47
B. Kerangka Berpikir
Dibanding lulusan SMA, siswa lulusan SMK lebih mudah memperoleh peluang untuk mendapatkan kerjaan, hal ini dikarenakan siswa
SMK memiliki nilai plus yakni mempunyai kompetensi atau ketampilan. Pada perjalanannya, kompetensi atau ketrampilan hard skill yang dimiliki
siswa SMK tidak dibarengi dengan soft skill yang baik, akibatnya kebanyakan lulusan SMK hanya berhenti pada posisi buruh, karyawan atau bawahan saja,
dengan kata lain karir lulusan SMK susah berkembang di industri. Dampak ini tak luput dari proses pembelajaran ketika masih di bangku sekolah.
Selama ini pembelajaran di SMK hanya menekankan pada aspek hard skill saja dan cenderung mengabaikan aspek soft skill. Padahal kesenjangan
kompetensi yang sering terjadi antara lulusan SMK dengan dunia industri adalah pada aspek soft skill.
Untuk dapat bekerja baik di industri, maka ada beberapa kompetensi yang perlu dikuasai oleh siswa SMK, di antaranya adalah disiplin, kejujuran,
rasa percaya diri, etika, kepemimpinan, komitmen, tanggungjawab, sopan santun,
kreatifitas, komunikasi,
kerjasama, berorganisasi
dan enterpreneurship. Komponen-komponen itulah yang kemudian memiliki
peran penting dalam menentukan kualifikasi yang dibutuhkan industri. Oleh karena itu, SMK seharusnya tidak hanya mengedepankan aspek hard skill
saja, akan tetapi juga memperhatikan aspek soft skill. Pengembangan aspek Soft skill harus terintegrasi dalam pembelajaran di SMK.
Dalam melatih dan mengembangkan soft skill siswa tidaklah mudah. Kurikulum sekolah hingga kini belum dapat menerapkan
pengembangan soft skill siswa. hal itulah yang menjadi tujuan penelitian ini, yakni melatih dan mengembangkan aspek soft skill yang dimiliki siswa dalam
proses kegiatan belajar mengajar. Metode yang digunakan untuk mengembangkan aspek ini adalah strategi
cooperative learning pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. Metode ini dinilai sebagai metode