Hasil Pengujian Hipotesis I

72

4.3. Teknik Analisis dan Uji Hipotesis

4.3.1. Hasil Pengujian Hipotesis I

4.3.1.1.Uji Normalitas Dalam pengujian normalitas data dengan menggunakan uji Kolmogorof-Smirnov dengan menggunakan program SPSS, dimana apabila nilai signifikansi probabilitas yang diperoleh lebih besar dari nilai signifikansi yang telah ditetapkan dalam penelitian 5 maka data tersebut telah terdistribusi normal. Santoso, 2001 : 97 Pedoman dalam mengambil keputusan apakah sebuah distribusi data mengikuti distribusi normal adalah :  Jika nilai signifikansi nilai probabilitasnya lebih kecil dari 5, maka distribusi adalah tidak normal.  Jika nilai signifikansi nilai probabilitasnya lebih besar dari 5, maka distribusi adalah normal. Tabel 4.3. Normalitas Data Masing-masing Variabel Variabel Kolmogorov-smirnov Z Keterangan X 1 0.000 Tidak normal X 2 0.000 Tidak normal Y 1 0.000 Tidak normal Sumber : Lampiran 3 Dari tabel 4.3 diatas, terlihat bahwa nilai probabilitas setiap variabel lebih kecil dari 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa distribusi dari data adalah tidak mengikuti pola distribusi normal. Selain dengan uji Kolmogorov-smirnov, peneliti juga telah melakukan pengujian dengan uji Shapiro-Wilk, Skewness dan Kurtosis, untuk pengujian Shapiro-Wilk 73 dengan hasil nilai signifikan masih tetap di bawah 5 lampiran 3, berarti data tidak mengikuti pola distribusi normal, untuk pengujian Skewness dan Kurtosis dengan hasil nilai signifikan diatas 1,96 lampiran 3, berarti data tidak mengikuti pola distribusi normal. Setelah menggunakan beberapa pengujian dan dengan hasil bahwa data tetap tidak mengikuti pola distribusi normal maka peneliti tetap melanjutkan penelitian dengan alasan diatas dan dengan keterbatasan waktu dan pengetahuan yang di miliki. 4.3.1.2.Uji Asumsi Klasik 4.3.1.2.1. Autokorelasi Salah satu metode yang digunakan untuk mendeteksi adanya autokorelasi adalah dengan metode Uji Durbin-Watson d. Adapun pengujiannya adalah sebagai berikut : 1. Banyaknya sampel N = 56 2. Banyarknya variabel bebas k = 2 3. Taraftingkat signifikansi yang digunakan  = 0,05 Selanjutnya dilihat pada tabel Durbin Watson nilai Durbin Watson sebesar 2,035. Untuk mengetahui ada tidaknya gejala autokorelasi maka perlu dilihat pada tabel Durbin Watson dengan jumlah variabel bebas adalah 2 dan jumlah responden adalah 56 maka diperoleh DL = 1,490 dan DU = 1,641 serta 4 – DL = 2,510 dan 4 – DU = 2,359 Adapun kriteria pengujiannya adalah sebagai berikut : 74 Tabel 4.4. Batas-batas daerah Test Durbin Watson Daerah Keterangan Kurang dari 1,490 1,490 dan 1,641 1,641 dan 2,359 2,359 dan 2,510 DW  2,510 Autokorelasi positif Tanpa kesimpulaninconclusive Non autokorelasi Tanpa kesimpulaninconclusive Autokorelasi negatif Sumber : lampiran 3 Sedangkan nilai Durbin Watson dari perhitungan DW = 2,035 dan nilai ini terletak pada daerah Non Autokorelasi.

4.3.1.2.2. Multikolinearitas

Untuk mengetahui ada atau tidaknya gejala multikolinier pada model regresi linier berganda yang dihasilkan dapat dilakukan dengan menghitung nilai Variance Inflation Factor VIF dari masing-masing variabel bebas dalam model regresi. Tabel 4.5 : Hasil Pengujian Multikolinieritas No Variabel Tolerance VIF 1 2 Laba X 1 Arus Kas X 2 1.000 1.000 1.000 1.000 Sumber : Lampiran 3 Dari hasil perhitungan diperoleh bahwa pada bagian colliniearity statistics, nilai VIF pada seluruh variabel bebas lebih kecil dari 10, dimana nilai VIF untuk variabel Laba X 1 sebesar 1.000; untuk variabel Arus Kas X 2 sebesar 1.000 yang artinya seluruh variabel bebas pada penelitian ini tidak ada gejala multikolinier. 75

4.3.1.2.3. Heteroskedastisitas

Penyimpangan asumsi model klasik yang lain adalah adanya heteroskedastisitas. Artinya, varians variabel dalam model tidak sama konstan. Hal ini bisa diindentifikasi dengan cara menghitung korelasi Rank Spearman antara residual dengan seluruh variabel bebas. Berdasarkan lampiran dapat dilihat korelasi untuk variabel Laba X 1 dengan nilai probabilitassignifikansi sebesar 0.006, dimana nilai probabilitassignifikansi tersebut lebih kecil dari 5 yang berarti terdapat korelasi atau hubungan dengan masing-masing variabel bebas yang diteliti. Korelasi untuk variabel Arus Kas X 2 dengan nilai probabilitas signifikansi sebesar 0,263, dimana nilai probabilitassignifikansi tersebut lebih besar dari 5 yang berarti tidak terdapat korelasi atau hubungan dengan masing-masing variabel bebas yang diteliti. Menurut Gujarati 2005:189 Heterokedastisitas tidak merusak sifat ketidakbiasan dan konsistensi dari penaksir, tetapi penaksir tidak lagi mempunyai varians minimum atau efisien. Untuk itu peneliti tetap melanjutkan penelitian dengan alasan diatas dan dengan keterbatasan waktu dan pengetahuan yang di miliki. 4.3.1.3.Hasil Pengujian Regresi Linier Berganda Hipotesis I Hasil analisis mengenai koefisien model regresi adalah seperti yang tercantum dalam Tabel 4.6 berikut ini. 76 Tabel 4.6 Koefisien Regresi Unstandardized Coeficients Standardized Coefficients Model B Stad. Error Beta 1 Constant Laba X 1 Arus KasX 2 6.860 0.396 0.061 2.233 0.152 0.090 0.335 0.088 Sumber : Lampiran 3 Berdasarkan Tabel 4.6 tersebut, maka model regresi yang diperoleh adalah sebagai berikut : Y =   X    X  e Y = 6.860 + 0.396 X 1 + 0.061 X 2 + e  Dengan asumsi bahwa variabel X 1 , X 2 adalah nol atau konstan maka nilai Prediksi Laba Y 1 adalah sebesar 6.860 Koefisien regresi untuk variabel Laba X 1 diperoleh nilai 0.396 mempunyai koefisien regresi positif, hal ini menunjukkan terjadinya perubahan yang searah dengan variabel terikat. Jadi semakin besar nilai Laba X 1 akan menaikkan nilai Prediksi Laba Y 1 dengan asumsi bahwa variabel yang lainnya adalah konstan. Koefisien regresi untuk variabel Arus Kas X 2 diperoleh nilai 0.061 mempunyai koefisien regresi positif, hal ini menunjukkan terjadinya perubahan yang searah dengan variabel terikat. Jadi semakin besar nilai Arus Kas X 2 akan menaikkan nilai Prediksi Laba Y 1 dengan asumsi bahwa variabel yang lainnya adalah konstan. 77 Dari hasil pengujian juga diperoleh nilai koefisien korelasi R sebesar 0,346 lampiran 3. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif antara variabel laba X 1 dan arus kas X 2 dengan variabel prediksi laba Y 1 . a X 1 dan arus kas X 2 , sedangkan sisanya 88 dijelaskan oleh faktor lain. 4.3.1.4.Hasil Pe nakan adalah sebesar urutan langkah sebagai berikut: a. Artinya : mpunyai pengaruh yang fikan terhadap Prediksi Laba. Artinya : empunyai pengaruh yang signifikan si Laba. b. Diketahui juga nilai koefisien deteminasi R 2 sebesar 0,120 lampiran 3, hal ini menunjukkan bahwa perubahan yang terjadi pada prediksi laba Y 1 sebesar 12 dapat dijelaskan oleh variabel lab ngujian dengan Uji F Untuk mengetahui apakah variabel bebas yaitu Laba X 1 serta Arus Kas X 2 mempunyai pengaruh terhadap variabel terikat yaitu Prediksi Laba Y 1 , maka digunakan uji F melalui perhitungan dengan bantuan program SPSS yang hasilnya kemudian dibandingkan dengan F tabel. Dalam pengujian hipotesis ini level signifikansi yang digu 0,05 atau 5 dengan H :  1 =  2 = 0 Laba dan Arus Kas tidak me signi H 1 :  1   2  0 Laba dan Arus Kas m terhadap Predik Menentukan nilai F tabel 78 Tingkat signifikan  = 0,05 = 5 Derajat bebas pembilang b 1 = k = 2 Derajat bebas pembagi b 2 = n-k-1 = 56-2-1 = 53 maka F tabel  F0,05; 53; 2 = 3.171 lampiran 6 c. F tabel  H diterima dan H 1 ditolak d. Inter an Arus Kas mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Prediksi Laba. Hipotesis II 4.3.2.1.Uji No itian 5 maka data tersebut telah te eputusan apakah sebuah distribusi data Membandingkan nilai F hitung dengan F tabel Jika F hitung F tabel  H ditolak dan H 1 diterima Jika F hitung pretasi Karena nilai F hitung sebesar 3,599 lampiran 3 lebih besar daripada nilai F tabel 3,171 maka dengan tingkat signifikansi sebesar 5, Laba d

4.3.2. Hasil Pengujian

Dokumen yang terkait

Kemampuan laba bersih dan arus kas operasi dalam memprediksi arus kas operasi di masa depan pada perusahaan otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

8 83 85

Kemampuan Laba dan Arus Kas Operasi dalam Memprediksi Arus Kas Operasi Masa Depan Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

5 39 101

ANALISIS KEMAMPUAN LABA DAN ARUS KAS DALAM MEMPREDIKSI ARUS KAS MASA DEPAN tudi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia ).

0 0 8

PENGARUH LABA KOTOR, LABA OPERASI, LABA BERSIH DAN ARUS KAS UNTUK MEMPREDIKSI ARUS KAS DI MASA MENDATANG PADA PERUSAHAAN FOOD & BEVERAGES YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA).

0 1 95

PENGARUH LABA DAN ARUS KAS DALAM MEMPREDIKSI LABA DAN ARUS KAS DI MASA YANG AKAN DATANG PADA PERUSAHAAN OTOMOTIF DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2006 – 2009.

0 0 119

KEMAMPUAN LABA DAN ARUS KAS DALAM MEMPREDIKSI LABA DAN ARUS KAS MASA MENDATANG - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)

0 0 63

PENGARUH LABA DAN ARUS KAS DALAM MEMPREDIKSI LABA DAN ARUS KAS DI MASA MENDATANG PADA PERUSAHAAN OTOMOTIF DI BURSA EFEK INDONESIA SKRIPSI

0 0 22

PENGARUH LABA KOTOR, LABA OPERASI, LABA BERSIH DAN ARUS KAS UNTUK MEMPREDIKSI ARUS KAS DI MASA MENDATANG PADA PERUSAHAAN FOOD BEVERAGES YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

0 1 19

Skripsi Kemampuan Laba dan Arus Kas dalam Memprediksi Laba dan Arus Kas Mendatang pada Perusahaan Konservatif dan Perusahaan Non-Konservatif

0 0 17

KEMAMPUAN LABA DAN ARUS KAS DALAM MEMPREDIKSI LABA DAN ARUS KAS MENDATANG PADA PERUSAHAAN KONSERVATIF DAN PERUSAHAAN NON KONSERVATIF - Unika Repository

0 0 25