80 untuk mendeteksi gangguan psikiatri pada komunitas Brondo et al., 2011; Verhulst Ende, 2006.
1.6. Perjalanan Penyakit dan Prognosis
Masalah emosi dan perilaku yang tidak diselesaikan dengan baik, maka akan memberikan dampak negatif terhadap perkembangan anak dan remaja tersebut di
kemudian hari, terutama terhadap pematangan karakternya dan memicu terjadinya gangguan emosi dan perilaku yang dapat berupa perilaku berisiko tinggi. Hal ini
ditunjukkan dari 80 remaja berusia 11±15 tahun dikatakan pernah menunjukkan perilaku berisiko seperti berkelakuan buruk di sekolah, penyalahgunaan zat, serta
perilaku antisosial mencuri, berkelahi, atau membolos dan 50 diantara mereka juga menunjukkan adanya perilaku berisiko tinggi lainnya seperti mengemudi dalam keadaan
mabuk, melakukan hubungan seksual tanpa kontrasepsi, dan perilaku kriminal yang bersifat minor Satgas Remaja IDAI, 2010. SKRT 1995 menyebutkan angka
prevalensi pemakaian alkohol dan obat-obatan oleh remaja tahun 1991-1995 meningkat sebanyak 2 kali lipat dari 11 menjadi 21 Soelaryo dkk, 2010. Healy and Bronner
1926 cit. Robins L.N. 1972 studi kohort prospektif 23 kasus anak bermasalah sekolah dan bermasalah dengan jaksa dan polisi, setelah 10 tahun berjalan, bila
dibandingkan dengan anak normal ternyata didapatkan menderita neurosis dan psikotik. Prognosis dari masalah emosi dan perilaku anak dan remaja sangat tergantung
kemampuan anak dan keluarga orang tua untuk belajar mengatasi gangguan tersebut daripada tingkat keparahan gangguan. Resiliensi individu bisa jadi akan memperkuat
simptom yang ada pada saat dewasa nanti. Kemampuan kompensasi dan peningkatan dukungan sosial akan memperbaiki prognosis Dulcan Lake, 2012.
commit to user
1.7. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan masalah emosi dan perilaku anak dan remaja dengan memperkuat faktor protektif dan menurunkan faktor risiko pada seorang anak, maka
akan tercapailah kematangan kepribadian dan kemandirian sosial yang ditandai oleh : Self awareness, yang ditandai dengan rasa keyakinan diri serta kesadaran akan
kekurangan dan kelebihan diri dalam konteks hubungan interpersonal yang positif. Role of anticipation and role of experimentation, yaitu dorongan untuk
mengantisipasi peran positif tertentu dalam lingkungannya, serta adanya keberanian untuk bereksperimen dengan perannya tersebut yang tentunya disertai kesadaran
akan kelebihan dan kekurangan yang ada dalam dirinya. Apprenticeship, yaitu kemauan untuk belajar dari orang lain untuk meningkatkan kemampuanketrampilan dalam
belajar dan berkarya. Oleh karena itu untuk mewujudkannya pada anak dengan masalah emosi dan perilaku diberikan psikoterapi dengan didukung psikofarmologi sesuai
dengan psikopatologinya Dulcan Lake, 2010. Terdapat dua jenis modalitas terapi yang paling banyak diteliti untuk masalah
emosi dan perilaku anak dan remaja adalah Cognitive Behavior Therapy CBT dan Interpersonal Psychotherapy IP. Psikoterapi efektif dalam mengobati depresi pada
remaja baik berdiri sendiri maupun kombinasi dengan fluoxetine. CBT tidak lebih superior dibanding jenis psikoterapi yang lain. Juga diketahui bahwa efek terapi
berkurang seiring waktu dan tak berpengaruh lagi setelah 1 tahun follow-up Sadock et al., 2009. Penelitian cluster-randomized controlled trial di Inggris yang diikuti selama
6 bulan didapatkan penurunan signifikan gejala depresi, kecemasan dan conduct dengan diberikan terapi CBT kelompok pada anak usia 9-15 tahun dengan masalah internalisasi
dan eksternalisasi Barret et al., 2013. Selama ini penggunaan terapi Analisis perpustakaan.uns.ac.id
commit to user
Transaksional sangat kurang, sebagian besar studi kasus digunakan sebagai penunjang. Hanya sejumlah kecil studi terkontrol tentang keefektifan terapi Analisis Transaksional