Efisiensi Alokasi Perkapita Murid

C. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Daerah Istimewa Yogyakarta DIY. Adapun waktu pelaksanaannya dilakukan pada bulan September 2016.

D. Definisi Operasional Variabel Penelitian

1. Efisiensi

Efisiensi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah efisiensi teknis pada bidang pendidikan di Daerah Istimewa Yogyakarta. Efisiensi pada penelitian ini kemudian dibedakan menjadi Efisiensi Teknis Biaya dan Efisiensi Teknis Sistem. a. Efisiensi Teknis Biaya berarti kemampuan Daerah Istimewa Yogyakarta di bidang pendidikan untuk menghasilkan output yang optimal dari alokasi pendidikan per-kapita yang telah tersedia. Output yang dimaksud merupakan rasio guru murid, rasio kelas murid, serta angka partisipasi murni sebagai cerminan dari layanan dan fasilitas pendidikan. Efisiensi teknis biaya pada penelitian ini menggunakan pendekatan yang berorientasi pada input. b. Efisiensi Teknis Sistem berarti kemampuan Daerah Istimewa Yogyakarta di bidang pendidikan untuk memperoleh Nilai Hasil Ujian Nasional yang tinggi atau optimal, sebagai perwujudan dari capaian pendidikan dengan memanfaatkan input yang ada. Input dalam hal ini adalah, output dari efisiensi teknis biaya. Berbeda dengan efisiensi teknis biaya, efisiensi teknik sistem menggunakan pendekatan yang berorientasi pada output.

2. Alokasi Perkapita Murid

Alokasi perkapita murid diperoleh dari realisasi belanja langsung pada APBD DIY tahun 2013, 2014, dan 2015 untuk bidang pendidikan yang dikalikan dengan persentase jumlah sekolah di setiap jenjangnya, kemudian dibagi dengan jumlah sekolah dan jumlah murid, sesuai dengan masing-masing wilayah. Asumsi yang digunakan dalam penelitian ini adalah semua dana habis dipakai untuk keperluan murid. Data alokasi perkapita murid akan ditunjukkan dalam rupiah. Asumsi lain yang juga digunakan dalam penelitian ini adalah, baik untuk pendidikan dengan kurikulum umum, keagamaan, maupun kejuruan dianggap sama. Maka, untuk jenjang pendidikan dasar, baik Sekolah Dasar SD dan Madrasah Ibtidaiyah MI selanjutnya akan disebut dengan jenjang SD. Jenjang pendidikan menengah pertama, yaitu Sekolah Menengah Pertama SMP dan Madrasah Tsanawiyah MTs akan disebut jenjang SMP. Jenjang pendidikan menengah atas, baik Sekolah Menengah Atas SMA, Madrasah Aliyah MA, serta Sekolah Menengah Kejuruan SMK akan disebut dengan jenjang SMA.

3. Rasio Guru Murid RGM

Dokumen yang terkait

Analisis Perbandingan Efisiensi Bank Konvensional dan Bank Syariah dengan Menggunakan Metode Data Envelopment Analysis (DEA) (Periode 2008-2012)

0 4 168

Efisiensi Teknis Usahatani Padi Di Kabupaten Karawang Dengan Pendekatan Data Envelopment Analysis.

0 6 86

ANALISIS EFISIENSI PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA DENGAN METODE DATA ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA)

0 2 100

EFISIENSI TEKNIS PENDIDIKAN DI KOTA SURAKARTA: APLIKASI DATA ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA)

0 3 9

USULAN PERBAIKAN EFISIENSI PADA USAHA BAKERY DENGAN METODE DATA ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA) USULAN PERBAIKAN EFISIENSI PADA USAHA BAKERY DENGAN METODE DATA ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA).

0 2 13

ANALISIS EFISIENSI TEKNIS DAN ALOKATIF HOTEL DI KAWASAN WISATA TAWANGMANGU KABUPATEN KARANGANYAR DENGAN MENGGUNAKAN METODE DEA (DATA ENVELOPMENT ANALYSIS)

4 27 160

ANALISIS EFISIENSI PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA DENGANMENGGUNAKAN METODE NONPARAMETRIK DATA ENVELOPMENT Analisis Efisiensi Perbankan Syariah Di Indonesia Dengan Menggunakan Metode Nonparametrik Data Envelopment Analysis (DEA).

0 3 11

ANALISIS EFISIENSI TEHNIK PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA DENGAN METODE DATA ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA) Analisis Efisiensi Tehnik Perbankan Syariah Di Indonesia Dengan Metode Data Envelopment Analysis (DEA) (Studi Pada 6 Bank Syariah Tahun 2011).

0 2 14

EFISIENSI RUMAH SAKIT DI SUKOHARJO DENGAN METODE DATA ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA).

0 0 6

ANALISIS EFISIENSI DISTRIBUSI PEMASARAN PRODUK DENGAN METODE DATA ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA).

0 0 9