Efisiensi dan Teori Produksi

output optimal menggunakan input sebanyak tertentu, atau kemampuan untuk menggunakan input yang ada secara optimal, agar menghasilkan output sebanyak tertentu. Menurut Suswandi 2007: 5, terdapat tiga kondisi yang dapat disebut sebagai efisiensi, yaitu, ketika menggunakan input sejumlah sama, menghasilkan output lebih banyak, menggunakan input lebih sedikit, menghasilkan output sejumlah sama atau menggunakan input lebih banyak, menghasilkan output lebih banyak lagi.

a. Efisiensi dan Teori Produksi

Suparmoko 2011: 77 berpendapat bahwa efisiensi erat hubungannya dengan dengan teori produksi atau konsep produktifitas. Hal ini dikarenakan dalam proses produksi terdapat perubahan input menjadi output. Dalam proses kegiatan operasional unit kegiatan ekonomi, meskipun target setiap unit berbeda-beda, tujuan utamanya adalah untuk mendapatkan keuntungan maksimal. Karena hal tersebutlah, untuk membedakan hasil kerja setiap unit kegiatan ekonomi, diperlukan penggunaan faktor produksi yang efisien demi mencapai efisiensi. Secara sederhananya proses produksi adalah proses perubahan input menjadi output. Berbekal penjelasan tersebut, maka fungsi produksi dapat diformulasikan sebagai berikut, Q = f , , , ...... , Keterangan: Q = Output atau tingkat produksi , , , .... , = Berbagai input yang digunakan Pada jangka panjang, faktor yang digunakan dalam proses produksi tentunya bersifat variabel. Artinya, memungkinkan bagi produsen untuk mengombinasikan berbagai input, dengan berbagai alternatif yang ada, demi menghasilkan output yang optimal. Kombinasi input tersebut dapat digambarkan dalam bentuk kurva isoquant. Tidak hanya itu, suatu unit kegiatan ekonomi yang baik juga memungkinakna untuk mengombinasikan berbagai macam input pada tingkat harga yang sama, biasanya isocost. Maka untuk meminimumkan biaya produksi untuk sejumlah output tertentu, unit kegiatan ekonomi harus dapat memilih kombinasi input yang membebani dengan biaya yang minimum. Keadaan tersebut terjadi saat kurva isoquant menyinggung kurva isocost, atau biasa disebut dengan keseimbangan produsen. Selain dengan pendekatan tersebut, efisiensi juga dapat digambarkan dengan menggunakan kurva production possibilities frontier. K L p p’ Gambar 2. Kurva Batas Kemungkinan Produksi Sumber: Mankiw, 2011:31 Berdasarkan ilustrasi tersebut, Mankiw 2011:31 menyebut bahwa produsen dapat disebut efisien jika beroperasi pada di sepanjang garis pp’. Adapun kondisi yang disebut inefisien terjadi baik di dalam batas area garis, maupun di luar garis pp’.

b. Jenis Efisiensi

Dokumen yang terkait

Analisis Perbandingan Efisiensi Bank Konvensional dan Bank Syariah dengan Menggunakan Metode Data Envelopment Analysis (DEA) (Periode 2008-2012)

0 4 168

Efisiensi Teknis Usahatani Padi Di Kabupaten Karawang Dengan Pendekatan Data Envelopment Analysis.

0 6 86

ANALISIS EFISIENSI PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA DENGAN METODE DATA ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA)

0 2 100

EFISIENSI TEKNIS PENDIDIKAN DI KOTA SURAKARTA: APLIKASI DATA ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA)

0 3 9

USULAN PERBAIKAN EFISIENSI PADA USAHA BAKERY DENGAN METODE DATA ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA) USULAN PERBAIKAN EFISIENSI PADA USAHA BAKERY DENGAN METODE DATA ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA).

0 2 13

ANALISIS EFISIENSI TEKNIS DAN ALOKATIF HOTEL DI KAWASAN WISATA TAWANGMANGU KABUPATEN KARANGANYAR DENGAN MENGGUNAKAN METODE DEA (DATA ENVELOPMENT ANALYSIS)

4 27 160

ANALISIS EFISIENSI PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA DENGANMENGGUNAKAN METODE NONPARAMETRIK DATA ENVELOPMENT Analisis Efisiensi Perbankan Syariah Di Indonesia Dengan Menggunakan Metode Nonparametrik Data Envelopment Analysis (DEA).

0 3 11

ANALISIS EFISIENSI TEHNIK PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA DENGAN METODE DATA ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA) Analisis Efisiensi Tehnik Perbankan Syariah Di Indonesia Dengan Metode Data Envelopment Analysis (DEA) (Studi Pada 6 Bank Syariah Tahun 2011).

0 2 14

EFISIENSI RUMAH SAKIT DI SUKOHARJO DENGAN METODE DATA ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA).

0 0 6

ANALISIS EFISIENSI DISTRIBUSI PEMASARAN PRODUK DENGAN METODE DATA ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA).

0 0 9