broken home, kurangnya perhatian orang tua terhadap anak, ketidak mampuan ekonomi orang tua untuk membiayai sekolah,
kurangnya persediaan perlengkapan belajar di rumah, dan harapan atau tuntutan orang tua terhadap anak terlalu tinggi sehingga anak
merasa tertekan. c. Situasi lingkungan sosial yang mengganggu keadaan siswa, yaitu
suatu pengaruh negatif dari pergaulan, situasi masyarakat yang kurang memadai, gangguan kebu-dayaan seperti film, bacaan-
bacaan, dan sebagainya.
3. Proses dan Hasil Belajar
Sebagaimana diketahui bahwa belajar merupakan perubahan perilaku indivi-du yang positip dan fungsional untuk mencapai sesuatu
tujuan. Proses belajar meru-pakan sesuatu bentuk kegiatan untuk mencapai tujuan itu. Karena itu proses belajar secara keseluruhan
merupakan inti dari proses pendidikan. Dengan proses belajar akan terjadi perubahan pada individu sebagai subyek didik tentang
pengetahuan, kebiasa-an, keterampilan, sikap dan aspek-aspek lainnya. Untuk mencapai tujuan itu, meka-nisme kegiatan proses
belajar perlu ditunjang dengan motif dan minat dari subyek di-dik disamping kondisi dan situasi lain yang kondusif.
Pendapat Dollar Miller yang dikutip oleh Makmun 1994:109 menegaskan
bahwa keefektifan belajar dipengaruhi oleh empat hal ialah: 1 adanya motivasi, 2
adanya perhatian dan tahu sasaran, 3 adanya usaha response, 4 adanya evaluasi dan pemantapan hasil yang diperoleh. Untuk
mencapai keberhasilan belajar. motivasi individu sangat menentukan disamping aspek-aspek lainnya. Berbeda dengan penda-pat di atas,
Nasution 1985: mengemukakan tiga fase proses belajar yaitu, 1 infor-masi, 2 transformasi, 3 evaluasi. Dalam pencapaian fase-fase
tersebut seperti infor-masi yang berupa tambahan pengetahuan, transformasi penggunaan pengetahuan ke-pada yang lebih luas dan
pemanfaatan ilmu pengetahuan memerlukan motivasi, mi-nat, keinginan dari individu.
Proses dan keefektifan dalam belajar seperti dikemukakan di atas menjelas-kan bahwa keberhasilan individu siswa dalam belajar
diperlukan motivasi dan mi-nat terhadap mata pelajaran yang sedang dihadapi. Disamping itu pula keinginan in-dividu untuk mengetahui
lebih luas terhadap mata pelajaran yang sedang dipelajari-nya dan dorongan untuk menemukan sendiri.
Pencapaian tujuan dimaksud sebagai hasil proses belajar, individu siswa mem-peroleh informasi dan mengolahnya sehingga terjadi pemahaman diri yang
dimani-festasikan pada perubahan perilaku yang mencakup aspek kognitif, afektif dan psiko-motor. Berkaitan dengan rumusan hasil belajar, pendapat Bloom dan
Krathwohl yang dikutip oleh Irawan 1994:13 merumuskan hasil belajar sebagai berikut: 1 aspek kognitif yang terdiri dari pengetahuan mengingat, menghafal,
pemahaman mengin-terpretasikan, aplikasi menggunakan konsep untuk memecahkan suatu masalah, analisis menjabarkan suatu konsep, sintesis
menggabungkan bagian-bagian konsep menjadi suatu konsep utuh, evaluasi membandingkan nilai-nilai, ide, metode dan sebagainya, 2 aspek afektif yang
terdiri dari pengenalan ingin menerima, sadar akan adanya sesuatu, merespon aktif berpartisipasi, penghargaan menerima nilai-nilai, setia kepada nilai-nilai
tertentu, pengorganisasian menghubung-hubungkan nilai nilai tertentu, pengamalan menjadikan nilai-nilai sebagai bagian dari pola hidup, 3 aspek
psikomotorik yang terdiri dari, peniruan menirukan gerak, penggunaan menggunakan konsep untuk melakukan gerak, ketepatan melakukan gerak
dengan benar, perangkaian melakukan beberapa gerakan sekaligus dengan benar, naturali-sasi melakukan gerak secara wajar. Secara lebih khusus,
Burton dalam Samana, 1994:30 menggambarkan hasil belajar seseorang apabila telah memiliki kemampuan khusus dan peningkatan keterampilan yang sejalan
dengan kemampuan-kemampuan yang dimilikinya.
Setelah mempelajari mekanisme proses belajar, maka peranan guru sangat penting dalam usaha menumbuhkan kepercayaan diri siswa sehingga
timbul motiva-si, minat dan sikap belajar secara terus menerus dengan penuh kesadaran.
Dengan demikian, kemampuan guru perlu ditingkatkan agar kreatif dalam
me-laksanakan tugas dan inovatif dalam menerapkan strategi pembelajaran. Maka pem-binaan guru terus diupayakan melalui kegiatan supervise secara
berkelanjutan yang dilakukan oleh kepala sekolah.
B. Supervisi Kunjungan Kelas oleh Kepala Sekolah 1. Pengertian Supervisi Pendidikan