Kendaraan Terhenti NS Tundaan Delay

30 dibagi dengan aruslalu lintas total Q total . Dihitung menggunakan rumus: DI = ∑ Q x D I Q total 2.29 Dimana: Q total = Arus lalu lintas yang masuk total termasuk Q LTOR smpjam D I = Tundaan rata – rata simpang detiksmp ∑ Q x D I = Jumlah tundaan rata – rata tiap pendekat detiksmp

2.14 Tingkat Pelayanan Persimpangan

Tingkat pelayanan persimpangan adalah suatu ukuran kuantitatif yang memberikan gambaran dari pengguna jalan mengenai kondisi lalu lintas aspek dari tingkat pelayanan dapat berupa kecepatan dan waktu tempuh, kepadatan, tundaan kenyamanan, keamanan, dan lain – lain TRB, 1994. Pada analisis kapasitas didefinisikan enam tingkat pelayanan. Hubungan tundaan delay dengan tingkat pelayanan terbaik A dan tingkat pelayanan F yang terburuk. Hubungan tundaan delay dengan tingkat pelayanan sebagai acuan penilaian persimpangan, seperti Tabel 2.7 berikut : Tabel 2.7 Hubungan tundaan dengan tingkat pelayanan Tundaan detiksmp Tingkat pelayanan 5,0 A 5,1 – 15,0 B 15,1 – 25,0 C 25,1 – 40,0 D 40,1 – 60.0 E 60,0 F Sumber : TRB., 1994 a. Tingkat pelayanan A berarti operasi pada simpang memiliki tundaan yang sangat rendah kurang dari 5,0 detik perkendaraan. Hal ini terjadi bila sebagian besar kendaraan datang pada saat hijau sehingga banyak kendaraan yang tidak berhenti. Panjang siklus yang pendek juga dapat menghasilkan tundaan rendah. 31 b. Tingkat pelayanan B berarti operasi pada simpang memiliki tundaan dalam rentang 5,1 – 15,0 detik perkendaraan. Biasanya hal ini terjadi bila panjang siklus pada simpang pendek. Kendaraan berhenti lebih banyak dari tingkat pelayanan A, menghasilkan tundaan rata – rata sedang dan tidak terjadi kemacetan. c. Tingkat pelayanan C berarti operasi pada simpang memiliki tundaan dalam rentang 15,1 – 25,0 detik perkendaraan. Tundaan yang lebih besar ini di hasilkan dari lebih panjangnya siklus. Pada tingkat ini jumlah kendaraan yang berhenti adalah signifikan, meski tetap cukup banyak kendaraan yang terus melalui simpang tanpa harus berhenti. d. Tingkat pelayanan D berarti operasi pada simpang memiliki tundaan dalam rentang 25,1 – 40,0 detik perkendaraan. Pada tingkat pelayanan D pengaruh dari kemacetan sudah lebih terlihat. Tundaan yang lebih besar dapat dihasilkan dari kombinasi panjang siklus yang lebih rendah. Banyak kendaraan yang harus berhenti pada simpang. e. Tingkat pelayanan E berarti operasi pada simpang memiliki tundaan dalam rentang 40,1 – 60,0 detik perkendaraan. Pada tingkat pelayanan E ini dijadikan sebagai batas tundaan yang sudah tidak bisa diterima. Tundaan besar ini dihasilkan dari panjang siklus yang panjang, serta rasio QCyang tinggi, dan kemacetan terjadi disetiap kaki persimpangan. f. Tingkat pelayanan F berarti operasi pada simpang memiliki tundaan lebih besar dari 60,0 detik peerkendaraan. Pada tingkat pelayanan F ini tundaan sudah tidak dapat diterima, hal ini biasanya karena terjadinya kejenuhan pada simpang akibat arus melalui simpang melampaui kapasitas simpang dan dapat juga karena panjang siklus yang terlalu panjang.

2.15 Prosedur Perhitungan Berdasarkan MKJI

Prosedur perhitungan dilakukan berdasarkan manual kapasitas jalan Indonesia 1997. Perhitungan dengan metode ini memerlukan lima 5 buah 32 formulir mulai dari formulir SIG I sampai dengan formulir SIG V. adapun penjelasan dari formulir-formulir tersebut adalah sebagai berikut: 1. Formulir SIG I untuk Geometrik, Pengaturan lalu lintas dan Kondisi lingkungan. Langkah-langkah yang dilakukan dalam pengisian formulir SIG I adalah: a. Pada bagian atas formulir ini dimasukkan data umum tanggal, kota, simpang, waktu dan judul formulir, diagram fase yang ada, data waktu sinyal waktu hijau, waktu antar hijau dan waktu hilang dan identitas pendekat tunjukkan dalam diagram fase pendekat-pendekat mana yang terdapat gerakan belok kiri langsung, belok kiri, belok kanan dan lurus. b. Pada bagian bawah formulir ini dimasukkan kode pendekat utara, Timur, Barat, dan Selatan, dan tipe lingkungan jalan untuk setiap pendekat komersial, pemukiman, akses terbatas, tingkatan hambatan samping tinggi atau rendah, median terdapat atau tidak, kelandaian, belok kiri langsung ada atau tidak, jarak kendaraan parkir ada atau tidak, data pendekat lebar pendekat, lebar masuk, lebar keluar dan lebar LTOR dan lajur belok kanan terpisah ada atau tidak. 2. Formulir SIG II untuk kondisi lalu lintas Langkah-langkah yang dilakukan dalam pengisisan formulir SIG II adalah dengan memasukkan data arus lalu lintas masing-masing pendekat sesuai arah pergerakannya kendaraan ringan, kendaraan berat, sepeda motor, dan kendaraan tak bermotor. 3. Formulir SIG III untuk waktu antar hijau dan waktu hilang Langkah-langkah yang dilakukan dalam pengisisan formulir SIG II adalah sebagai berikut : a. Masukkan data kecepatan masing-masing untuk kendaraan yang berangkat dan kendaraan yang datang Vev dan Vav b. Masukkan jarak dari garis henti ke titik konflik untuk kendaraan yang berangkat dan kendaraan yang datang Lev dan Lav c. Masukkan ukuran kendaraan yang berangkat lev

Dokumen yang terkait

Analisis Kinerja Simpang Bersinyal (Studi Kasus : Jalan Gajah Mada – Jalan K.H. Wahid Hasyim

30 194 127

ANALISIS SIMPANG BERSINYAL PURWOSARI SURAKARTA (Studi Kasus Simpang Empat Jalan Hasanudin, Jalan Perintis ANALISIS SIMPANG BERSINYAL PURWOSARI SURAKARTA (Studi Kasus Simpang Empat Jalan Hasanudin, Jalan Perintis Kemerdekaan, dan Jalan Brigjen Slamet Riya

0 3 14

EVALUASI KINERJA SIMPANG EMPAT BERSINYAL BUGISAN YOGYAKARTA EVALUASI KINERJA SIMPANG EMPAT BERSINYAL BUGISAN YOGYAKARTA ( Studi Kasus : Jalan Bugisan – Jalan Sugeng Jeroni – Jalan Madumurti).

0 5 18

ANALISIS SIMPANG EMPAT BERSINYAL JALAN YOS SUDARSO – JALAN PAHLAWAN KABUPATEN MANOKWARI ANALISIS SIMPANG EMPAT BERSINYAL JALAN YOS SUDARSO – JALAN PAHLAWAN KABUPATEN MANOKWARI – PAPUA BARAT.

0 3 19

ANALISIS KINERJA SIMPANG EMPAT BERSINYAL Jalan Ahmad Yani Kartasuro, Surakarta ANALISIS KINERJA SIMPANG EMPAT BERSINYAL Jalan Ahmad Yani Kartasuro, Surakarta.

0 3 22

EVALUASI KINERJA SIMPANG BERSINYAL FRONTAGE ROAD JALAN AHMAD YANI SURABAYA.

0 0 106

Kinerja Simpang Bersinyal dan Tak Bersinyal (Studi Kasus Simpang Bersinyal Gendengan dan Simpang Tak Bersinyal Jalan Dokter Moewardi – Jalan Kalitan, Surakarta).

0 0 5

Evaluasi Kinerja Simpang Tak Bersinyal Simpang Tiga Jalan Diponegoro - Jalan Bima Kabupaten Klaten.

0 1 4

Kinerja Simpang Bersinyal dan Tak Bersinyal (Studi Kasus Simpang Bersinyal Gendengan dan Simpang Tak Bersinyal Jalan Dokter Moewardi – Jalan Kalitan, Surakarta)

1 10 8

KATA PENGANTAR - EVALUASI KINERJA SIMPANG BERSINYAL FRONTAGE ROAD JALAN AHMAD YANI SURABAYA

0 0 16