Pengalaman Tahu Know. Tahu merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. Kata Memahami Understanding. Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan Penerapan Application. Penerapan adalah kemampuan menggunakan atau Analisis Analysis. Analisis ad

akan bertambah pengetahuannya walaupun tidak melakukan. Status ekonomi seseorang juga akan menentukan tersedianya suatu fasilitas yang diperlukan untuk kegiatan tertentu, sehingga status sosial ekonomi ini akan mempengaruhi pengetahuan seseorang.

4. Lingkungan

Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar individu, baik lingkungan fisik, biologis, maupun sosial. Lingkungan berpengaruh terhadap proses masuknya pengetahuan ke dalam individu yang berada dalam lingkungan tersebut. Hal ini terjadi karena adanya interaksi timbal balik ataupun tidak yang akan direspon sebagai pengetahuan oleh setiap individu.

5. Pengalaman

Pengalaman sebagai sumber pengetahuan adalah suatu cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan dengan cara mengulang kembali pengetahuan yang diperoleh dalam memecahkan masalah yang dihadapi masa lalu. Pengalaman belajar dalam bekerja yang dikembangkan memberikan pengetahuan dan keterampilan professional serta pengalaman belajar selama bekerja.

6. Usia

Usia mempengaruhi terhadap daya tangkap dan pola pikir seseorang. Semakin bertambah usia akan semakin berkembang pula daya tangkap dan pola pikirnya, sehingga pengetahuan yang diperolehnya semakin membaik. Kemampuan intelektual, pemecahan masalah, dan kemampuan verbal dilaporkan hampir tidak ada penurunan pada usia ini. Dua sikap tradisional- mengenai jalannya perkembangan selama hidup yaitu 1 Semakin tua semakin bijaksana, semakin banyak informasi yang dijumpai dan semakin banyak hal yang dikerjakan sehingga menambah pengetahuannya. 2 Tidak dapat mengajarkan kepandaian baru kepada orang yang sudah tua karena mengalami kemunduran baik fisik maupun mental. Dapat diperkirakan bahwa IQ akan menurun sejalan dengan bertambahnya usia, khususnya pada beberapa kemampuan yang lain seperti misalnya kosa kata dan pengetahuan umum.

c. Cara memperoleh pengetahuan

Menurut Notoatmodjo 2007:70, cara memperoleh pengetahuan sebagai berikut: 1. Cara Non Ilmiah a. Cara coba-coba salah Trial and Error Cara ini dipakai orang sebelum kebudayaan, bahkan mungkin sebelum peradaban. Cara coba-coba salah ini dilakukan dengan menggunakan kemungkinan dalam memecahkan masalah dan apabila kemungkinan dalam memecahkan masalah dan apabila kemungkinan itu tidak berhasil maka dicoba. Kemungkinan yang lain sampai masalah tersebut dapat di pecahkan. b. Cara Kebetulan Penemuan secara kebetulan terjadi karena tidak disengaja oleh orang yang bersangkutan. c. Cara kekuasaan atau otoritas Sumber pengetahuan cara ini dapat berupa pemimpin-pemimpin masyarakat baik formal atau informal, ahli agama, pemegang pemerintah dan berbagai perinsip orang lain yag menerima atau mempunyai otoritas, tanpa menguji- terlebih dahulu atau membuktikan kebenarannya baik berdasarkan fakta empiris maupun penalaran sendiri. d. Berdasarkan pengalaman pribadi Pengalaman pribadi dapat di gunakan sebagai upaya memperoleh pengetahuan dengan cara megulang kembali pengalaman yang pernah di peroleh dalam memecahkan persoalan yang pernah dipecahkan pada masa lalu. e. Cara akal sehat Common Sense Akal sehat kadang-kadang dapat menemukan teori atau kebenaran. Sebelum ilmu pendidikan berkembang, para orang tua jaman dahulu agar anaknya mau menuruti nasihat orang tuanya, atau agar anak disiplin menggunakan cara hukuman fisik bila anaknya berbuat salah, misalnya di jewer telinganya atau di cubit. Ternyata cara menghukum anak ini sampai sekarang berkembang menjadi teori atau kebenaran, bahwa hukuman merupakan metode meskipun bukan yang paling baik mendidik anak. f. Melalui wahyu Ajaran agama merupakan kebenaran yang di wahyukan dari Tuhan melalui para Nabi. Kebenaran ini harus di terima dan di yakini oleh pengikut- pengikut agama yang bersangkutan, terlepas dari kebenaran tersebut rasional atau tidak. Sebab kebenaran ini di terima oleh para Nabi adalah sebagai wahyu dan bukan karena hasil usaha penalaran atau penyelidikan manusia. g. Secara intitutif Cara ini diperoleh manusia secara cepat sekali melalui proses di luar kesadaran manusia dan tanpa melalui proses penalaran atau berpikir. Cara ini sukar dipercaya karena tidak menggunakan cara-cara yang rasional dan sistematis. Cara ini diperolaeh berdasarkan intuisi atau suara hati atau bisikan hati saja h. Melalui jalan pikir Manusia telah mampu menggunakan penalaran dalam memperoleh pengetahuannya. Dengan kata lain, dalam memperoleh pengetahuan manusia telah menggunakan jalan pikirannya. i. Induksi Induksi adalah proses penarikan kesimpulan yang di mulai dari peryataan- pernyatan khusus dari pernyataan umum. Hal ini berarti dalam berpikir induksi pembuatan kesimpulan tersebut berdasarkan pengalaman empiris yang ditangkap oleh indra proses berpikir induksi dari hasil pengamatan indra atau hal-hal yang nyata, maka dapat dikaatakan bahwa induksi beranjak dari hal-hal yang kongkrit kepada hal-hal yang abstrak. j. Deduksi Deduksi merupakan pembuatan kesimpulan dari pernyataan-pernyataan umum ke khusus. Dalam proses berpikir deduksi berlaku bahwa sesuatu yang dianggap benar secara umum pada kelas tertentu. 2. Cara Ilmiah Cara ilmiah atau cara moderen ini disebut dengan penelitaian ilmiah atau lebih populer disebut metodologi penelitian. Cara ini mula-mula dikembangkan oleh Francis Bocon pada tahun 1561-1626, kemudian dikembangkan oleh Debold Van Daven. Akhirnya lahir suatu cara untuk melakukan penelitian yang dikenal dengan penelitian ilmiah.

d. Tingkat Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo 2007:68, Pengetahuan mempunyai 6 tingkatan yang bergerak dari yang sederhana sampai yang kompleks.

1. Tahu Know. Tahu merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. Kata

kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari antara lain menyebutkan, menyatakan.

2. Memahami Understanding. Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan

untuk memahami dan menjelaskan secara benar arti suatu bahan pelajaran atau tentang obyek yang diketahui dan dapat diinterpretasikan materi tersebut secara benar, seperti menafsirkan, menjelaskan, meringkas tentang sesuatu. Kemampuan semacam ini lebih tinggi daripada tahu.

3. Penerapan Application. Penerapan adalah kemampuan menggunakan atau

menafsirkan suatu bahan yang sudah dipelajari ke dalam situasi baru atau konkrit, seperti menerapkan suatu dalil, metode, konsep, prinsip, dan teori. Kemampuan ini lebih tinggi nilainya daripada pemahaman.

4. Analisis Analysis. Analisis adalah kemampuan untuk menguraikan atau

menjabarkan sesuatu ke dalam komponen atau bagian-bagian sehingga- susunannya dapat dimengerti. Kemampuan ini meliputi mengenal masalah- masalah, hubungan antar bagian, serta prinsip yang digunakan dalam organisasi materi pelajaran.

5. Sintetis Synthetic. Kemampuan sintetis merupakan kemampuan untuk

menghimpun bagian ke dalam suatu keseluruhan, seperti merumuskan tema, rencana, atau melihat hubunganabstrak dari berbagai informasi atau fakta. Jadi kemampuan merumuskan suatu pola atau struktur baru berdasarkan informasi dan fakta.

6. Evaluasi Evaluation. Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk

Dokumen yang terkait

Pengaruh persepsi siswa mengenai keterampilan mengajar guru terhadap hasil belajar IPS siswa di SMP Muhammadiyah 1 Cileungsi

0 11 0

KEAKTIFAN BELAJAR SISWA DITINJAU DARI PERSEPSI SISWA TERHADAP KETERAMPILAN MENGAJAR GURU DAN FASILITAS Keaktifan Belajar Siswa Ditinjau Dari Persepsi Siswa Terhadap Keterampilan Mengajar Guru Dan Fasilitas Belajar Pada Mata Pelajaran Ekonomi Kelas XI SM

0 5 16

HUBUNGAN PENGETAHUAN DUNIA KERJA DAN DUNIA INDUSTRI DENGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN KEJURUAN KELAS XI PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK MESIN DI SMK MUHAMMADIYAH PRAMBANAN.

0 0 119

HUBUNGAN PERSEPSI SISWA TENTANG KINERJA GURU DAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS X1 PADA KOMPETENSI KEAHLIAN TEKNIK KENDARAAN RINGAN DI SMK MUHAMMADIYAH PRAMBANAN.

0 0 255

HUBUNGAN PENGETAHUAN DUNIA KERJA DAN DUNIA INDUSTRI DENGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN KEJURUAN KELAS XI PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK MESIN DI SMK MUHAMMADIYAH PRAMBANAN.

0 0 119

PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG GURU DALAM MENGAJAR DAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS II JURUSAN TEKNIK OTOMOTIF SMK NEGERI 2 PENGASIH PADA MATA DIKLAT MOTOR TAHUN PELAJARAN 2009/2010.

0 0 121

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN PROJECT BASED LEARNING TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN LAS LANJUT KELAS XI JURUSAN TEKNIK PEMESINAN SMK MUHAMMADIYAH.

0 0 73

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN KOLABORATIF TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN MEMBACA GAMBAR TEKNIK PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK PEMESINAN SMK MUHAMMADIYAH PRAMBANAN.

0 6 226

PROFIL GAYA MENGAJAR GURU PRODUKTIF JURUSAN TEKNIK PEMESINAN MENURUT PERSEPSI SISWA KELAS XI DI SMK MUHAMMADIYAH PRAMBANAN.

0 0 129

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR TEKNIK PEMESINAN FRAIS UNTUK SISWA KELAS XI JURUSAN TEKNIK PEMESINAN DI SMK MUHAMMADIYAH PRAMBANAN

0 0 8