapan uraian materi dapat diacu dari indikator. 6
pendekatan dan metode pembelajaran
64
Pendekatan pembelajaran tersiri dari pendekatan yang digunakan guru dan metode. Pendekatan yang digunakan guru yaitu pendekatan saintifik. Pendekatan
saintifik melakukan kegiatan 5M yaitu mengamati, menanya, menalar, mencoba, dan mengkomunikasikan. Kegiatan 5M harus dilaksanakan guru setiap
pembelajarannya. Metode dan pendekatan yang digunakan guru bervariatif dan tercantum dalam RPP yang dibuat guru yaitu permaianan, penugasan, tanya
jawab, diskusi dan ceramah. Sedangkan pendekatan yang digunakan yaitu pendekatan saintifik yang terdiri mengamati, menanya, mengumpulkan informasi,
menalar, mengkomunikasikan. Metode merupakan cara belajar yang akan dilakukan peserta didik dalam
kegiatan pembelajaran. Metode yang digunakan dalam pembelajaran adalah permaianan, penugasan, tanya jawab, diskusi, dan ceramah. Metode yang
digunakan guru telah disesuaikan dengan materi dan kegiatan yang akan dilakukan peserta didik sehingga metode yang digunakan bermacam-macam.
Penggunaan pembelajaran dimaksudkan agar tujuan pembelajaran dapat tercapai dan peserta didik tidak merasa jenuh saat pembelajaran. Metode dan pendekatan
yang digunakan guru dapat digunakan untuk mengembangkan nilai-nilai karakter. Hal tersebut sesuai dengan hasil wawancara dengan guru.
Peneliti :Metode apa yang Bapak gunakan untuk menanamkan nilai-nilai karakter?
Guru :Metode yang digunakan berceramahbercerita, penugasan,
keteladanan, dan pembiasaan. Catatan Wawancara Guru S 14
7 kegiatan pembelajaran
65
Kegiatan pembelajaran terdiri dari kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Kegiatan pembelajaran telah menunjukkan pengintegrasian
pembelajaran tematik berbasis karakter. Kegiatan pembelajaran yang dilakukan telah sesuai dengan pendekatan saintifik yang dicantumkan dalam RPP. Beberapa
kegiatan pembelajaran yang mengembangkan karakter yang tertulis dalam RPP. “Siswa diminta mencari informasi tentang kegemaran teman sekelasnya.
Setelah selesai, siswa diminta untuk berdiskusi. Siswa juga diminta untuk mendiskusikan pertanyaan-pertanyaan pada buku siswa.
” Subtema 2 pembelajaran 5
“Guru mengajak siswa untuk bertanya jawab mengenai gambar berbagai gambar tari daerah
.” Subtema 2 pembelajaran 5 Namun yang tertulis dalam RPP guru tidak menerapkan kegiatan pembelajarn
sesuai perencanaannya. Hal ini diperkuat dalam wawacara guru dengan penetiti. Peneliti : Apakah Bapak melaksanakan pembelajaran sesuai RPP yang
Bapak buat? Guru
: Terkadang mbak, saya menerapakan ya sesuai situasi dan kondisi peserta didik. Catatan Wawancara Guru S 23
Dalam analisis dokumen RPP, peneliti juga sudah menemukan pengintegrasian nilai-nilai karakter yang dikembangkan dalam kegiatan
pembelajaran. Hal tersebut dalap dilihat dalam komponen penilaian sikap. Penilaian sikap dalam RPP sudah mencakup ranah afektif, kognitif, dan
psikomotor. Masing-masing ranah memiliki penilain tersendiri. Penilaian dilaksanakan tidak hanya menilai hasil belajar namun juga menilai saat proses
pembelajaran berlangsung. 8
sumber dan media
66
Sumber belajar yang digunakan guru cukup beragam, tidak hanya menggunakan buku guru dan buku siswa namun guru juga menggunakan.
Aplikasi Pengajaran kelas 4 semester 2 SD NEGERI PUSMALANG dari JGC. Guru juga menggunakan media yang menarik untuk menarik perhatian peserta
didik yaitu dengan gambar tari-tarian daerah, buku cerita rakyat dari berbagai daerah, dan rekaman lagu Apuse. Sumber belajar yang digunakan oleh guru saat
pembelajaran berlangsung dapat mendukung proses penanaman nilai karakter pada peserta didik
2 Pelaksanaan Pembelajaran Tematik
Berdasarkan hasil observasi peneliti dalam pelaksanaan pembelajaran tematik kelas IV SD N Pusmalang proses pembelajaran tematik telah menyisipkan
nilai-nilai karakter yang dikembangkan yaitu nilai karakter religius dan peduli sosial. Hal ini dibuktikan dalam wawancara dengan guru.
Peneliti : Apa nilai karakter yang dikembangkan di kelas? Guru
: Karakter yang dikembangkan yaitu seluruh nilai karakter namun yang paling utama mengenai ketaqwaan pada Tuhan Yang Maha
Esa atau nilai karakter religius dan kepedulian sosial karena didunia ini kita tidak dapat hidup sendiri jadi dengan ini siswa
dapat selalu hidup bersosial. Catatan Wawancara Guru S 01
Pelaksananaan nilai karakter religius dan peduli sosial diintegrasikan dalam pembelajaran dengan ketentuan dengan materi dan tujuan yang akan dicapai. Guru
menyatakan bahwa dalam menyisipkan nilai karakter dalam pembelajaran apabila materi yang sedang diajarkan berhubungan dengan nilai karakter religius dan
peduli sosial. Berikut ini hasil wawancara yang dilakukan peneliti dengan guru.
67
Peneliti : Bagaimana Bapak menyisipkan nilai-nilai karakter dalam pembelajaran?
Guru : Menyisipkannya sesuai dengan materi yang sedang diajarkan
mbak, jika materi berhubungan ya materi dan nilai karakter dikaitkan. Catatan Wawancara Guru S 24
Dalam hal ini guru mencontohkan dengan tema Kayanya Negeriku yang
dihubungkan dengan nilai karakter religius yaitu mensyukuri nikmat Tuhan yang telah diciptakanNya.
Peneliti menganalisis observasi pembelajaran tematik di kelas IV. Observasi dilakukan sepuluh kali pengamatan. Hasil observasi implementasi pendidikan
karakter pada pembelajaran tematik dapat dilakukan ke dalam beberapa subtema. a
Pelestarian Sumber Daya Alam Indonesia Subtema Pelestarian Sumber Daya Alam Indonesia terdapat dua pertemuan
yaitu pertemuan ke-1 pembelajaran ke-5 dan pertemuan ke-2 pembelajaran ke- 6. Dibawah ini merupakan kegiatan yang dilakukan guru dalam implementasi
pembelajaran tematik berbasis karakter religius dan peduli sosial dalam subtema Pelestarian Sumber Daya Alam Indonesia. Dalam proses pembelajaran tematik
guru menggunakan metode keteladanan, pembiasaan, bercerita, dan diskusi. Guru mengaku dengan metode ini dapat memunculkan perilaku peserta didik sesuai
dengan nilai karakter yang akan dikembangkan. Hasil observasi yang dilakukan peneliti digolongkan sesuai dengan aspek nilai karakter sebagai berikut:
1 Mengucapkan salam
Pada saat guru memasuki ruang kelas peserta didik bersalaman dengan guru. Guru membuka pembelajaran dengan mengucapkan salam dan peserta didik
68
bersama-sama membaca surat-surat pendek dan doa sebelum belajar sebagaimana dengan hasil observasi sebagai berikut.
Secara rutin guru membuka pembelajaran dengan mengucapkan salam dan peserta didik bersama-sama membaca surat-surat pendek dan doa sebelum
belajar. CL 01
Dari hasil observasi diketahui bahwa guru dan peserta didik mengucapkan salam dan rutin membaca doa sebelum-sesudah belajar dan membaca surat-surat pendek.
Selain melalui observasi, data penelitian ini diperoleh melalui wawancara dengan guru dan peserta didik. Guru mengungkapkan bahwa guru mengajarakan peserta
didik untuk memberi salam kepada BpIbu guru yang ditunjukkan pada wawancara yang dilakukan oleh guru.
Peneliti : Apakah Bapak selalu mengajarkan peserta didik untuk memberi salam?
Guru : Iya, kami sampaikan pada setiap mau pelajaran disampaikan
bahwa diharapkan anak-anak itu setiap bertemu BpIbu guru harus mengucapkan salam. Catatan Wawancara Guru S 02
Pendapat dari guru didukung dengan hasil wawancara bersama peserta didik.
Berikut ini adalah hasil wawancara beberapa peserta didik kelas IV. Peneliti : Apakah BpIbu guru mengajarkanmu untuk memberikan salam
pada BpIbu guru? N
: Ya, BpIbu guru selalu mengajarkan untu memberi salam kepada BpIbu guru
Nay : Iya, setiap hari Bpibu guru mengajarkan untuk memberi salam
G : Iya, Bapak guru mengajarkanku untuk memberi salam pada
BpIbu guru. Catatan Wawancara Peserta Didik 02
Dalam menerapkan nilai karakter religius guru menggunakan metode pembiasaan pada peserta didik. Metode pembiasaan yang diterapkan pada peserta
didik yang di mulai sejak dini akan melatih kebiasaan yang baik. Kebiasaan yang rutin dilakukan akan selalu muncul dengan sendirinya. Guru berharap nilai
69
karakter religius tidak hanya muncul ketika di sekolah melainkan di rumah peserta didik. Pembiasaan ini merupakan metode yang sering digunakan oleh guru dan
sangat efektif dalam membangun nilai karakter peserta didik. Metode ini bisa digunakan untuk mengintegrasikan nilai karakter religius dan peduli sosial.
2 Berdoa sebelum belajar dan setelah belajar
Guru selalu membiasakan peserta didik untuk berdoa dalam mengawali pembelajaran sebagaimana dengan hasil observasi dalam catatan lapangan sebagai
berikut: “Guru membuka pembelajaran dengan mengucapkan salam dan peserta didik
bersama-sama membaca surat-surat pendek dan doa sebelum belajar .”
Catatan Lapangan. 02 Hal ini dibuktikan dalam wawancara guru dengan peneliti.
Peneliti : Apakah peserta didik selalu berdoa sebelum dan sesudah belajar? Guru
: Iya, kami tekankan setelah membaca surat-surat pendek dilanjutkan membaca doa sebelum belajar dan mengakhiri dengan
doa sesudah belajar. Itu sudah menjadi rutinitas. Catatan Wawancara Guru S 03
Hasil analisis dokumen RPP menunjukkan bahwa guru dan peserta didik selalu mengucapkan salam dan membaca doa sebelum dan sesudah belajar. Hal
tersebut ditunjukkan pada kegiatan awal pembelajaran. Kegiatan mengucapkan salam dan berdoa sebelum dan setelah belajar di temukan pada pertemuan ke-1
dan ke dua. Dalam menerapkan nilai karakter religius guru menggunakan metode
pembiasaan pada peserta didik. Metode pembiasaan yang diterapkan pada peserta didik yang di mulai sejak dini akan melatih kebiasaan yang baik. Kebiasaan yang
rutin dilakukan akan selalu muncul dengan sendirinya. Guru berharap nilai
70
karakter religius tidak hanya muncul ketika di sekolah melainkan di rumah peserta didik. Pembiasaan ini merupakan metode yang sering digunakan oleh guru dan
sangat efektif dalam membangun nilai karakter peserta didik. Metode ini bisa digunakan untuk mengintegrasikan nilai karakter religius dan peduli sosial
3 Senang mengikuti aturan kelas
Guru mengintegrasikan nilai karakter religius dalam aspek senang mengikuti aturan kelas
di bacaan buku tematik yaitu “Caadara”. Caadara seorang putra panglima yang selalu mematuhi perintah ayahnya yaitu Panglima Wire
sebagaimana dari observasi yang dilakukan peneliti sebagai berikut. Pada bacaan “Caadara” guru mengintegrasikan dengan nilai karakter peduli
sosial yang mana guru menjelaskannya sebagai berikut: “Caadara adalah putra dari Panglima Wire. Cadaraa diutus ayahnya untuk
berburu dan ingin menguji kemampuan Caadara. Cadara mematuhi perintah dari Panglima Wire. Dalam perjalanan Caadara bertemu dengan sekelompok
suku Kuala yang mana bisa mencelakaainya. Caadara memerintahkan teman-temannya untuk membuat benteng pertahanan. Caadara tidak mudah
mudah gentar dalam perang dengan suku Kuala. Usaha yang dilakukan Caadara membuahkan hasil, Caadara menang melawan suku Kuala. Saat
kembali di Istana Caadara pun mendapatkan gelar sebagai Panglima perang.
” “Naah anak-anak dari bacaan di atas kalian dapat meneladani sikap Caadara
yang selalu mematuhi perintah.” Catatan Lapangan. 01 Dengan metode menteladani kisah Caadara guru mengintegrasikan bacaan
ini dengan pendidikan karakter. Guru menyatakan bahwa peraturan yang telah sepakati harus dilaksanakan dengan senang hati. Peraturan yang dibuat akan
menjadikan peserta didik menjadi pribadi yang tertib. Hal ini disampaikan oleh guru pada wawancara yang telah dilakukan oleh peneliti sebagai berikut.
Peneliti : Apakah peserta didik senang mengikuti peraturan di kelas?
71
Guru : Iya, peraturan itu sifatnya harus dilaksanakan, karena tidak
mengikuti aturan di kelas berarti tidak mengindahkan peraturan. Peraturan dibuat untuk anak-anak menjadi tertib. Saya meminta
anak-anak menuliskan kesepakatan kelas di buku anak, agar anak selalu ingat kesepakatan yang tidak boleh dilakukan, Catatan
Wawancara Guru S 10
Hal senanda di ungkapkan oleh peserta didik dalam wawancara bersama peneliti
sebagi berikut. Peneliti : Apakah kamu dan teman-temanmu mematuhi peraturan yang ada
di kelas? N
: Iya, karena harus mematuhi kesepakatan kelas. Nay
: Iya harus patuh G
: Iya dan harus dilakukan dengan senang hati. Catatan Wawancara Peserta Didik 18
Berdasarkan wawancara yang dilakukan dengan peserta didik dapat disimpulkan
bahwa peserta didik senang mematuhi peraturan yang telah disepakati semua peserta didik. Peraturan yang di buat oleh kelas IV ini di namakan kesepakatan
kelas IV yang berisikan tindakan-tindakan yang harus dipatuhi oleh seluruh peserta didik kelas IV. Hal ini ditemukan pada pertemuan ke-1 dan ke-2.
Dengan metode keteladanan dapat digunakan untuk menumbuhkan karakter peserta didik karena dapat secara langsung memberikan contoh kepada
peserta didik sikapperilaku yang harus diteladani. Dengan metode keteladanan ini guru berusaha semaksimal mungkin memeberikan teladan untuk peserta didik
dapat mecontoh sikap baiknya. Metode keteladanan ini dapat digunakan untuk mengintegrasikan nilai religius dan nilai peduli sosial.
72
4 Senang bergaul dengan berbagai perbedaan yang telah diciptakanNya.
Dalam pembelajaran 6 terdapat bacaan yang berjudul “Asal Usul Burung Cenderawasih” yang mana guru mengintegrasikan bacaan tersebut dengan
pendidikan karakter. Guru menjelaskan bahwasannya walaupun peserta didik memiliki perbedaan harus saling berteman yang dapat dilihat pada hasil observasi
yang dilakukan peneliti sebagai berikut: Dalam bacaan Asal Usul Burung Cenderawasih guru menghubungkan
dengan nilai karakter religius sebagai berikut: “ Anak-anak dalam bacaan ini menunjukkan bahwa semua manusia
memiliki perbedaan ya. Coba Agnes sama Naila perbedaannya apa?” “ Beda agama Pak.”
“ Benar, walaupun berbeda agama Agnes dan Naila tetap berteman yaa, mereka bermain bersama. Anak-anak yang lain juga harus seperti Naila ya,
tidak pernah membeda-
bedakan.” Catatan Lapangan. 02 Peserta didik senang bergaul dengan temannya yang memiliki perbedaan
yang telah diciptakanNya yang ditunjukkan pada pertemuan ke-1 dan ke-2. Perbedaan peserta didik kelas IV yaitu dari agama, warna kulit dan bentuk fisik.
Walaupun berbeda namun peserta didik senang bermain dengan temannya. Hal ini disampaika peserta didik pada peneliti saat dilakukan wawancara sebagi berikut.
Peneliti : Apakah Kamu senang bergaul dengan temanmu yang memiliki berbagai perbedaan?
N : Ya senang mbak bermain dengan mereka.
Nay : Senang, Agnes itu beda agama mbak tapi aku tetap berteman
dengannya. G
: Iya mbak, ya kita harus menghormati jangan sampai menyakiti mereka. Catatan Wawancara Peserta Didik 20
Berdasarkan wawancara yang dilakukan dengan peserta didik dapat disimpulkan bahwa peserta didik senang bergaul dengan berbagai perbedaan yang
73
telah diciptakanNya. Tindakan peserta didik tersebut tidak lepas dari peran seorang guru yang mana mengajarakan peserta didik wawasan namun juga
tingkah laku yang baik. Guru menyampaikannya pada wawancara yang dilakukan peneliti sebagai berikut.
Peneliti : Apakah Bapak mengajarkan peserta didik senang bergaul dengan berbagai perbedaan yang telah di ciptakanNya?
Guru : Saya sebagai guru berusaha semaksimal mungkin agar peserta
didik mau berkawan dengan temannya tidak saling membedakan yang lain karena kelak dalam jenjang yang lebih tinggi saya ingin
mereka memiliki pribadi yang baik dan disegani orang. Catatan Wawancara Guru S 25
Dengan metode keteladanan dapat digunakan untuk menumbuhkan karakter peserta didik karena dapat secara langsung memberikan contoh kepada peserta
didik sikapperilaku yang harus diteladani. Dengan metode keteladanan ini guru berusaha semaksimal mungkin memeberikan teladan untuk peserta didik dapat
mecontoh sikap baiknya. Metode keteladanan ini dapat digunakan untuk mengintegrasikan nilai religius dan nilai peduli sosial.
5 Bersyukur dengan kekuasaan Tuhan yang telah diciptakan
Guru menjelaskan mengenai berbagai jenis tarian dan lagu daerah yang ada di Indonesia. sebagai warga negara yang baik kita harus mensyukuri atas nikmat
yang diberikan Tuhan memiliki karakteristik yang khas dari berbagai daerah di indonesia sebagaimana hasil observasi yang telah dilakukan peneliti sebagai
berikut.
74
Berbagai jenis tarian daerah yang ada di Indonesia guru mengajak peserta didik untuk mempraktikkan tarian khas dari daerah Bali dan mengajak
peserta didik untuk mensyukuri nikamat Tuhan yang memiliki anggota tubuh yang lengkap dan dapat di gerakkan.
“Anak-anak anggota tubuh mana yang menandakan ciri khas tarian daerah Bali?”
“Mata Pak” “Betul coba contohkan gerakannya seperti apa?”
“Iya bagus, nah kita sepatutnya bersyukur ya memiliki anggota tubuh yang lengkap bisa digerakkan. Mari bersama-sama mengucapkan syukur kepadan
Tuhan masing- masing” CL.02
Guru mengintegrasikan aspek mensyukuri yang diberikan Tuhan ke dalam
pembelajaran. Guru menuturkan pendapatnya dalam wawancara sebagai berikut. Peneliti : Apakah Bapak selalu mengajak peserta didik untuk bersyukur atas
kekuasaan Tuhan yang telah diciptakan? Guru
: Iya, setiap saat setiap waktu selalu bersyukur kepada Tuhan atas nikmatNya yang telah diberikan dan mengintegrasikan pada
pembelajaran. Catatan Wawancara Guru S 13
Guru melakukan hal tersebut supaya peserta didik selalu mengingat Tuhan yang
mana telah melimpahkan kenikmatan. Mensyukuri nikmatan dapat di artikan dengan berterimakasih kepada Tuhan yang telah memberi nikmat pada umatnya
dilakukan pada pertemuan ke-1 dan ke-2. Hal ini diperkuat dengan pengungkapan peserta didik dalam wawancara sebagai berikut.
Peneliti : Apakah BpIbu guru selalu mengajak siswa untuk selalu bersyukur?
N : Iya, Bapak guru selalu mengajarkan untuk selalu bersyukur
Nay : Iya, contohnya bersyukur diberi kesehatan.
G : Iya, diberi kesehatan dan diberi kenikmatan. Catatan Wawancara
Peserta Didik 19 Berdasarkan wawancara yang dilakukan dengan peserta didik dapat disimpulkan
bahwa guru selalu mengajak peserta didik untuk bersyukur misalnya bersyukur telah diberi kesehatan dan kenikmatan oleh Tuhan. Dalam analisis dokumen yang
75
telah dilakukan peneliti kegiatan bersyukur tersaji dalam RPP pada KD 1.2 muatan PPKn.
Guru mengintegrasikan nilai karakter tersebut menggunakan metode ceramah. Metode ceramah yang sering digunakan guru untuk memberikan nasihat
atau bekal untuk peserta didik dalam menumbuhkan nilai karakter. Guru mengakui metode ini yang mudah digunakan dalam menginternalisasikan nilai
karakter. Jika guru bercerita dengan mimik dan intonasi yang menarik peserta didik pun tidak akan bosan mendengar cerita dari guru. Metode ini apat digunakan
dalam mengintegrasikan nilai karakter religius dan peduli sosial pada proses pembelajaran tematik.
6 Melaksanakan ibadah.
Kegiatan ibadah yang dilakukan peserta didik terdapat pada pertemuan ke- 1 dan ke-2. Pada saat istirahat guru mengingatkan peserta didik untuk sholat
dhuha terlebih dahulu. Peserta didik berbondong-bondong membawa mukena menuju ke mushola. Guru mengatakan bahwa setiap waktu selalu mengingatkan
peserta didik untuk ibadah sebagaiman hasil catatan lapangan yang peneliti lakukan sebagai berikut:
“Bel istirahat berbunyi, guru mengingatkan peserta didik untuk melaksanakan sh
olat dhuha.” “Guru tidak lupa mengingatkan peserta didik untuk sholat dhuhur
berjamaah.” Catatan Lapangan. 01
Hal ini di tunjukkan dalam wawancara yang dilakukan peneliti dengan guru sebagai berikut.
76
Peneliti : Apakah Bapak selalu mengingatkan peserta didik untuk beribadah?
Guru : Iya, kami setiap hari, setiap waktu mengingatkan untuk
beribadah karena dengan beribadah kita akan selalu ingat pada Tuhan atas betapa nikmatNya yang diberikannya terutama nikmat
sehat. Catatan Wawancara Guru S 04
Senada dengan pernyataan yang diberikan guru, peserta didik pun tidak lupa
untuk beribadah. Dengan guru mengingatkan pada peserta didik untuk beribadah, peserta didik tidak lupa untuk beribadah. Hal ini dibuktikan dalam wawancara
dengan peserta didik sebagai berikut. Peneliti : Apakah di sekolah kamu tidak lupa melaksanakan ibadah?
N : Tidak, saya selalu sholat dhuhur dan dhuha.
Nay : Tidak, saya tidak lupa sholat dhuha dan dhuhur karena guru selalu
mengingatkan G
: Tidak, saya ibadah sholat dhuha dan sholat dhuhur di sekolah. Catatan Wawancara Peserta Didik 04
Jadi dari wawancara di atas dapat diketahui bahwa guru mengingatkan pada
peserta didik untuk beribadah sedangkan peserta didik tidak melupakan sholat dhuha dan sholat dhuhur berjamaah. Hasil analisis dokumen dalam aspek
melaksanakan ibadah terdapat dalam visi dan misi SD N Pusmalang yang mana setiap kelas terdapat papan visi dan misi sekolah.
Dalam menerapkan nilai karakter religius guru menggunakan metode pembiasaan pada peserta didik. Metode pembiasaan yang diterapkan pada peserta
didik yang di mulai sejak dini akan melatih kebiasaan yang baik. Kebiasaan yang rutin dilakukan akan selalu muncul dengan sendirinya. Guru berharap nilai
karakter religius tidak hanya muncul ketika di sekolah melainkan di rumah peserta didik. Pembiasaan ini merupakan metode yang sering digunakan oleh guru dan
77
sangat efektif dalam membangun nilai karakter peserta didik. Metode ini bisa digunakan untuk mengintegrasikan nilai karakter religius dan peduli sosial.
7 Memperlakukan orang lain dengan sopan dan santun
G
uru membiasakan peserta didik untuk bertingkah laku sopan santun di sekolah. Pada nilai karakter sopan di temukan pada pertemuan ke-1 dan nilai
karakter sopan ditemukan pada pertemuan ke-2. Guru meminta peserta didik mempresentasikan hasil diskusi dengan kelompoknya masing-masing. Guru dan
peserta didik saling tanya jawab membahas hasil diskusi yang dibecakan. Peserta didik dengan sopan santun menjawab pertanyaan dari guru sebagaimana hasil
observasi yang dilakukan peneliti sebagai berikut: “Guru melakukan tanya-jawab pada peserta didik. Peserta didik menjawab
pertanyaan guru dengan sopan dan santun.” Catatan Lapangan 01.
Dari hasil wawancara yang telah dilakukan guru, guru menyatakan bahwa peserta didik bertindak sopan santun pada saat proses pembelajaran. Berikut
penuturan guru kepada peneliti. Peneliti : Bagaimana wujud sopan santun peserta didik yang ditunjukkan
dalam proses pembelajaran? Guru
: Ini terlihat dari anak-anak dalam mungkin menjawab pertanyaan atau menjawab pertanyaan itu dapat langsung kita lihat apak anak
itu sopan santun tidak dalam menyampaikan pendapatnya. Catatan Wawancara Guru 05
Hasil analisis dokumen mengenai sopan santun tertulis dalam dokumen peraturan
yang disepakati oleh seluruh peserta didik dan dalam RPP yang terdapat dalam KI-2. Dari pernyataan yang dituturkan oleh guru senada dengan yang
78
diungkapkan oleh beserta didik. Berikut hasil wawancara peneliti dengan peserta didik.
Peneliti : Bagaimana sikapmu saat berbicara dengan guru? N
: Sopan Nay
: Sopan G
: Sopan. Catatan Wawancara Peserta Didik 05 Jadi, dapat diketehui bahwa peserta didik berlaku sopan pada saat peserta didik
berbicara dengan guru. Tindakan santun yang dicerminkan peserta didik dalam pembelajaran juga dinyatakan oleh peserta didik dalam wawancara yang
dilakukan oleh peneliti. Berikut pernyataan dari peserta didik mengenai tindakan santun di kelas.
Peneliti : Apa bentuk tindakan santun yang kamu lakukan di kelas? N
: Mendahulukan guru saat berjalan Nay
: Bersalaman dengan tangan kanan G
: Memakai baju dengan rapi. Catatan Wawancara Peserta Didik 21
Jadi dapat disimpulkan bahwa peserta didik di kelas memiliki tindakan yang
santun, misalnya mendahulukan guru saat jalan, bersalaman meggunakan tangan kanan, dan memakai pakain yang rapi.
Dalam menerapkan nilai karakter Peduli sosial guru menggunakan metode pembiasaan pada peserta didik. Metode pembiasaan yang diterapkan pada peserta
didik yang di mulai sejak dini akan melatih kebiasaan yang baik. Kebiasaan yang rutin dilakukan akan selalu muncul dengan sendirinya. Guru berharap nilai
karakter religius tidak hanya muncul ketika di sekolah melainkan di rumah peserta didik. Pembiasaan ini merupakan metode yang sering digunakan oleh guru dan
79
sangat efektif dalam membangun nilai karakter peserta didik. Metode ini bisa digunakan untuk mengintegrasikan nilai karakter religius dan peduli sosial.
8 Toleran terhadap perbedaan
Pada sub tema Pelestarian Sumber Daya Alam Indonesia pembelajaran 5 terdapat materi berbagai jenis tarian daerah yang ada di Indonesia. Guru
mengintegrasi materi tersebut dengan pendidikan karakter. guru menjelaskan jenis tarian di Indonesia bermacam-macam guru menghimbau peserta didik tidak saling
membeda-bedakan dan harus dilestarikan agar tidak temakan oleh zaman sebagaimana dengan hasil observasi yang dilakukan peneliti sebagai berikut.
Berbagai jenis tarian di Indonesia sangatlah berbeda, maka guru menghimbau untuk tidak membedakan tarian yang ada di Indonesia,
sepatutnya kita lestarikan. Hasil Observasi tanggal 18 April
Pertemuan ke-1 dan ke-2 guru mengajarkan pada peserta didik untuk
menghargai perbedaan yang ada, diharapkan peserta didik di kehidupannya memiliki sikap yang baik. Dalam wawancara dengan guru membuktikan bahwa
guru mengajarkan pada peserta didik toleran sebagi berikut. Peneliti : Apakah Bp mengajarkan siswa untuk toleran terhadap perbedaan?
Guru : Iya, kami selalu menyarankan pada setiap anak harus ada toleran
terhadap sesama teman terutama kaitannya dengan toleran yang ada di kelas IV mungkin dari perbedaan agama, fisik, kemampuan,
kami
selalu mengharapkan
tidak saling
mengejek dam
membedakan satu sama lain. Catatan Wawancara Guru S 21 Hal yang sama juga diungkapkan peserta didik dalam wawancara yang dilakukan
peneliti mengenai toleran dalam perbedaan sebagi berikut.
80
Peneliti : Bagaimana sikapmu jika temanmu berbeda dengan teman yang lain
N : Tidak boleh mengejeknya
Nay : Menghargainya.
G : Harus menghormati. Catatan Wawancara Peserta Didik 16
Berdasarkan wawancara yang dilakukan dengan peserta didik dapat disimpulkan
bahwa peserta didik akan menghormati temannya yang berbeda agama, fisik, dan kemampuan. Dalam analisis dokumen yang dilakukan peneliti aspek toleran
tercantum pada RPP dalam KI-2. Guru mengintegrasikan nilai karakter tersebut menggunakan metode
ceramah. Metode ceramah yang sering digunakan guru untuk memberikan nasihat atau bekal untuk peserta didik dalam menumbuhkan nilai karakter. Guru
mengakui metode ini yang mudah digunakan dalam menginternalisasikan nilai karakter. Jika guru bercerita dengan mimik dan intonasi yang menarik peserta
didik pun tidak akan bosan mendengar cerita dari guru. Metode ini apat digunakan dalam mengintegrasikan nilai karakter religius dan peduli sosial pada proses
pembelajaran tematik.
9 Mampu bekerja sama
Dalam materi keberagaman guru membentuk peserta didik menjadi beberapa kelompok, setiap kelompok terdiri dari 4-5 anak. Pembentukan
kelompok di pilih secara acak oleh guru agar tidak ada perselisihan antara peserta didik. Hal ini dapat dilihat pada observasi yang dilakukan peneliti sebagai berikut.
Guru memberikan tugas kelompok untuk membuat kolom yang berisi tentang agama-agama yang ada di Indonesia. Hasil Observasi tanggal 18
April 2017
81
Guru membentuk kelompok diskusi saat proses pembelajaran supaya anak
dapat berkomunikasi dengan baik dan mampu bekerja sama dengan temannya. Hal ini di perkuat dalam wawancara dengan guru.
Peneliti : Dalam kegiatan diskusi, apakah peserta didik mampu bekerja sama?
Guru : Ini jelas dapat, karena diharapkan pada kerja kelompok dilakukan
untuk diskusi agar peserta didik saling mengisi antara teman yang bisa dan teman yang kurang bisa. Catatan Wawancara Guru S 06
Hasil analisis observasi guru selalu membuat peserta didik berkelompok dengan
temannya untuk mendiskusikan tugas yang diberikan oleh guru. Peserta didik mampu mendiskusikan tugas yang diberikan guru dengan baik. Guru memberikan
bimbingan jika peserta didik mengalami kesulitan dalam diskusi dengan kelompok. Berikut ini merupakan hasil wawancara dengan peserta didik.
Peneliti : Jika sedang berdiskusi, mampukah kamu bekerja sama dengan baik?
N : Iya, saya mampu berdiskusi
Nay : Mampu.
G : Iya, mampu. Catatan Wawancara Peserta Didik 06
Hasil analisis dokumen RPP sub tema 2 pembelajaran 5 terdapat kegiatan peserta
didik mendiskusikan tugas dari guru dengan kelompok masing-masing. Kegiatan berkelompok di temukan pada pertemuan ke-1 dan ke-2.
Saat penelitian guru selalu menggunakan metode diskusi dalam proses pembelajaran. Metode ini cukup efektif dalam menumbuhkan nilai karakter
peserta didik dan Metode ini dapat memunculkan nilai karakter seperti dapat bekerja sama, saling membantu temannya yang kurang paham dengan materi yang
82
diberikan guru, dll. Metode ini hanya dapat digunakan dalam mengintegrasi nilai karakter peduli sosial.
10 Membangun kerukunan warga kelas
Guru menjelaskan lagu dan tarian khas dari Papua yang terdapat pada pembelajaran 5 merupakan lagu Apuse dan tari perang. Tari tradisional tersebut
dinamakan tari Perang. Guru menjelaskan bahwa sesama manusia harus hidup dalam kerukunan. Guru mengungkapkan dalam wawancaranya sebagai berikut.
Peneliti : Apa yang Bapak lakukan untuk membangun kerukunan warga kelas dan saling menyayangi?
Guru : Iya, kami sebagai guru mengibaratkan sebagai suatu keluarga
merupakan suatu anggaota tubuh apabila ada yang kesusahan kami juga ikut merasakannya. Jadi kami sebisa mungkin selalu
memberikan pengertian pada anak untuk selalu rukun dan menyanyai teman-temannya. Catatan Wawancara Guru S 07
Hal senada dinyatakan oleh peserta didik dalam wawancara yang dilakukan oleh
peneliti sebagai berikut. Peneliti : Apakah kamu diajarkan Bapak guru untuk membangun kerukunan
dengan temanmu? Berikan contohnya. N
: Iya, contohnya guru meminta kami untuk bergotong royong menghias kelas saat lomba.
Nay : Iya, contohnya harus saling menyayangi sama teman.
G : Iya, contohnya menyayangi teman. Catatan Wawancara Peserta
Didik 23 Jadi, dapat diketahui bahwa peserta didik rukun dengan teman-temannya. Hasil
analisis dokumen yang dilakukan oleh peneliti tercantumkan dalam kesepakatan kelas yang dibuat bersama-sama.
Guru mengintegrasikan nilai karakter tersebut menggunakan metode ceramah. Metode ceramah yang sering digunakan guru untuk memberikan nasihat
83
atau bekal untuk peserta didik dalam menumbuhkan nilai karakter. Guru mengakui metode ini yang mudah digunakan dalam menginternalisasikan nilai
karakter. Jika guru bercerita dengan mimik dan intonasi yang menarik peserta didik pun tidak akan bosan mendengar cerita dari guru. Metode ini apat digunakan
dalam mengintegrasikan nilai karakter religius dan peduli sosial pada proses pembelajaran tematik.
11 Membantu teman yang kesusahan
Peserta didik pun terbiasa untuk meminjamkan perlengkapan sekolah jika temannya tidak membawa. Seperti saat diskusi kelompok membuat tabel beberapa
peserta didik tidak membawa penggaris tanpa diminta guru peserta didik meminjami temannya yang tidak membawa penggangaris. Hal tersebut sesuai
dengan hasil wawancara peserta didik yang jawabannya seperti berikut. Peneliti : Apa yang kamu lakukan jika temanmu tidak membawa
bukuperlengkapan lain? N
: Meminjaminya Nay
: Meminjamkannya. G
: Meminjamkannya. Catatan Wawancara Peserta Didik 10 Tindakan yang di lakukan peserta didik tidak dapat dipungkiri karena guru
mengajarkan pada peserta didik untuk saling membantu sesama teman. Hal ini diperkuat dalam wawancara dengan guru sebagai berikut.
Peneliti : Bagaimana kalau siswa tidak membawa buku atau kelengkapan lain?
Guru : Biasanya kalau memang anaknya rumahnya dekat saya minta
ambil, atau untuk meminjam temannya. Catatan Wawancara Guru S 19
84
Dalam hasil analisis dokumen peraturan kesepakatan kelas yang terdapat pada lampiran di buat bersama-sama peserta didik menuliskan untuk saling membantu
sesama teman yang membutuhkan. Pada kegiatan ini juga dapat melihat seberapa besar peserta didik memiliki nilai karakter peduli dengan temannya misalnya
temannya tidak dapat menerima penjelasan dari guru dengan baik. Maka dari itu perserta didik dapat membantu temannya menjelaskan materi yang disampaikan
oleh guru sebagaimana dengan hasil observasi yang dilakukan peneliti sebagai berikut.
Terdapat peserta didik yang tidak mau mengerjakan tugas dari guru karena soal yang diberikan guru dirasa sulit untuk dikerjakan, kemudian teman
sebangkunya membantu menjelaskan untuk mengajarkan soal yang dirasa susah. CL. 08
Hal ini senada dengan penuturan guru saat menanyakan kepedulian peserta didik dengan temannya sebagi berikut.
Peneliti : Apakah Bapak selalu mengajarkan peserta didik untuk saling
membantu jika terdapat peserta didik lain yang membutuhkan? Guru
: Iya, ini sangat nampak di kelas IV sudah ada kesadaran tanpa diminta oleh BpIbu guru, di kelas IV mereka mengumpulkan kas
yang digunakan untuk saling membantu temannya yang sakit. Catatan Wawancara Guru S 08
Pada informasi yang diberikan guru saat wawancara, diperkuat dengan hasil
wawancara yang dilakukan peneliti dengan peserta didik mengenai aspek karakter membantu teman yang sedang membutuhkan. Berikut ini merupakan hasil
wawancara yang dilakukan dengan peserta didik. Peneliti : Apakah BpIbu mengajarkan padamu untuk saling membantu?
N : Iya, pak guru mengajarkan saling membantu teman.
Nay : Iya, misalnya kerjasama, diskusi.
85
G : Iya, saya membantu teman saat kesulitan. Catatan Wawancara
Peserta Didik 09 Dari wawancara di atas, dapat diketahui bahwa guru mengajarkan peserta didik
untuk saling membantu antar teman yang membutuhkan bantuan. Bentuk bantuan peserta didik yaitu menjenguk temannya sedang sakit, membantu teman yang
kesulitan memahami materi yang dijelaskan oleh guru. Jadi, walaupun peserta didik tidak diminta oleh guru mereka dengan sendirinya membantu temannya
yang kesusahan. Aspek nilai karakter ini terdapat pada pertemuan ke-1 dan ke-2.
b Bangga Terhadap Daerah Tempat Tinggalku
Sub tema Bangga Terhadap Daerah Tempat Tinggalku terdiri dari enam pertemuan, yaitu pertemuan ke-3 pembelajaran 1 sampai pertemuan ke-8
pembelajaran 6. Berikut merupakan penjelasan kegiatan yang dilakukan oleh guru dalam implementasi pembelajaran tematik berbasis karakter religius dan
peduli sosial dalam subtema Bangga Terhadap Daerah Tempat Tinggalku. Dalam proses pembelajaran tematik guru menggunakan metode keteladanan, pembiasaan,
bercerita, diskusi, dan simulasi. Guru mengaku dengan metode ini dapat memunculkan perilaku peserta didik sesuai dengan nilai karakter yang akan
dikembangkan. Hasil observasi yang dilakukan peneliti digolongkan sesuai dengan aspek nilai karakter sebagai berikut:
1 Mengucapkan salam
Pada saat masuk kelas guru dan peserta didik memulai dengan mengucapkan salam sebagaimana pada hasil observasi pada tanggal 25 April 2017 sampai
dengan tanggal 2 Mei 2017 yang dilakukan peneliti sebagai berikut:
86
“Guru mengucapkan salam dan seluruh peserta didik menjawab salam dari guru.” Hasil Observasi pada tanggal 25 April 2017
Dalam menerapkan nilai karakter religius guru menggunakan metode pembiasaan pada peserta didik. Metode pembiasaan yang diterapkan pada peserta
didik yang di mulai sejak dini akan melatih kebiasaan yang baik. Kebiasaan yang rutin dilakukan akan selalu muncul dengan sendirinya. Guru berharap nilai
karakter religius tidak hanya muncul ketika di sekolah melainkan di rumah peserta didik. Pembiasaan ini merupakan metode yang sering digunakan oleh guru dan
sangat efektif dalam membangun nilai karakter peserta didik. Metode ini bisa digunakan untuk mengintegrasikan nilai karakter religius dan peduli sosial.
2 Berdoa sebelum dan sesudah belajar
Guru selalu membiasakan peserta didik untuk berdoa dalam mengawali pembelajaran sebagaimana dengan hasil observasi dalam catatan lapangan sebagai
berikut: “Guru membuka pembelajaran dengan mengucapkan salam dan peserta
didik bersama-sama membaca surat-surat pendek dan doa sebelum belajar. Hal ini telah dilakukan peserta didik secara rutin.
” Catatan Lapangan. 07
Hasil analisis dokumen RPP menunjukkan bahwa guru dan peserta didik selalu mengucapkan salam dan membaca doa sebelum dan sesudah belajar. Hal
tersebut ditunjukkan pada kegiatan awal pembelajaran. Kegiatan mengucapkan salam dan berdoa sebelum dan setelah belajar di temukan pada observasi ke-3
samapai observasi ke-8.
87
Dalam menerapkan nilai karakter religius guru menggunakan metode pembiasaan pada peserta didik. Metode pembiasaan yang diterapkan pada peserta didik yang
di mulai sejak dini akan melatih kebiasaan yang baik. Kebiasaan yang rutin dilakukan akan selalu muncul dengan sendirinya. Guru berharap nilai karakter
religius tidak hanya muncul ketika di sekolah melainkan di rumah peserta didik. Pembiasaan ini merupakan metode yang sering digunakan oleh guru dan sangat
efekti
f
dalam membangun nilai karakter peserta didik. Metode ini bisa digunakan untuk mengintegrasikan nilai karakter religius dan peduli sosial
3 Senang mengikuti aturan kelas
Guru dan peserta didik kelas IV bersama-sama menyepakati kesepakatan peraturan kelas yang di buat bersamsa-sama. Kesepakatan itu telah tertulis pada
buku masing-masing peserta didik yang mana peserta didik harus mematuhi kesepakatan kelas. Jika peserta didik tidak mematuhi kesepakatan kelas terdapat
konsekuensi yang akan diterima sebagaimana dengan hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti sebagai berikut:
“Terdapat peserta didik yang menertawakan temannya yang sedang mensimulasikan dialognya, namun guru segera bertindak untuk menasihati
agar tidak menertawakan temannya.” Catatan Lapangan. 06
Dengan metode keteladanan dapat digunakan untuk menumbuhkan karakter peserta didik karena dapat secara langsung memberikan contoh kepada peserta
didik sikapperilaku yang harus diteladani. Dengan metode keteladanan ini guru berusaha semaksimal mungkin memeberikan teladan untuk peserta didik dapat
88
mecontoh sikap baiknya. Metode keteladanan ini dapat digunakan untuk mengintegrasikan nilai religius dan nilai peduli sosial
4 Senang bergaul dengan berbagai perbedaan yang telah diciptakanNya
Dalam kegiatan pembelajaran peserta didik dapat berteman walaupun masing-masing peserta didik memiliki perbedaan bentuk fisik. Peserta didik juga
saling menyayang seluruh temannya dan menerima kekurangan yang ada pada teman mereka sebagaimana dengan hasil catatan lapangan yang dilakukan oleh
peneliiti sebagai berikut: “Dalam berteman peserta didik tidak memilih teman dari bentuk fisik.
Contohnya Nadia dengan Nisa, Nisa memiliki bentuk tubuh yang gemuk dan kulit yang hitam. Nisa adalah anak yang pemalu, namun walaupun
berbeda bentuk fisik Nadia tetap berteman dengan Nisa.” Catatan Lapangan. 05
Berdasarkan wawancara yang dilakukan dengan peserta didik dapat disimpulkan bahwa peserta didik senang bergaul dengan berbagai perbedaan yang
telah diciptakanNya. Tindakan peserta didik tersebut tidak lepas dari peran seorang guru yang mana mengajarakan peserta didik wawasan namun juga
tingkah laku yang baik. Guru menyampaikannya pada wawancara yang dilakukan peneliti sebagai berikut.
Dengan metode keteladanan dapat digunakan untuk menumbuhkan karakter peserta didik karena dapat secara langsung memberikan contoh kepada
peserta didik sikapperilaku yang harus diteladani. Dengan metode keteladanan ini guru berusaha semaksimal mungkin memeberikan teladan untuk peserta didik
89
dapat mecontoh sikap baiknya. Metode keteladanan ini dapat digunakan untuk mengintegrasikan nilai religius dan nilai peduli sosial.
5 Bersyukur dengan kekuasaan Tuhan yang telah diciptakan
Pada subtema Bangga Terhadap Daerah Tempat Tinggalku dengan metode bercerita Guru mengajak peserta didik untuk selalu beryukur kepada Tuhan yang
telah memberi kenikmatan. Observasi ke-3 guru mengajak peserta didik bersyukur dengan bacaan “Angsa dan Telur Mas” karena manusia harus mensyukuri apa
yang telah dimiliki dan jangan serakah sebagaimana denga hasil observasi pada tanggal 20 April 2017. Observasi ke-5 guru mengajak peserta didik untuk
bersyukur bisa merasakan sekolah. Orang tua bekerja keras mencari uang untuk membiayai sekolah
. Terintegrasi pada bacaan “Ikan Mas” di buku tematik sebagaimana hasil observasi yang dilakukan peneliti pada tanggal 26 April 2017.
Observasi ke-6 guru mengajak siswa bersyukur tinggal di desakampung yang mana udaranya masih sejuk sebagaimana dengan hasil observasi yang dilakukan
peneliti sebagai berikut. Guru mengajak siswa bersyukur tinggal di desakampung yang mana
udaranya masih sejuk. Rimbunnya pepohonan yang membentang luas. Air dari sungai masih jernih tak perlu membeli. Peserta didik mengucapkan
syukur “Alhamdulillah”. Hasil Observasi tanggal 27 April 2017 Observasi ke-8 selama seminggu ini peserta didik banyak yang tidak masuk
sekolah karena sakit, maka guru pun mengajak peserta didik untuk mensyukuri nikmat sehat dari Tuhan. Dalam wawancara guru mengungkapkan bahwa guru
mengajak peserta didik untuk bersyukur. Dalam analisis dokumen tersaji dalam RPP pada KD 1.2 muatan PPKn.
90
6 Melaksanakan ibadah
Pada saat istirahat pertama peserta didik tidak melupakan sholat dhuha dan pada saat istirahat ke dua peserta didik melaksanakan ibadah sholat dhuhur berjamaah.
Kegiatan ini dilakukan secara rutin dan guru selalu membimbing supaya peserta didik bersunggung-sungguh dalam beribadah sebagaimana dari hasil observasi
yang dilakukan peneliti sebagai berikut: “Pada istirahat pertama peserta didik melaksanakan sholat dhuha.”
“pukul 11.30 peserta didik melaksanakan sholat dhuhur berjamaah.” Catatan Lapangan. 05
Jadi dari wawancara di atas dapat diketahui bahwa guru mengingatkan pada peserta didik untuk beribadah sedangkan peserta didik tidak melupakan
sholat dhuha dan sholat dhuhur berjamaah. Hasil analisis dokumen dalam aspek melaksanakan ibadah terdapat dalam visi dan misi SD N Pusmalang yang mana
setiap kelas terdapat papan visi dan misi sekolah. Dalam menerapkan nilai karakter religius guru menggunakan metode pembiasaan
pada peserta didik. Metode pembiasaan yang diterapkan pada peserta didik yang di mulai sejak dini akan melatih kebiasaan yang baik. Kebiasaan yang rutin
dilakukan akan selalu muncul dengan sendirinya. Guru berharap nilai karakter religius tidak hanya muncul ketika di sekolah melainkan di rumah peserta didik.
Pembiasaan ini merupakan metode yang sering digunakan oleh guru dan sangat efektif dalam membangun nilai karakter peserta didik. Metode ini bisa digunakan
untuk mengintegrasikan nilai karakter religius dan peduli sosial.
91
7 Mengadakan amal
Pada Observasi ke 7 di hari Jum’at kegiatan rutin peserta didik infaq yang
gunanya untuk dana sosial jika salah satu warga sekolah sedang terkena musibah. Peserta didik yang telah ditunjuk mengumpulkan infaq, jika infaq telah terkumpul
maka peserta didik memberikannya kepada guru Agama Islam. Hal ini dibuktikan pada wawancara dengan guru sebagai berikut.
Peneliti : Apakah Bapak bersama peserta didik mengadakan kegiatan amal? Guru
: Iya,kegiatan amal ini biasanya kalau siswa sedang sakit teman- temannya menyisihkan uang sakunya untuk beramal ataupun infaq.
Catatan Wawancara Guru S 12
Hal ini diperkuat dengan adanya wawancara yang dilakukan dengan peserta didik sebagai berikut.
Peneliti : Apa kamu dan teman-temanmu pernah mengadakan amal? N
: Iya, saya sering mengadakan amal seperti infak hari senin dan jumat dan menjenguk orang yang sakit
Nay : Pernah, saat teman sakit dan infak
G : Pernah, seperti menjenguk teman dan infak. Catatan Wawancara
Peserta Didik 13
Berdasarkan wawancara yang dilakukan dengan peserta didik dapat disimpulkan bahwa mengadakan amal ketika temannya sedang sakit dan infaq. Dalam hasil
analisis dokumen yang telah dilakukan oleh peneliti peserta didik mengumpulkan amal yang telah dicatat oleh bendahara kelas.
92
8 Tidak mengambil keuntungan dari orang lain
Pada sub tema Bangga Terhadap Daerah Tempat Tinggalku guru menggunakan metode keteladanan Pada Catatan Lapangan pertemuan ke 7 aspek
tidak mengambil keuntungan dari orang lain terlihat dalam pembelajaran 5 di baca
an “Kendi Emas dan Ular”, guru menghubungkan bacaan dengan menasihati peserta didik untuk tidak mengambil keuntungan karena hal tersebut tidak patut di
contoh. Sebagai manusia sepatutnya tidak mengambil barang milik orang lain karena bukan hak miliknya. Peserta didik harus meneladani sikap suami istri yang
tidak mau menggambil barang yang bukan menjadi hak miliknya. Berikut merupakan hasil wawancara denga guru yang dilakukan oleh peneliti.
Peneliti : Apakah Bp mengajarkan siswa untuk tidak mengambil keuntungan dari orang lain?
Guru : Kami mengajarkan tidak mengambi keuntungan dari orang lain
seperti yang saya terapkan tadi di kelas pada bacaan di buku kemudian saya hubungkan. Catatan Wawancara Guru S 22
Tidak mengambil keuntungan dari orang lain diperkuat dengan adanya wawancara yang dilakukan peneliti dengan peserta didik sebagai berikut.
Peneliti : Apakah guru mengajarkanmu tidak mengambil keuntungan dari orang lain?
N : Iya
Nay : Iya
G : Iya. Catatan Wawancara Peserta Didik 22.
Berdasarkan wawancara yang dilakukan dengan peserta didik dapat disimpulkan bahwa guru menngajarkan pada peserta didik tidak diperbolehkan mengambil
93
keuntungan dari orang lain. Hasil analisis dokumen yang dilakukan oleh peneliti dalam aspek tidak mengambil keuntungan dari orang lain tercantumkan dalam
RPP tema 8 Subtema 3. 9
Mampu bekerja sama Guru membentuk kelompok kepada peserta didik. Observasi ke-3 peserta
didik dibimbing oleh guru membentuk kelompok untuk mengerjakan tugas mencari sifat-sifat tokoh dalam cerita. Observasi ke-4 peserta didik dibagi ke
dalam kelompok yang beranggotakan 4-5 orang untuk mengidentifikasi gaya yang ada pada buku tematik. Kelompok tersebut di bentuk secara acak oleh guru.
Observasi ke-5 peserta didik diminta untuk berkelompok terdiri atas dua orang mendiskusikan soal dari bacaan “Nelayan dan Ikan Mas”. Observasi ke-6 peserta
didik mampu bekerja sama dengan kelompoknya yang terdiri dari 4-5 anak dalam membuat percakapan drama dan mempraktikkan di depan kelas. Observasi ke-7
guru membentuk kelompok secara acak pada peserta didik untuk mengerjakan tugas keberagaman karakteristik invividu di lingkungan tempat tinggal. Observasi
ke-8 peserta didik dibagi kelompok secara acak dipilih oleh guru diberi tugas menganalisi suatu gambar karya tiga dimensi. Guru selalu membimbing peserta
didik dalam pembentukkan kelompok agar tidak terjadi kesenjangan antar kelompok yang diungkapkan dalam wawancara dan membimbing peserta didik
dalam berdiskusi jika terdapat materi yang ditanyakan. Setelah diskusi guru selalu memberikan kesempatan pada peserta didik untuk mempresentasikan hasil diskusi
kelompok masing-masing. Dari analisis dokumen RPP kegeiatan tersebut tercantumkan dalam kegiatan pembelajaran.
94
10 Membantu teman yang kesusahan
Pada observasi ke 6 pembelajaran 4 guru menggunakan metode simulasi dalam pembelajaran tematik yang terintergrasikan dengan pendidikan karakter.
Setiap kelompok diminta untuk membuat dialog sesuai tema yang telah dipilihkan oleh guru. Dalam kegiatan simulasi nampak peserta didik yang malu-malu dalam
mempraktikkan simulasi tersebut. Teman-temannya mencoba membantu dan mencontohkan bagaimana mensimulasikan tokoh prajutit Gajah Mada yang benar
tanpa diminta oleh guru. Guru juga selalu memberikan bimbingan pada peserta didik untuk percaya diri dalam bermain peransimulasi sebagaiman terlihat pada
observasi yang dilakukan oleh peneliti sebagai berikut Peserta didik kurang bisa mengekspresikan dialog dalam drama, peserta
didik lain membantu memberikan contoh sebagai berikut: “ Prajurit kok loyo, bukan seperti itu.”
“Siap Pangeran Harus tegas.” Catatan Lapangan. 06
Metode simulasi ini sangat efektif dapat memunculkan nilai karakter pada peserta didik. Nilai karakter tersebut dapat membantu teman yang malu saat praktik
berdialog, mengikuti peraturan kelas dalam menghargai temannya yang sedang praktik. Guru juga dapat berperan aktif dalam membimbing peserta didik yang
kurang dominan dalam praktik bermain peransimulasi.
c Kekayaan Sumber Energi di Indonesia.
Sub tema Kekayaan Sumber Energi di Indonesia terdiri dari dua pertemuan, yaitu pertemuan ke-9 pembelajaran 1 sampai pertemuan ke-10 pembelajaran 2.
95
Berikut merupakan penjelasan kegiatan yang dilakukan oleh guru dalam implementasi pembelajaran tematik berbasis karakter religius dan peduli sosial
dalam subtema Kekayaan Sumber Energi di Indonesia. Dalam proses pembelajaran tematik guru menggunakan metode pembiasaan, bercerita, dan
diskusi. Guru mengaku dengan metode ini dapat memunculkan perilaku peserta didik sesuai dengan nilai karakter yang akan dikembangkan. Hasil observasi yang
dilakukan peneliti digolongkan sesuai dengan aspek nilai karakter sebagai berikut: 1
Mengucapkan salam Pada saat masuk kelas guru dan peserta didik memulai dengan
mengucapkan salam sebagaimana pada hasil observasi pada tanggal 3 Mei 2017 sampai dengan tanggal 4 Mei 2017 yang dilakukan peneliti sebagai berikut:
“Guru mengucapkan salam dan seluruh peserta didik menjawab salam dari guru.” Hasil Observasi pada tanggal 4 Mei 2017
Dalam menerapkan nilai karakter religius guru menggunakan metode pembiasaan pada peserta didik. Metode pembiasaan yang diterapkan pada peserta
didik yang di mulai sejak dini akan melatih kebiasaan yang baik. Kebiasaan yang rutin dilakukan akan selalu muncul dengan sendirinya. Guru berharap nilai
karakter religius tidak hanya muncul ketika di sekolah melainkan di rumah peserta didik. Pembiasaan ini merupakan metode yang sering digunakan oleh guru dan
sangat efektif dalam membangun nilai karakter peserta didik. Metode ini bisa digunakan untuk mengintegrasikan nilai karakter religius dan peduli sosial.
96
2 Berdoa sebelum dan sesudah belajar
Guru selalu membiasakan peserta didik untuk berdoa dalam mengawali pembelajaran sebagaimana dengan hasil observasi dalam catatan lapangan sebagai
berikut: “Guru membuka pembelajaran dengan mengucapkan salam dan peserta
didik bersama-sama membaca surat-surat pendek dan doa sebelum belajar. Hal ini telah dilakukan peserta didik secara rut
in.” Catatan Lapangan. 09
Hasil analisis dokumen RPP menunjukkan bahwa guru dan peserta didik selalu mengucapkan salam dan membaca doa sebelum dan sesudah belajar. Hal
tersebut ditunjukkan pada kegiatan awal pembelajaran. Kegiatan mengucapkan salam dan berdoa sebelum dan setelah belajar di temukan pada observasi ke-3
samapai observasi ke-8. Dalam menerapkan nilai karakter religius guru menggunakan metode pembiasaan
pada peserta didik. Metode pembiasaan yang diterapkan pada peserta didik yang di mulai sejak dini akan melatih kebiasaan yang baik. Kebiasaan yang rutin
dilakukan akan selalu muncul dengan sendirinya. Guru berharap nilai karakter religius tidak hanya muncul ketika di sekolah melainkan di rumah peserta didik.
Pembiasaan ini merupakan metode yang sering digunakan oleh guru dan sangat efekti
f
dalam membangun nilai karakter peserta didik. Metode ini bisa digunakan untuk mengintegrasikan nilai karakter religius dan peduli sosial
97
3 Senang mengikuti aturan kelas
Guru dan peserta didik kelas IV bersama-sama menyepakati kesepakatan peraturan kelas yang di buat bersamsa-sama. Kesepakatan itu telah tertulis pada
buku masing-masing peserta didik yang mana peserta didik harus mematuhi kesepakatan kelas. Jika peserta didik tidak mematuhi kesepakatan kelas terdapat
konsekuensi yang akan diterima sebagaimana dengan hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti sebagai berikut:
“Peserta didik dapat mengikuti seluruh peraturan kelas dengan baik seperti melaksanakan piket pada pagi hari sebelum di mulai pembelajaran dan siang
hari sesudah pembelaj aran berakhir.” Catatan Lapangan. 09
Dengan metode keteladanan dapat digunakan untuk menumbuhkan karakter peserta didik karena dapat secara langsung memberikan contoh kepada peserta
didik sikapperilaku yang harus diteladani. Dengan metode keteladanan ini guru berusaha semaksimal mungkin memeberikan teladan untuk peserta didik dapat
mecontoh sikap baiknya. Metode keteladanan ini dapat digunakan untuk mengintegrasikan nilai religius dan nilai peduli sosial
4 Senang bergaul dengan berbagai perbedaan yang telah diciptakanNya
Dalam kegiatan pembelajaran peserta didik dapat berteman walaupun masing-masing peserta didik memiliki perbedaan bentuk fisik. Peserta didik juga
saling menyayang seluruh temannya dan menerima kekurangan yang ada pada teman mereka sebagaimana dengan hasil catatan lapangan yang dilakukan oleh
peneliiti sebagai berikut:
98
“Dalam berteman peserta didik tidak memilih teman dari bentuk fisik. Contohnya Rahma dengan Dwi, Dwi memiliki bentuk tubuh yang pendek
dan terdapat bekas luka bakar yang ada pada wajahnya. Dwi adalah anak yang percaya diri, dia dapat bergaul dengan temannya.” Catatan Lapangan.
10
Berdasarkan wawancara yang dilakukan dengan peserta didik dapat disimpulkan bahwa peserta didik senang bergaul dengan berbagai perbedaan yang
telah diciptakanNya. Tindakan peserta didik tersebut tidak lepas dari peran seorang guru yang mana mengajarakan peserta didik wawasan namun juga
tingkah laku yang baik. Guru menyampaikannya pada wawancara yang dilakukan peneliti sebagai berikut.
Dengan metode keteladanan dapat digunakan untuk menumbuhkan karakter peserta didik karena dapat secara langsung memberikan contoh kepada
peserta didik sikapperilaku yang harus diteladani. Dengan metode keteladanan ini guru berusaha semaksimal mungkin memeberikan teladan untuk peserta didik
dapat mecontoh sikap baiknya. Metode keteladanan ini dapat digunakan untuk mengintegrasikan nilai religius dan nilai peduli sosial.
5 Bersyukur dengan kekuasaan Tuhan yang telah diciptakan
Pada subtema Kekayaan Sumber Energi di Indonesia dengan metode bercerita Guru mengajak peserta didik untuk selalu beryukur kepada Tuhan yang
telah memberi kenikmatan. Observasi ke-9 guru mengajak peserta didik bersyukur karena tinggal di desa tidak kekurangan air sebagaimana hasil observasi yang
99
dilakukan peneliti pada tanggal 3 Mei 2017 sebagaimana dengan hasil observasi yang dilakukan peneliti sebagai berikut.
Dalam tema Kayanya Negeriku guru menjelaskan pentingnya air pada kehidupan sehari-hari.
“Anak-anak kita sangat beruntung sekali tinggal di pedesaan karena di tempat tinggal kita bertumpah ruah air jadi kita tidak kekurangan air. Orang-
orang yang tinggal di perkotaan disana air itu beli anak-anak. Jadi sepatutnya kita harus bersyukur karena air itu sangat enting bagi makhluk
hidup seperti untuk minum. Mari kita bersama-sama mengucapkan syukur pada Tuhan.” Catatan Lapangan. 09
Guru mengintegrasikan nilai karakter tersebut menggunakan metode ceramah. Metode ceramah yang sering digunakan guru untuk memberikan nasihat
atau bekal untuk peserta didik dalam menumbuhkan nilai karakter. Guru mengakui metode ini yang mudah digunakan dalam menginternalisasikan nilai
karakter. Jika guru bercerita dengan mimik dan intonasi yang menarik peserta didik pun tidak akan bosan mendengar cerita dari guru. Metode ini apat digunakan
dalam mengintegrasikan nilai karakter religius dan peduli sosial pada proses pembelajaran tematik.
6 Melaksanakan ibadah
Pada saat istirahat pertama peserta didik tidak melupakan sholat dhuha dan pada saat istirahat ke dua peserta didik melaksanakan ibadah sholat dhuhur
berjamaah. Kegiatan ini dilakukan secara rutin dan guru selalu membimbing supaya peserta didik bersunggung-sungguh dalam beribadah sebagaimana dari
hasil observasi yang dilakukan peneliti sebagai berikut: “Pada istirahat pertama peserta didik melaksanakan sholat dhuha.”
100
“pukul 11.30 peserta didik melaksanakan sholat dhuhur berjamaah.” Catatan Lapangan. 10
Jadi dari wawancara di atas dapat diketahui bahwa guru mengingatkan pada peserta didik untuk beribadah sedangkan peserta didik tidak melupakan
sholat dhuha dan sholat dhuhur berjamaah. Hasil analisis dokumen dalam aspek melaksanakan ibadah terdapat dalam visi dan misi SD N Pusmalang yang mana
setiap kelas terdapat papan visi dan misi sekolah. Dalam menerapkan nilai karakter religius guru menggunakan metode
pembiasaan pada peserta didik. Metode pembiasaan yang diterapkan pada peserta didik yang di mulai sejak dini akan melatih kebiasaan yang baik. Kebiasaan yang
rutin dilakukan akan selalu muncul dengan sendirinya. Guru berharap nilai karakter religius tidak hanya muncul ketika di sekolah melainkan di rumah peserta
didik. Pembiasaan ini merupakan metode yang sering digunakan oleh guru dan sangat efektif dalam membangun nilai karakter peserta didik. Metode ini bisa
digunakan untuk mengintegrasikan nilai karakter religius dan peduli sosial
7 Toleran terhadap perbedaan
Setiap manusia mempunyai perbedaan. Dalam perbedaan setiap manusia harus saling mengahargai dan menerima perbedaan tersebut. Sangat penting sekali
menanamkan pada peserta didik untuk saling toleransi atau menghargai sesama teman. Berikut merupakan hasil obeservasi yang dilakukan peneliti.
“
Peserta didik diberi tugas menggambar oleh guru, hasil gambaran peserta didik berbeda-beda. Guru menghimbau untuk tidak saling mengejek dan
tetap menghargai hasil karya teman.
”
Hasil Observasi tanggal 4 Mei 2017
101
Guru mengintegrasikan nilai karakter tersebut menggunakan metode ceramah. Metode ceramah yang sering digunakan guru untuk memberikan nasihat
atau bekal untuk peserta didik dalam menumbuhkan nilai karakter. Guru mengakui metode ini yang mudah digunakan dalam menginternalisasikan nilai
karakter. Jika guru bercerita dengan mimik dan intonasi yang menarik peserta didik pun tidak akan bosan mendengar cerita dari guru. Metode ini apat digunakan
dalam mengintegrasikan nilai karakter religius dan peduli sosial pada proses pembelajaran tematik.
8 Tidak mengambil keuntungan dari orang lain
Pada sub tema Kekayaan Sumber Energi di Indonesia guru menggunakan metode cerita Pada Catatan Lapangan pertemuan ke 10 aspek tidak mengambil
keuntungan dari orang lain terlihat dalam pembelajaran 2 di bacaan “Hak dan
Kewajiban terhadap Lingkungan ”, guru menghubungkan bacaan dengan
menasihati peserta didik untuk tidak mengambil keuntungan karena hal tersebut tidak patut di contoh. Sebagai manusia sepatutnya tidak mengambil
hak orang lain dan menjalankan kewajiban yang harus ditunaikan. Guru mengajarkan peserta didik tidak mengambil hak dan kewajiban
memanfaatkan sumber energi. Tidak mengambil keuntungan dari orang lain. Sub tema Kekayaan Sumber Energi di Indonesia guru menceritakan bahwa
sumber energi yang dihasilkan di bumi sangat besar, namun kita harus selalu berhemat bahwa sumber energi tersebut dapat habis sewaktu-waktu.
Energi yang sering digunakan yaitu energi listrik. Pada zaman dahulu belum terdapat energi listrik, yang orang zaman dahulu adalah obor. Maka guru
mengajak peserta didik untuk bersyukur karena diberi kenikmatan terdapat
102
listrik dirumah dan memudahkan pekerjaan. Peserta didik pun bersama- sama mengucapkan syukur pada Tuhan.
.” Catatan Lapangan. 10
Guru juga menghimbau pada peserta didik untuk tidak serakah dalam mengambil hak dan kewajiban memanfaatkan sumber energi. Sebagai warga
Indonesia yang baik maka jika menggunakan sumber enrgi harus sesuai kebutuhan. Dapat kita lihat bahwa daerah perbatasan belum dapat terjangkau
aliran listrik. Maka kita patut bersyukur dan berhemat sumber energi.
Guru mengintegrasikan nilai karakter tersebut menggunakan metode ceramah. Metode ceramah yang sering digunakan guru untuk memberikan nasihat
atau bekal untuk peserta didik dalam menumbuhkan nilai karakter. Guru mengakui metode ini yang mudah digunakan dalam menginternalisasikan nilai
karakter. Jika guru bercerita dengan mimik dan intonasi yang menarik peserta didik pun tidak akan bosan mendengar cerita dari guru. Metode ini apat digunakan
dalam mengintegrasikan nilai karakter religius dan peduli sosial pada proses pembelajaran tematik.
9 Mampu bekerja sama
Dalam pembelajaran kegiatan guru membentuk kelompok untuk mempermudah kegiatan pembelajaran.
Guru selalu membimbing peserta didik dalam pembentukkan kelompok agar tidak terjadi kesenjangan antar kelompok
yang diungkapkan dalam wawancara dan membimbing peserta didik dalam berdiskusi jika terdapat materi yang ditanyakan. Setelah diskusi guru selalu
103
memberikan kesempatan pada peserta didik untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompok masing-masing. Dari analisis dokumen RPP kegeiatan tersebut
tercantumkan dalam kegiatan pembelajaran. Pada sub tema Kekayaan Sumber Energi di Indonesia pada Catatan Lapangan ke-
9 peserta didik berkelompok beranggotakan 4-5 oranng menuliskan peralatan yang menggunakan listrik dan kegunaan peralatan tersebut. Sedangkan pada
Catatan Lapangan ke-10 peserta didik dengan teman sebangku mendiskusikan hak dan kewajiban kita terhadap lingkungan. Dalam kegiatan diskusi peneliti
menemukan bahwa peserta didik saling rukun dengan temannya, tidak memilih antara anggota kelompoknya, tidak membedakan teman yang lain, membantu
peserta didik yang kurang paham dengan penjelasan dari guru. Peserta didik juga mampu bekerja sama dengan baik dalam melakukan diskusi. Peserta didik pun
mampu bekerja sama dengan temannya. Dengan metode diskusi sangat efektif dilakukan dalam pembelajaran karena dapat memunculkan nilai karakter peserta
didik seperti bersahabat, percaya diri, tanggung jawab dan lain sebagainya.
10 Membantu teman yang kesusahan
Terdapat peserta didik di kelas IV yang memiliki keistimewaan. Dalam membaca bacaan yang ada di buku masih mengeja dan banyak kesalahan saat
membaca. Namun pada saat diminta untuk membaca peserta didik yang lain membantu membenarkan kata yang salah sebagaiman dengan hasil observasi yang
dilakukan peneliti:
104
“Saat salah satu pesera didik diminta untuk membaca cerita, namun peserta didik tersebut kurang lancar membaca, teman-temannya pun tidak segan untuk
membantu.” Hasil Observasi tanggal 3 Mei 2017
“Kegiatan menggambar, salah satu peserta didik tidak membawa pewarna, maka teman yang lain bersedia meminjamkan pewarnanya.” Hasil Observasi tanggal 4
Mei 2017
Peserta didik di kelas IV sangan memperdulikan temannya, jadi bila temannya kesusahan sedapat mungkin membantu menguranginya. Bahkan peserta didik
tidak mengejek kekurangan temannya. . Bentuk bantuan peserta didik yaitu menjenguk temannya sedang sakit, membantu teman yang kesulitan memahami
materi yang dijelaskan oleh guru. Jadi, walaupun peserta didik tidak diminta oleh guru mereka dengan sendirinya membantu temannya yang kesusahan. Aspek nilai
karakter ini terdapat pada observasi ke-9 dan ke-10.
3 PenilaianEvaluasi
Proses pembelajaran yang dilakukan pasti menggunakan penilaian untuk mengukur seberapa jauh peserta didik dapat menerima pembelajaran yang di
berikan oleh guru.guru mengungkapkan bahwa penilaian dilaksanakan setiap waktu. Berikut merupakan hasil wawancara yang sampaikan guru.
Peneliti : Apakah Bapak selalu menilai sikap siswa dalam proses pembelajaran?
Guru : Iya, apalagi kita sudah menggunakan kurikulum 2013 untuk
penilaian sikap kita laksanakan setiap saat setiap waktu terkait dengan tingkah laku peserta didik. Catatan Wawancara Guru 15
105
Guru juga menggungkapkan bahwasannya beliau menggunakan catatan penilaian sikap yang beliau cantumkan dalam RPP yang telah di analisis. Guru mengakui
bahwa beberapa model untuk menilai penilaian sikap peserta didik sebagai berikut:
1 pengamatan 2 catatan anekdot
3 tugas Pengamatan yang dilakukan oleh guru saat proses pembelajaran berlangsung, guru
mengamati sikap peserta didik dalam melaksanakan proses pembelajaran. Kegiatan pengamatan ditujukan untuk seluruh peserta didik. Hasil pengamatan
yang terlihat oleh guru kemudian dituliskan dalam sebuah buku kecil yang mana tertuliskan sikap-sikap peserta didik yang kurang terlihat atau peserta didik yang
melanggar peraturan kelas dan lain sebagainya. Tujuan catatan tersebut dibuat sebagai pengingat guru untuk mereview sikap peserta didik dalam akhir
pembelajaran. Tugas yang diberikan guru juga dapat sebagai acuan untuk mengamati sikap peserta didik. Sikap yang terlihat yaitu mandiri dalam
mengerjakan, teliti, percaya diri, dan lain sebagainya.Hal tersebut didukung dengan analisis dokumen mengenai catatan anekdotjurnal yang menunjukkan
bahwa guru dalam melaksanakan penilaian sikap dengan teknik jurnal guru menyediakan buku catatan.
Penilaian yang dilakukan untuk mendapatkan informasi secara berkesinambungan tentang proses dan hasil belajar peserta didik. Dalam penilaian
sikap guru menilai sikap sesuai karakter yang diharapkan dapat dilihat pada
106
kegiatan awal. Hal ini juga di buktikan dalam wawancara dengan guru sebagai berikut.
Peneliti : Nilai sikap apa saja yang Bapak cantumkan dalam penilaian sikap?
Guru : Saya mencantumkan sesuai dengan karakter yang diharapkan
muncul dan juga dapat dilihat dari kegiatan pembelajaran misalnya, santun peduli, tanggung jawab, kerja sama dsb. Catatan
Wawancara Guru 26
Guru tidak hanya menilai sikap peserta didik namun tida ranah dari pengetahuan, keterampilan dan sikap peserta didik. Model yang digunakan guru
untuk menilai nilai-nilai karakter dengan pengamatan dan catatan anekdotal. Dalam mengamati sikap peserta didik yang dilakukan sesuai sikap sehari-hari.
Dengan pengamatan guru kemudian menuliskan hasil pengamatannya di catatan anekdotal sesuai hal pengamatan sebagaimana hasil temuan yang dilakukan oleh
peneliti pada tanggal 18 April 2017 guru menuliskan nilai karakter yang ditemukan oleh guru pada saat pembelajaran ke 5 pada Sub Tema Keunikan
Daerah Tempat Tinggalku sebagai berikut:
107
Gambar 3. Catatan Jurnal Guru Kelas IV Penilaian karakter di kelas IV SD N Pusmalang menggunakan catatan
jurnal sebagai penilaian yang digunakan untuk mengingat sikap dan perilaku yang muncul pada peserta didik saat proses pembelajaran berlangsung. Guru mencatat
sikap peserta didik yang dianggap menonjol baik sikap positif maupun sikap negatif meliputi sikap religius dan sikap sosial. Namun pada kenyataannya
penilaian akhir semester yang dilakukan oleh guru menggunakan penilaian skor sebagaimana hasil temuan yang dilakukan peneliti pada penilaian yang dibuat
guru saat akhir semester sebagai berikut:
108
Gambar 4. Penilaian Sikap
Gambar di atas merupkan penilaian sikap yang dibuat oleh guru pada saat akhir semester yang mana bentuk penilaian ini berbentuk penskoran. Indikator
yang dinilai yaitu hormat dan patuh kepada guru, menaati tata tertib, memiliki pesrilaku kasih sayang, memiliki sikap sabar, memilki sikap santun dan
menghargai teman, melaksanakan tugas piket, mengikuti upacara dan ekstrakulikuler, memakai seragam lengkap, pakaian bersih dan rapi, membuang
sampah pada tempatnya.
109
Gambar 5. Penilaian Akhlak Mulia Gambar di atas merupakan penilaian akhlak mulia yang di buat oleh guru.
Senada dengan penilaian sikap, penilaian akhlak mulia yang mana bentuk penilaian akhlak mulia berbentuk penskoran. Indikator yang menunjukkan
penilaian akhlak mulia yaitu menjalankan ibada sesuai agama yang dianut, memiliki perilaku hormat dan patuh, berperilaku jujur disiplin tanggung jawab
dan peduli, memiliki perilaku suka menolong, menunjukkan patuh pada tata tertib,
110
melaksanakan 5S senyum, salam, sapa, sopan, santun, berperilaku sabar dan pemaaf, tidak suka berkelahi.
Penilaian yang dibuat oleh guru menggunakan penskoran yang mana sudah di kategorikan nilai sebagai berikut:
Tabel 6. Kategori Nilai
Skor Kategori
86-100 A Amat Baik
71-85 B Baik
56-70 C Cukup
55 D Kurang
Jadi dapat disimpulkan bahwa guru menilai sikap peserta didik setiap waktu sesuai dengan ketentuan kurikulum 2013 dan penilaian sikap sesuai sikap yang
diharapkan muncul dalam kegiatan pembelajaran. Guru menuliskan pengamatan sikap peserta didik di catatan anekdotal. Catatan ini di buat oleh guru untuk
memudahkan guru mengingat dalam menilai sikap peserta didik.
111
B. PEMBAHASAN