Pengaturan Persimpangan TINJAUAN PUSTAKA
7 Gambar 2.2
Contoh siklus pergerakan lalu lintas pada persimpangan empat lengan prioritas belok kanan dengan lampu lalu lintas
Sumber : Departemen P.U. 1997
2. Solusi space-sharing
Prinsip dari solusi jenis ini adalah dengan merubah konflik pergerakan dari crossing menjadi jalinan atau weaving kombinasi diverging dan merging.
Contohnya adalah bundaran lalu lintas roundabout seperti pada Gambar 2.3. Prinsip roundabout ini juga bisa diterapkan pada jaringan jalan yaitu
dengan menerapkan larangan belok kanan pada persimpangan. Dengan adanya larangan belok kanan di suatu persimpangan, maka konflik di
persimpangan dapat dikurangi. Untuk itu, sistem jaringan jalan harus mampu menampung kebutuhan pengendara yang hendak belok kanan, yakni
dengan melewatkan kendaraan melalui jalan alternatif yang pada akhirnya menuju pada arah yang dikehendaki Gambar 2.3. Prinsip ini dikenal
dengan istilah rerouting.
Gambar 2.3 Prinsip rerouting pada jaringan jalan
Sumber : Departemen P.U. 1997
Karakteristik persimpangan bersinyal diterapkan dengan maksud sebagai berikut Departemen P.U., 1997:
8 a.
Untuk memisahkan lintasan dari gerakan-gerakan lalu lintas yang saling berpotongan dalam pembagian waktu. Hal ini adalah keperluan mutlak bagi
gerakan-gerakan lalu lintas yang datang dari jalan-jalan yang saling berpotongan konflik utama.
b. Memisahkan gerakan membelok dari lalu lintas lurus melawan atau
memisahkan gerakan lalu lintas membelok dari pejalan kaki yang menyebrang konflik kedua.
Untuk lebih jelasnya data dilihat pada Gambar 2.4 dibawah ini:
Gambar 2.4 Konflik-konflik utama dan kedua pada simpang bersinyal dengan empat lengan
Sumber : Departemen P.U. 1997
Jika hanya konflik-konflik utama yang dipisahkan, maka kemungkinan untuk mengatur sinyal lampu lalu lintas hanya dengan dua fase. Masing-masing
sebuah untuk jalan yang berpotongan, metode ini selalu dapat diterapkan jika gerakan belok kanan dalam suatu persimpangan tidak dilarang, karena pengaturan
dua fase memberikan kapasitas tertinggi dalam beberapa kejadian. Maka pengaturan tersebut disarankan sebagai dasar dalam kebanyakan analisa lalu
lintas. Jika pertimbangan keselamatan lalu lintas atau pembatasan kapasitas
memerlukan pemisahan satu atau lebih gerakan belok kanan, maka banyaknya fase harus ditambah. Penggunaan lebih dari dua fase biasanya akan menambah
waktu siklus rasio waktu yang disediakan untuk pergantian antara fase. Meskipun