Hasil Pengujian Teknik Analisis dan Uji Hipotesis

78 Tingkat signifikan  = 0,05 = 5 Derajat bebas pembilang b 1 = k = 2 Derajat bebas pembagi b 2 = n-k-1 = 56-2-1 = 53 maka F tabel  F0,05; 53; 2 = 3.171 lampiran 6 c. F tabel  H diterima dan H 1 ditolak d. Inter an Arus Kas mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Prediksi Laba. Hipotesis II 4.3.2.1.Uji No itian 5 maka data tersebut telah te eputusan apakah sebuah distribusi data Membandingkan nilai F hitung dengan F tabel Jika F hitung F tabel  H ditolak dan H 1 diterima Jika F hitung pretasi Karena nilai F hitung sebesar 3,599 lampiran 3 lebih besar daripada nilai F tabel 3,171 maka dengan tingkat signifikansi sebesar 5, Laba d

4.3.2. Hasil Pengujian

rmalitas Dalam pengujian normalitas data dengan menggunakan uji Kolmogorof-Smirnov dengan menggunakan program SPSS, dimana apabila nilai signifikansi probabilitas yang diperoleh lebih besar dari nilai signifikansi yang telah ditetapkan dalam penel rdistribusi normal. Santoso, 2001 : 97 Pedoman dalam mengambil k 79 mengikuti distribusi normal adalah :  Jika nilai signifikansi nilai probabilitasnya lebih kecil dari 5, maka lai probabilitasnya lebih besar dari 5, maka Tab rma ng V Variabel Kolmogorov-smirnov Z distribusi adalah tidak normal.  Jika nilai signifikansi ni distribusi adalah normal. el 4.7. No litas Data Masing-masi ariabel Keterangan X 1 0.000 Tidak Normal X 2 0.000 Tidak Normal Y 2 0.000 Tidak Normal Sumber : iatas dan dengan keterbatasan waktu dan pengetahuan yang di miliki. Lampiran 4 Dari tabel 4.7 diatas, terlihat bahwa nilai probabilitas setiap variabel lebih kecil dari 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa distribusi dari data adalah tidak mengikuti pola distribusi normal. Selain dengan uji Kolmogorov-smirnov, peneliti juga telah melakukan pengujian dengan uji Shapiro-Wilk, Skewness dan Kurtosis, untuk pengujian Shapiro-Wilk dengan hasil nilai signifikan masih tetap di bawah 5 lampiran 4, berarti data tidak mengikuti pola distribusi normal, untuk pengujian Skewness dan Kurtosis dengan hasil nilai signifikan diatas 1,96 lampiran 4, berarti data tidak mengikuti pola distribusi normal. Setelah menggunakan beberapa pengujian dan dengan hasil bahwa data tetap tidak mengikuti pola distribusi normal maka peneliti tetap melanjutkan penelitian dengan alasan d 80 4.3.2.2.Uji Asumsi Klasik 4.3.2.2.1. Autok Uji Durbin-Watson d. Adapun kut : 6. Tar eh DL = 1,490 dan Adapun Tabel 4.8. Batas-batas daerah Test Durbin Watson orelasi Salah satu metode yang digunakan untuk mendeteksi adanya autokorelasi adalah dengan metode pengujiannya adalah sebagai beri 4. Banyaknya sampel N = 56 5. Banyarknya variabel bebas k = 2 aftingkat signifikansi yang digunakan  = 0,05 Selanjutnya dilihat pada tabel Durbin Watson nilai Durbin Watson sebesar 2,425. Untuk mengetahui ada tidaknya gejala autokorelasi maka perlu dilihat pada tabel Durbin Watson dengan jumlah variabel bebas adalah 2 dan jumlah responden adalah 56 maka diperol DU = 1,641 serta 4 – DL = 2,510 dan 4 – DU = 2,359 kriteria pengujiannya adalah sebagai berikut : Daerah Keterangan Kurang dari 1,490 1,641 dan 2,359 DW  2,510 Autokorelasi positif Tanpa kesimpulaninconclusive Autokorelasi negatif 1,490 dan 1,641 2,359 dan 2,510 Tanpa kesimpulaninconclusive Non autokorelasi Sumber : lampiran 4 Sedangkan nilai Durbin Watson dari perhitungan DW = 2,425 dan nilai ini rletak pada daerah tanpa kesimpulan inconclusive. te 81

4.3.2.2.2. Multi

Factor VIF dari masing-masing variabel beb Tabel 4.9 : Hasil Pengujian Multikolinieritas kolinearitas Untuk mengetahui ada atau tidaknya gejala multikolinier pada model regresi linier berganda yang dihasilkan dapat dilakukan dengan menghitung nilai Variance Inflation as dalam model regresi. No Variabel Tolerance VIF 1 1,000 1,000 2 Arus Kas X Laba X 1 2 1,000 1,000 Sumber a seluruh variabel bebas pada penelitian ini olinier.

4.3.2.2.3. Heter

g korelasi Rank S : Lampiran 4 Dari hasil perhitungan diperoleh bahwa pada bagian colliniearity statistics, nilai VIF pada seluruh variabel bebas lebih kecil dari 10, dimana nilai VIF untuk variabel Laba X 1 sebesar 1,000 untuk variabel Arus Kas X 2 sebesar 1,000 yang artiny tidak ada gejala multik oskedastisitas Penyimpangan asumsi model klasik yang lain adalah adanya heteroskedastisitas. Artinya, varians variabel dalam model tidak sama konstan. Hal ini bisa diindentifikasi dengan cara menghitun pearman antara residual dengan seluruh variabel bebas. Berdasarkan lampiran dapat dilihat korelasi untuk variabel Laba X 1 dengan nilai probabilitassignifikansi sebesar 0.171, dimana nilai probabilitassignifikansi tersebut lebih besar dari 5 yang berarti tidak 82 terdapat korelasi atau hubungan dengan masing-masing variabel bebas yang diteliti. Korelasi untuk variabel Arus Kas X 2 dengan nilai probabilitas signifikansi sebesar 0,000, dimana nilai probabilitassignifikansi tersebut lebih kecil dari 5 yang berarti terdapat korelasi atau hubungan dengan masing-masing variabel bebas yang diteliti. Menurut Gujarati 2005:189 Heterokedastisitas tidak merusak sifat ketidakbiasan dan konsistensi dari penaksir, tetapi penaksir tidak lagi mempunyai varians minimum atau efisien. Untuk itu peneliti tetap melanjutkan penelitian dengan alasan diatas dan dengan keterbatasan waktu dan pengetahuan yang di miliki. 4.3.2.3.Hasil P en model regresi adalah seperti yang tercantum dalam Ta Tabel 4.10 Koe standa Standardized Coefficients engujian Regresi Linier Berganda Hipotesis II Hasil analisis mengenai koefisi bel 4.6 berikut ini. fis ien Regresi Un rdized Coeficients Model B Stad. Error Beta 1 Constant Arus KasX 2 0.463 0.122 0.460 Laba X 1 4.609 0.225 3.020 0.206 0.132 Sumber : el 4.10 tersebut, maka model regresi yang diperoleh = 4,609+ 0,225 X 1 + 0,463 X 2 + e  Lampiran 4 Berdasarkan Tab adalah sebagai berikut : Y =   X    X  e Y 83  lah nol atau konstan maka nilai Pr rus Kas Y 2 dengan asumsi bahwa variabe i Arus Kas Y 2 dengan asumsi bahwa variabel laba X 1 dan arus kas X 2 dengan variabel prediksi arus kas Y 2 . X 1 dan arus kas X 2 , sedangkan sisanya 77,2 dijelaskan oleh faktor lain. Dengan asumsi bahwa variabel X 1 , X 2 ada ediksi Arus Kas Y 2 adalah sebesar 4,609 Koefisien regresi untuk variabel Laba X 1 diperoleh nilai 0,225 mempunyai koefisien regresi positif, hal ini menunjukkan terjadinya perubahan yang searah dengan variabel terikat. Jadi semakin besar nilai Laba X 1 akan menaikkan nilai Prediksi A l yang lainnya adalah konstan. Koefisien regresi untuk variabel Arus Kas X 2 diperoleh nilai 0,463 mempunyai koefisien regresi positif, hal ini menunjukkan terjadinya perubahan yang searah arah dengan variabel terikat. Jadi semakin besar nilai Arus Kas X 2 akan menaikkan nilai Prediks variabel yang lainnya adalah konstan. Dari hasil pengujian juga diperoleh nilai koefisien korelasi R sebesar 0,478 lampiran 4. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif antara Diketahui juga nilai koefisien deteminasi R 2 sebesar 0,228 lampiran 4, hal ini menunjukkan bahwa perubahan yang terjadi pada prediksi arus kas Y 2 sebesar 22,8 dapat dijelaskan oleh variabel laba 84 4.3.2.4.Hasil Pengujian dengan Uji F Untuk mengetahui apakah variabel bebas yaitu Laba X 1 , serta Arus Kas X 2 mempunyai pengaruh terhadap variabel terikat yaitu Prediksi Arus Kas Y 2 , maka digunakan uji F melalui perhitungan dengan bantuan program SPSS yang hasilnya kemudian dibandingkan dengan F tabel. Dalam pengujian hipotesis ini level signifikansi yang digunakan adalah sebesar 0,05 atau 5 dengan urutan langkah sebagai berikut: a. H :  1 =  2 = 0 Artinya : Laba dan Arus Kas tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Prediksi Laba. H 1 :  1   2  0 Artinya : Laba dan Arus Kas mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Prediksi Laba. b. Menentukan nilai F tabel Tingkat signifikan  = 0,05 = 5 Derajat bebas pembilang b 1 = k = 2 Derajat bebas pembagi b 2 = n-k-1 = 56-2-1 = 53 maka F tabel  F0,05; 53; 2 = 3.171 lampiran 6 c. Membandingkan nilai F hitung dengan F tabel Jika F hitung F tabel  H ditolak dan H 1 diterima Jika F hitung F tabel  H diterima dan H 1 ditolak 85 d. Interpretasi Karena nilai F hitung sebesar 7,835 lampiran 4 lebih besar daripada nilai F tabel 3,171 lampiran 6 maka dengan tingkat signifikansi sebesar 5, Laba dan Arus Kas mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Prediksi Arus Kas.

4.4. Pembahasan Hasil Penelitian

Dokumen yang terkait

Kemampuan laba bersih dan arus kas operasi dalam memprediksi arus kas operasi di masa depan pada perusahaan otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

8 83 85

Kemampuan Laba dan Arus Kas Operasi dalam Memprediksi Arus Kas Operasi Masa Depan Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

5 39 101

ANALISIS KEMAMPUAN LABA DAN ARUS KAS DALAM MEMPREDIKSI ARUS KAS MASA DEPAN tudi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia ).

0 0 8

PENGARUH LABA KOTOR, LABA OPERASI, LABA BERSIH DAN ARUS KAS UNTUK MEMPREDIKSI ARUS KAS DI MASA MENDATANG PADA PERUSAHAAN FOOD & BEVERAGES YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA).

0 1 95

PENGARUH LABA DAN ARUS KAS DALAM MEMPREDIKSI LABA DAN ARUS KAS DI MASA YANG AKAN DATANG PADA PERUSAHAAN OTOMOTIF DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2006 – 2009.

0 0 119

KEMAMPUAN LABA DAN ARUS KAS DALAM MEMPREDIKSI LABA DAN ARUS KAS MASA MENDATANG - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)

0 0 63

PENGARUH LABA DAN ARUS KAS DALAM MEMPREDIKSI LABA DAN ARUS KAS DI MASA MENDATANG PADA PERUSAHAAN OTOMOTIF DI BURSA EFEK INDONESIA SKRIPSI

0 0 22

PENGARUH LABA KOTOR, LABA OPERASI, LABA BERSIH DAN ARUS KAS UNTUK MEMPREDIKSI ARUS KAS DI MASA MENDATANG PADA PERUSAHAAN FOOD BEVERAGES YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

0 1 19

Skripsi Kemampuan Laba dan Arus Kas dalam Memprediksi Laba dan Arus Kas Mendatang pada Perusahaan Konservatif dan Perusahaan Non-Konservatif

0 0 17

KEMAMPUAN LABA DAN ARUS KAS DALAM MEMPREDIKSI LABA DAN ARUS KAS MENDATANG PADA PERUSAHAAN KONSERVATIF DAN PERUSAHAAN NON KONSERVATIF - Unika Repository

0 0 25