bagaimana bersikap; 2 Menanamkan sikap hidup ilmiah; 3 Memberikan keterampilan untuk melakukan pengamatan; 4 Mendidik siswa untuk menangani,
mengetahui cara kerja, dan menghargai para ilmuan penemunya; dan 5 Menggunakan dan menerapkan metode ilmiah dalam memecahkan permasalahan.
Melalui pembelajaran IPA di sekolah dasar diharapkan nantinya siswa memiliki sikap ilmiah kritis, sistematis, dan selalu ingin tahu, mengetahui
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, menguasai dan memahami pengetahuan-pengetahuan IPA yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari,
dan memiliki bekal ilmu pengetahuan yang diperlukan untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Selain itu Ilmu Pengetahuan Alam dapat membantu
anak untuk memahami dunia tempat ia tinggal sesuai dengan pernyataan Shepherd 1982: 327 yang menyebutkan bahwa “...science can help all children to comprehend
the kind of world in which they live”.
2.2.7 Karakteristik Siswa SD
Menurut Piaget, setiap individu melalui tahap-tahap perkembangan kognitif dalam hidupnya, tahap perkembangan kognitif tersebut antara lain: 1 Periode sensori
motorik usia 0–2 tahun dimana individu lebih banyak menggunakan penginderaan untuk menerima rangsangan dari luar dan meresponnya hanya dengan gerakan
motorik saja; 2 Periode praoperasional usia 2–7 tahun dimana individu memahami suatu konsep masih dengan caranya sendiri self centered dan mulai bisa
mengklasifikasikan benda-benda; 3 Periode operasional konkret usia 7–11 tahun dimana individu sudah mulai bisa menerapkan konsep-konsep yang ia pahami meski
masih terbatas pada benda-benda nyatakonkret; 4 Periode operasional formal usia 12–15 tahun, pada tahap ini individu sudah bisa mengaplikasikan konsep-konsep
pada hal-hal yang abstrak, tidak harus berwujud benda nyata Syamsudin dan
Budiman 2006: 1.5–1.7. Siswa sekolah dasar pada umumnya berada pada tahap akhir periode
praoperasional hingga awal periode operasional formal dimana mereka belum bisa sepenuhnnya berpikir secara abstrak. Selain itu siswa SD memiliki karakter masih
senang bermain, senang bergerak, senang bekarja dalam kelompok, dan senang merasakan atau melakukanmeragakan sesuatu secara langsung Sumantri dan
Syaodih 2007: 6.3–6.4. Siswa sekolah dasar juga masih memiliki sikap self centered, berpusat pada dirinya sendiri. Mereka lebih senang diperhatikan daripada
memperhatikan orang lain. Selain itu, mereka juga masih senang bermain. Oleh karena itu, guru harus bisa merancang pembelajaran yang tidak hanya berpusat pada
guru teacher centered, anak juga harus dilibatkan secara aktif. Usahakan agar pembelajaran menarik perhatian anak dan sesuai dengan karakter anak.
2.2.8 Materi Peristiwa Alam
Semua jenis aktivitas alam disebut juga peristiwa alam. Segala macam bencana alam termasuk dalam peristiwa alam. Berbagai macam bencana alam yang pernah
terjadi di Indonesia antara lain: 1
Banjir Bencana banjir diawali dengan curah hujan yang sangat tinggi. Curah
hujan dikatakan tinggi, jika hujan turun secara terus-menerus dan besarnya lebih dari 50 mm per hari. Air hujan dapat mengakibatkan banjir, jika tidak
mendapat cukup tempat untuk mengalir. Seringkali sungai tidak mampu menampung air hujan, sehingga air meluap menjadi banjir. Bencana banjir
dapat mengakibatkan kerugian yang sangat besar. Rumah-rumah dan ribuan hektar sawah yang ditanami padi, rusak. Jalan-jalan terputus tidak bisa
dilewati. Korban banjir dapat terancam berbagai penyakit seperti diare, kolera, dan penyakit-penyakit kulit.
2 Tanah longsor
Tanah longsor biasanya disebabkan oleh hujan yang deras. Hal ini karena tanah tidak sanggup menahan terjangan air hujan akibat adanya
penggundulan hutan. Tanah longsor dapat meruntuhkan semua benda di atasnya. Selain itu, tanah longsor dapat menimbun rumah-rumah penduduk
yang ada di bawahnya. 3
Gunung meletus Gunung api yang sedang meletus dapat memuntahkan awan panas, abu
vulkanik, dan lelehan batuan pijar atau lava. Lava pijar yang dimuntahkan oleh gunung api dapat membakar kawasan hutan yang dilaluinya. Berbagai jenis
tumbuhan dan hewan mati terbakar. Apabila lava pijar ini mengalir sampai ke pemukiman penduduk, dapat memakan korban jiwa manusia dan
menyebabkan kerusakan yang cukup parah. Abu dari gunung meletus juga dapat mengganggu pernafasan dan jalur penerbangan. Namun, gunung meletus
juga dapat memberikan dampak positif, seperti menyuburkan tanah dan menyediakan material bangunan.
4 Gempa bumi
Gempa bumi adalah getaran atau goncangan yang terjadi karena pergeseran lapisan bumi yang berasal dari bawah permukaan bumi. Faktor
pemicu terjadinya gempa adalah pergeseran lapisan bawah bumi dan letusan gunung yang dahsyat. Gempa bumi datangnya tidak mampu diprediksi
sebelumnya. Gempa bumi dibedakan menjadi dua, yaitu:
a Gempa vulkanik, yaitu gempa yang terjadi karena letusan gunung api.
b Gempa tektonik, yaitu gempa yang terjadi karena adanya pergeseran
kerak bumi. Gempa bumi ini dapat mengakibatkan pohon-pohon tumbang,
bangunan runtuh, tanah terbelah, dan makhluk hidup termasuk manusia menjadi korban. Gempa bumi mempunyai kekuatan yang berbeda-beda.
Kekuatan gempa diukur menggunakan satuan skala richter. Alat untuk mengukur gempa disebut seismograf. Untuk mengurangi dampak dari gempa
bumi dapat dilakukan dengan membangun rumah tahan gempa, saat gempa terjadi segera melindungi diri, dan segera keluar rumah menuju tempat yang
lapang saat gempa terjadi. 5
Tsunami Tsunami dapat terjadi karena adanya gempa bumi di bawah laut.
Gempa bumi ini dapat mengakibatkan dasar laut naik atau turun secara tiba- tiba. Kesetimbangan air yang ada di atasnya menjadi terganggu. Akhirnya,
terjadilah aliran energi air laut. Aliran energi air laut ini ketika sampai di pantai menjadi gelombang besar. Gelombang besar inilah yang disebut tsunami.
Tsunami dapat menyebabkan jatuhnya korban jiwa, merusak bangunan, dan lain-lain. Untuk mengurangi dampak tsunami dapat dilakukan dengan cara
memasang alat deteksi dini tsunami di lepas pantai dan menanam bakau di tepi pantai.
6 Angin puting beliung
Angin puting beliung merupakan angin yang sangat kencang dan bergerak memutar. Puting beliung biasanya terjadi pada saat hujan deras yang
disertai angin kencang. Kecepatan angin puting beliung bisa mencapai 175 kmjam. Untuk mengukur kecepatan angin dapa menggunakan anemometer,
sedangkan untuk mengukur tekanan udara dapat menggunakan barometer. Angin puting beliung dapat menerbangkan segala macam benda yang
dilaluinya Azmiyawati, Omegawati, dan Kusumawati 2008: 154-158.
2.3 Kerangka Berpikir
Pelajaran IPA umumnya berisi pengetahuan yang harus diketahui oleh siswa. Materi pengetahuan IPA ada yang lebih mudah dipahami siswa melalui kegiatan
langsung praktik, pengamatan, eksperimen, dan sebagainya tetapi sebagian tidak. Materi IPA biasanya cukup banyak. Untuk materi yang tidak dapat diberikan melalui
kegiatan langsung biasanya hanya mengandalkan ceramah dari guru dan memaksa siswa untuk mengingat materi-materi tersebut. Oleh karena itu, diperlukan suatu
model pembelajaran yang dapat membantu siswa dalam mengingat materi pelajaran hafalan.
Model yang dapat digunakan guru yaitu model mind mapping. Mind mapping pemetaan pikiran memungkinkan siswa untuk mengeluarkan gagasan dari
pikirannya dan mengingatnya lagi dengan mudah. Hal ini dikarenakan, model mind mapping menggunakan prinsip kerja otak, yakni kerja otak kanan yang diseimbangkan
dengan kerja otak kiri. Otak kanan berkaitan dengan kreativitas, imajinasi, dan keindahan. Sementara otak kiri berkaitan dengan angka, kata, dan daftar. Ketika kedua
bagian otak digunakan bersama-sama maka akan meningkatkan daya ingat seseorang. Selain itu, penggunaan warna, gambar, kode, dan kata kunci sangat memudahkan
siswa untuk mengingat materi hanya dengan melihat kembali peta pikiran yang