28
e. Catatan atas laporan keuangan
Catatan atas laporan keuangan harus disajikan secara sistematis. Setiap pos dalam neraca, laporan laba rugi dan laporan arus
kas harus berkaitan dengan informasi yang terdapat dalam catatan atas laporan keuangan. Catatan atas laporan keuangan mengungkapkan:
1. Informasi tentang dasar penyusunan laporan keuangan dan
kebijakan akuntansi yang dipilih dan diterapkan terhadap peristiwa dan transaksi yang penting.
2. Inforamsi yang diwajibkan dalam Pernyataan Standar Akuntansi
Keungan tetapi tidak disajikan di neraca, laporan laba rugi, laporan arus kas, dan laporan perusahaan ekuitas.
3. Informasi tambahan yang disajikan dalam laporan keuangan tetapi
diperlukan dalam rangka penyajian secara wajar. Catatan atas laporan keuangan meliputi penjelasan naratif atau
rincian jumlah yang tertera dalam neraca, laporan laba rugi, laporan arus kas, dan laporan perubahan ekuitas serta tambahan seperti
kewajiban kontinjensi dan komitmen. SAK, 2004 : 118.
2.2.2.7 Bentuk Laporan Keuangan
a. Neraca
Menurut Zaki Baridwan 1997:28-29, bahwa Neraca dapat disusun dalam 2 bentuk, yaitu :
29
1. Bentuk Rekening T
2. Bentuk Laporan
b. Laporan Laba - Rugi
Menurut Zaki Baridwan 1997:35-36, Laporan Laba – Rugi dapat disusun dalam 2 bentuk sebagai berikut :
1. Multiple Step bertahan
Adalah bentuk Laporan Rugi Laba dimana dilakukan beberapa pengelompokkan terhadap pendapatan-pendapatan dan biaya-biaya
yang disusun dalam urutan-uratan tertentu. 2.
Single Step Adalah dimana dalam bentuk ini tidak dilakukan pengelompokkan
pendapatan dan biaya ke dalam kelompok-kelompok usaha dan diluar usaha
c. Laporan Perubahan Modal
d. Laporan Arus Kas
Untuk menyajikan laporan arus kas ini dapat digunakan 2 metode PSAK no.2:24, yaitu :
1. Metode Langsung
Dalam metode ini pelaporan arus kas dilakukan dengan cara melaporkan kelompok-kelompok penerima kas dan pengeluaran
kas dari kegiatan operasi secara lengkap, tanpa melihat rugi laba dan baru dilanjutkan dengan kegiatan investasi dan pendanaan.
30
2. Metode Tidak Langsung
Dalam metode ini penyajian dimulai dari laba rugi bersih dan selanjutnya disesuaikan dengan penambahan atau mengurangi
perubahan dalam pos-pos yang mempengaruhi kegiatan operasional seperti : Penyusutan, naik turun pos aktiva lancar dan
utang lancar.
2.2.2.8 Pemakai Laporan Keuangan
Laporan keuangan mengandung informasi untuk berbagai pihak pemakai laporan keuangan dan kebutuhan informasinya secara
terperinci dijelaskan sebagai berikut : a.
Investor, penanaman modal beresiko dan penasehat mereka berkepentingan dengan resiko yang melekat serta hasil pengembangan
investasi yang mereka lakukan, juga informasi yang membantu mereka untuk menentukan apakah harus membeli, menahan, atau
menjual investasi tersebut. Pemegang saham juga tertarik pada informasi yang memungkinkan mereka untuk menilai kemampuan
perusahaan untuk membayar deviden. b.
Karyawan, karyawan dan kelompok-kelompok yang mewakili mereka tertarik pada investor mengenal stabilitas dan probabilitas perusahaan
serta investor yang memungkinkan mereka untuk menilai perusahaan dalam memberikan balas jasa, manfaat pensiun dan kesempatan kerja.
31
c. Pemberi pinjaman, mereka tertarik dengan investor keuangan yang
memungkinkan mereka untuk memutuskan apakah pinjaman beserta bunganya dibayar pada saat jatuh tempo
d. Pemasok dan kreditur usaha lainnya, mereka tertarik dengan investasi
yang memungkinkan mereka untuk memutuskan apakah jumlah yang hutang akan dibayar pada saat jatuh tempo. Kreditur usaha
berkepentingan pada perusahaan dalam tenggang waktu yang lebih pendek dapa memberi pinjaman kecuali kalau sebagai pelanggan
utama mereka tergantung pada kelangsungan hidup perusahaan e.
Pelanggan, mereka berkepentingan dengan investasi mengenai kelangsungan hidup, terutama kalau mereka terlibat dalam perjanjian
jangka panjang dengan, atau tergantung pada perusahaan f.
Pemerintah, pemerintah dan lembaga yang ada dibawah kekuasannya berkepentingan dengan alokasi sumber daya dan karena itu
kepentingan dengan aktivitas perusahaan. Mereka juga membutuhkan investasi untuk mengatur aktivitas perusahaan, menetapkan
kebijaksanaan pajan dan sebagai dasar untuk menyusun statistik pendapatan nasional dan pendapatan lainnya.
g. Masyarakat, perusahaan mempengaruhi anggota masyarakat dengan
berbagai cara. Misalnya, perusahaan dapat memberikan kontribusi pada perekonomian nasional, termasuk jumlah orang yang
dipekerjakan dan perlindungan kepada penanam modal domestik. Laporan keuangan dapat membantu masyarakat dengan menyediakan
32
investasi kecenderungan dan perkembangan terakhir kemakmuran perusahaan serta rangkaian aktivitasnya. Ikatan Akuntansi Indonesia,
2004:2.
2.2.3 LABA
2.2.3.1 Pengertian Laba
Salah satu dari komponen keuangan yang seringkali menjadi perhatian pemegang saham dan calon investor adalah laporan laba rugi.
Laporan ini mengukur keberhasilan kegiatan usaha perusahaan selama satu periode tertentu. Para pelaku bisnis menggunakan laporan ini untuk
menentukan profitabilitas, nilai investasi dan kemampuan membayar hutang. Laporan laba rugi juga membantu pengguna laporan keuangan
memprediksi arus kas dimasa mendatang. Menurut Zaki Baridwan 1997:31 laba adalah kenaikan modal
aktiva bersih yang berasal dari transaksi sampingan atau transaksi yang jarang terjadi dari suatu badan usaha dan dari semua transaksi atau
kejadian lain yang mempengaruhi badan usaha selam suatu periode kecuali yang timbul dari pendapatan revenue atau investasi oleh pemilik.
Contohnya adalah laba yang timbul dari penjualan aktiva tetap. Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa laba adalah
selisih lebih pendapatan atas biaya-biaya yang dibebankan dan yang merupakan kenaikan bersih atas modal yang berasal dari kegiatan usaha.
33
Dari sudut pandang akuntansi yang dimaksud dengan laba ini adalah perbedaan antar revenue yang direalisasikan yang timbul dari
transaksi pada periode tertentu dihadapkan pada biaya-biaya yang dikeluarkan pada periode tertentu.
2.2.3.2 Karakteristik Laba
Dalam konsep laba akuntasi Belkouni Anis dan Ghozali, 2001:302 menyebutkan bahwa laba akuntansi memiliki lima karakteristik
sebagai berikut : 1.
Laba akuntansi didasarkan pada transaksi aktual terutama yang berasal dari penjualan barang atau jasa.
2. Laba akuntansi didasarkan pada postulat periodisasi dan mengacu pada
kinerja perusahaan selama satu periode tertentu. 3.
Laba akuntansi didasarkan pada prinsip pendapatan yang memerlukan pemahaman khusus tentang definisi, pengukuran dan pengakuan
pendapatan. 4.
Laba akuntansi memerlukan pengukuran tentang biaya expense dalam bentuk cost historis.
5. Laba akuntansi menghendaki adanya penandiingan matching antara
pendapatan dengan biaya yang relevan dan berkaitan dengan pendapatan tersebut.
34
Laba umumnya dipandang sebagai suatu dasar bagi perpajakan, determinan pada kebijakan pembayaran dividen, pedoman investasi dan
pengambilan keputusan dan unsur prediksi : a.
Laba adalah dasar bagi perpajakan dan pembagian kembali kekayaan dikalangan pribadi. Suatu jenis laba, yang dikenal sebagai laba kena
pajak, dihitung sesuai dengan aturan-aturan yang ditentukan oleh dinas perpajakan pemerintah.
b. Laba dianggap sebagai pedoman bagi kebijakan diveiden dan
penahanan laba suatu perusahaan. Laba itu diakui sebagai suatu indikator dan jumlah maksimum yang harus dibagikan sebagai dividen
dan ditahan untuk perluasan atau diinvestasikan kembali di dalam perusahaan.
c. Laba pada umumnya dipandang sebagai suatu investasi dan pedoman
pengambilan keputusan. Telah umum dihipotesiskan bahwa para investor berusaha untuk memaksimalkan pengembalian atas modal
yang diinvestasikan, yang sepadan dengan tingkat resiko yang dapat diterima.
d. Laba dipandang sebagai suatu perantara prediktif yang membantu
dalam peramalan laba mendatang dan peristiwa ekonomi yang akan datang. Nyatanya, nilai laba dimasa lalu, yang didasarkan pada biaya
historis dan nilai terjalin, terbukti berguna dalam meramalkan nilai mendatang dari kedua versi laba. Laba terdiri dari hasil operasional,
atau laba biasa, dan hasil-hasil operasional, atau keuntungan dan
35
kerugian luar biasa, dimana jumlah keseluruhannya sama dengan laba bersih.
e. Laba dianggap sebagai suatu ukuran efisiensi. Laba adalah suatu
ukuran kepengurusan manajemen atas sumber daya suatu kesatuan dan ukuran efisiensi manajemen dalam menjalankan usaha suatu
perusahaan. Kesimpulan, laba memegang peranan dalam berbagai bidang
tetapi kegunaannya dipengaruhi oleh sejumlah keterbatasan.
2.2.3.3 Tujuan Pelaporan Laba
Menurut Zaki Baridwan 1997:34, tujuan pelaporan laba adalah untuk memberikan informasi kepada mereka yang menaruh minat terhadap
laporan keuangan tetapi kita harus memperinci tujuan-tujuan tertentu sebelum kita bisa memperoleh pengertian tentang laba. Salah satu dari
tujuan dasar mengasumsi bahwa yang paling penting bagi semua pemakai laporan adalah kebutuhan untuk membedakan invested capital dan income,
perbedaan antara stock dan flows sebagai dari proses deskriptifnya akuntansi.
Tujuan yang lebih khusus meliputi pemakaian efisiensi manajemen, pemakai angka-angka historical income untuk membantu
meramalkan masa depan perusahaan atau dividen diwaktu yang akan datang dan pemakaian laba sebagai ukuran keberhasilan dan pedoman
mengenai “keputusan – keputusan manajerial dimasa yang akan datang”.
36
2.2.3.4 Keunggulan Dan Kelemahan Laba
Adapun keunggulan laba menurut Belkoui Anis dan Ghozali, 2001:303 :
1. Laba akuntansi teruji dalam sejarah dimana pemakai laporan keuangan
masih mempercayai bahwa laba akuntansi masih bermanfaat untuk membantu pengambilan keputusan ekonomi.
2. Laba akuntansi diukur dan dilaporkan secara obyektif dapat diuji
kebenarannya karena didasarkan pada transaksi fakta aktual, yang didukung bukti objektif.
3. Atas dasar prinsip realisasi dalam mengikuti pendapatan, laba
akuntansi memenuhi kriteria konservatisme. Artinya, akuntansi tidak mengakui perubahan nilai tetapi hanya mengakui untung yang
direalisasi. 4.
Laba akuntansi dipandang bermanfaat untuk tujuan pengendalian terutama pertanggungjawaban manajemen.
Kelemahan dari laba akuntansi adalah : a.
Laba akuntansi gagal mengakui kenaikan nilai aktiva yang belum direalisasi dalam suatu periode karena prinsip cost hsitoris dan prinsip
realisasi. b.
Laba akuntansi yang didasarkan pada cost historis mempersulit perbandingan laporan keuangan karena adanya perbedaan metode
perhitungan cost dan metode alokasi.
37
c. Laba akuntansi yang didasarkan prinsip realisasi, cost historis, dan
konservatisme dapatt menghasilkan data yang menyesatkan dan tidak relevan.
2.2.3.5 Prediksi Laba
Informasi posisi keuangan dan kinerja laba dimasa lalu sering kali digunakan sebagai dasar untuk memprediksi posisi keuangan dan
kinerja masa depan dan hal-hal lain yang langsung menarik perhatian pemakai. Seperti pembayaran dividen dan upah, pergerakan harga
sekuritas dan kemampuan perusahaan untuk memenuhi komitmennya ketika jatuh tempo. Untuk memiliki nilai prediktif, informasi tidak perlu
harus dalam bentuk ramalan eksplisit. Namun demikian kemampuan laporan keuangan untuk membuat prediksi dapat ditingkatkan dengan
menampilkan informasi tentang transaksi dan peristiwa masa lalu. Misalnya, nilai prediktif laporan laba rugi dapat ditingkatkan kalau pos-
pos penghasilan atau beban yang tidak bisa, abnormal dan jarang terjadi diungkapkan secara terpisah. IAI, 2004:5
2.2.4
Arus Kas 2.2.4.1
Pengertian Arus Kas
Informasi tentang arus kas suatu perusahaan berguna bagi para pemakai laporan keuangan sebagai dasar untuk menilai kemampuan
perusahaan untuk menghasilkan kas dan setara kas dan menilai kebutuhan perusahaan menggunakan arus kas tersebut.
38
Menurut PSAK 2004:2.2 arus kas adalah arus kas masuk dan arus kas keluar atau setara kas. Setara kas adalah investasi yang sifatnya
sangat likuid, berjangka pendek dan yang dengan cepat dapat dijadikan kas dalam jumlah tertentu tanpa menghadapi resiko perubahan nilai yang
signifikan. Dari pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa arus kas adalah
daftar yang memuat angka-angka atau nilai arus kas masuk dan arus keluar kas atau kas dari kegiatan operasional perusahaan yang diterbitkan setiap
tahun. Informasi yang disediakan dalam daftar arus kas, bila dipakai
dengan pengungkapan dan informasi yang berkaitan dengan laporan keuangan yang lain, harus dapat membantu para penanaman modal,
kreditur dan pihak lainnya untuk: Keiso, 1995: 123 a.
Menetapkan kemampuan badan usaha dalam menghasilkan arus kas bersih yang positif di masa yang akan datang.
b. Menentukan kemampuan badan usaha dalam memenuhi kewajibannya,
membayar dividen dan kebutuhan pembelanjaan ekstern. c.
Menetapkan alasan perbedaan antara laba bersih dan penerimaanpembayaran kas yang berkaitan.
d. Menentukan pengaruh terhadap posisi keuangan badan usaha, baik
transaksi kasnya maupun investasi non kas dan transaksi pembelanjaan selama periode tertentu.
39
2.2.4.2 Tujuan Arus Kas
Laporan atas kas disusun dengan tujuan memberikan informasi historis mengenai perubahan kas dan setara kas dari suatu perusahaan
dengan mengklasifikasikan arus kas berdasarkan aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan selama periode akuntansi tertentu. Dengan
demikian tujuan utama laporan arus kas adalah untuk memberikan kepada para pengguna informasi tentang posisi kas perusahaan berubah selama
periode akuntansi. Selain itu laporan ini juga menunjukkan efek aktivitas dan pendanaan. Prastowo, 1995: 118.
Menurut Tuanakotta 1982: 221 salah satu tujuan utama dari pelaporan arus kas adalah memberikan informasi yang akan:
1. Membantu investor atau kreditur meramalkan jumlah kas yang
mungkin mereka terima dalam bentuk dividen, bunga dan pembayaran kembali utang pokok;
2. Membantu mereka yang mengevaluasi resiko yang mungkin terjadi.
Evaluasi mengenai arus kas di kemudian hari dan resiko yang dihadapi oleh investor dan kreditur sangatlah relevan dan kedua hal ini
merupakan informasi dasar bagi penentuan present value.
2.2.4.3 Kegunaan Arus Kas
Menurut Sofyan 1998: 257 arus kas mempunyai beberapa kegunaan dan dengan melakukan analisis arus kas, kita dapat mengetahui:
1. Kemampuan perusahaan untuk merencanakan dan mengontrol arus kas
masuk dan arus keluar perusahaan pada masa lalu.
40
2. Kemungkinan keadaan arus kas masuk dan keluar, arus kas bersih
perusahaan, termasuk membayar dividen di masa yang akan datang. 3.
Informasi bagi investor, kreditor, memproyeksikan return dari sumber kekayaan perusahaan.
4. Kemampuan perusahaan untuk memasukkan kas ke perusahaan di
masa yang akan datang. 5.
Alasan perbedaan antara laba bersih dibandingkan dengan penerimaan dan pengeluaran kas.
6. Pengaruh investor baik kas maupun bukan kas dan transaksi lainnya
terhadap posisi keuangan perusahaan selama satu periode tertentu.
2.2.4.4 Klasifikasi Arus Kas
Selain itu sebagaimana ditentukan oleh IAI dan PSAK No. 2 2.4 bahwa Laporan arus kas harus melaporkan arus kas selama periode
tertentu dan diklasifikasikan menurut 3 aktivitas, yaitu: a.
Aktivitas Operasi Yaitu arus kas yang berasal dari aktivitas penghasil utama pendanaan
perusahaan atau transaksi yang masuk ke dalam atau keluar dari dalam penentuan laba bersih.
b. Aktivitas Investasi
Yaitu mencerminkan penerimaan dan pengeluaran kas sehubungan dengan sumber daya yang bertujuan untuk menghasilkan pendapatan
dan arus kas masa depan dan pada umumnya melibatkan aktiva jangka panjang.
41
c. Aktivitas Pendanaan
Yaitu melibatkan pos-pos kewajiban dan ekuitas pemilik meliputi mendapatmengembalikan kepada kreditur dan sebagainya.
Dari ketiga kelompok arus kas di atas, arus kas dari kegiatan operasi merupakan komponen terpenting dalam menilai kinerja badan
usaha saat ini dan dimasa mendatang.
2.2.4.5 Prediksi Arus Kas
Jumlah arus kas yang berasal dari aktivitas operasi merupakan indikator yang menentukan apakah dari operasinya perusahaan dapat
menghasilkan arus kas yang cukup untuk melunasi pinjaman, memelihara kemampuan operasi perusahaan, membayar dividen dan melakukan
investasi baru tanpa mengandalkan pada sumber pendanaan dari luar. Informasi mengenai unsur tertentu arus kas historis bersama dengan
informasi lain berguna dalam memprediksi arus kas operasi masa depan. SAK, 2004: 2.3.
Menurut Tuanakotta 1982: 233, dalam membuat prediksi tentang arus kas di kemudian hari, langkah pertama yang penting adalah
mengklasifikasikan informasi arus kas historis sesuai dengan ciri-cirinya. Kesukaran yang timbul dalam penggunaan informasi arus kas
adalah adanya transaksi-transaksi penting yang dilakukan tanpa melalui kas. Contoh, aktiva tetap diperoleh dengan hutang jangka panjang atau
pengeluaran saham dalam hal-hal seperti ini perlu adanya informasi tambahan mengenai kemungkinan bahwa arus kas di kemudian hari
42
berbeda dari arus kas di masa yang lalu. Informasi tambahan juga diperlukan sehubungan dengan adanya kontrak-kontrak atau perikatan-
perikatan baru yang membawa akibat terhadap arus kas seperti: lease jangka panjang, commitment untuk dana pensiunan, dan lain-lain.
Menurut Husnan 1996: 137, masalah dalam penaksiran arus kas bukan hanya menyangkut akuntansi taksiran, tetapi juga perlu dipahami
arus kas yang relevan perdefinisi, karena taksiran menyangkut masa yang akan datang. Maka akan selalu terbuka peluang untuk melakukan
kesalahan. Kesalahan mungkin tidak disengaja dilakukan tetapi mungkin juga disengaja dilakukan. Untuk menaksir arus kas yang relevan perlu
diperhatikan hal-hal sebagai berikut: 1.
Taksiran arus kas dasar setelah pajak. Perhatikan bahwa yang dinikmati oleh pemilik perusahaan adalah kas masuk bersih setelah
pajak. 2.
Taksiran arus kas atas dasar incremental atau selisih. Rencana peluncuran produk baru mungkin akan mengakibatkan pengurangan
penjualan produk lama kanibalisme, lebih-lebih kalau produk tersebut ternyata mempunyai pasar yang sama.
3. Taksiran arus kas yang timbul karena keputusan investasi.
4. Jangan masukkan sunk cost biaya yang telah terjadi sehingga tidak
akan berubah karena keputusan yang akan kita ambil.
43
Seringkali kita menaksir arus kas dipergunakan taksiran laba rugi sesuai dengan prinsip akuntansi, dan kemudian merubahnya menjadi
taksiran atas dasar arus kas.
2.2.5. Pengaruh Antara Variabel Laba X
1
dan Arus Kas X
2
Terhadap Variabel Prediksi Laba Y
1
Kinerja suatu perusahaan merupakan hasil dari serangkaian proses dengan pengorbanan berbagai sumber daya. Adapun salah satu
parameter kinerja tersebut adalah laba. Pentingnya informasi laba secara tegas telah disebutkan dalam SFAC No. 1, bahwa selain untuk menilai
kinerja manajemen, juga membantu mengestimasi kemampuan laba yang representatif, serta untuk menaksir resiko dalam investasi atau kredit.
Menurut Zaki Baridwan 1997:31 laba adalah kenaikan modal aktiva bersih yang berasal dari transaksi sampingan atau transaksi yang
jarang terjadi dari suatu badan usaha dan dari semua transaksi atau kejadian lain yang mempengaruhi badan usaha selam suatu periode kecuali
yang timbul dari pendapatan revenue atau investasi oleh pemilik. Dalam penelitian ini pengaruh antara variabel laba X
1
dan arus kas X
2
terhadap variabel prediksi laba Y
1
ditunjukkan dengan hasil penelitian Ball dan Watts dalam Baridwan 1998:4 melalui dua pengujian
statistik yang dilakukan, dan hasil penelitiannya menunjukkan bahwa laba memiliki potensi sebagai alat prediktor. Artinya seri waktu laba periode
yang terdahulu memiliki kecenderungan mengalami perubahan terhadap laba di masa mendatang.
44
2.2.6. Pengaruh Antara Variabel Laba X
1
dan Arus Kas X
2
Terhadap Variabel Prediksi Arus Kas Y
2
Dalam proses pengambilan keputusan ekonomi, para pemakai perlu melakukan evaluasi terhadap kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan kas dan setara kas serta kepastian perolehannya. Jumlah arus kas yang berasal dari aktivitas operasi merupakan
indikator yang menentukan apakah dari operasinya perusahaan dapat menghasilkan arus kas yang cukup untuk melunasi pinjaman, memelihara
kemampuan operasi perusahaan, membayar dividen dan melakukan investasi baru tanpa mengandalkan pada sumber pendanaan dari luar.
Menurut PSAK 2004:2.2 arus kas adalah arus kas masuk dan arus kas keluar atau setara kas. Setara kas adalah investasi yang sifatnya
sangat likuid, berjangka pendek dan yang dengan cepat dapat dijadikan kas dalam jumlah tertentu tanpa menghadapi resiko perubahan nilai yang
signifikan. Pengaruh antara variabel laba X
1
dan arus kas X
2
terhadap variabel prediksi arus kas Y
2
ditunjukkan dengan hasil penelitian Catherine A. Finger dalam Baridwan 1998:6 bahwa arus kas adalah
prediktor yang lebih baik atas arus kas dalam periode prediksi jangka pendek 1-2 tahun dibandingkan prediktor laba atas arus kas. Laba itu
sendiri dan dengan arus kas yang digunakan, merupakan prediktor yang
45
signifikan dari arus kas untuk sebagian besar perusahaan. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa laba membantu memprediksi laba dan arus kas.
2.3. Kerangka Pikir
Berdasarkan teori dan hasil penelitian terdahulu yang telah dijelaskan di atas, sehingga dapat diambil premis-premis yang kemudian
dari premis tersebut dapat dijadikan dasar dalam mengemukakan hipotesis, maka premis-premis tersebut adalah sebagai berikut :
Premis 1:
Proses menghasilkan laba akuntansi menunjukkan proses menghasilkan arus kas, sehingga hubungan tersebut memiliki pengaruh terhadap perubahan
harga sama dihubungkan dengan laba yang diharapkan. Sumber: Parawiyati, Ambar Woro dan Edi S. 2000.
Premis 2:
Arus kas adalah predictor yang lebih baik atas arus kas dalam periode prediksi jangka pendek 1- 2 tahun dibanding predictor laba atau arus kas.
Sumber: Parawiyati dan Baridwan 1998
Premis 3:
Laba merupakan alat predictor yang paling baik untuk memprediksi laba dan arus kas satu tahun ke depan.
Sumber: Parawiyati dan Baridwan 1998
46
Premis 4:
Perubahan laba mengikuti model acak random walk. Oleh karena itu dengan mengetahui sifat laba sebagai data seri waktu times series, maka
perubahan laba itu bersifat acak dan ada korelasi yang serial, ini menunjukkan bahwa laba memiliki potensi sebagai alat predictor.
Sumber: Parawiyati dan Zaki Baridwan 1998
Premis 5:
Pengungkapan informasi arus kas dapat memberikan nilai tambah bagi pemakai laporan keuangan, sehingga perlu disajikan secara terpisah.
Sumber: Triyono dan Hartono 2000 Dari premis-premis hasil penelitian terdahulu dan teori-teori yang
ada maka dapat disusun kerangka pikir sebagai berikut:
Paradigma 1.
Uji statistik Regresi Linier Berganda
Paradigma 2
Uji statistik Regresi Linier Berganda
Gambar 1: Bagan Kerangka Pikir
Laba X
1
Arus Kas X
2
Prediksi Laba Y
1
Laba X
1
Arus Kas X
2
Prediksi Arus Kas Y
2
47
Keterangan:
X
1
: Laba pada tahun t X
2
: Arus kas pada tahun t Y
1
: Laba pada tahun t + 1 Y
2
: Arus kas pada tahun t + 1
2.4.Hipotesis
Berdasarkan kerangka pikir dan premis di atas maka dapat dibuat suatu hipotesa awal sebagai berikut:
1. Bahwa laba dan arus kas memiliki pengaruh dalam memprediksi laba di
masa mendatang. premis nomor 1, 3, 4, 5. 2.
Bahwa laba dan arus kas memiliki pengaruh dalam memprediksi arus kas di masa mendatang premis nomor 1, 2, 3, 4, 5.
48
BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel
Definisi operasional adalah pernyataan tentang definisi batasan dan pengertian variabel-variabel dalam penelitian secara operasional baik
berdasarkan teori yang ada ataupun pengalaman-pengalaman empiris. Definisi operasional dan pengukuran variabel dalam penelitian ini
terdiri dari:
A. Dependen Variabel Variabel terikat terdiri dari:
1. Prediksi Laba Y
1
Merupakan perkiraan laba pada periode mendatang t+1 yang diperoleh dari laporan keuangan laba rugi. Pengukuran laba
diperoleh dari laba bersih sebelum item luar bisa atau laba tahunan yang timbul dari kejadian atau transaksi yang belum dikurangi pajak
penghasilan selama satu periode Baridwan, 1997: 30. Skala pengukurannya adalah rasio dan diukur dalam satuan rupiah.
2. Prediksi Arus Kas Y
2
Merupakan perkiraan arus kas pada periode mendatang t+1 yang diperoleh dari laporan keuangan arus kas. Pengukuran arus kas
adalah arus kas bersih yang diperoleh dari selisih antara arus kas masuk dan arus kas keluar dari aktivitas operasi perusahaan selama
48