Perkembangan Penerimaan Teman Sebaya

34 oleh anak-anak terdapat penerimaan teman sebaya yang berbeda-beda antara anggota kelompok. Penerimaan teman sebaya tersebut merupakan derajat seberapa besar anak disukai atau seberapa besar anak dapat diterima dalam suatu kelompok dan dipilih oleh teman sebayanya.

3. Perkembangan Penerimaan Teman Sebaya

Pengaruh teman sebaya sangat besar bagi arah perkembangan sosial anak baik yang bersifat positif maupun negatif. Pengaruh positif dapat terlihat pada pengembangan konsep diri dan pembentukan harga diri anak Rita Eka Izzaty, dkk, 2013: 113. Pada saat baru lahir, bayi tidak suka bergaul dengan orang lain. Sosialisasi dalam bentuk perilaku yang suka bergaul dimulai pada bulan ketiga ketika bayi dapat membedakan antara manusia dan benda di lingkungan mereka serta menunjukkan reaksi yang berbeda terhadap keduanya Hurlock, 2000: 259. Sebelum usia 2 tahun, anak terlibat permainan searah atau seorang diri meskipun terdapat beberapa anak lain bermain di ruangan yang sama dengan mainan yang sama interaksi sosial yang terjadi diantara anak sangat sedikit. Sejak usia 3 atau 4 tahun, anak mulai bermain bersama dalam kelompok, berbicara satu sama lain, dan memilih dari anak-anak yang hadir siapa yang akan dipilih untuk bermain bersama Hurlock, 2000: 262. Akan tetapi anak usia 3 tahun cenderung lebih banyak menghabiskan waktu bermain dengan anak yang berjenis kelamin sama. Dari usia 4 hingga 12 tahun kegiatan bermain dengan kelompok anak yang berjenis kelamin sama meningkat Santrock, 2012: 288. Anak yang berusia 5 tahun dapat mendaftar teman-teman terbaik dari setiap anak dalam kelas mereka Goleman, 2007: 122. Hal ini berarti anak usia 5 tahun 35 sudah dapat menunjukkan tingkat penerimaannya terhadap anak lain. Dari usia 5 tahun ke atas, anak laki-laki cenderung bergabung dengan kelompok yang lebih besar dibandingkan anak perempuan. Anak laki-laki juga cenderung berpartisipasi di dalam berbagai permainan kelompok yang lebih terorganisasi dibandingkan anak perempuan. Selain itu, anak laki-laki lebih suka terlibat permainan fisik, berkompetisi, berkonflik, memperlihatkan ego, berisiko, dan mencari dominasi. Sebaliknya, anak perempuan lebih suka terlibat dalam percakapan kolaboratif, dimana anak-anak berbicara dan bertindak secara timbal balik Santrock, 2012: 288-289. Setelah anak melewati hari-hari diantara lingkungan rumah atau lingkungan keluarga yang aman dalam rentang usia balita, selanjutnya anak akan diperkenalkan dengan dunia luar yang begitu menyenangkan bagi anak. Di luar rumah, anak akan menemukan banyak hal baru, aneh, dan menarik. Pada saat seperti itu, kebutuhan anak terhadap keberadaan seorang teman sangatlah besar Irawati Istadi, 2007: 38. Anak ingin dirinya dapat diterima dengan baik di lingkungan barunya. Salah satu tugas perkembangan sosial pada awal masa kanak-kanak yang penting adalah memperoleh latihan dan pengalaman pendahuluan yang diperlukan untuk menjadi anggota kelompok dalam akhir masa kanak-kanak Hurlock, 1980: 117. Perkembangan sosialisasi anak dapat dilihat melalui peningkatan hubungan antara anak dengan teman-teman sebayanya dari tahun ke tahun. Pada awalnya anak usia dini yang masih bersifat egosentris tidak terlalu memperdulikan orang lain disekitarnya. Seiring dengan bertambahnya usia, anak 36 mulai belajar bersosialisasi dan keinginan untuk menjadi bagian dari kelompok sosial meningkat sehingga anak sedikit demi sedikit menghilangkan sifat egosentrisnya. Barker dan Wright dalam Santrock, 2002: 347 menyatakan bahwa dalam suatu investigasi mengetahui anak-anak berinteraksi dengan teman sebaya 10 dari waktu siang pada usia 2 tahun, 20 pada usia 4 tahun, dan lebih dari 40 pada usia 7 dan tahun. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa semakin bertambahnya usia anak maka keinginan berinteraksi dan diterima oleh teman sebaya juga meningkat. Perkembangan sosialisasi anak dapat dilihat melalui peningkatan hubungan antara anak dengan teman-teman sebayanya dari tahun ke tahun. Teman sebaya memiliki pengaruh sangat besar bagi arah perkembangan sosial anak baik yang bersifat positif maupun negatif. 4. Kategori Penerimaan Teman Sebaya Penerimaan sosial sangat penting bagi anak terutama dalam kaitannya dengan hubungan teman sebaya. Penerimaan sosial berarti dipilih sebagai teman untuk suatu aktivitas dalam kelompok dimana seseorang menjadi anggota kelompok tersebut Hurlock, 2000: 293. Oleh karena itu, penerimaan sosial menjadi dasar penerimaan anak dalam kelompok teman sebaya. Menurut Hurlock 2000: 294 penerimaan sosial dapat dikategorikan sebagai berikut. a. Star Hampir setiap anggota kelompok menganggap anak star sebagai sahabat karib, meskipun anak star tidak banyak membalas uluran persahabatan dari orang lain. Setiap orang mengagumi anak star karena adanya beberapa sifat yang 37 menonjol. Akan tetapi hanya sedikit anak yang termasuk dalam kategori ini. Hal ini sejalan dengan yang dikemukakan oleh Wentzel Asher dalam Santrock, 2007: 211 terdapat pembagian status teman sebaya anak, salah satunya adalah anak populer. Anak populer sering dinominasikan sebagai sahabat. Menurut Hartup dalam Santrock, 2007: 211, anak populer memiliki sejumlah kemampuan sosial yang membantunya dapat disukai oleh teman lain. Sebuah penelitian telah menemukan bahwa anak yang populer dapat menguatkan, mendengarkan lebih baik, memelihara jalur komunikasi yang terbuka dengan sebaya, bahagia, dapat mengendalikan emosi negatif, menjadi dirinya sendiri, menunjukkan antusiasme dan kepedulian pada orang lain, serta lebih percaya diri tanpa memuji diri sendiri. Anak-anak yang memberikan banyak bantuan reinforcement seringkali lebih populer Santrock, 2002: 347. Begitu juga dengan anak yang dapat mendengarkan degan baik anak-anak lain dan memelihara jalur-jalur komunikasi yang terbuka. Seperti yang dikemukakan oleh Kenned dalam Santrock, 2002: 347 hasil dari suatu studi, anak-anak yang populer cenderung berkomunikasi secara lebih jelas, dapat menarik perhatian, dan lebih memelihara percakapan dengan teman-teman sebayanya dibanding dengan anak-anak yang tidak populer. b. Accepted Anak yang accepted disukai oleh sebagian besar anggota kelompok. Status anak accepted kurang terjamin dibandingkan dengan status star. Anak accepted dapat kehilangan status tersebut jika anak terus-menerus melakukan atau mengatakan sesuatu yang menentang anggota kelompok. Anak dalam 38 kategori ini sama dengan anak yang mendapat status sebaya sebagai anak rata- rata. Anak rata-rata ini adalah anak yang menerima nominasi positif dan negatif rata-rata dari sebayanya untuk diterima secara umum. Anak memiliki banyak teman, namun tidak sebanyak anak-anak populer. c. Isolate Anak isolate tidak mempunyai sahabat diantara teman sebayanya. Hanya sedikit anak yang termasuk dalam kategori ini. Ada dua jenis anak kategori isolate yaitu voluntary isolate dan involuntary isolate. Voluntary isolate adalah anak yang menarik diri dari kelompok karena kurang memiliki minat untuk menjadi anggota kelompok atau untuk mengikuti aktivitas kelompok. Sebaliknya, anak involuntary isolate adalah anak yang ditolak oleh kelompok meskipun anak ingin menjadi anggota kelompok tersebut. Anak involuntary isolate yang subjektif mungkin beranggapan bahwa dia tidak dibutuhkan dan menjauhkan diri dari kelompok sedangkan anak involuntary isolate yang objektif benar-benar ditolak oleh kelompok. Anak dalam kategori ini sama dengan anak yang mendapat status sebaya sebagai anak yang ditolak. Anak yang ditolak adalah anak yang jarang dinominasikan sebagai sahabat dan dibenci secara aktif oleh sebayanya. Anak-anak yang ditolak seringkali memiliki masalah penyesuaian yang lebih serius dibanding anak-anak yang diabaikan. Hal ini sejalan dengan Santrock 2002: 347 yang mengungkapkan bahwa anak-anak yang ditolak adalah anak-anak yang tidak disukai oleh teman- teman sebayanya karena cenderung lebih bersifat mengganggu dan agresif dibanding dengan anak-anak yang diabaikan. Seperti yang dikemukakan oleh 39 Buhs Ladd dalam Santrock, 2007: 211 suatu studi terbaru menemukan bahwa di TK, anak-anak yang ditolak oleh sebayanya cenderung kurang terlibat dalam partisipasi di kelas, lebih cenderung mengutarakan keinginan untuk menghindari sekolah, dan cenderung lebih sering merasa kesepian dibanding anak-anak yang diterima oleh teman-teman sebayanya. d. Fringer Fringer adalah anak yang terletak pada garis batas penerimaan. Anak berada pada posisi genting karena anak dapat kehilangan penerimaan yang diperoleh melalui tindakan atau ucapan tentang sesuatu yang dapat menyebabkan kelompok berbalik menentangnya. Anak dalam kategori ini sama dengan anak yang mendapat status sebaya sebagai anak yang diabaikan. Anak yang diabaikan adalah anak yang jarang dinominasikan sebagai sahabat tetapi tidak dibenci oleh sebayanya. Anak yang diabaikan terlibat dalam tingkat interaksi yang rendah dengan sebayanya dan sering digambarkan sebagai seorang yang pemalu oleh sebaya. Anak-anak yang diabaikan ini menerima sedikit perhatian dari teman- teman sebayanya, tetapi bukan berarti anak tidak disukai oleh teman-teman sebayanya Santrock, 2002: 347. e. Climber Anak climber diterima dalam suatu kelompok tetapi ingin memperoleh penerimaan yang secara sosial lebih disukai. Posisinya genting karena anak mudah kehilangan penerimaan yang telah diperolehnya dalam kelompok semula dan mudah mengalami kegagalan untuk memperoleh penerimaan dalam kelompok yang baru jika anak melakukan atau mengatakan sesuatu yang 40 bertentangan dengan anggota kedua kelompok tersebut. Anak dalam kategori ini sama dengan anak dalam kategori fringer yang mendapat status sebaya sebagai anak yang diabaikan. f. Neglected Neglected adalah anak yang tidak disukai tetapi juga tidak dibenci. Anak neglected diabaikan karena pemalu, pendiam, dan tidak termasuk kategori tertentu. Anak hampir tidak memberikan apa-apa sehingga anggota kelompok mengabaikannya. Anak dalam kategori ini sama dengan anak yang mendapat status sebaya sebagai anak yang kontroversial. Anak kontroversial adalah anak yang sering dinominasikan sebagai teman baik seseorang tetapi juga sebagai orang yang tidak disukai. Anak kontroversial memiliki banyak ciri pada anak populer maupun anak yang ditolak. Oleh karena itu, sebagian teman menyukainya dan sebagian lagi tidak menyukainya. Pada dasarnya kategori penerimaan sosial menurut Hurlock 2000 dan status sebaya menurut para ahli dalam Santrock 2002 memilliki kesamaan. Kategori penerimaan sosial tersebut memiliki kesamaan ciri pada anak yang disukai maupun yang tidak disukai. Star sama dengan populer, accepted sama dengan rata-rata, isolate sama dengan ditolak, neglected sama dengan diabaikan serta fringer dan climber merupakan bagian dari kontroversi. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa anak mendapat status penerimaan dari teman sebayanya sesuai dengan kategori penerimaan sosial yang diperoleh anak. Anak yang diterima oleh teman sebayanya adalah anak yang dapat menguatkan, mendengarkan lebih baik, memelihara jalur 41 komunikasi yang terbuka dengan sebaya, bahagia, dapat mengendalikan emosi negatif, menjadi dirinya sendiri, menunjukkan antusiasme dan kepedulian pada orang lain, lebih percaya diri tanpa memuji diri sendiri, memberikan banyak bantuan, mendengarkan degan baik anak-anak lain berkomunikasi secara lebih jelas, dapat menarik perhatian, dan lebih memelihara percakapan dengan teman- teman sebayanya. Anak yang ditolak adalah anak yang cenderung lebih bersifat mengganggu dan agresif, kurang terlibat dalam partisipasi di kelas atau kurang aktif, terlibat dalam tingkat interaksi yang rendah dengan sebayanya, pemalu, dan pendiam.

5. Pola Perilaku Penerimaan Teman Sebaya