utama, supervisi pendidikan dilakukan atas dasar kerjasama, partisipasi, dan kolaborasi, bu-kan berdasarkan paksaan dan kepatuhan. Dengan demikian, akan
timbul kesadaran, inisiatif, dan kreativitas personel sekolah.
b. Fungsi Supervisi
Supervisi mempunyai fungsi ganda, untuk meningkatkan kemampuan menga-jar guru dan untuk pengembangan kurikulum. Burton Oliva, 1984: 16
mengidentifi-kasi fungsi supervisi sebagai berikut: “1 The improvement of the teaching act, 2 The improvement of teachers in service, 3 The selection and
organization of sub-ject-matter, 4 Testing and measuring, and 5 The rating of teachers”. Sedangkan Oliva sendiri membagi fungsi supervisi menjadi tiga yaitu,
pengembangan staf staff development, pengembangan kurikulum curriculum development, dan perbaikan pengajaran instructional development.
Pengembangan staf dimaksudkan sebagai pembinaan terhadap kepala sekolah, guru-guru dan personel sekolah lainnya agar meningkatkan kemampuan
dan kinerja-nya serta saling bekerjasama dalam merealisasi program pendidikan di sekolah. Pengem-bangan kurikulum adalah pengkajian kurikulum disesuaikan
dengan kebutuhan dan perkembangan lingkungan. Pengembangan kurikulum termasuk dalam kegiatan mem-perbaharui program pembelajaran,
mengembangkan bahan instruksional, memilih bahan ajar, mengembangkan media pembelajaran, dan menentukan strategimetode yang tepat untuk
meningkatkan kualitas pembelajaran. Perbaikan pengajaran meru-pakan kegiatan yang dilakukan guru secara berkelanjutan dengan menyesuaikan per-kembangan
kurikulum maupun tuntutan terhadap kemajuan Iptek. Perbaikan pembe-lajaran
dapat dilakukan dari sisi perencanaan, materi subject matter maupun meto-de pembelajaran Bahan yang dipersiapkan untuk pembelajaran berdasarkan kuriku-
lum terbaru dan dilengkapi dengan bahan-bahan pembelajaran penting yang belum tercakup dalam perencanaan pembelajaran.
Sedangkan Gwyn dalam Indrafachrudi, 1989 membedakan tiga tanggung ja-wab utama seorang supervisor adalah 1 bertanggung untuk menolong guru-
guru se-cara individual, 2 bertanggung jawab dalam mengkoordinir dan lebih memperbaiki seluruh staf sekolah dalam melakukan tugas pelayanan pendidikan
dan pengajaran di sekolah, 3 bertanggung jawab dalam mendayagunakan berbagai sumberdaya manu-sia sebagaimana sumber yang membantu pertumbuhan
guru dan sekaligus sebagai pe-nerjemah program-program di sekolah, maupun kepada masyarakat. Secara makro, Sutisna 1993 berpendapat bahwa fungsi
supervisi adalah 1 sebagai penggerak perubahan, 2 sebagai program pelayanan untuk memajukan pengajaran, 3 mening-katkan kemampuan hubungan manusia,
4 sebagai kepemimpinan kooperatif. Supervisi berfungsi sebagai penggerak perubahan, seringkali guru
mengang-gap tugas mengajar sebagai pekerjaan rutin, dari waktu-kewaktu tidak mengalami pe-rubahan baik segi materi maupun metodependekatan. Menghadapi
keadaan yang de-mikian, perlu ada inisiatif dari kepala sekolah atau supervisor untuk mengarahkan gu-ru agar melakukan pembaharuan materi pembelajaran
sesuai dengan kemajuan Iptek dan kebutuhan lingkungan. Demikian pula dalam menerapkan metode pembelajaran, guru terus didorong agar berani melakukan uji
coba dan menerapkan metode sesuai dengan materi yang dibahas. Lebih lanjut dijelaskan oleh Sutisna 1993 bahwa pe-ngawas, penilik, dan orang-orang yang
diserahi tanggung jawab khusus tentang super-visi, jika menginginkan perubahan, maka mereka harus menghargai perbedaan pan-dangan, menilai tinggi guru yang
kreatif dan imajinatif. Supervisi berfungsi sebagai program pelayanan untuk memajukan
pengajar-an, dalam situasi belajar sering terjadi masalah, baik yang dihadapi guru maupun sis-wa. Guru sering menghadapi kesulitan dalam merencanakan,
melaksanakan dan meng-evaluasi pembelajaran, karena itu supervisor memberikan bimbingan kepada guru agar dapat mengelola pembelajaran secara
lebih efektif termasuk bantuan menyele-saikan masalah-masalah belajar siswa. Supervisi berfungsi meningkatkan kemampuan hubungan manusia, untuk
men-capai tujuan, guru ataupun kepala sekolah tidak dapat melakukan sendiri, maka perlu kerjasama dan bantuan sesama guru, kepala sekolah ataupun dengan
masyarakat. Pa-da kenyataannya, tidak semua guru dan kepala sekolah mampu melaksanakan hubung-an kerjasama dengan pihak-pihak yang terkait, maka tugas
supervisor membantu gu-ru mengenali diri dan mengenali tugas-tugasnya, serta bagaimana dapat menyelesai-kannya. Dan lebih penting adalah membantu guru
dan kepala sekolah untuk mening-katkan kerjasama dengan orang tua siswa, masyarakat maupun dengan instansi terkait.
Supervisi sebagai kepemimpinan kooperatif, keberhasilan supervisi tidak ha-nya ditentukan oleh kemampuan supervisor dalam menjalankan tugas dan
fungsinya, akan tetapi memerlukan dukungan dan partisipasi dari kepala sekolah, guru-guru, kon-selor, dan orang tua siswa secara bersama-sama ikut memikirkan
perkembangan anak didik ke arah tercapainya tujuan-tujuan sekolah. Karena itu
tugas supervisor bukan hanya menilai kinerja guru, melainkan turut membantu guru untuk memajukan pro-ses pembelajaran.
Pelaksanaan fungsi-fungsi sebagaimana disebutkan di atas, harus dilaksana-kan secara kontinyu, konsisten dan terpadu dengan antara program
supervisi dengan program pendidikan di sekolah. Sebab inti dari kegiatan supervisi adalah pembinaan terhadap kemampuan profesional guru dan tenaga
kependidikan lainnya agar tercipta iklim belajar yang kondusif.
3. Pendekatan Supervisi