19 terkecil yang memiliki makna. Oleh karena itu, menurut Upton 2012 terdapat
lima komponen perkembangan bahasa. Hal ini sejalan dengan yang diungkapkan oleh Bromley dalam Nurbiana Dhieni, dkk, 2005: 3.4 terdapat lima komponen
bahasa yang tidak berubah sekalipun terdapat perbedaan kecepatan dalam berbahasa pada anak. Kelima komponen tersebut sama dengan yang sudah
diuraikan sebelumnya. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa terdapat lima
komponen perkembangan bahasa anak. Kelima komponen perkembangan bahasa tersebut yaitu fonologi, morfologi, sintaksis, semantik, dan pragmatik.
Komponen-komponen tersebut
perlu diperhatikan
dalam menstimulasi
perkembangan bahasa anak usia dini.
B. Keterampilan Berbicara
1. Pengertian Keterampilan Berbicara
Keterampilan merupakan kemampuan anak dalam melakukan berbagai aktivitas seperti motorik, berbahasa, sosial emosional, kognitif, dan afektif
Yudha M. Saputra Ruyanto, 2005: 7. Salah satu keterampilan yang perlu dikuasai oleh anak usia dini yaitu keterampilan berbahasa. Keterampilan
berbahasa dalam bahasa Indonesia meliputi empat aspek, yaitu menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan
bahwa keterampilan berbicara merupakan salah satu aspek keterampilan berbahasa yang penting untuk dikembangkan.
20 Menurut Depdikbud dalam Suhartono, 2005: 20, berbicara secara umum
dapat diartikan suatu penyampaian maksud ide, pikiran, gagasan, atau isi hati seseorang kepada orang lain dengan menggunakan bahasa lisan sehingga maksud
tersebut dapat dipahami oleh orang lain. Tarigan dalam Suhartono 2005: 7 mengemukakan bicara adalah kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi
atau kata-kata untuk mengekspresikan, menyatakan serta menyampaikan pikiran, gagasan, dan perasaan. Bicara yaitu perilaku manusia yang dilandaskan pada
pikiran dan perasaan yang diekspresikan melalui sistem bunyi bahasa dengan menggunakan alat-alat artikulasi Sardjono, 2005: 7. Bicara merupakan salah
satu alat komunikasi terpenting yang digunakan dalam hidup berkelompok atau bersosial Rita Eka Izzaty, dkk, 2013: 107. Anak belajar bagaimana berbicara
dengan baik dalam berkomunikasi dengan orang lain. Selanjutnya, menurut Hurlock 2000: 176 bicara adalah bentuk bahasa yang menggunakan artikulasi
atau kata-kata yang digunakan untuk menyampaikan maksud. Bicara merupakan bentuk komunikasi yang paling efektif sehingga penggunaanya paling luas.
Hurlock 1980: 112-113 mengungkapkan bahwa pada masa kanak-kanak awal, anak memiliki keinginan yang kuat untuk belajar berbicara. Hal ini
disebabkan karena dua hal. Pertama, berbicara merupakan sarana pokok dalam sosialisasi. Anak-anak yang lebih mudah berkomunikasi dengan teman sebaya
akan lebih mudah mengadakan kontak sosial daripada anak yang kemampuan berkomunikasinya terbatas. Anak-anak yang mengikuti kegiatan prasekolah akan
mengalami rintangan baik dalam hal sosial maupun pendidikan kecuali jika dia pandai bicara seperti teman-teman sekelasnya. Kedua, belajar bicara merupakan
21 sarana untuk memperoleh kemandirian. Anak-anak yang tidak dapat
mengemukakan keinginan dan kebutuhannya, atau yang tidak dapat berusaha agar dimengerti orang lain cenderung diperlakukan seperti bayi dan tidak berhasil
memperoleh kemandirian yang diinginkan. Bicara juga merupakan keterampilan mental-motorik. Berbicara tidak
hanya melibatkan koordinasi kumpulan otot mekanisme suara yang berbeda, tetapi juga mempunyai aspek mental kemampuan mengaitkan arti dengan bunyi
yang dihasilkan. Meskipun demikian, tidak semua bunyi yang dibuat anak dapat dipandang sebagai bicara. Sebelum anak dapat mengendalikan mekanisme otot
syaraf untuk menimbulkan bunyi yang jelas, berbeda, dan terkendali, ungkapan suaranya merupakan bunyi artikulasi. Lebih lanjut, sebelum anak mampu
mengaitkan arti dengan bunyi yang terkendali itu, tidak jadi soal betapa pun betulnya ucapan yang mereka keluarkan, pembicaraan mereka hanya “membeo”
karena kekurangan unsur mental dari makna yang dimaksud oleh anak Hurlock, 2000: 176.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa keterampilan berbicara merupakan kemampuan anak dalam mengucapkan bunyi-bunyi
artikulasi atau
kata-kata untuk
mengekspresikan, menyatakan
serta menyampaikan pikiran, gagasan, dan perasaannya kepada orang lain. Bicara juga
merupakan keterampilan mental-motorik. Berbicara tidak hanya melibatkan koordinasi kumpulan otot mekanisme suara yang berbeda, tetapi juga mempunyai
aspek mental kemampuan mengaitkan arti dengan bunyi yang dihasilkan.
22
2. Peran Bicara dalam Komunikasi