56
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi Data
Deskripsi data yang disajikan berguna untuk memberikan gambaran secara umum mengenai penyebaran data yang diperoleh di lapangan. Data dalam penelitian
ini yakni data hasil belajar IPA materi Peristiwa Alam siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri Debong Kidul Kota Tegal. Deskripsi data yang disajikan meliputi: rata-rata,
nilai tengah median, nilai yang sering muncul modus, simpangan baku, jangkauan, nilai terendah, dan nilai tertinggi. Deskripsi data hasil belajar dapat dilihat pada tabel
4.1. Rata-rata nilai hasil belajar siswa pada kelompok kontrol sebesar 71,1 dengan
nilai tengah median 75 dan nilai yang sering muncul modus yaitu 75. Simpangan baku dari nilai hasil belajar siswa kelompok kontrol adalah sebesar 18,636. Nilai ini
menunjukkan penyimpangan nilai hasil belajar kelompok kontrol dari rata-rata tinggi. Nilai tertinggi dari nilai hasil belajar kelompok kontrol yaitu 100 dan nilai
terendahnya yaitu 25. Nilai tertinggi dikurangi dengan nilai terendah maka akan menghasilkan jangkauan. Jangkauan berguna pada saat pembuatan distribusi frekuensi
nilai hasil belajar. Jangkauan dari nilai hasil belajar kelompok kontrol sebesar 75. Sementara, rata-rata nilai hasil belajar siswa pada kelompok eksperimen
sebesar 74,7 dengan nilai tengah median 75 dan nilai yang sering muncul modus yaitu 60 dan 85. Simpangan baku dari nilai hasil belajar siswa kelompok eksperimen
adalah sebesar 16,539. Nilai ini menunjukkan penyimpangan nilai hasil belajar
57
kelompok eksperimen dari rata-rata tinggi. Nilai tertinggi dari nilai hasil belajar kelompok eksperimen yaitu 100 dan nilai terendahnya yaitu 35. Jangkauan dari nilai
hasil belajar kelompok kontrol sebesar 65. Tabel 4.1 Deskripsi Data Hasil Belajar
No. Ukuran Kelompok
Kontrol Eksperimen 1 Rata-rata
mean 71,1
74,7 2 Median
75 75
3 Modus
75 60 dan 85
4 Simpangan Baku
18,636 16,539
5 Jangkauan 75
65 6 Nilai
Terendah 25
35 7 Nilai
Tertinggi 100
100
4.2 Uji Prasyarat Instrumen
Penelitian memerlukan instrumen-instrumen penelitian yang akan digunakan sebagai alat penghimpun data. Agar data yang diperoleh benar-benar sahih valid dan
reliabel maka instrumenalat pengumpul data juga harus valid dan reliabel. Oleh karena itu, sebelum instrumen digunakan perlu dilakukan uji validitas dan reliabilitas
terlebih dahulu. Apabila instrumen sudah terbukti valid dan reliabel maka instrumen
siap digunakan untuk mengambil data. 4.2.1
Uji Validitas
Uji validitas dilakukan untuk mengetahui kesahihan dari instrumen pengambil data sehingga instrumen yang digunakan dapat benar-benar mengukur apa yang
seharusnya diukur. Instrumen yang akan digunakan untuk mengambil data kuantitatif
58
berupa hasil belajar siswa dalam penelitian ini yaitu soal pilihan ganda berjumlah 20 butir soal. Untuk kepentingan uji coba soal maka peneliti membuat 40 butir soal
paralel untuk diujicobakan kepada siswa kelas VI SD Negeri Debong Kidul. Sebelum diujicobakan, semua butir soal tersebut terlebih dahulu dinilai dan
divalidasi oleh penilai ahli. Proses pengujian validitas logis melibatkan 3 penilai ahli yaitu Mur Fatimah, S.Pd., M.Pd. dosen pembimbing I, Drs. Akhmad Junaedi, M.Pd..
dosen pembimbing II, dan Sismiatun, S.Pd.SD. guru kelas V dengan menggunakan lembar penilaian validitas logis. Hasil penilaian validitas logis dapat dilihat pada
lampiran 9. Setelah penilai ahli menyatakan bahwa semua butir soal sudah valid dan layak untuk diujicobakan, maka dilakukan uji coba kepada siswa kelas VI SD Negeri
Debong Kidul Kota Tegal sejumlah 63 siswa pada tanggal 14 April 2012 .
Setelah soal diujicobakan, kemudian dilakukan uji validitas item soal dengan menggunakan SPSS versi 17. Soal dikategorikan valid jika r
hitung
r
tabel
. Soal diujicobakan kepada 63 orang siswa n=63 maka nilai r
tabel
-nya adalah 0,244. Berdasarkan penghitungan dengan menggunakan SPSS versi 17 diperoleh hasil
sebagaimana tercantum pada tabel 4.2. Hasil penghitungan validitas item soal selengkapnya pada lampiran 10.
Tabel 4.2 Hasil Uji Validitas Item Soal Keterangan Soal
Valid Soal Tidak Valid
Nomor Soal 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9 10,
11, 13, 14, 16, 17, 18, 19, 22, 24, 25, 26, 27, 28, 29,
30, 31, 33, 36, 37, 39, 40 12, 15, 20, 21, 23, 32, 34,
35, 38
Jumlah 31 butir soal
9 butir soal
59
4.2.2 Uji Reliabilitas
Setelah dilakukan uji validitas, selanjutnya dilakukan uji reliabilitas instrumen. Uji reliabilitas ini dilakukan hanya pada soal yang sudah dinyatakan valid.
Berdasarkan uji validitas, ada 31 soal yang dinyatakan valid maka hanya 31 soal tersebut akan yang akan diuji reliabilitasnya. Pengujian reliabilitas instrumen ini
menggunakan teknik konsistensi internal dengan uji Cronbach’s Alpha. Untuk penghitungannya secara lengkap menggunakan SPSS versi 17. Hasil uji reliabilitas
tiap butir soal yang diperoleh setelah data dihitung dengan menggunakan program SPSS versi 17 selengkapnya ada pada lampiran 11. Berdasarkan uji reliabilitas dengan
rumus Cronbach’s Alpha dengan menggunakan program SPSS versi 17 dapat disimpulkan nilai reliabilitas dengan rumus Cronbach’s Alpha dari 31 butir soal yang
diujikan yakni sebesar 0,855. Tabel 4.3 Hasil Uji Reliabilitas
Reliability Statistics
Cronbachs Alpha N of Items
.855 31
Uji reliabilitas biasanya menggunakan batas tertentu untuk menentukan reliabel atau tidaknya suatu instrumen. Dengan melihat nilai Alpha pada kolom
Cronbach’s Alpha, kita dapat menentukan reliabel tidaknya suatu instrumen. Menurut Nunally 1978 dalam Widhiarso t.t, nilai Alpha 0,7 artinya kurang meyakinkan,
nilai Alpha 0,7 artinya baik, dan nilai Alpha 0,8 artinya sangat baik. Berdasarkan tabel 4.3, dapat diketahui bahwa nilai reliabilitas keseluruhan dari instrumen yang
60
diujikan Alpha adalah 0,855 maka mengacu pada pendapat Nunally berarti instrumen yang diujikan terbukti reliabel dan masuk dalam kategori sangat baik.
4.2.3 Analisis Tingkat Kesukaran Soal
Analisis tingkat kesukaran dilakukan untuk memperoleh soal yang baik yakni jumlah antara soal dengan kriteria mudah, sedang, dan sukar proporsional.
Perbandingan antara soal mudah-sedang-sukar yang peneliti gunakan yakni 3:5:2. Artinya 30 soal kategori mudah, 50 soal kategori sedang, dan 20 soal kategori
sukar Sudjana 2009: 136. Untuk mengetahui tingkat kesukaran soal, soal diujicobakan terlebih dahulu, kemudian dianalisis lalu dihitung menggunakan rumus
tingkat kesukaran soal. Soal yang dianalisis merupakan soal yang telah terbukti valid. Berdasarkan penghitungan, diperoleh 13 soal kriteria mudah, 13 soal kriteria sedang,
dan 5 soal kriteria sukar. Hasil analisis selengkapnya ada pada lampiran 12, sedangkan kesimpulan hasil penghitungan dapat dilihat pada tabel 4.4 berikut:
Tabel 4.4 Hasil Analisis Tingkat Kesukaran Soal Keterangan
Kriteria Mudah Sedang Sukar
Nomor Soal 1, 3, 7, 8, 9, 10,
13, 14, 18, 28, 31, 39, 40
2, 4, 5, 11, 16, 22, 25, 26, 27, 30, 33,
36, 37 6, 17, 19, 24, 29
Jumlah 13 butir soal
13 butir soal 5 butir soal
4.2.4 Analisis Daya Pembeda Soal
Analisis daya pembeda soal bertujuan untuk mengetahui kemampuan soal membedakan siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan
rendah. Soal yang memiliki daya pembeda, bila diujikan pada siswa akan menghasilkan gambaran yang sesuai dengan kemampuan siswa yang sebenarnya.
Untuk menganalisis daya pembeda soal, soal diujicobakan terlebih dahulu kemudian
61
dianalisis dan dihitung menggunakan rumus daya pembeda soal. Soal yang dianalisis merupakan soal yang sudah terbukti valid. Hasil penghitungan selengkapnya dapat
dilihat pada lampiran 13, sedangkan kesimpulan hasil penghitungan daya pembeda soal dapat dilihat pada tabel 4.5 berikut:
Tabel 4.5 Hasil Analisis Daya Pembeda Soal Keterangan
Kriteria Sangat Baik
Baik Cukup
Tidak Baik Nomor Soal
4, 19, 27, 30 6, 24, 25, 26,
28, 29, 33, 36 2, 5, 11, 13,
14, 16, 17, 18, 22, 37,
40 1, 3, 7, 8, 9,
10, 31, 39
Jumlah 4 butir soal
8 butir soal 11 butir soal 8 butir soal
Berdasarkan hasil penghitungan tersebut, maka 8 butir soal dengan kriteria tidak baik tidak dapat digunakan sebagai instrumen penelitian. Setelah dilakukan uji
validitas, uji reliabilitas, analisis tingkat kesukaran soal, dan analisis daya pembeda soal pada soal uji coba, maka peneliti memilih 20 soal yang akan digunakan sebagai
instrumen penelitian. Soal yang terpilih merupakan soal yang sudah valid, reliabel, jumlah antara soal dengan kriteria sukar, sedang, dan mudah seimbang, serta memiliki
daya beda.
4.3 Pelaksanaan Pembelajaran
Pembelajaran IPA materi Peristiwa Alam baik pada kelompok kontrol maupun eksperimen dilaksanakan selama dua kali pertemuan atau 4 jam pelajaran. Pertemuan
pertama pada kelompok kontrol dilaksanakan pada hari Senin 23 April 2012 selama dua jam pelajaran. Pembelajaran pada kelompok kontrol menggunakan model
pembelajaran yang biasa digunakan guru kelas yaitu dengan metode ceramah, tanya
62
jawab, dan diskusi. Pada pertemuan pertama, diawali dengan pretes kemudian guru menyampaikan materi dengan berceramah. Selama pembelajaran guru juga
menggunakan media berupa media audio visual. Setelah guru berceramah, siswa berkelompok untuk berdiskusi menjawab pertanyaan dari guru. Pengelompokan siswa
dibuat heterogen berdasarkan kemampuan dan jenis kelamin. Daftar kelompok siswa dapat dilihat pada lampiran 14. Kemudian setiap kelompok mewakilkan 1 orang
anggota kelompoknya untuk membacakan hasil diskusinya. Pertemuan kedua pada kelompok kontrol dilaksanakan pada hari Jum’at 27 April 2012 selama dua jam
pelajaran. Pelaksanaan pembelajaran pada pertemuan kedua sama dengan pertemuan pertama. Pada akhir pembelajaran dilaksanakan evaluasi menggunakan tes pilihan
ganda sebanyak 20 soal untuk mengetahui hasil belajar siswa. Pada pertemuan pertama ada 2 orang siswa yang tidak berangkat, sedangkan pada pertemuan kedua
juga terdapat 2 orang siswa yang tidak berangkat sehingga jumlah sampel dari kelompok kontrol menjadi 36 orang.
Pembelajaran IPA materi Peristiwa Alam pada kelompok eksperimen pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Sabtu 28 April 2012. Pembelajaran pada
kelompok eksperimen menggunakan model pembelajaran mind mapping yang terdiri dari beberapa langkah. Langkah pertama, guru menyampaikan tujuan pembelajaran
yang ingin dicapai. Langkah kedua, siswa dikelompokkan menjadi beberapa kelompok untuk membuat mind mapping. Siswa dikelompokan secara heterogen
berdasarkan tingkat kemampuannya dan jenis kelamin. Daftar kelompok siswa dapat dilihat pada lampiran 14. Setiap kelompok terdiri dari 4-5 siswa. Langkah ketiga, guru
menjelaskan cara membuat mind mapping. Langkah keempat, siswa memperhatikan
63
video yang diputar oleh guru yang berkaitan dengan materi pelajaran dan membaca materi pada buku sumber. Langkah kelima, setiap kelompok membuat mind mapping
secara berkelompok. Langkah keenam, setiap kelompok mempresentasikan hasil mind mapping di depan kelas. Langkah terakhir, guru menentukan kelompok terbaik.
Kegiatan pembelajaran pada pertemuan kedua pada kelompok eksperimen sama dengan kegiatan pada pertemuan pertama. Pada akhir pembelajaran dilaksanakan
evaluasi menggunakan tes pilihan ganda sebanyak 20 soal untuk mengetahui hasil belajar siswa. Pada pertemuan kedua ada 1 orang siswa yang tidak berangkat sehingga
jumlah sampel dari kelompok eksperimen menjadi 37 orang.
4.4 Hasil Penelitian