27 C
= Kapasitas smpjam Jumlah antrian selama fase merah NQ
2
: NQ
2
=
3600 1
1
masuk
Q x
GRxDS GR
cx
2.18 Dimana:
NQ
2
= Jumlah smp yang datang dari fase merah. GR
= Rasio hijau. c
= Waktu siklus detik. Q
masuk
= Arus lalu lintas yang masuk diluar LTOR smpjam. Jumlah kendaraan antri menjadi :
NQ = NQ
1
+ NQ
2
2.19 Maka panjang antrian kendaraan adalah dengan mengalikan NQ
max
dengan luas rata – rata yang dipergunakan per smp 10 m
2
kemudian dibagi dengan lebar masuknya. NQ
max
didapat dengan menyesuaikan nilai NQ dalam hal peluang yang diinginkan untuk terjadinya pembebanan lebih P
OL
dengan menggunakan Gambar 2.13. untuk perencanaan disarankan P
OL
≤ 5, untuk operasi suatu nilai P
OL
= 5 – 10 mungkin dapat diterima : QL = NQ
max
x 20W
masuk
2.20
Gambar 2.14 Perhitungan jumlah antrian NQ
max
dalam smp
Sumber : Departemen P.U. 1997
28
2.13.4 Kendaraan Terhenti NS
Angka henti NS masing – masing pendekat yang didefinisikan sebagai jumlah rata – rata kendaraan berhenti per smp, ini termasuk henti berulang
sebelum melewati garis stop persimpangan Departemen P.U.,1997. Dihitung dengan rumus :
NS = 0,9 x
x3600 Qxc
NQ
tot
stopsmp 2.21
Dimana : c
= Waktu siklus detik Q
= Arus lalu lintas smpjam Jumlah kendaraan terhenti N
sv
: N
sv
= Q x NS smpjam 2.22
Laju henti untuk seluruh simpang : NS
Total
=
Total SV
Q N
2.23
2.13.5 Tundaan Delay
Tundaan adalah rata – rata waktu tunggu tiap kendaraan yang masuk dalam pendekat Departemen P.U., 1997. Tundaan pada persimpangan terdiri
dari 2 komponen yaitu tundaan lalu lintas DT dan tundaan geometrik DG : D
j
= DT
j
+ DG
j
2.24 Dimana :
D
j
= Tundaan rata – rata pendekat j detiksmp DT
j
= Tundaan lalu lintas rata – rata pendekat j detiksmp DG
j
= Tundaan geometrik rata – rata pendekatj detiksmp 1. Tundaan lalu lintas DT yaitu akibat interaksi antar lalu lintas pada
persimpangan dengan faktor luar seperti kemacetan pada hilir pintu keluar dan pengaturan manual oleh polisi, dengan rumus :
DT
j
=
j j
j j
C NQ
DS GR
GR c
3600 1
1 5
,
1 2
2.25
Atau DT
j
=
j
C x
NQ cxA
3600
1
2.26