66 dapat dikatakan linier jika nilai signifikansi lebih besar dari 0,05. Berdasarkan
hasil uji linieritas diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,979. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan linier secara signifikan antara
keterampilan berbicara dengan penerimaan teman sebaya karena 0,979 0,05. Perhitungan uji linieritas terdapat pada Lampiran 14. di halaman 100.
5. Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan analisis Korelasi Product Moment dari Pearson yang dihitung dengan
menggunakan bantuan program SPSS 20.0 For Windows. Hipotesis yang diajukan dalam uji korelasi pearson product moment dalam penelitian ini adalah
hipotesis kerja Ha yaitu terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara keterampilan berbicara dengan penerimaan teman sebaya anak kelompok B di
TK KKLKMD Sidomaju Plebengan Bantul. Dari hipotesis tersebut diubah ke dalam bentuk hipotesis nihil Ho yang menyatakan bahwa tidak terdapat
hubungan yang positif dan signifikan antara keterampilan berbicara dengan penerimaan teman sebaya anak kelompok B di TK KKLKMD Sidomaju
Plebengan Bantul. Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh r = 0,802 yang berarah positif
dan p 0,05. Arah positif berarti semakin tinggi keterampilan berbicara anak, maka semakin tinggi pula penerimaan teman sebaya. Nilai koefisien korelasi
Product Moment sebesar 0,802 menunjukkan bahwa tingkat korelasi antara keterampilan berbicara dengan penerimaan teman sebaya dalam tingkatan sangat
kuat. Nilai signifikansi dalam penelitian ini 0,000 0,05 menunjukkan hubungan
67 antara kedua variabel signifikan. Dari hasil tersebut maka hipotesis yang
menyatakan “terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara keterampilan berbicara dengan penerimaan teman sebaya anak kelompok B di TK KKLKMD
Sidomaju Plebengan Bantul” diterima. Perhitungan Korelasi Pearson Product Moment terdapat pada Lampiran 15. di halaman 101.
B. Pembahasan
Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan positif antara keterampilan berbicara dengan penerimaan teman sebaya anak kelompok B di
TK KKLKMD Sidomaju dimana semakin tinggi keterampilan berbicara yang dimiliki oleh anak, maka akan semakin tinggi pula penerimaan teman sebaya.
Anak-anak yang memiliki skor keterampilan berbicara tinggi juga mendapat skor penerimaan teman sebaya yang tinggi dan menjadi anak yang banyak dipilih oleh
teman sebayanya. Sebaliknya, anak yang memiliki skor keterampilan berbicara rendah juga mendapat skor penerimaan teman sebaya yang rendah dan tidak
dipilih oleh teman sebayanya. Keterampilan berbicara atau berkomunikasi dengan orang lain penting diperhatikan untuk menjadi anggota kelompok karena
anak yang mampu berkomunikasi dengan baik akan diterima lebih baik oleh kelompok sosial. Hal ini senada dengan yang dikemukakan oleh Rita Eka Izzaty,
dkk 2013: 107 bahwa bicara merupakan salah satu alat komunikasi terpenting yang digunakan dalam hidup berkelompok atau bersosial. Selain itu, bicara juga
berperan dalam penilaian sosial anak. Seperti halnya orang dewasa, anak dinilai oleh anggota kelompok sosialnya dalam kaitannya dengan yang mereka katakan