24 orang lain, peran bicara yang paling penting adalah bagaimana bicara dapat
mempengaruhi penyesuaian sosial pribadi anak. Dalam berbicara juga harus memperhatikan keadaan atau emosi orang lain agar tidak tersinggung dengan apa
yang diucapkan serta mengatur emosi diri sendiri untuk memenuhi standar sosial. Keterampilan berbicara ini sangat diperlukan ketika anak bersosialisasi dengan
orang lain terutama dengan kelompok teman sebaya.
3. Faktor-faktor yang Dijadikan Ukuran Kemampuan Berbicara
Berbicara bukan sekedar pengucapan kata atau bunyi, tetapi berbicara merupakan alat untuk mengekspresikan, menyatakan, menyampaikan, atau
mengkomunikasikan pikiran, ide maupun perasaan Nurbiana Dhieni, dkk, 2005: 3.5. Bicara adalah kegiatan komunikasi dua arah yang bertujuan untuk
memberitahukan, melaporkan, menghibur, membujuk dan meyakinkan seseorang. Menurut Loban, Hunt, dan Cazda dalam Muh. Nur Mustakim, 2005:
129-130 keterampilan berbicara anak usia 5 sampai 6 tahun dapat terlihat ketika anak suka berbicara pada seseorang dan sangat aktif bertanya. Terdapat beberapa
faktor yang dapat dijadikan ukuran kemampuan berbicara seseorang yang terdiri dari aspek kebahasaan dan non kebahasaan.
Menurut Nurbiana Dhieni, dkk 2005 aspek kebahasaan meliputi faktor- faktor sebagai berikut: a ketepatan ucapan; b penempatan tekanan, nada,
sendi, dan durasi yang sesuai; c pilihan kata; d ketepatan sasaran pembicaraan. Ketepatan ucapan atau pelafalan bunyi yaitu anak harus dapat mengucapkan atau
melafalkan bunyi-bunyi bahasa secara tepat dan jelas. Jika anak mampu mengucapkan bunyi dengan jelas saat berbicara, maka orang lain yang diajak
25 berbicara akan mudah mengetahui maksud yang disampaikan. Penempatan
tekanan atau intonasi, nada, sendi dan durasi yang sesuai akan menjadi daya tarik tersendiri dalam berbicara, bahkan hal tersebut merupakan salah satu faktor
penentu dalam keefektifan berbicara. Pilihan kata yang digunakan saat berbicara sebaiknya yang memiliki makna dan sesuai dengan konteks kalimat. Ketepatan
sasaran pembicaraan juga disesuaikan dengan konteks pembicaraan sehingga apa yang dibicarakan lebih mudah dipahami.
Aspek nonkebahasaan menurut Nurbiana Dhieni, dkk 2005 meliputi faktor-faktor sebagai berikut: a sikap tubuh, pandangan, bahasa tubuh, dan
mimik yang tepat; b kesediaan menghargai pembicaraan maupun gagasan orang lain; c kenyaringan suara dan kelancaran dalam berbicara; d relevansi,
penalaran dan penguasaan terhadap topik tertentu. Dalam berbicara harus bersikap wajar, tenang, dan tidak kaku. Wajar berarti berpenampilan apa adanya
dan tidak dibuat-buat. Sikap tenang yang dimaksud adalah sikap dengan perasaan hati yang tidak gelisah, tidak gugup, dan tidak tergesa-gesa. Selain itu, dalam
berbicara juga tidak boleh kaku, sebaiknya lebih luwes. Gerak-gerik dan mimik yang tepat juga berfungsi untuk membantu memperjelas atau menghidupkan
pembicaraan. Dalam berkomunikasi dengan orang lain, kesediaan menghargai
pembicaraan maupun gagasan orang lain juga penting untuk diperhatikan. Dengan menghargai pendapat orang lain berarti telah belajar menghormati
pemikiran orang lain. Tingkat kenyaringan suara juga harus disesuaikan dengan situasi, tempat, jumlah pendengar, dan ruang dengar yang ada. Tingkatannya
26 yaitu tidak terlalu nyaring dan tidak terlalu lemah. Kelancaran dalam berbicara
akan dapat mempermudah untuk menangkap isi pembicaraan yang disampaikan sedangkan relevansi, penalaran dan penguasaan terhadap topik tertentu yaitu hal
yang disampaikan memiliki urutan yang runtut dan memiliki arti yang logis serta adanya saling keterkaitan atau hubungan dari hal yang disampaikan.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa berbicara merupakan alat
untuk mengekspresikan,
menyatakan, menyampaikan,
atau mengkomunikasikan pikiran, ide maupun perasaan kepada orang lain. Terdapat
beberapa faktor yang dijadikan ukuran kemampuan berbicara seseorang yang dibagi menjadi dua aspek yaitu aspek kebahasaan dan nonkebahasaan. Aspek
kebahasaan terdiri dari empat faktor yaitu ketepatan ucapan, penempatan tekanan nada yang sesuai, pilihan kata diksi, dan ketepatan sasaran pembicaraan
sedangkan aspek nonkebahasaan juga terdiri dari empat faktor yaitu sikap tubuh, menghargai pembicaraan orang lain, kenyaringan suara dan kelancaran dalam
berbicara, serta relevansi.
4. Penilaian Keterampilan Berbicara