5.5. Keabsahan data
Pengujian keabsahan data dalam penelitian kualitatif meliputi credibility, transferability, dependability dan confirmability. Credibility validitas internal
dilakukan dengan perpanjangan pengamatan, peningkatan ketekunan dalam penelitian, triangulasi, diskusi, analisis kasus negatif, dan member check. Transferability validitas
eksternal dilakukan dengan membuat laporan penelitian dalam uraian yang rinci, jelas, sistematis, dan dapat dipercaya sehingga pembaca dapat mengerti dan memahami hasil
penelitian. Dependability reliabilitas dilakukan dengan melakukan audit terhadap keseluruhan proses penelitian. Confirmability objektivitas adalah menguji hasil
penelitian, prosesnya mirip dengan uji dependability sehingga dapat dilakukan secara bersamaan. Bila hasil penelitian merupakan fungsi dari proses penelitian yang
dilakukan, maka penelitian tersebut telah memenuhi standar confirmability Faisal, 1998 cit. Sugiyono, 2005.
5.6. Triangulasi
Definisi triangulasi adalah penggunaan dua atau lebih sumber untuk mendapatkan gambaran yang menyeluruh tentang suatu fenomena yang akan diteliti.
Sumber yang dimaksud dapat berarti perspektif, metodologi, teknik pengumpulan data, dan lain sebagainya Herdiansyah, 2010. Empat tipe triangulasi yang dapat digunakan
dalam penelitian kualitatif meliputi theory triangulation, methodological triangulation, data triangulation dan observer triangulation. Theory triangulation adalah penggunaan
multipel teori lebih dari satu teori utama atau beberapa perspektif untuk menginterpretasi sejumlah data. Methodological triangulation adalah penggunaan
beberapa metode penelitian kualitatif. Data triangulation adalah penggunaan lebih dari satu metode pengumpulan data pada satu kasus tunggal, Observer triangulation adalah
commit to user
penggunaan lebih dari satu observer pada satu kasus tunggal Denzin, 1978 cit. Herdiansyah, 2010.
5.7. Prosedur Analisis Data
Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi dengan cara
mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkannya ke dalam unit-unit, melakukan sintesis, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang
akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain. Analisis data bersifat induktif, berdasarkan fakta-fakta yang
ditemukan dan kemudian dapat dikonstruksikan menjadi hipotesis atau teori Sugiyono, 2005. Analisis data penelitian kualitatif dapat menggunakan tiga model analisis, yaitu :
metode perbandingan tetap constant comperative method oleh Glasser dan Strauss; metode analisis data menurut Spradley; dan metode analisis menurut Miles dan
Huberman Sugiyono, 2005; Bungin, 2012. Analisis data penelitian ini dilakukan dengan mengacu pada metode
perbandingan tetap constant comperative method oleh Glasser dan Strauss. Esensi metode analisis data ini adalah teknik yang digunakan untuk membandingkan
kejadian-kejadian yang terjadi di saat peneliti menganalisis kejadian tersebut dan dilakukan secara terus menerus sepanjang penelitian itu dilakukan. Tahap analisis yang
digunakan : reduksi data, kategorisasi data dan sintesisasi. 1 Reduksi data mencakup identifikasi satuan unit. Satuan merupakan bagian terkecil yang memiliki makna bila
dikaitkan fokus penelitian AT Dasar. Satuan yang diidentifikasi dalam AT adalah komponen-komponen egostate yang dinilai dari ucapan dalam bentuk kalimat, nada
bicara, gesture dan perilaku. Setelah ditentukan satuan kemudian dilakukan koding, perpustakaan.uns.ac.id
commit to user
yaitu memberikan kode pada setiap satuan agar dapat ditelusuri datasatuannya serta asal sumbernya. 2 Kategorisasi yaitu upaya memilah-milah setiap satuan ke dalam
bagian-bagian yang memiliki kesamaan. Setiap kategori diberi nama yang disebut label, yaitu egostate Orangtua Kritikal OK, egostate Orangtua Pembina OP, egostate
Dewasa D, egostate Kanak Bebas KB dan egostate Kanak Sesuai KS. 3 Sintesisasi yaitu mengaitkan satu kategori dengan kategori lainnya, dimulai dengan
menilai stimulus dan respons yang dikeluarkan seseorang saat berinteraksi dengan orang lain, yaitu interaksi egostate seseorang dengan egostate orang lain, yang dalam
AT disebut “transaksi”. Transaksi terdiri atas transaksi senada atau komplementer, transaksi silang dan transaksi terselubung.
commit to user
Kerangka Teori 1
Skema 2.1. Kerangka teori masalah emosi dan perilaku anak yang mengalami masalah relasi orang tua-anak melalui pendekatan biopsikososial dan AT.
Keterangan kerangka teori 1 :
Setiap anak yang mengalami pertumbuhan dan perkembangan akan menghadapi berbagai faktor biopsikososial yang menjadi faktor risiko dan faktor protektif terjadinya
masalah emosi dan perilaku pada anak. Ketika faktor risiko lebih besar dari faktor protektif akan menimbulkan masalah emosi dan perilaku pada anak, yang akan
mengakibatkan interaksi negatif dengan sebaya dan stigma negatif di masyarakat serta ketidakseimbangan egostate orang tua-anak yang akan menyebabkan relasi orang tua
anak terganggu Blanchard et al., 2006; Dulcan Lake, 2012; McGue Iacono, 2005.
Anak dengan masalah emosi dan perilaku Pertumbuhan dan Perkembangan Anak
Faktor Risiko
Genetik, Penyakit fisik, Role confusion, Pola asuh, Kondisi
Orang Tua, Bullying, Sosial- ekonomi kurang
Faktor Protektif Tumbuh-kembang baik, Pola
asuh demokratis, Dukungan keluarga, Sekolah kondusif,
Sosial-ekonomi baik
Faktor Risiko Faktor Protektif
Masyarakat
Stigma negatif Ketidakseimbangan egostate
orang tua-anak
Teman Sebaya
Interaksi negatif
Relasi orang tua-anak terganggu transaksi silang - transaksi terselubung
commit to user
Kerangka Teori 2
Skema 2.2. Pendekatan AT melalui cognition dalam memperbaiki masalah emosi dan perilaku anak berdasarkan psikoneuroimunologi.
Keterangan kerangka teori 2 : Pendekatan AT melalui cognition akan mempengaruhi kognitif dan psikomotor
anak sehingga bisa memperbaiki emosi dan perilakunya melalui korteks frontal. Proses kognitif-emosi yang nyata berhubungan dengan korteks frontal medial, orbitofrontal
dan cinguli anterior perigenual. Proses kognitif-emosi yang tersembunyi berhubungan regio subkortikal dan temporal medial, termasuk amigdala, ganglia basal ventral, nuklei
dan struktur otak tengah Holtzheimer Mayberg, 2008. AT sebagai salah satu bentuk psikoterapi berhubungan dengan penurunan level kortisol, epinefrin dan norepinefrin,
aktivasi sistem saraf parasimpatis dan penurunan inflamasi sehingga masalah emosi dan perilaku membaik Marsland et al.. 2007.
Mood State
PF946 PM6
Par40 hc
aCg24b mCg24c
pCg
mF910 oF11
rCg24a cd-vst
amg thal
mb-sn
sgCg25 a-ins
hth bstem
AT melalui Cognition
DBS MEDS
ANS dan Aksis HPA :
Epinefrin Norepinefrin
Glukokortikoid
Respon Imun :
Sitokin proin ammasi
commit to user
B. Kerangka Konsep
Skema 2.3. Kerangka konsep
Anak dengan masalah emosi dan perilaku
Relasi orang tua-anak membaik transaksi senada
Perbaikan masalah emosi dan perilaku Pertumbuhan dan Perkembangan Anak
Faktor Risiko
Genetik, Penyakit fisik, Role confusion, Pola asuh, Kondisi
Orang Tua, Bullying, Sosial- ekonomi kurang
Faktor Protektif Tumbuh-kembang baik, Pola
asuh demokratis, Dukungan keluarga, Sekolah kondusif,
Sosial-ekonomi baik
Faktor Risiko Faktor Protektif
Masyarakat
Stigma negatif Ketidakseimbangan egostate
orang tua-anak
Teman Sebaya
Interaksi negatif
Relasi orang tua-anak terganggu transaksi silang - transaksi terselubung
Analisis Transaksional
Dasar
commit to user