76 Pleret Bantul Yogyakarta adalah sebagai berikut: status gizi anak Tunagrahita
dengan status gizi baik sebanyak 19 anak, status gizi anak tunagrahita dengan status gizi kurang sebanyak 5 anak dan status gizi anak Tungrahita dengan
status gizi buruk sebanyak 1 anak. Untuk penelitian somatotype menunjukan bahwa jumlah anak tunagrahita dengan kategori somatotype Ektomorfik
Mesomorfik sebanyak 4 orang anak tunagrahita, Endomorfik Mesomorf sebanyak 10 orang anak tunagrahita, Mesomorfik Ektomorf sebanyak 6 orang
anak tunagrahita, Mesomorf Endomorf sebanyak 2 orang anak tunagrahita, Tipe Central sebanyak 1 orang anak tunagrahita, Mesomorfik Endomorf
sebanyak 1 orang anak tunagrahita, dan Mesomorf Seimbang sebanyak 1 orang anak tunagrahita.
C. Kerangka Berpikir
Anak tunagrahita maupun anak normal bisa menjadi seorang atlet apabila mempunyai kemampuan dan kemauan untuk berlatih. Anak tunagrahita ringan
adalah seseorang atau anak yang dapat dilatih, hanya saja mempunyai kemampuan yang terbatas dalam intelaktualnya tetapi masih bisa diajarkan
beberapa keteampilan sehingga anak tersebut bisa mempunyai skill atau kemampuan. Salah satu kemampuan yang bisa diajarkan atau dilatih kepada
anak tunagrahita ringan yaitu dalam bidang olahraga seperti olahraga sepakbola. Faktor fisik, usia dan intelektual bisa mempengaruhi seorang anak
untuk menjadi seorang altet dan juga untuk mencapai prestasi harus memiliki 4 aspek penunjang yang penting yaitu seperti aspek fisik, mental, taktik, dan
teknik, itu semua bisa tercapai dengan latihan secara teratur.
77 Salah satu faktor yang penting adalah faktor fisik, banyak ahli yang
berpendapat bahwa prestasi seseorang tergantung pada ukuran, bentuk, proposi, komposisi, maturasi dan fungsi organ yang baik. Oleh karena itu,
tiap-tiap cabang olahraga agar dapat meningkatkan prestasi maka harus ditunjang dengan melakukan pengukuran untuk mengetahui ukuran-ukuran
tubuh atau antropometri pada atlet maupun calon atlet yang nantinya diharapkan dapat mencapai prestasi.
Gambar 10. Kerangka Berpikir
78
D. Pertanyaan Penelitian
Berdasarkan dari alur pikir atau kerangka berpikir peneliti dan didukung dengan adanya kajian teori, sehingga memunculkan pertanyaan dalam
penelitian, yang diajukan adalah: “Bagaimanakah ukuran-ukuran antropometri
pada atlet anak tunagrahita ringan cabang olahraga sepakbola di SLB Negeri Pembina Yogyakarta?
” dan “Adakah perbedaan ukuran-ukuran antropometri pada atlet anak tunagrahita ringan cabang olahraga sepakbola di SLB Negeri
Pembina Yogyakarta dengan atlet sepakbola pada umumnya dan anak tunagrahita non atlet?
”. E.
Hipotesis Penelitian
Berdasarkan kajian pustaka dan kerangka berfikir di atas dapat diajukan hipotesis dalam penelitian yaitu: Ada perbedaan ukuran-ukuran
antropometri pada atlet anak tunagrahita ringan cabang olahraga sepakbola di SLB Negeri Pembina Yogyakarta dengan tunagrahita non atlet dan atlet
sepakbola normal.
79
BAB III METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian dengan analisis data deskriptif kuantitatif dengan uji komparatif dan dirancang dengan desain observasional.
Jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini berupa data yang bersifat kuantitatif. Subjek penelitiannya adalah atlet anak tunagrahita ringan cabang
olahraga sepakbola di SLB Negeri Pembina Yogyakarta, serta dari atlet sepakbola normal dan anak tunagrahita ringan non atlet sebagai pembanding.
Penelitian ini menggunakan metode survei dan teknik yang digunakan yaitu dengan teknik pengukuran.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SLB Negeri Pembina Yogyakarta pada atlet anak tunagrahita ringan dan anak tunagrahita non atlet serta di Stadion
Atletik dan Sepakbola UNY untuk atlet sepakbola normal. 2. Waktu Penelitian
Pelaksanaan penelitian dilaksanakan bulan April 2016.
C. Metode Penentuan Objek Penelitian
1. Populasi Penelitian Populasi dalam penelitian ini yang memiliki karakteristik sama
yaitu atlet anak tunagrahita ringan cabang olahraga sepakbola di SLB Negeri Pembina Yogyakarta.