32 440. Kemampuan untuk industri kegigihan membuat anak merasa yakin
dengan keterampilan sosial dan akademiknya sendiri, namun kegagalan akan memberi atribut penting yang menimbulkan perasaan inferior rendah diri
sehingga pada tahap ini guru dan teman sebaya merupakan agen sosial penting Riana Mashar, 2015: 52.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa teori psikososial yang dikemukakan oleh Erik Erikson terdapat empat tahapan untuk anak usia dini.
Empat tahapan tersebut yaitu trust vs mistrust rasa percaya vs rasa tidak percaya, autonomy vs shame and doubt otonomi vs rasa malu dan ragu-ragu,
initiative vs guilt inisiatif vs rasa bersalah, dan industry vs inferiority kegigihan vs rendah diri. Untuk anak kelompok B yang berada pada rentang usia 5-6 tahun
dapat dikatakan berada pada tahap keempat yaitu initiative vs guilt inisiatif vs rasa bersalah. Pada usia ini, pengalaman sosial anak meluas sehingga anak harus
terlibat secara aktif dan berperilaku sesuai tujuan serta norma sosial yang berlaku agar dapat diterima oleh orang lain terutama teman sebayanya. Anak harus dapat
menyesuaikan diri dengan lingkungan sosialnya terutama teman sebaya sehingga anak dapat diterima dan tidak mengalami penolakan oleh teman sebayanya yang
menyebabkan sosialisasi anak menjadi terbatas.
2. Pengertian Penerimaan Teman Sebaya
Teman sebaya adalah anak-anak yang tingkat usia atau kematangannya kurang lebih sama Santrock, 2002: 268. Teman sebaya peer yaitu teman di
mana mereka biasa bermain dan melakukan aktivitas bersama-sama sehingga menimbulkan rasa senang bersama dan biasanya usia mereka sebaya serta dari
33 jenis kelamin yang berbeda Singgih D. Y. Singgih, 2006: 97. Teman sebaya
pada umumnya adalah teman sekolah dan atau teman bermain di luar sekolah, seperti teman di lingkungan rumah Rita Eka Izzaty, dkk, 2013: 113.
Selanjutnya, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia teman sebaya diartikan sebagai kawan, sahabat, atau orang yang sama-sama bekerja atau berbuat. Jadi,
teman sebaya adalah sekelompok anak yang memiliki beberapa kesamaan, baik dari segi usia, pola berfikir, minat, atau hal yang lain sehingga mereka
memutuskan untuk membuat sebuah kelompok peer group. Sondra Birch dan Gary Ladd dalam Ati Sumiati, 2010 menyatakan
bahwa penerimaan teman sebaya adalah suatu indeks seberapa baik anak-anak masuk ke dalam jaringan sosial kelas. Menurut William M. Bukowski, Andrew
F. Newcomb, dan Hartup dalam Ati Sumiati, 2010, penerimaan kelompok teman sebaya mengacu pada sejauh mana seorang anak disukai atau diterima oleh
anggota lain dari kelompok sebaya. Selain itu, Eric Bush, Garry Ladd and Sarah Herald dalam Ati Sumiati, 2010 juga menyatakan bahwa penerimaan atau
penolakan oleh kelompok teman sebaya didefinisikan sebagai sejauh mana individu yang disukai atau tidak disukai oleh rekan-rekan kelas dan diindeks
dengan rata-rata peringkat sosiometrik yang diperoleh dari teman sekelas selama tahun pertama anak di Taman Kanak-kanak.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa teman sebaya merupakan sekelompok anak yang memiliki beberapa kesamaan, baik dari segi
usia, pola berfikir, minat, atau hal yang lain sehingga mereka memutuskan untuk membuat sebuah kelompok peer group. Dalam sebuah kelompok yang dibuat
34 oleh anak-anak terdapat penerimaan teman sebaya yang berbeda-beda antara
anggota kelompok. Penerimaan teman sebaya tersebut merupakan derajat seberapa besar anak disukai atau seberapa besar anak dapat diterima dalam suatu
kelompok dan dipilih oleh teman sebayanya.
3. Perkembangan Penerimaan Teman Sebaya