Pengeluaran Pemerintah di Bidang Pendidikan

belanja pegawai, belanja barang, belanja modal, pembayaran bunga utang, subsidi, hibah, bantuan sosial, dan belanja lain-lain. Sedangkan untuk belanja daerah, terdiri dari dana perimbangan serta dana otonomi khusus dan penyesuaian. Kemenkeu, 2005: 96

d. Pengeluaran Pemerintah di Bidang Pendidikan

Dari sisi ekonomi, pendidikan bukan hanya semata-mata dipandang sebagai kegiatan konsumtif, namun diakui debagai suatu investasi sumberdaya manusia. Pendidikan memberikan sumbangan terhadap pembangunan sosial ekonomi melalui peningkatkan pengetahuan, keterampilan, kecakapan, sikap dan produktivitas. The human capital theory menyatakan bahwa pendidikan menanamkan banyak hal bagi siapa saja yang merasakannya. Hal ini lah yang kemudian memungkinkan mereka mengejar tingkat pendidikan dan pelatihan yang lebih tinggi dan meningkatkan pendapatan masa depan mereka dengan meningkatkan penghasilan seumur hidupnya. Ghozali, 2000: 60 McMahon dalam Nurkolis 2002: 2 menyatakan bahwa terdapat beberapa manfaat yang dapat diperoleh dari pendidikan. Manfaat non moneter dari pendidikan adalah, kondisi kerja yang lebih baik, kepuasan kerja, efisiensi konsumsi, serta kepuasan menikmati masa pensiun lebih lama karena peningkatan gizi dan kesehatan. Sedangkan manfaat moneter dari pendidikan berupa tambahan pendapatan seseorang yang telah menyelesaikan tingkatan pendidikan tertentu dibandingkan dengan pendapatan lulusan pendidikan dibawahnya. Tidak berhenti pada individu bersangkutan, dampak positif juga akan dirasakan oleh negara. Pendapatan yang semakin tinggi tentunya akan diiringi dengan semakin tingginya produk domestik bruto PDB dan penerimaan pajak. Dengan kata lain pendidikan merupakan salah satu sektor produktif yang dimiliki suatu bangsa. Melalui pendidikan seseorang dapat turut serta menentukan pembangunan ekonomi dan sosial bangsanya. Perlunya pemerintah berperan dalam bidang pendidikan diungkapkan oleh Hamid dalam Amanda 2010: 17, karena terdapat aspek ekonomi khusus yang dimiliki oleh bidang ini. Menurutnya, pengeluaran pendidikan pada dasarnya merupakan suatu investasi. Efek pengeluaran pada sektor pendidikan tidak akan berdampak langsung karena membutuhkan beberapa periode untuk merasakan dampaknya. Terdapat time lag ketika pemerintah menerapkan suatu kebijakan dengan implikasinya dari kebijakan tersebut. Selain sebagai investasi, pendidikan juga akan memberikan eksternalitas positif yang cukup luas bagi masyarakat. Dampak yang dapat dirasakan oleh masyarakat dapat terlihat dari sudut pandang ekonomi maupun sosial. Mengingat hal tersebut, pendidikan kemudian menjadi hal penting bagi agenda pembangunan pemerintah Indonesia. UUD 1945 Amandemen IV Tahun 2002 juga telah mengamanatkan bahwa negara memprioritaskan anggaran pendidikan sekurang-kurangnya 20 dari APBN dan APBD untuk memenuhi kebutuhan penyelenggaraan pendidikan. Selain itu, UU No. 20 Tahun 2003 juga menyebutkan, bahwa anggaran pendidikan selain gaji pendidik dan biaya pendidikan kedinasan dialokasikan minimal 20 dari APBN dan minimal 20 dari APBD. Pengeluaran pemerintah di bidang pendidikan juga telah meningkat secara signifikan pada tahun-tahun terakhir setelah terjadi krisis. World Bank 2014 menyebutkan bahwa pengeluaran di bidang pendidikan meningkat dua kali dari tahun 2000 sampai 2006. Bahkan pada tahun 2007 sektor pendidikan telah menjadi sektor yang menyerap anggaran paling banyak, yakni sebesar 3,4 dari PDB dimana jumlah ini setara dengan jumlah di negara lain yang sebanding. Begitupula dengan yang terjadi di Provinsi DIY, bahkan pada tahun 2005 anggaran pendidikan naik hingga berada pada angka 6.86 dari total APBD di Yogyakarta Setianingrum, 2007: 91

e. Pengukuran Kinerja, Hasil dan Indikator dalam Bidang

Dokumen yang terkait

Analisis Perbandingan Efisiensi Bank Konvensional dan Bank Syariah dengan Menggunakan Metode Data Envelopment Analysis (DEA) (Periode 2008-2012)

0 4 168

Efisiensi Teknis Usahatani Padi Di Kabupaten Karawang Dengan Pendekatan Data Envelopment Analysis.

0 6 86

ANALISIS EFISIENSI PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA DENGAN METODE DATA ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA)

0 2 100

EFISIENSI TEKNIS PENDIDIKAN DI KOTA SURAKARTA: APLIKASI DATA ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA)

0 3 9

USULAN PERBAIKAN EFISIENSI PADA USAHA BAKERY DENGAN METODE DATA ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA) USULAN PERBAIKAN EFISIENSI PADA USAHA BAKERY DENGAN METODE DATA ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA).

0 2 13

ANALISIS EFISIENSI TEKNIS DAN ALOKATIF HOTEL DI KAWASAN WISATA TAWANGMANGU KABUPATEN KARANGANYAR DENGAN MENGGUNAKAN METODE DEA (DATA ENVELOPMENT ANALYSIS)

4 27 160

ANALISIS EFISIENSI PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA DENGANMENGGUNAKAN METODE NONPARAMETRIK DATA ENVELOPMENT Analisis Efisiensi Perbankan Syariah Di Indonesia Dengan Menggunakan Metode Nonparametrik Data Envelopment Analysis (DEA).

0 3 11

ANALISIS EFISIENSI TEHNIK PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA DENGAN METODE DATA ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA) Analisis Efisiensi Tehnik Perbankan Syariah Di Indonesia Dengan Metode Data Envelopment Analysis (DEA) (Studi Pada 6 Bank Syariah Tahun 2011).

0 2 14

EFISIENSI RUMAH SAKIT DI SUKOHARJO DENGAN METODE DATA ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA).

0 0 6

ANALISIS EFISIENSI DISTRIBUSI PEMASARAN PRODUK DENGAN METODE DATA ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA).

0 0 9