SMA, 0.69 0.2
0.4 0.6
0.8 1
Sk o
r Efi
s ie
n s
i
TAHUN 2013
Bantul Sleman
Gunungkidul Kulon Progo
Yogyakarta
1. Efisiensi Teknis Biaya Per Tahun
Gambar 16. Scatterpolt Efisiensi Teknis Biaya DIY Tahun 2013 Kondisi yang efisien secara teknis biaya ditunjukkan hampir pada
semua jenjang pendidikan di lima wilayah administrasi di DIY kecuali penyelenggaraan pendidikan menengah atas di kabupaten Sleman. Kondisi
demikian terjadi karena pada tahun ini alokasi pendidikan perkapita murid untuk jenjang SMA di Sleman relatif cukup tinggi, namun sayangnya hal
tersebut tidak dimanfaatkan pemerintah setempat dengan pengadaan fasilitas dan layanan pendidikan, yang diwakilkan oleh indikator RGM dan
RKM, yang semakin baik pula. Ini artinya, sebagian besar daerah, pada tahun 2013 telah mampu menggunakan alokasi belanja secara bijak dan
efisien.
SD, 0.58 SMA, 0.62
SMA, 0.78 SMA, 0.93
0.2 0.4
0.6 0.8
1
Sk o
r Efi
s ie
n s
i
TAHUN 2014
Bantul Sleman
GK Kulon Progo
Yogyakarta
Gambar 17. Scatterpolt Efisiensi Teknis Biaya DIY Tahun 2014 Hal yang berbeda terjadi pada tahun 2014, di tahun ini, terdapat tiga
kabupaten yang belum efisien dalam memanfaatkan alokasi biaya pendidikan pada jenjang SD dan SMA. Kondisi inefisien paling banyak
terjadi jenjang pendidikan SMA, yakni terjadi pada Kabupaten Bantul, Sleman, dan Gunungkidul. Khusus Kabupaten Bantul, kondisi inefisien di
tahun ini tidak hanya terjadi pada jenjang pendidikan SMA saja, namun juga pada jenjang SD. Penyebab pada umumnya adalah ketidakmampuan
daerah untuk memanfaatkan alokasi dana pendidikan dengan tepat. Selain itu, banyaknya jumlah guru dan ruang kelas juga merupakan salah satu
faktor yang menyebabkan penyelenggaraan pendidikan inefisien.
Gambar 18. Scatterpolt Efisiensi Teknis Biaya DIY Tahun 2015 Pada tahun 2015 terdapat dua kabupaten yang belum mencapai tingkat
efisiensi sempurna, yakni Kabupaten Bantul untuk jenjang pendidikan dasar dan menengah pertama dan Kabupaten Gunungkidul untuk jenjang
pendidikan dasar serta menengah atas. Penyebab pada umumnya adalah ketidakmampuan daerah untuk memanfaatkan alokasi dana pendidikan
dengan tepat. Selain itu, banyaknya jumlah guru dan ruang kelas juga merupakan salah satu faktor yang menyebabkan penyelenggaraan
pendidikan inefisien. Berdasarkan hasil pengukuran analisa DEA per tahun untuk efisiensi
teknis biaya pada tahun 2013, di hampir semua daerah kecuali Kabupaten Sleman, dapat memanfaatkan alokasi biaya pendidikan secara efisien.
Namun pada tahun 2014 dan 2015 cenderung fluktuatif dan terjadi penurunan skor efisiensi dari tahun sebelumnya, mengingat masih ada
beberapa kabupaten yang belum mencapai skor efisiensi sempurna.
SD, 0.66 SMP, 0.82
SD, 0.94 SMA, 0.79
0.2 0.4
0.6 0.8
1
Sk o
r Efi
s ie
n s
i
TAHUN 2015
Bantul Sleman
GK Kulon Progo
Yogyakarta
2. Efisiensi Teknis Sistem Per Tahun