Kegiatan inti Ekspansi II

46 a. Prinsip utama pola pembelajaran ini adalah ‘peer teaching’ pembelajaran oleh teman sendiri, akan menjadi kendala karena perbedaan persepsi dalam memahami suatu konsep. Yang akan didiskusikan bersama dengan siswa lain b. Dirasa sulit meyakinkan siswa untuk mampu berdiskusi menyampaikan materi pada teman, jika siswa tidakmemiliki rasa kepercayaan diri c. Awal penggunaan metode ini biasanya sulit dikendalikan, biasanya membutuhkan waktu yang cukup dan persiapan yang matang sebelum modelpembelajaran ini bisa berjalan dengan baik d. Aplikasi metode ini pada kelas yang besar lebih dari 40 siswa sangat sulit, tetapi bisa diatasi dengan model team teching. Berdasarkan uraian di atas, model pembelajaran jigsaw memiliki keunggulan dan kelemahan. Dalam pelaksanaannya, untuk mengatasi kelemahannya, peran guru sangat penting dalam menciptakan suasana yang kondusif agar pembelajaran dpaat dilaksanakan sesuai rencana. 10. Mata pelajaran Teori Dasar Elektronika TDE Mata pelajaran Teori Dasar Elektronika TDE merupakan standar kompetensi yang harus disampaikan kepada peserta didik kelas X Jurusan Elektronika Industri. mata pelajaran ini memiliki empat kompetensi dasar, yaitu : a. Menguasai Teori Dasar Kelistrikan b. Mengenal komponen elektronika c. Matematika teknik dasar dan Rumusnya d. Rangkaian Elektronika Dasar e. Elektronika Optik mata pelajaran ini menjadi dasar yang harus dikuasai oleh peserta didik yang kemudian menjadi bekal untuk pembelajaran lebih lanjut, maupun sebagai bekal siswa dalam kerja yang terkait dengan elektronika Industri. 47

B. Kerangka Berpikir

Dibanding lulusan SMA, siswa lulusan SMK lebih mudah memperoleh peluang untuk mendapatkan kerjaan, hal ini dikarenakan siswa SMK memiliki nilai plus yakni mempunyai kompetensi atau ketampilan. Pada perjalanannya, kompetensi atau ketrampilan hard skill yang dimiliki siswa SMK tidak dibarengi dengan soft skill yang baik, akibatnya kebanyakan lulusan SMK hanya berhenti pada posisi buruh, karyawan atau bawahan saja, dengan kata lain karir lulusan SMK susah berkembang di industri. Dampak ini tak luput dari proses pembelajaran ketika masih di bangku sekolah. Selama ini pembelajaran di SMK hanya menekankan pada aspek hard skill saja dan cenderung mengabaikan aspek soft skill. Padahal kesenjangan kompetensi yang sering terjadi antara lulusan SMK dengan dunia industri adalah pada aspek soft skill. Untuk dapat bekerja baik di industri, maka ada beberapa kompetensi yang perlu dikuasai oleh siswa SMK, di antaranya adalah disiplin, kejujuran, rasa percaya diri, etika, kepemimpinan, komitmen, tanggungjawab, sopan santun, kreatifitas, komunikasi, kerjasama, berorganisasi dan enterpreneurship. Komponen-komponen itulah yang kemudian memiliki peran penting dalam menentukan kualifikasi yang dibutuhkan industri. Oleh karena itu, SMK seharusnya tidak hanya mengedepankan aspek hard skill saja, akan tetapi juga memperhatikan aspek soft skill. Pengembangan aspek Soft skill harus terintegrasi dalam pembelajaran di SMK. Dalam melatih dan mengembangkan soft skill siswa tidaklah mudah. Kurikulum sekolah hingga kini belum dapat menerapkan pengembangan soft skill siswa. hal itulah yang menjadi tujuan penelitian ini, yakni melatih dan mengembangkan aspek soft skill yang dimiliki siswa dalam proses kegiatan belajar mengajar. Metode yang digunakan untuk mengembangkan aspek ini adalah strategi cooperative learning pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. Metode ini dinilai sebagai metode